Anda di halaman 1dari 10

Kelompok III

Ahmad

Fauzan Annisa Putri Larasati Daniel Setyohandoko Desterlita Yosina Fanji firdaus Mega Mutiara Reza Hafidz Sukamto Yunita Puspitasari

Subjek hukum internasioanal dapat didefinisikan sebagai pihak yang dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional atau setiap negara. Sedangkan objeknya adalah pokok-pokok permasalahan yang dibicarakan atau dibahas dalam hukum internasional. Objek hukum internasional merupakan suatu yang dapat berguna bagi subjek hukum dan dapat menjadi suatu pokok hubungan hukum yang dilakukan oleh subjeksubjek itu.

Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai hak dan kewajiban negara, kualifikasi sebuah negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah penduduk yang tetap, mempunyai wilayah atau teritorial tertentu, dan kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain.

Organisasi internasional memiliki klasifikasi, yaitu: 1. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global, dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum. Conth PBB 2. Organisasi yang memiliki keanggotaan global, dengan maksud dan tujuan yang bersifat spesifik. Contoh: World Bank, UNESCO, IMF, ILO, dan lain-lain 3. Organisasi dengan keanggotaan regional, dengan maksud dan tujuan global. Contoh: ASEAN, Uni Eropa

Pada mulanya, PMI adalah organisasi nasional yang berada di Swiss. Didirikan oleh 5 orang berkewarganegaraan Swiss yang dipimpin oleh Henry Dunant. Bergerak dalam bidang kemanusiaan. Palang Merah Nasioanal dari negara-negara dihimpuin menjadin palang merah internasional atau Internatioal of Comitee the Red Cross, yang berkedudukan di Jenewa, Swiss

Diakui sebagai subjek hukum Internasional berdasarkan traktat lateran tanggal 11 februari 1929, antara pemerintahan Italia dan Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di roma. Perjanjian lateran dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi tahta suci sebagai pribadi hukum internasional

Kaum biligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelasaiannya merupakan urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila terus berkembang seperti perang saudara dengan akibat diluar kemanusiaan dan meluas ke negara-negara lain, salah satu sikapnya kita harus mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri. Pengakuan tersebut berarti bahwa dari sudut pandang negara yang mengakuinya kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subjek hukum internasional.

Lahirnhya deklarasi universal tentang HAM pada tanggal 10 desember 1948 lahirnya beberapa konvensi-konvensi HAM. Diberbagai kawasan yang menyatakan individu sebagai subjek hukum internasioanal yang mandiri.

Negara-negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasioanl dan melahirkan hak dan kewajiban internasional yang berpengaruh terhadap eksistensi struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai