Anda di halaman 1dari 18

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

“Hubungan Antara HAN dengan Hukum Perdata”

Disusun Oleh :

Oleh :

I Waya Mara
NIM : 18.0123.0.02.103

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas paper dengan judul Hubungan Hukum
Administrasi Negara dengan Hukum Perdata ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Administrasi Negara.
Dalam penyusunan paper ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan semua pihak yang terkait, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Paper ini disusun agar pembaca maupun penulis dapat memperluas
pengetahuannya tentang Hubugan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum
Perdata yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi, referensi, dan berita. Paper ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa akhirnya paper ini dapat terselesaikan.
Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Merdeka Madiun. Kami sadar bahwa paper ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami butuhkan guna memperbaiki maupun menyempurnakan kekurangan yang
terdapat dalam paper ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata pengantar ................................................................................................. ii

Daftar isi ........................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Maslah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan.................................................................................................. 2

Bab II Pembahasan

2.1 Hukum Administrasi Negara .............................................................. 3

2.2 Hukum Perdata .................................................................................... 6

2.3 Hubungan Antara Hukum Administrasi Negara Dengan Hukum

Perdata................................................................................................ 11

2.4 Persamaan dan Perbedaan Hukum Administrasi Negara dengan

Hukum Perdata .................................................................................. 12

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13

3.2 Saran-Saran ......................................................................................... 14

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan dengan

aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat serta interaksi

diantara keduanya. Di saat sistem administrasi negara yang menjadi pilar pelayanan

public menghadapi masalah yang fundamental maka rekonseptualisasi, reposisi dan

revitalisasi kedudukan hukum administrasi negara menjadi satu keharusan dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan dan penerapan good governance.

Hukum Administrasi Negara (hukum publik) adalah Peraturan hukum

mengenai administrasi dalam suatu negara, dimana hubungan antar warga negara

dan pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan aman. Sedangkan Hukum

Perdata (hukum privat) adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang

satu dengan yang lainnya dalam hubungan hukumnya.

Dari dua pengertian tersebut dapat kita tarik kesimpulan akan adanya

hubungan antara Hukum administrasi Negara dengan Hukum perdata. Adanya

hubungan antara kedua hukum tersebut inilah yang melatarbelakagi kami untuk

membuat paper dengan judul Hubungan antara Hukum Administrasi Negara

dengan Hukum Perdata. Agar kedepannya kita semua tahu tentang hubungan

Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara?

2. Apa yang dimaksud dengan Hukum Perdata?

3. Apakah Hubungan Antara Hukum Perdata Dengan Hukum Administrasi

Negara?

4. Apa saja Persamaan Dan Perbedaan Antara Hukum Perdata Dengan

Hukum Administrasi Negara?

1.3 Tujuan

Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pambaca

khususnya mahasiswa Universitas Mahendradatta tentang hubungan Antara

Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hukum Administrasi Negara

Mengenai pengertian Hukum Administrasi Negara hingga saat ini masih

belum ada kesepakatan atau kesatuan pendapat diantara para sarjana. Oleh karena

itu untuk mendapatkan pemahaman yang cukup memadai maka dikemukakan

batasan-batasan pengertian Hukum Administrasi Negara.

a. Van Vollenhoven mengemukakan bahwa, “Hukum Administrasi Negara

adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan

yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan

wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara”.

b. J.H Logemann mengatakan bahwa, “Hukum Administrasi Negara adalah

hukum mengenai hubungan-hubungan antara jabatan-jabatan satu dengan

yang lainnya serta hubungan hukum antara jabatan-jabatan Negara itu

dengan warga masyarakat”.

c. Menutut Muchsan, “Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai

struktur dan kefungsian administrasi Negara”.

d. Prajudi Atmosudirjo, dalam SF. Marbun (2001:22) berpendapat bahwa

“Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai pemerintah beserta

aparaturnya yang terpenting yakni administrasi Negara”.

Dari berbagai batasan pengertian Hukum Administrasi Negara tersebut,

maka dapat disimpulakan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah

hukum tentang pengadministrasian Negara yaitu mengenai pemerintahan

3
dan segala peraturan-peraturan di dalamnya serta bagaiman menjalankan

fungsi dan tugas pemerintahan tersebut dalam bidang kehidupan

masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.

1) Sumber Hukum Administrasi Negara

Ada 2 sumber hukum bagi tindakan administrasi Negara yang merupakan

juga sumber hukum TUN, yaitu:

1). Sumber hukum tertulis

Sumber hukum tertulis bagi hukum administrasi Negara adalah tiap peraturan

perundang-undangan dalam arti materil yang berisi pengaturan tentang wewenang

badan/pejabat TUN untuk melakukan tindakan hukum TUN. Hal ini belum

dikodifikasi, tapi tersebar dalam bentuk UU khusus maupun perautan

lain.Belinfante mengatakan bahwa sumber hukum tertulis HTUN: “Tidak

ditentukan oleh tempat tercantumnya, tetapi oleh isi dari peraturan yang

bersangkutan.”

TAP MPR No. III /MPR/ 2000 berisi tentang sumber hukum dan tata urutan

perundang-undangan, sebagai berikut.

1. UUD 1945

2. TAP MPR

3. UU

4. Perpu1

5. PP

4
6. Kepres

7. Perda

Hal tersebut berbeda dengan TAP MPR XX/ MPRS/ 1966 tentang keputusan

dan permen yang tidak termasuk dalam hierarki.

Tata urutan perundang-undangan berdasarkan TAP MPRS No. XX/ 1966

adalah:

1. UUD 1945,

2. TAP MPR,

3. UU dan Perpu,

4. PP,

5. Keppres, Inpres,

6. Permen, Instruksi Mentri, Kepmen,

7. Perda, Kep. Kepala Daerah.

2). Sumber Hukum Tidak Tertulis

Disebut juga dengan AUPL (Asas Umum Pemerintahan yang Layak). Asas

umum pemerintahan yang layak itu di Belanda disebut algemene beginselen van

behoorlijk bestuur (ABBB), yang pada mulanya timbul dalam suasana memberikan

perlindungan bagi masyarakat terhadap tindakan administrasi negara dalam rangka

kebebasan bertindak. Hal ini juga berarti sebagai sarana pengawasan dari segi

hukum yang dilakukan oleh pengadilan terhadap tindakan administrasi negara yang

bebas.

Sebagaimana diuraikan di muka bahwa dalam hal tidak terdapat hukum

tertulis yang menjadi acuan bagi administrasi negara untuk bertindak, maka

5
administrasi negara mempunyai kebebasan bertindak dalam rangka

menyelenggarakankepentingan umum, namun kebebasan terebut harus tetap berada

dalam koridor hukum. Artinya, administrasi negara tetap terikat pada asas legalitas.

Hal ini dimaksudkan agar administrasi negara tidak salah bertindak atau tidak

sewenang-wenang dan di sisi lain masyarakatpun mendapat perlindungan hukum.

Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, Pasal 53 Ayat 2 menunjuk secara resmi

bahwa penyalahgunaan wewenang dijadikan dasar pembatalan suatu keputusan tata

usaha negara. Dalam penjelasan pasal tersebut dikatakan bahwa badan/ pejabat tata

usaha negara dalam mempersiapkan, mengambil, dan melaksanakan keputusan

yang bersangkutan harus memperhatikan asas-asas hukum yang tidak tertulis.

Selain adanya kemungkinan bahwa belum terdapatnya aturan hukum tertulis

yang menjadi acuan bagi tindakan hukum administrasi negara, maka dalam praktek

penyelenggaraan negara seringkali wewenang yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan adalah samar-samar atau tidak jelas atau dengan kata-kata

yang sangat umum.

2.2 Hukum Perdata

Menurut Sri Sudewi Masjchoen Sofwan Hukum Perdata adalah hukum yang

mengatur kepentingan warga negara perseora2ngan yang satu dengan perseorangan

yang lainnya. Sedangkan menurut Ronald G. Salawane Hukum Perdata adalah

seperangkat aturan-aturan yang mengatur orang atau badan hukum yang satu

dengan orang atau badan hukum yang lain didalam masyarakat yang

6
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan dan memberikan sanksi yang

keras atas pelanggaran yang dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sedangkan Prof. Soediman

Kartohadiprodjo, S.H. berpendapat bahwa Hukum Perdata adalah hukum yang

mengatur kepentingan perseorangan yang satu dengan perseorangan yang lainnya.

Dari beberapa pengertian para ahli diatas dapat kitra tarik kesimpulan bahwa

hukum Perdata adalah hukum atau ketentuan yang mengatur hak-

hak,kewajiban,serta kepentingan antar individu dalam masyarakat.Hukum perdata

biasa dikenal dengan hukum privat.Hukum perdata biasa menangani kasus yang

bersifat privat atau pribadi seperti hukum keluarga, hukum harta kekayaan, hukum

benda, hukum perikatan dan hukum waris.Dimana tujuannya adalah untuk

menyelesaikan konflik yang terjadi diantara kedua individu tersebut.

Hukum perdata terjadi ketika seseorang mengalami suatu kasus yang bersifat

tertutup(privat).Hukum perdata terjadi dimana ketika suatu pihak melaporkan pihak

lain yang terkait ke pihak yang berwajib atas suatu kasus yang hanya menyangkut

kedua individu tersebut.

1) Sumber Hukum Perdata

Yang dimaksud dengan sumber hukum perdata adalah asal mula hukum

perdata, atau tempat dimana hukum perdata ditemukan . Asal mula menunjukkan

kepada sejarah asal dan pembentukanya. Sedangan tempat menunjukan kepada

rumusan dimuat dan dapat dibaca . sumber hukum perdata di bagi menjadi 2, yaitu

7
 Sumber dalam arti formal. Sumber dalam arti sejarah asal nya hukum

perdata adalah hukum perdata buatan pemerintah kolonia Belanda yang

terhimpun dalam B.W ( KUHPdt ) . Berdasarkan aturan peralihan UUD

1945 B. W ( KUHPdt ) dinyatakan tetap berlaku sepanjang belum diganti

dengan undang – undang baru berdasarkan UUD 1945. Sumber dalam arti

pembentukannya adalah pembentukan undang – undang berdasarkan UUD

1945. UUD 1945 ditetapkan oleh rakyat Indonesia yang didalamnya

termasuk juga aturan peralihan.Atas dasar aturan peralihan B.W ( KUHPdt

) dinyatakan tetap berlaku. Ini berarti pembentukan UUD Indonesia ikut

dinyatakan berlakunya B. W ( KUHPdt ). Sumber dalam arti asal mula

disebut sumber hukum dalam arti formal.

2. Sumber dalam Arti Material. Sumber dalam arti “tempat” adalah Lembaran

Negara atau dahulu dikenal dengan istilah Staatsblad, dimana dirumuskan

ketentuan Undang-Undang hukum perdata dapat dibaca oleh umum.

Misalnya Stb.1847-23 memuat B.W/KUHPdt. Selain itu juga termasuk

sumber dalam arti tempat dimana hukum perdata pembentukan Hakim .

Misalnya yurisprudensi MA mengenai warisan, badan hukum, hak atas

tanah. Sumber dalam arti tempat disebut sumber dalam arti material.

Sumber Hukum perdata dalam arti material umumnya masih bekas

peninggalan zaman kolonia, terutama yang terdapat di dalam Staatsblad.

Sedang yang lain sebagian besar berupa yurisprudensi MA-RI & sebagian

kecil saja dalam Lembaran Negara RI.

8
2) Ruang Lingkup Hukum Perdata

A. Hukum Perdata Dalam Arti Luas

Hukum Perdata dalam arti luas pada hakekatnya meliputi semua hukum privat

meteriil, yaitu segala hukum pokok (hukum materiil) yang mengatur kepentingan-

kepentingan perseorangan, termasuk hukum yang tertera dalam KUHPerdata (BW),

KUHD, serta yang diatur dalam sejumlah peraturan (undang-undang) lainnya,

seperti mengenai koperasi, perniagaan, kepailitan, dll.

B. Hukum Perdata Dalam Arti Sempit

Hukum Perdata dalam arti sempit, adakalanya diartikan sebagai lawan dari

hukum dagang. Hukum perdata dalam arti sempit ialah hukum perdata sebagaimana

terdapat di dalam KUHPerdata.

Jadi hukum perdata tertulis sebagaimana diatur di dalam

KUHPerdata merupakan Hukum Perdata dalam arti sempit. Sedangkan Hukum

Perdata dalam arti luas termasuk di dalamnya Hukum Perdata yang terdapat dalam

KUHPerdata dan Hukum Dagang yang terdapat dalam KUHD.

Hukum Perdata juga meliputi Hukum Acara Perdata, yaitu ketentuan-

ketentuan yang mengatur tentang cara seseorang mendapatkan keadilan di muka

hakim berdasarkan Hukum Perdata, mengatur mengenai bagaimana aturan

menjalankan gugutan terhadap seseorang, kekuasaan pengadilan mana yang

berwenang untuk menjalankan gugatan dan lain sebagainya.

9
Hukum Perdata juga terdapat di dalam Undang-Undang Hak Cipta, UU

Tentang Merk dan Paten, keseluruhannya termasuk dalam Hukum Perdata dalam

arti luas.

C. Hukum Perdata Materiil

Hukum Perdata Materiil adalah segala ketentuan hukum yang mengatur hak

dan kewajiban seseorang dalam hubungannya terhadap orang lain dalam

masyarakat.

Hukum Perdata materiil ialah aturan-aturan yang mengatur hak dan

kewajiban perdata seseorang. Dengan kata lain bahwa Hukum Perdata materiil

mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subyek hukum, yang

pengaturannya terdapat di dalam KUHPerdata, KUHD dsb.

D. Hukum Perdata Formil

Hukum Perdata Formil adalah segala ketentuan-ketentuan yang mengatur

tentang cara seseorang mendapatkan hak/keadilan berdasarkan Hukum Perdata

materiil. Cara untuk mendapatkan keadilan di muka hakim lazim disebut Hukum

Acara Perdata.

Hukum Perdata Formil merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana

tatacara seseorang menuntut haknya apabila dirugikan oleh orang lain, mengatur

menurut cara mana pemenuhan hak materiil dapat dijamin.Hukum Perdata Formil

bermaksud mempertahankan hukum perdata ma3teriil, karena Hukum Perdata

formil berfungsi menerapkan Hukum Perdata materiil.Hukum Perdata formil,

10
misalnya Hukum Acara Perdata, terdapat dalam Reglement Indonesia yang

Diperbaharui (R.I.B).

2.3 Hubungan Antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata

Menurut Paul Scholten sebagaimana dikutip oleh Victor Situmorang bahwa

Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang

organisasi negara dan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini

mempunyai dua asas yaitu pertama, negara dan badan hukum publik lainnya dapat

menggunakan peraturan-peraturan dari hukum perdata, seperti peraturan-peraturan

dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialis derogaat Lex generalis,

artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa

apabila suatu peristiwa hukum diatur baik oleh Hukum Administrasi Negara

maupun oleh hukum Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum

Administrasi negara sebagai hukum khusus, tidak diselesaikan berdasarkan hukum

perdata sebagai hukum umum.

Jadi terjadinya hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum

Perdata apabila :

1) Saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata

menjadi kaidah hukum Administrasi Negara,

2) Badan Administrasi negara melakukan perbuatan-perbuatan yang dikuasasi

oleh hukum perdata,

11
3) Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara

maka kasus itu diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum

Administrasi Negara.

2.4 Persamaan dan Perbedaan Hukum Perdata dengan Hukum Administrasi

Negara

1) Persamaan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata

HAN dengan Hukum Perdata sama-sama merupakan hukum positif. Sama-

sama merupakan Hukum yang Tertulis di Indonesia

2) Perbedaan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata.

Dilihat dari segi klasifikasi, hukum Administrasi Negara diklasifikasikan

sebagai hukum publik dimana HAN adalah hukum yang mengatur hubungan antara

negara dengan alat-alat perlengkapan negara atau negara dengan warga negaranya.

Sedangkan Hukum Perdata diklasifikasikan sebagai Hukum Privat dimana Hukum

perdata mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain dengan

menitikberatkan pada kepentingan perorangan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang selalu berkaitan

dengan aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan masyarakat

serta interaksi diantara keduanya. Di saat sistem administrasi negara yang

menjadi pilar pelayanan public menghadapi masalah yang fundamental

maka rekonseptualisasi, reposisi dan revitalisasi kedudukan hukum

administrasi negara menjadi satu keharusan dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan dan penerapan good governance.

 hukum Perdata adalah hukum atau ketentuan yang mengatur hak-

hak,kewajiban,serta kepentingan antar individu dalam masyarakat.Hukum

perdata biasa dikenal dengan hukum privat.Hukum perdata biasa

menangani kasus yang bersifat privat atau pribadi seperti hukum keluarga,

hukum harta kekayaan, hukum benda, hukum perikatan dan hukum

waris.Dimana tujuannya adalah untuk menyelesaikan konflik yang terjadi

diantara kedua individu tersebut.

13
 Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang

organisasi negara dan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini

mempunyai dua asas yaitu pertama, negara dan badan hukum publik lainnya

dapat menggunakan peraturan-peraturan dari hukum perdata, seperti

peraturan-peraturan dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex

Specialis derogaat Lex generalis, artinya bahwa hukum khusus

mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa apabila suatu peristiwa

hukum diatur baik oleh Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum

Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi

negara sebagai hukum khusus, tidak diselesaikan berdasarkan hukum

perdata sebagai hukum umum.

3.2 Saran-Saran

Penulis menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari

semua pihak

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadaminullah.blogspot.com/2013/10/makalah-hukum-administrasi-
negaranyoba.html

artonang.blogspot.com/2015/03/sumber-hukum-perdata-tertulis.html

15

Anda mungkin juga menyukai