SUKSESI NEGARA
Disusun Oleh
KELOMPOK 8
ILMU HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan umat manusia , penulis
kirim kan salawat dan salam kepada beliau serta para sahabat yang telah memperjuangkan
islam sebagai peraturan hidup.
Keberadaan makalah ini bukan sekedar untuk memenuhi tugas Hukum Internasional
bagi mahasiswa, tetapi untuk mendapat nilai dan merupakan wadah pengembangan ilmu yang
didapat di bangku kuliah. Dalam mewujudkan makalah ini pemakalah mendapat judul
“SUKSESI NEGARA ”
Terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa masi ada kekurangan baik dari segi
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
penulis berharap agar makalah yang telah disusun ini benar dan bermanfaat bagi pembaca.
2
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN.............................................................................................................3-4
BAB 2: PEMBAHASAN
BAB 3: PENUTUP
3. KESIMPULAN.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Apa faktor pendorong terjadinya suksesi negara?
3. Apa contoh suksesi negara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian suksesi negara
2. Mengetahui faktor apa yang mendorong suksesi negara
3. Untuk mengetahui contoh contoh suksesi negara
BAB II
PEMBAHASAN
Kata suksesi negara berasal dari kata state succession atau succession of state, yang
artinya adalah pergantian kedaulatan pada suatu wilayah. pergantian kedaulatan yang di
maksud adalah pergantian dari predecessor state (negara yang digantikan) kepada successor
state (negara yang menggantikan) dalam hal kedaulatan (tanggung jawab) atas suatu wilayah
dalam hubungan internasional
Suksesi Negara merupakan peralihan hak dan kewajiban dari satu negara kepada
negara lain, sebagai akibat pergantian negara, untuk melanjutkan tanggung jawab
pelaksanaan hubungan luar negeri dan pelaksanaan kewajiban sebagai pihak suatu perjanjian
internasional, sesuai dengan hukum internasional dan prinsip-prinsip dalam Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa1
Terdapat tiga konvensi yng mengatur suksesi negara dalam hukum internasional yaitu:
dalam Konvensi Wina 1969 Pasal 62 disebut klausula rebus Sic Stantibus. Klausulaa
ini berarti bahwa jika perubahan mendasar telah terjadi menyebabkan kegagalan untuk
mencapai tujuan kesepakatan, maka situasinya bisa dijadikan sebagai alasan penghentian
atau Keluar dari perjanjian .2
1
Unat: Dissolution, continuption et succession en Europe de l'Est, Colloque CEDIN (Centre de
" Droit international) No. 9, Paris, Montchrestien, 1994 sous le direction de S. Burdeau et B.
Stern, h.406
2
Ian Brownlie, 1990, Principles of Public International Law, Clarendon Press, 4th ed. Oxford, h. 617
5
Dalam praktik, suksesi Negara dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Suksesi universal
Pada bentuk ini tidak ada lagi international identity dari suatu negara
(predecessor state) karena seluruh wilayahnya hilang. Cotohnya Columbia terpecah
menjadi tiga negara merdeka yaitu Venezuela, Equador, serta New Granada pada
tahun 1832.
2. Suksesi parsial
Pada bentuk ini negara predecessornya masih eksis, tetapi sebagian
wilayahnya memisahkan diri menjadi negara merdeka ataupun bergabung dengan
negara lain. Contohnya yaitu hilangnya Timor-Timor dari wilayah NKRI membentuk
negara Timor Leste pada tahun 1999. Negara Indonesia sebagai predecessor state
masih tetap ada, yang terjadi adalah bahwa Indonesia kehilangan sebagian
wilayahnya.ubungan internasional.
Suksesi negara Negara adalah peralihan hak dan kewajiban dari suatu negara kepada negara
lain, sebagai akibat pergantian negara. Menurut Pasal 2 angka 1b Konvensi Wina Tahun
1978, suksesi negara adalah
"succestion of states means the replacement of one state by another in the responsibility for
the international relations of territory.
" Selanjutnya menurut Pasal 2 angka 1f, Pasal 15, Pasal 30 angka 1 dan Pasal 34
Konvensi Wina 1978, suksesi negara dapat terjadi karena berbagai sebab, yaitu:
1. Apabila suatu wilayah negara atau suatu wilayah yang dalam hubungan
internasional menjadi tanggung jawab negara tersebut kemudian berubah menjadi
wilayah negara baru.
2. Apabila negara pengganti sebagai negara baru yang beberapa waktu sebelum saat
terjadinya suksesi merupakan wilayah yang tidak bebas yang dalam hubungan
internasional di bawah tanggung jawab negera (negara-negara) yang digantikan.
3. Negara yang terjadi sebagai akibat dari bergabungnya dua wilayah atau lebih
menjadi suatu negara merdeka.
4. Terjadi sebagai akibat dipecah-pecahnya suatu negara menjadi beberapa negara
baru. 3
3
Boer Mauna, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global), PT Alumni,
Bandung, 2011, h.45
6
2.2.Faktor Pendorong Suksesi Negara
Terdapat 2 faktor yang menjadi pendorong terjadinya suksesi negara yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Hal tersebut dikarenakan suksesi negara tidak hanya
berpengaruh melalui internal tetapi juga eksternal. Faktor tersebut merupakan sesuatu
yang dapat mempengaruhi hak dan kewajiban negara dalam dunia dan hukum
internasional.4 Berikut faktor penyebab terjadinya suksesi negara:
A. Faktor eksternal
baru.
Perubahan yang terdapat pada wilayah tidak hanya terjadi negara tetapi juga bisa dari negara-
negara menjadi kesatuan non negara. Namun kembali lagi kepada aturan umum yang berlaku
yaitu melihat pada naskah perundang-undangantraktat-traktat, deklarasi-deklarasi dan
persetujuan-persetujuan lainnya yang berhubungan terhadap perubahan kedaulatan, dan
4
F.A Whisnu Situni,”PERJANJIAN INTERNASIONAL DAN SUKSESI NEGARA: SUATU ANALISIS TERHADAP
KONVENS WINA 1978”, dalam hukum dan pembangunan, h.482
7
mencari tau lebih lanjut terhadal tujuan negara-negara terkait mengenai kelanjutan atau
pengalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban itu.
B. Faktor Internal
Prinsip yang digunakan di sini adalah yang disebut prinsip kontinuitas (continuity)
yaitu, walaupun terdapat perubahan intern di dalam Organisasi pemerintah, atau dalam
struktur konstitusional negara tertentu, negara tetap terikat oleh hak dan kewajiban mereka
di bawah hukum internasional, termasuk hak dan kewajiban kewajiban perjanjian. Karena
hal ini pemerintah penganti menurut hukum adalah yang bertanggung jawab terhadap
tindakan pemerintah-pemerintah sebelumnya.
Kontinuitas ini berjalan secara tidak wajar dimana karenanya jika ketentuan-ketentuan
dari perjanjian yang mengikat suatu negara secara tegas maupun tidak tertulis, didasarkan
atas asusmsi bentuk khusu pemerintahan atau suatu kelanjutan konstitusi khusus, dan yang
terakhir disebut berubah, perjanjian tersebut tidak lagi berlaku dan mengikat terhadap
pemerintahan yang baru. Dimungkinkan juga terjadi perubahan revolusioner fundamental
pemerintahan dengan politik sosial dan ekonomi yang baru, dimana tidak dimungkinkan
untuk memkasakan pemerintahan tersebut pada kewajiban-kewajiban yang memberatkan.
Sebuah persoalan bersifat tidak umum dapat muncul sesuai pada pemerintahan yng
merampas kekuasaan dengan cara tidak sesuai atau inkonstitusional, dan menentukan kontrol
de facto dalam jangka waktu dimana sepanjang waktu itu telah terhubung dengan kewajiban
kepada negara laian dalam banyak hal. Saat negara lain telah memperoleh informasi dari
pemerintahan yang diganti bahwa yang terakhir ini tidak mengakui perjanjian-pernjanian
yang telah disusun oleh pemerintah yang merebut kekuasaan tersebut dan apabila pemerintah
yang direbut mengambil alih kembali kontrol, maka prima faice pada perjanjian akan
menjadi resiko para pihak yang terkait, dan pemerintah yang direbut dapat mengajukan
pernyataan bahwa mereka tidak terkait ketika telah membaik kedudukannya.5
indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami suksesi negara ketika
Timor Timur memutuskan untuk memisahkan diri pada tahun 2002. Hukum internasional
memberikan pedoman tentang akibat hukum dari perjanjian internasional melalui Konvensi
5
Agit Prayogi Subandi,”DAYA IKAT PERSETUJUAN NEWYORk(NEW YORK AGREEMENT)1962 ANTARA NEGAR
REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN BELANDA MENGENAI iRIAN BARAT BERDASARKAN HUKUM
INTERNASIONAL”, Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2009, h.33-36
8
Wina 1978. Terdapat dua perjanjian yang beralih pada kasus ini yaitu perjanjian batas
wilayah timor gap dan perjanjian hutang Indonesi-Amerika Serikat. Seperti kita ketahui,
suksesi negara menghasilkan dua subjek dalam peristiwanya,yaitu predecessor state dan
succesor state. menurut definisi umum dan beberapa kasus mengenai suksesi Negara,
Sucessor state didefinisikan sebagai Negara yang mewarisi sepenuhnya hak dan kewajiban
Predecessor state(negara pendahulu)., yang dimana hal ini tidak terjadi di Timor-Leste. 6
Contoh lainnya juga bisa kita lihat pada kemerdekaan sebuah negara yang dijajah
yaitu perubahan hindia Belanda menjadi Indonesia(1945), dikarenakan perpecahan bangsa
yaitu pemisahan Pakistan dari india(1947) dan pemisahan Bangladesh dari pakistan(1971),
atau pada penggaungan negara, yaitu yang pernah dilakukan mesir dan suriah sehingga
terbentuk repulik persatuan arab(1958). Belakangan ini juga bisa kita lihat masyarakat suku
kanak di kaledonia baru yang berjuang membetuk negara merdeka untuk lepas dari Prancis,
kita juga dapat melihat pada masa yang akan datang dimana kaum Moro di Filipina juga
kaum Tamil di Sri lanka yang mungkin akan menyusul untuk membuat suksesi negara. 7
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Suksesi negara merupaan pergantian kedaulatan pada suatu wilayah yaitu dari
predecessor state(negara yang digantikan)kepada succesor state(negara yang menggantikan)
dalam hal kedaulatan atas suatu wilayah pada hubungan internasional. Suksesi negara bisa
kita bedakanmenjadi 2 yaitu suksesi universal yang dimana hilangnya international identity
dari suatu predecessor state karena seluruh wilayahnya hilang, dan suksesi parsial dimana
predecessornya masih ada tetapi sebgian wilayahnya memisahkan diri menjadi negara
merdeka maupun bergabung dengan negara lain. Diketahui juga bawasannya suksesi negara
memiliki dua faktor yaitu eksternal dan internal. Pada eksternal diakibatkan oleh perubahan
wilayah dan pada internal dikarenakan adanya keinginan untuk memerdekakan diri dengan
cara merampas kekuasaan untuk merdeka.
6
Dewi Puspita Adriana,” AKIBAT HUKUM SUKSESI NEGARA TERHADAP PERJANJIAN
7
Situni, Loc. Cit.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Brownlie, Ian, 1990, Principles of Public International Law, Clarendon Press, 4th ed. Oxford.
SKRIPSI
11