Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH HUKUM TATA NEGARA

KONSTITUSI DAN PERKEMBANGANNYA

Diajukan untuk memenuhi tugas hukum tata negara

Disusun oleh:

1. Rangga bimo
2. Helmi nur fikri
3. Firmansyah

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG TANGERANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Konstitusi merupakan hukum atau aturan dasar yang harus kita pahami dasar
negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar negara menempati
kedudukan sebagi norma hukum tertinggi suatu negara. Sebagai norma tetinggi,
dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara.

Dalam arti yang luas: konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan
aturan dan ketentuan(hukum) yang mengambarkan sistem ketatanegaraan suatu
negara. Dalam arti tengah: konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan
aturan dasar, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam arti sempit:
konstitusi adalah undang-undang dasar, yaitu beberapa dokumen yang memuat
aturan yang bersifat pokok dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar
negara. Norma hukum dibawah dasar negara isinya tidak boleh bertentangan
dengan norma dasar. Norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang
terkandung dalam dasar negara. Jadi kaitan antar dasar negara dengan konstitusi
adalah dasar negara menjadi sumber bagi penyusunan konstitusi. Konstitusi
sebagai norma hukum dibawah dasar negara dan bersumber pada dasar negara.

2.Rumusan masalah

1. apa itu dimaksud dengan konstitusi?


2. apa saja perkembangan yang terjadi terhadap konstitusi?
3.apa saja yang konstittusi yang digunakan di berbagai negara?
BAB II
PEMBAHASAN

Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat mengenai cara penyelengaraan suatu pemerintah,
yaitu suatu membentuk, menata dan menyusun suatu negara demikian pula
dalam bahasa inggris kata constitut dapat berarti mengangkat, mendirikan atau
menyusun. Dalam bahasa belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan
gronwet yang berarti undang-undang dasar.

Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem


ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur/memerintah negara.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa ada dua pengertian


konstitusi,yaitu:

1. Dalam arti luas

Merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar ( hukum dasar yang
mengikuti hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur
mengenai suatu pemerintahan yang diselengarakan dalam suatu negara).

2. Dalam arti sempit

Merupakan undang-undang dasar yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-


ketentuan yang bersifat pokok dari ketatanegaraan suatu negara.

Sedangkan konstitusionalisme menurut soetandio wingjosoebroto adalah


pembetasan kewenangan yang dimiliki oleh suatu lembaga negara, tidak hanya
terhadap sesamanya namun juga terhadap hak kebebasan warga negara. Bahwa
apabila lembaga-lembaga negara baik terhadap sesamanya maupun dihak warga
negara pada asasnya terbatas, sedangkan hak-hak warga

Negara pada asasnya tidak tebatas pembatasan, apabila diperlukan hanya bisa
dilakukan berdasarkan kesepakatan para warga negara sendiri, lewaat suatu
proses yang dilaksanakan dalam suasana yang bebas. Jadi antara konstitusi
dengan konstitusionalisme sangat erat hubungannya, jika konstitusi merupakan
suatu dasar atau landasan yang digunakan oleh suatu negara, maka
konstitusioanlisme merupakan sebuah paham atau ajaran tentang tata cara atau
proses dalam pembahasan hak-hak kodrati warga negara yang ada didalam
konstitusi itu sendiri.

 Kedudukan konstitusi

Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara


sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan
berbangsa. Kedudukan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebagai hukum dasar

Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar, karena ia berisi aturan dan


ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Secara khusus konstitusi memuat aturan-aturan tentang badan
pemerintah dan sekaligus memberikan kewenangan kepadanya. Misal, didalam
konstitusi biasanya akan ditentukan adanya badan legislatif, cakupan kekuasaan
badan legislatif, dan prosedur pengunaan kekuasaannya. Demikian pula dengan
badan eksekutif dan yudikatif. Jadi konstitusi menjadi dasar adanya sumber
kekuasaan bagi setiap lembaga negara.

2. Sebagai hukum tertinggi

Konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap peraturan-peraturan


yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Hal ini berarti bahwa aturan-
aturan yang terdapat dalam konstitusi, mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
terhadap aturan lainnya. Oleh karena itulah aturan-aturan lain dibuat oleh
pembentuk undang-undang harus sesuai atau tidak bertentangan dengan
undang-undang dasar.

 Jenis-jenis konstitusi

Konstitusi dapat dibedakan dalam 2 macam:

1. Konstitusi tertulis

Yaitu suatu naskah yang menjelaskan kerangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan pemerintahan tersebut,
konstitusi ini dikenal dengan sebutan undang-undang dasar.

Kelebihan konstitusi tertulis:

- Undang-undang lebih besar kewibawaannya daripada konfensi.


- Pelanggaran terhadap undang-undang lebih mudah diketahui dan dapat
diambil tindakan lebih cepat. Untuk seorang hakim lebih mudah
menafsirkan undang-undang daripada konfensi yang tidak tertulis.
- Undang-undang dasar biasanya terang dan tegas perumusannya.
- Adanya kepastian hukum dalam masyarakat.

2. Konstitusi tidak tertulis

Merupakan suatu aturan yang tidak tetulis yang ada dalam praktik
penyelengaraan negara disuatu negara. Konstitusi ini dikenal dengan sebutan
konvensi. konstitusi ini mempunyai sifat-sifat sebagi berikut :

- Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktik


penyelenggaraan negara.
- Diterima oleh seluruh rakyat
- Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-
aturan dasar yang tidak terdapat dalam UUD.

 Unsur-unsur konstitusi

Unsur-unsur konstitusi menurut pendapat lohman adalah:

1. Sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari


kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah.

2. Konstitusi sebagai penjamin HAM, yaitu merupakan penentu hak dan


kewajiban warga negara dan badan pemerintahan.

3. Konstitusi sebagai forma regimens, merupakan rangka pembangun


pemerintahan.

E. Sifat konstitusi

 Sifat Konstitusi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Bersifat kaku (rigid)

Hanya dapat diubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur membuat
undang-undang pada negara yang bersangkutan.
2. Bersifat supel (fleksibel)

Diartikan bahwa konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan
prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

 Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup Konstitusi

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya

kekuasaan dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari

terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta

memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Tujuan adanya konstitusi secara ringkas dapat diklasifikasikan tiga

tujuan yaitu :

 Konstitusi bertujuan memberikan pembatasan sekaligus pengawasan

terhadap kekuasaan politik .

 Konstitusi bertujuan untuk mengawasi atau mengontrol proses-proses

kekuasaan dari penguasa.

 Konstitusi bertujuan memberi batasan-batasan ketetapan bagi para

penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.

Jadi konstitusi berfungsi sebagai pengontrol penguasa sekaligus

sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara yang sesuai dengan

nilai-nilai dan kaedah negara yang termuat dalam dasar negara.

Ruang lingkup isi UUD sebagai konstitusi dikemukakan oleh A.A.H

Struycken memuat tentang:


1. Hasil perjuangan poitik di masa lampau

2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa

3. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang

maupun masa yang akan datang

4. Suatu kenginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan

bangsa hendak dipimpin

Menurut Sri Soemarni dengan mengutip pendapat Steenbeck

menyatakan bahwa terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu:

jaminan HAM, susunan kenegaraan yang bersifat mendasar , dan pembagian

dan pembatasan kekuasaan.

 Sejarah Konstitusi dan Perkembangannya

Konstitusi telah lama dikenal yaitu sejak jaman bangsa Yunani yang

memiliki beberapa kumpulan hukum ( semacam kitab hukum pada tahun 624-

404 SM ). Athena pernah memiliki tidak kurang dari 11 konstitusi.

Pada masa kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami

perubahan makna. Adalah merupakan suatu kumpulan ketentuan secara

peraturan yang di buat oleh para kaisar, pernyataan dan pendapat para ahli

hukum, negarawan serta adat kebiasaan setempat selain undang-undang.

Konstitusi Roma mempunyai pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan

yang memberikan inspirasi bagi tumbuhnya paham demokrasi perwakilan dan


nasionalisme. Dua paham inilah yang merupakan cikal bakal munculnya paham

konstitusinalisme modern.

Pada abad ke VII ( Zaman Klasik ) lahirlah piagam madinah atau

konstitusi madinah, yaitu merupakan pokok tata kehidupan bersama di madinah

yang dihuni oleh bermacam-macam kelompok dan golongan. Konstitusi

Madinah berisikan hak bebas berkeyakinan, kebebasan berpendapat, kewajiban

bermasyarakat dan juga mengatur kepentingan umum.

Pada paruh abad ke XVII, kaum bangsawan inggris yang menang

revolusi istana ( The Glorious Revolution ) telahh mengakhiri absolutisme dan

menggantikannya dengan sistem parlementer sebagai pemegang kekuasaan,

akhir revolusi ini adalah deklarasi kemerdekaan 12 negara koloni inggris pada

1776, dengan menetapkan konstitusi sebagai dasar negara yang berdaulat.

Tahun 1789 meletus revolusi di Perancis, ditandai oleh ketegangan-

ketegangan di masyarakat dan terganggunya stabilitas keamanan negara.

Instabilitas sosial di Perancis munculnya perlunya konstitusi. Maka pada pada

tanggal 14 Septembar 1791 tercatat konstitusi Eropa pertama oleh Louis XVI,

karena deklarasi inilah yang mengilhami konstitusi Perancis (1791) khususnya

yang menyangkut hak asai manusia. Setelah peristiwa ini, maka muncul

konstitusi dalam bentuk tertulis yang di pelopori oleh Amerika.

Konstitusi sebagai UUD atau sering disebut Konstitusi Modern baru

muncul bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi perwakilan.

Demokrasi perwakilan muncul sebagai pemenuhan kebutuhan rakyat akan


lembaga perwakilan (legislatif). Lembaga ini dibutuhkan sebagai pembuat

undang-undang untuk mengurangi dan membatasi dominasi para raja. Alasan

inilah yang menempatkan konstitusi tertulis sebagai dasar hukum yang

posisinya lebih tinggi dari para raja.

 Sejarah Lahir dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia

Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan UUD 1945, yang

dirancang oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Pada tanggal 22 Juni

1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9

orang untuk merancang piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan

UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat “dengan kewajiban

menjalankan syariah islam bagi pemeluk-pemeluknya” maka naskah Piagam

Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang di sahkan pada tanggal 18

Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesi (PPKI).

Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang

Kedua, tanggal 10-17 Juli 1945. Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29

Agustus 1945. KNIP merupakan pengganti MPR sementara karena belum

adanya Pemilu untuk memilih MPR dan DPR.

Dalam perjalanan sejarah konstitusi Indonesia telah mengalami

beberapa kali pergantian baik nama maupun substansi materi yang

dikandungnya. Perjalanan konstitusi Indonesia, yaitu :


1. UUD 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus 1945 – 27

Desember 1949.

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) masa berlakunya 27

Desember – 17 Agustus 1950.

3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Republik Indonesia 1950,

masa berlakunya 17 Agustus 1945 – 5 Juli 1959.

4. UUD 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama

Indonesia dengan masa berlaku sejak di keluarkannya dekrit Presiden

1959 – sekarang.

 Amandemen UUD 1945

Terdapat dua perubahan model konstitusi, yaitu : Renewel (

pembaharuan) dan Amandemen (perubahan). Renewel adalah sistem perubahan

konstitusi dengan model perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang

diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan, sedangkan

Amandemen adalah perubahan konstitusi yang apabila suatu konstitusi diubah,

konstitusi yang asli tetap berlaku.

Menurut Miriam Budiharjo ada 4 prosedur perubahan konstitusi baik

secara renewel dan amandemen :

1. Sidang badan legislatif dengan ditambah beberapa syarat.

2. Referendum.
3. Negara-negara bagian dalam negara federal. (contoh Amerika Serikat : ¾

dari limapuluh negara bagian harus menyetujui).

4. Musyawarah khusus.

Menurut K.C. Wheare dalam melakukan perubahan UUD hendaklah

diperlukan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya

sebelum perubahan dilakukan.

2. Agar jika dilakukan di negara serikat. Kekuasaan negara serikat dan

kekuaasan negara bagian tidak diubah semata-mata oleh perbuatan

masing-masing pihak secara tersendiri.

3. Agar hak-hak perseorangan atau kelompok mendapat jaminan.

Dalam perubahan keempat UUD 1945 diatur tentang tata cara

perubahan undang-undang. Bersandar pada pasal 37 UUD 1945 menyatakan

bahwa:

1. Usul pasal perubahan UUD dapat di agendakan dalam sidang MPR

apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah MPR.

2. Setiap usul perubahan pasal UUD diajukan secara tertulis dan

ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta

alasannya.

3. Usul mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri sekurang-

kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.


4. Putusan untuk mengubah pasal UUD dilakukan dengan persetujuan

sekurang-kurangnya 50 persen ditambah 1 anggota dari seluruh anggota

MPR.

Dilakukan amandemen UUD 1945 karena pelaksanaan konstitusi jauh

dari paham konstitusi itu sendiri. Hasil kajian tim amandemen Fakultas

Unibraw yang melihat kelemahan dari beberapa konstitusi UUD 1945 antara

lain : UUD 1945 memposisikan kekuasaan presiden begitu besar, sistem chek

and balance tidak diatur secara tegasdi dalamnya, ketentuan UUD 1945 banyak

yang tidak jelas dan multi tafsir, dll. Sejak proklamasi 17 Agustus 1945, telah

terjadi perubahan UUD negara Indonesia, yaitu:

1. UUD 1945 ( 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 )

2. Konstitusi RIS ( 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 )

3. UUDS Republik Indonesia 1950 ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 )

4. UUD 1945 ( 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999 )

5. UUD 1945 dan perubahan 1 ( 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000 )

6. UUD 1945 dan perubahan 1 dan 2 ( 18 Agustus 2000 – 9 November

2001 )

7. UUD 1945 dan perubahan 1,2, dan 3 ( 9 November 2001 – 10 Agustus

2002 )

8. UUD 1945 dan perubahan 1,2,3, dan 4 ( 10 Agustus 2002 – sekarang )

 Lembaga Kenegaraan Sesudah Amandemen UUD 1945

1. Lembaga Legislatif
Tugas DPR adalah membentuk UU yang dibahas oleh presiden untuk

mendapat persetujuan bersama, membahas dan memberikan

persetujuan Peraturan PerPU dan lain sebagainya.

DPD merupakan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang merupakan wakil-wakil daerah propinsi.

MPR berwenang mengubah & menetapkan UUD; melantik

Presiden/wakilnya

2. Lembaga Eksekutif

Presiden sebagai simbol resmi negara dan juga sebagai kepala

pemerintahan, yang dibantu menteri-menteri dalam kabinet, memegang

kekuasaan eksekutif untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari.

3. Lembaga Yudikatif

Kekuasaan yudikatif ada pada kekuasaan kehakiman yang terdiri dari

Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

4. Lembaga Inspektif

Berikut beberepa negara lain dalam penerapan konstitusi:

 Konstitusi Negara Inggris


Negara Inggris tidak mempunyai konstitusi tertulis, oleh sebab itu, dianggap
memudahkan pemerintah untuk menyesuaikan tindakan-tindakan dan lembaga-
lembaganya menyesuaikan dengan tuntutan zaman tanpa mengalami kesulitan
dalam prosedurnya. Apabila terdapat perbedaan pokok-pokok mengenai
pemerintah, kedua belah pihak secara retorik dapat kembali pada prinsip-prinsip
konstitusional dan perbedaan biasanya diselesaikan oleh kekuatan politik
terkuat.
Bila soal persengketaan langsung berakhir, semua pihak yang bersengketa
akan menerima resolusi terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang
dipersengketakan pada masa lalu itu sebagai bagian dari praktik kelembagaan
pada masa sekarang ini(yurisprudensi). Kekuasaan pemerintah Inggris
tergantung pada raja(bukan secara pribadi), maksudnya raja berperan sebagai
symbol kolektif bagi lembaga-lembaga pemerintah dalam system Inggris.
Negara Inggris merupakan salah satu Negara yang menerapkan konstitusinya
berdasarkan konsep-konsep liberalisme.
Konsepsi pemikiran liberal (liberalisme) di Negara-negara barat(eropa)
muncul sebagai antiklimaks dari penguasa monarki absolute. Mereka gandrung
menyuarakan Liberte, egalite, dan fraternite. Dalam arti luas, leberalisme adlah
usaha perjuangan menuju kebebasan .Liberalisme politik dan rohaniah berdasar
pada keyakinan bahwa semua sumber kemajuan terletak pada perkembangan
kepribadian manusia yang bebas, di mana masyarakat dapat menarik
keuntungan sepenuhnya dari daya cipta manusia.
Istilah “Liberalisme” baru digunakan pada abad 19.Bentuk negara yang
diidamkan aliran liberalisme adalah demokrasi parlementer dengan persamaan
hak bagi seluruh rakyat di depan hokum dan penghormatan terhadap apa yang
disebut Hak Asasi Manusia. Liberalisme merupakan hasil revolusi Perancis,
revolusi Industri, dan Revolusi Amerika Serikat. Beberapa tokoh yang
memperjuangkan liberalisme antara lain: John Locke(Inggris), Voltaire,
Mostesqiueu, dan J.J Roisseau (Perancis), dan Immanuel Kant(Jerman).

 Konstitusi Negara Jepang


Nama singkat : Jepang
Nama Resmi : Jepang
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Ibukota : Tokyo
Mata Uang : Yen
Kaisar : Akihito

Konstitusi : Nihon-Koku Kenpō. Disebut juga Konstitusi Damai (平

和憲法 Heiwa-Kenpō)

Konstitusi ini ditulis ketika Jepang berada di bawah pendudukan Sekutu


seusai Perang Dunia II dan direncanakan untuk menggantikan sistem monarki
absolut yang militeristik dengan suatu bentuk demokrasi liberal. Saat ini,
dokumen konstitusi ini bersifat kaku dan belum ada amandemen yang
ditambahkan sejak penetapannya.
Konstitusi ini terdiri dari sekitar 5.000 kata. Ia mempunyai sebuah
pembukaan serta 103 pasal-pasal, yang dikelompokkan ke dalam sebelas bab.
Pembagian bab-bab tersebut ialah sebagai berikut:
I. Kaisar (1-8)
II. Penolakan Perang (9)
III. Hak dan Tugas Rakyat (10-40)
IV. Diet (41-64)
V. Kabinet (65-75)
VI. Peradilan (76-82)
VII. Keuangan (83-91)
VIII. Pemerintah Mandiri Daerah (92-95)
IX. Amandemen (96)
X. Hukum Tertinggi (97-99)
XI. Ketentuan Tambahan (100-103)

 Konstitusi Vietnam
Nama singkat : Vietnam
Nama Resmi : Republik Sosialis Vietnam
Nama Domestik : Cộng hòa xã hội chủ nghĩa Việt Nam
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Ibukota : Hanoi
Mata Uang : Đồng
Presiden : Truong Tan Sang
Konstitusi : 1980 Constitution
Di antara fitur-fitur inovatif dari dokumen 1980 adalah konsep "penguasaan
kolektif" masyarakat, ekspresi yang sering digunakan dikaitkan dengan
sekretaris partai akhir, Le Duan (1908 - 1986). Konsep adalah versi Vietnam
kedaulatan rakyat yang menganjurkan peran aktif bagi masyarakat sehingga
mereka bisa menjadi majikan mereka sendiri serta tuan dari masyarakat, alam,
dan bangsa. Ini menyatakan bahwa penguasaan kolektif rakyat di segala bidang
dijamin oleh negara dan diimplementasikan dengan mengizinkan partisipasi
dalam urusan negara dari organisasi massa. Di atas kertas, organisasi-organisasi
ini, di mana hampir semua warga milik, memainkan peran aktif dalam
pemerintahan dan memiliki hak untuk memperkenalkan tagihan sebelum
Majelis Nasional.
Fitur lainnya adalah konsep legalitas sosialis, yang menyatakan bahwa
"negara mengelola masyarakat menurut hukum dan terus-menerus memperkuat
sistem hukum sosialis." Konsep, awalnya diperkenalkan di Kongres Partai
Nasional Ketiga pada tahun 1960, panggilan untuk mencapai legalitas sosialis
melalui negara, organisasi, dan orang-orangnya. Hukum, pada dasarnya, dibuat
tunduk pada keputusan dan arahan partai.
Konstitusi 1980 terdiri dari 147 artikel dalam 12 bab berurusan dengan
banyak mata pelajaran, termasuk hak-hak dasar dan kewajiban warga negara.
Pasal 67 menjamin hak warga untuk kebebasan berbicara, pers, berkumpul, dan
berserikat, dan kebebasan untuk menunjukkan. Hak tersebut, bagaimanapun,
dikenakan peringatan yang menyatakan "tidak ada yang mungkin
menyalahgunakan kebebasan demokratis untuk melanggar kepentingan negara
dan rakyat."

BAB III
KESIMPULAN
konstitusi adalah sekumpulan ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan dasar yang

dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk

juga dasar hubungan antara negara dan rakyat dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya

kekuasaan dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari

terjadinya kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta

memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Dalam perjalanan sejarah konstitusi Indonesia telah mengalami

beberapa kali pergantian baik nama maupun substansi materi yang

dikandungnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Budiardjo, Prof.Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Tanpa Pengarang.2010. 3UUD Republik Indonesia. Tanpa Kota: Rhed

Publisher.

Kusumaningrum, Arika dkk . 2009. Makalah Konstitusi dan Tata Perundang-

Undangan Dalam Kehidupan Kenegaraan . Yogyakarta: UIN Sunan

Kalijaga.

Anda mungkin juga menyukai