Anda di halaman 1dari 6

RESUME

untuk memenuhi mata kuliah Hukum Administrasi Negara

Oleh:
MARDIANA SARI
NIM 130910201007

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1

PROSPEK PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DALAM NEGARA HUKUM


DAN NEGARA KESEJAHTERAAN

A. ESENSI PELAYANAN PUBLIK


1. PENGERTIAN DAN TUJUAN
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrem
dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Masyarakat setiap waktu akan selalu menuntut pelayanan publik yang
berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan itu sering kali tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan, karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini
masih menampilkan ciri-ciri yakni berbelit-belit, lambat, mahal dan melelahkan.
Oleh karena itu pada dasarnya dibutuhkan suatu perubahan dalam bidang
pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan pelayanan dan yang
dilayani pada pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya
ditujukan pada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat
terhadap negara.
Pemerintahan milik masyarakat akan tercipta jika pemerintahan dapat
mendefinisikan ulang tugas dan fungsi mereka.patut diduga bahwa banyak
pemerintah yang dalam hal ini para birokrat tidak memahami secra pasti atau
setidaknya tidak mengerti filosofi pelayanan yang akan diberikannya sehingga
pelayanan publik yang dimimpikan oleh masyarakat jauh dari kenyataan yang
mereka alami. Yang menjadi pertanyaan, apakah pelayanan publik itu? Untuk
menelaah pelayanan publik secara konseptual, perlu dibahas pengertian kata demi
kata.
Menurut Kotler dalam Sampara Lukman, pelayanan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Sementara dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal cara, atau hasil
pekerjaan melayani.sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan
makanan atau minuman; menyediakan keperluan orang; mengiyakan;
menggunakan. Bila dari penulis sendiri berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan
dari masyarakat itu sendiri dan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara negara, dalam hal ini negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pada hakikatnya negara ini dalam hal pemerintah (birokrat) haruslah
dipahami bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan
yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.
Secara teoritis, tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan masyarakat.
Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin
dari :
a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah, dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan serta disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas,yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai
dengan kesatuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipasif, yaitu pelayanan yang mendorong peran serta masyarakat dan
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-
lain.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PELAYANAN
PUBLIK
Dalam menjalankan fungsinya, hukum memerlukan berbagai perangkat agar
memiliki kinerja yang baik. Salah satunya kinerja hukum yang membedakan
dengan kaidah lainnya dalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat
memaksa. Artinya apabila azaz dan kaidah hukum dituangkan ke dalam sebuah
peraturan perundang-undangan, maka setiap orang diharuskan untuk
melaksanakannya.
Dalam topik pembahasan tentang topik mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi peningkkatan pelayanan publik, penulis akan berangkat dari
konsep penegakan hukum dalam pelaksanaan pelaksanaan pelayanan publik.
Berbicara penegakkan hukum, maka penulis memulai darii konsep Lawrence M.
Friedmen tentang tiga unsur sistem hukum, yaitu:
a. Struktur hukum, yakni kerangka atau rangkaian dari hukum itu sendiri
b. Substansi hukum, yakni aturan, norma, dan pola perilaku manusia yang
nyata dalam sistem hukum
c. Kultur hukum, yakni sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum
yang didalamnya terdapat kepercayaan, nilai, pemikiran serta harapan

Selanjutkan menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum sebenarnya


terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor itu
mempunyai arti yang netral, sehingga dampak positif maupun negatifnya
terletak pada substansi atau isi faktor tersebut. Adapun faktor yang dimaksud
adalah:
a. Faktor hukumnya sendiri;
b. Faktor penegak hukum;
c. Faktor sarana;
d. Faktor masyarakat;
e. Faktor kebudayaan

Kelima faktor tersebut saling berkaitan erat satu sama lainya, oleh karena
itu fakktor tersebut merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan
tolak ukur dari efektifitas penegakan hukum. Berdasarkan uraian di atas,
penulis dapat memberikan suatu pemahan bahwa dalam hal peningkatan
terhadap pelayanan publik tidak akan terlepas dari konsep penegakan hukum.
Hal terebut dapat dilihat bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan publik
tidak terlepas unsur-unsur dalam penegakan hukum, terlebih lagi pihak
maupun unsur yang terkait dalam peningkatan pelayanan publik tercakup
dalam unsur penegakan hukum itu sendiri.

Selanjutnya ditarik kesimpulan, maka dapat diberikan suatu kesimpulan


bahwa faktor-faktor ditarik kesimpulan, maka faktor-faktor yang mendukung
peningkatan pelayanan publik adalah:

a. Faktor Hukum
b. Faktor Aparatur Pemerintah
c. Faktor Sarana
d. Faktor Masyarakat
e. Faktor Kebudayaan
B. KONSEP DAN PERKEMBANGAN TIPE NEGARA HUKUM
1. PENGERTIAN NEGARA HUKUM
Negara hukum adalah negara yang susunannya diatur dengan sebaik-baiknya
dalam undag-undang sehingga segala kekuasaan dari alat-alat
pemerintahannya didasarkan hukum. Negara hukum itu ialah negara yang
diperintah bukan oleh orang-orang, tetapi oleh undang-undang. Namun pada
umumnya para sarjana dalam mencari perumusan tentang negara hukum atau
pengertian tentang negara hukum menghubungkannya dengan tujuan dan
tugas negara atau mengenai organisasi dan struktur negara.
Radbruch, mengatakan bahwa:
Soal-soal tujuan negara hukum dan tujuan negara adalah tidak dapat
dipisahkan, karena hukum atau bagian penting dan padanya adalah kehendak
negara dan negara atau bagian penting dari padanya adaah suatu lembaga dari
pada hukum.
2. LATAR BELAKANG TIMBULYA KONSEP NEGARA HUKUM
Pemikiran tentang negara hukum telah muncul sebelum terjadinya revolusi 1688
di Inggris, akan tetapi baru muncul kembali pada abad ke-17 dan mulai populer
pada abad ke-19. Latar belakang munculnya pemikiran mengenai negara hukum
itu merupakan reaksi terhadap kesewenang-wenangan yang pernah terjadi di masa
lampau.
Dalam konsep islam, negara yang tidak berdasarkan pada hukum adalah negara
kafir, yaitu negara yang anti-Tuhan, negara zalim, diktator, otokrasi yang berlaku
sewenang-wenang. Negara hukum yang dikehendaki oleh islam adalah hukum itu
ditegaskan tanpa pilih bulu, tanpa memandng orangnya, berdasarkan perasaan dan
kejujuran sepertii yang tertuang di dalam ketentuan Al-Quran.
3. INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM
Untuk mengkualifikasi apakah suatu negara termasuk tipe negara hukum atau
bukan maka perlu untuk diselidiki apakah dalam konstitusinya negara tersebut
tercantum penegasan bahwa negara itu dinyatakan sebagai negara hukum atau
bukan. Disamping itu perlu, perlu adanya penelitian apakah dalam konstitusi atau
peraturan perundang-undangan lainnya termasuk ketentuan mengenai ciri atau
unsur yang penting bagi sebuah model negara hukum.
4. NOMOKRASI ISLAM
Dalam islam, negara hukum sering dikenal dengan nomokrasi islam. Nomokrasi
islam adalah suatu negara hukum yang memiliki prinsip-prinsip umum sebagai
berikut:
a. Prinsip kekuasaan sebagai amanah
b. Prinsip musyawarah
c. Prinsip keadilan
d. Prinsip kesamaan
e. Prinsip pengakuan dan perlindungan hak asasi
f. Prinsip peradilan bebas
g. Prinsip perdamaian
h. Prinsip kesejahteraan
i. Prinsip ketaatan rakyat
5. FUNGSI DAN TUJUAN NEGARA HUKUM
6. Bagi bangsa indonesia, visualisasi hukum dan keadilan itu disebut dengan
istilah”pengayoman”. Hal ini berbeda dengan cara pandang kalangan liberal yang
menggambarkan hukum dan keadilan dengan personifikasi Dewi Yustisia yang
memegang pedang dan timbangan dengan mata tertutup, yang kemudian
membangun stigma “keadilan tertinggi ialah suatu ketidak adilan yang paling
besar”. Dengan demikian, rumusan tentang hukum dan keadilan adalah yang dapat
dicitrakan dengan keadaan yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur
sebagaimana terkonstruksi dalam alinea II dari pembukaan UUD 1945.
C. NEGARA KESEJAHTERAAN DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
1. KONSEP DAN PENGERTIAN
Perkembangan konsep negara hukum dimasa sekarang telah membawa kepada
konsep negara kesejahteraan dengan peranan hukum administrasi negara. Hal ini
dikarenakan dalam konsep negara kesejahteraan peran negara dan pemerintah
semakin dominan. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana memberikan
kesejahteraan bagi warganya. Agar tujuan ini bisa dicapai maka dalam
menggerakkan roda penyelenggaraan pemerintahan diperlukan perangkat yang
sesuai dengan tujuan dan wewenang masing-masing.
Pada dasarnya kesejahteraan mengacu pada peran negara yang aktif mengelola
dan mengorganisasikan perekonomian, yang di dalamnya mencakup tanggung
jawab negara untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesejahteraan dasar dalam
tingkat tertentu bagi warganya.
2. SEJARAH NEGARA KESEJAHTERAAN
Dalam literatur hukum tata negara dikatakan bahwa munculnya negara
kesejahteraan merupakan perkembangan lanjut dari paham negara yang hanya
meletakkan fungsi sebagai penjaga ketertiban semata. Berbicara tentang negara
pada dasarnya

Anda mungkin juga menyukai