FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, makalah yang berjudul Kerjasama Antar Negara dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Ilmu Negara’ untuk
Informasi yang disajikan dalam bentuk makalah ini diperoleh dari pengamatan berbagai
Dalam Menyusun makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Besar harapan saya makalah ini dapat
membantu pembaca untuk memahami materi kuliah tentang Kerjasama Anatar Negara. Kami
juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kakurangan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini lebih sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
a. Latar Belakang.................................................................................................................
c. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
BAB III................................................................................................................................
Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri. Dalam kaitan
itu, diperlukan adanya suatu kerja sama untuk mempertemukan kepentingan nasional antar
negara. Kerja sama tersebut haruslah yang dapat membuat para aktor hubungan internasional
dapat mencapai kepentingannya.
Kerja sama internasional atau international cooperations memiliki tujuan utama, yakni untuk
memenuhi kepentingan nasional akan kebutuhan-kebutuhan terhadap potensi yang tidak
dimiliki di dalam negeri. Melihat kembali pada sejarah hubungan internasional setelah
berakhirnya masa Perang Dingin, dalam mempertahankan eksistensinya, negara-negara di
dunia mulai beralih dari penggunaan hard power yang bersifat high politics dengan
mengedepankan aspek kekuatan militer kepada penggunaan soft power yang bersifat low
politics dalam kerja sama internasional. High politics, menurut Hobbesian memiliki fokus
utama pada permasalahan pertahanan dan keamanan dalam suatu bangsa dan negara, serta
kemanan secara kolektif dalam system internasional, sedangkan Low Politics adalah fokus
politik terhadap urusan-urusan yang lebih fokus terhadap urusan-urusan ekonomi dan sosial
budaya, bukan bidang politik yang mencemaskan ancaman-ancaman terhadap negara dan
bangsa.
Peralihan ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat dunia di luar dari aspek
militer, seperti aspek ekonomi, budaya, teknologi dan pendidikan. Negara-negara mulai
melihat keadaan sistem internasional dari perspektif dan ideologi yang berbeda-beda, yang
merupakan hasil pertimbangan terhadap potensi dan kebutuhan internal negara. Sesuai
perkembangannya, secara institusional kerja sama antar negara dapat dilakukan melalui
sebuah mediasi, forum, badan, organisasi, maupun rezim internasional. Negara-negara
berkembang khususnya, memerlukan sebuah fasilitas untuk mendukung kerja sama
internasional mereka agar lebih
memudahkan proses terselenggaranya kerja sama tersebut. Salah satu bentuk atau tingkatan
dari kerja sama internasional yaitu Institusi internasional. Institusi internasional melibatkan
lebih dari dua negara dalam jumlah keanggotaannya dan memiliki seperangkat aturan dan
norma.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2. Mengetahui teori Kerjasama antar negara dan factor yang menyebabkan terjadinya
PEMBAHASAN
Kerjasama antarnegara adalah hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam
bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan memegang prinsip
keadilan dan saling menguntungkan.
Berdasarkan pengertian kerja sama, maka setiap negara yang mengadakan kerja sama dengan
negara lain pasti mempunyai tujuan.
Menurut Charles Armor McClleland, kerja sama internasional adalah segala bentuk interaksi
antara masyarakat dengan negara-negara dan dilakukan oleh pemerintah ataupun warga
negaranya. Pendapat tersebut dikemukanan McClleland pada tahun 1966 dalam tulisannya
yang berjudul Theory and the International System.
Menurut Dougherty dan Pfaltzgraff, kerja sama internasional adalah hubungan yang dijalin
antarnegara dan tidak ada unsur kekerasan ataupun paksaan. Hubungan tersebut disahkan
dengan hukum internasional.
3. KJ Holsti
Menurut KJ Holsti, kerja sama internasional adalah proses di antara negara-negara yang
saling berhubungan secara bersama.
Negara-negara tersebut melakukan pendekatan, membahas, dan mencari faktor teknis untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi, bahkan mengadakan perjanjian berdasarkan saling
pengertian.
4. Koesnadi Kartasasmita
Menurut Koesnadi Kartasasmita, kerja sama internasional adalah akibat dari adanya
hubungan internasional dan karena bertambah kompleksnya kehidupan manusia di dalam
masyarakat internasional.
Pendapat tersebut dikemukakan dalam Administrasi Internasional tahun 1997.
5. Perwita dan Yani
Menurut Perwita dan Yani, kerja sama internasional adalah hubungan yang dibuat
berdasarkan kehidupan internasional. Hubungan tersebut terbagi dalam beberapa bidang,
seperti bidang ideologi, ekonomi, sosial budaya, politik, lingkungan hidup, kesehatan,
pertahanan, dan keamanan.
Menurut Couloumbis dan Wolfe, kerja sama internasional adalah hubungan internasional
berupa interaksi antarwarga suatu negara dengan negara lain. Hubungan internasional
dilakukan antarnegara, yaitu unit politik yang didefinisikan menurut teritorial, populasi, dan
otonomi daerah yang secara efektif mengontrol wilayah dan penghuninya tanpa
menghiraukan homogenitas etnis.
Pendapat tersebut diungkapkan dalam pada tahun 1986 dalam Introduction to International
Relations.
7. Willian D Coplin
Menurut William D Coplin, kerja sama internasional adalah kerja sama yang awalnya
terbentuk dari satu alasan, yakni negara ingin melakukan interaksi rutin yang baru serta baik
untuk mencapai tujuan bersama.
G.S Diponolo, memandang munculnya Kerjasama antar negara, karena disadari pentingnya
hubungan antara bangsa-bangsa dari pengalaman sejarah “perang dan damai”. Motif
c) Motif ekonomi, karena keinginan untuk memperoleh bahan-bahan dari sumber daya
alam, pada abad ke-17 awal abad ke-20 ekspansi bangsa Eropa menimbulkan
kemakmuran negaranya.
Untuk memahami teori Kerjasama antar negara dapat ditinjau 4 aspek, yaitu :
Kerjasama dalam arti luas, tercakup segala aspek Kerjasama yang baik
apakah melahirkan satu organ atau alat perlengkapan atau Lembaga negara
2. Aspek Hukum, Kerjasama antar negara dari segi hukum internasional dibedakan :
organization
2) Kerjasama Internasional dalam arti luas, adalah Kerjasama lintas negara baik
yang bersifat public maupun yang bersifat privat. Diluar organisasi antar
3. Aspek politik, yakni Kerjasama antar negara dari dimensi hubungan internasional
mencangkup :
International politic
International organization
4. Aspek sumber, yakmi Kerjasama antar negara yang dibentuk berdasarkan sumber
hukum :
I. Taktat
Sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara berbeda-beda baik dari segi jenis dan
jumlahnya. Ada negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun ada juga
negara yang memiliki sedikit sumber daya alam. Contohnya Indonesia kaya akan sumber
daya alam berupa bahan baku, namun negara Arab Saudi sedikit menghasilkan bahan baku
untuk industri, padahal kebutuhan mereka akan bahan baku sangat besar. Dengan demikian
negara-negara yang sedikit menghasilkan bahan baku akan melakukan kerja sama dengan
negara yang kaya akan bahan baku industri, dengan tujuan agar kebutuhan bahan baku dapat
terpenuhi.
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah antara satu negara dengan negara lain akan
menyebabkan perbedaan jenis tanaman. Misalnya Indonesia dan beberapa negara lainnya
yang beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan lahan yang subur akan menghasilkan padi,
kopi, teh, karet, dan sebagainya. Sedangkan negara-negara seperti di Eropa yang beriklim
sedang tidak cocok untuk jenis tanaman tersebut, sehingga mereka harus memperolehnya dari
negara-negara tropis.
Kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan antara satu
negara dengan negara lain tidak sama. Negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Eropa
Barat, dan Jerman memiliki kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
dibandingkan negara-negara berkembang seperti di Afrika dan sebagian Asia. Adanya
perbedaan tersebut, negara-negara berkembang dapat melakukan kerja sama dengan negara-
negara maju. Dengan demikian negara-negara berkembang dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologinya.
Perbedaan ideologi
Perbedaan ideologi antarsuatu wilayah negara dengan negara lain dapat memicu konflik
antarnegara bahkan menjadi konflik internasional. Untuk meredakan konflik atau ketegangan
perlu adanya kerja sama, sehingga tidak memperbesar konflik yang telah ada. Misalnya
negara seperti Hongkong yang memisahkan diri dengan RRC yang berideologi komunis,
memerlukan kerja sama dalam bidang politik dengan negara yang berideologi liberal seperti
Amerika Serikat. Hal ini perlu dilakukan agar masalah-masalah yang timbul dapat
diselesaikan di meja perundingan.
Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Councill disingkat ECOSOC),
mula-mula anggotanya terdiri dari 27 anggota PBB, kini menjadi 54 anggota yang dipilih
oleh Majlis Umum (General assembly) untuk masa jabatan 3 tahun. Tugas wewenang utama
rekomendasi bagi negara anggota PBB mengenai masalah ekonomi, sosial, kebudayaan dan
mencangkup : Komisi Hak Asasi Manusia, Komisi Status Perempuan, Komisi Pembangunan
Komisi regional mencangkup : Komisi Ekonomi Eropa, Komisi Ekonomi Asia dan Timur
(Asia-Fasifik), Komisi Ekonomi Amerika Latin, Komisi Ekonomi Afrika. ECOSOC juga,
2) The food and agricultural Organization (FAO), organisasi pangan dan pertanian
sedunia
6) The international bank for reconstruction and development (IBRD), bank rekontruksi
telekomunikasi
sipil
Peran Indonesia dalam bidang ekonomi di ASEAN sebagai salah satu negara yang
memprakarsai terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu, Indonesia juga
sebagai pelopor dan pendiri ASEAN Free Trade Area (AFTA). Organisasi ini sekaligus
menjadi tonggak berdirinya Kawasan perdagangan bebas di Asia Tenggara.
Dengan adanya organisasi AFTA, produk-produk dari negara ASEAN memiliki daya saing
yang kuat dipasar global. Hal ini sesuai dengan tujuan awal dibentuknya AFTA, yakni untuk
menjadikan Kawasan ASEAN sebagai tempat prooduksi yang kompretitif. Peran Indonesia
dalam bidang ekonomi di ASEAN sudah dimulai sejak organisasi ASEAN berdiri.
beberapa bentuk kerjasama antarnegara yang dilakukan oleh Indonesia, antara lain :
Sejak penjajahan kolonial Jepang di Indonesia telah usai, Indonesia dan Jepang
kemudian memulai sebuah kerjasama. Bentuk kerjasama Indonesia dengan Jepang
adalah bidang perdagangan dan kebudayaan.
Bangsa Jepang menyebut bahwa Indonesia adalah negara yang sangat penting di
kawasan Asian Tenggara. Untuk itu, dibuatlah sebuah perjanjian yaitu :
Jepang mempunyai kebijakan untuk mengimpor hasil pertanian berupa karet alam,
kopi, kapuk, kopra, minyak sawit, dan kayu.Jepang mengimpor berbagai macam
mineral alam seperti, minyak bumi, timah, nikel, bauksit, tembaga, emas dari
Indonesia.
Sebagai negara berkembang, bangsa Indonesia sangat butuh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang maju. Contohnya, adalah pemerintah RI setiap tahunnya mengirimkan
siswa untuk dilatih menjadi dosen ke Jepang serta memperkerjakan tenaga ahli dan
teknisi dari Jepang untuk menjadi pengajar di Indonesia.
A. Indonesia sebagai Pelopor dan Pendiri Organisasi Kerja Sama Ekonomi antar negara
Berikut ini contoh peranan Indonesia sebagai pelopor dan sekaligus pendiri organisasi kerja
sama ekonomi antarnegara. Indonesia bersama Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura,
Thailand, dan Filipina menandatangani Deklarasi Singapura sebagai tonggak berdirinya
kawasan perdagangan bebas di Asia Tenggara yang disingkat AFTA. Indonesia bersama
Amerika Serikat, Australia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Brunei Darusalam, Singapura,
Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan Kanada, ikut serta memprakarsai terbentuknya APEC
pada tahun 1993. Indonesia juga memprakarsai hubungan perdagangan bilateral dengan
beberapa negara, seperti dengan Jepang, RRC, Rusia, dan Kanada.
B. Indonesia sebagai Anggota Aktif Berbagai Organisasi Kerja Sama Ekonomi Antarnegara
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan indonesia sebagai anggota aktif dalam
organisasi kerjasama ekonomi antar negara. Aktif menghadiri setiap pertemuan dalam
konferensi APEC dan AFTA. Mengikut sertakan menteri atau pejabat setingkat menteri
dalam berbagai konferensi kerja sama ekonomi, baik tingkat regional maupun internasional.
Menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri di bidang ekonomi dan perdagangan di
Indonesia.
Setiap negara perlu memperjuangkan kepentingan nasionalnya di luar negeri. Dalam kaitan
itu, diperlukan adanya suatu kerja sama untuk mempertemukan kepentingan nasional antar
negara. Kerja sama tersebut haruslah yang dapat membuat para aktor hubungan internasional
dapat mencapai kepentingannya.
Kerja sama internasional atau international cooperations memiliki tujuan utama, yakni untuk
memenuhi kepentingan nasional akan kebutuhan-kebutuhan terhadap potensi yang tidak
dimiliki di dalam negeri. Melihat kembali pada sejarah hubungan internasional setelah
berakhirnya masa Perang Dingin, dalam mempertahankan eksistensinya, negara-negara di
dunia mulai beralih dari penggunaan hard power yang bersifat high politics dengan
mengedepankan aspek kekuatan militer kepada penggunaan soft power yang bersifat low
politics dalam kerja sama internasional. High politics, menurut Hobbesian memiliki fokus
utama pada permasalahan pertahanan dan keamanan dalam suatu bangsa dan negara, serta
kemanan secara kolektif dalam system internasional, sedangkan Low Politics adalah fokus
politik terhadap urusan-urusan yang lebih fokus terhadap urusan-urusan ekonomi dan sosial
budaya, bukan bidang politik yang mencemaskan ancaman-ancaman terhadap negara dan
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Perwira, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2006. Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Buku Ilmu Negara, Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H., M.S, Maret 2012