1. syarat materiil : yaitu syarat yang Untuk melaksanakan perkawinan harus ada:
a. Calon Suami;
berkaitan dengan inti atau pokok dalam
b. Calon Isteri;
melangsungkan perkawinan.
c. Wali nikah;
2. syarat formal : syarat yang berkaitan
d. Dua orang saksi dan;
dengan formalitas- formalitas dalam e. Ijab dan Kabul.
pelaksanaan perkawinan.
Larangan Perkawinan
Orang yang dapat melakukan pencegahan Dasar hukum dan sebab batalnya
perkawinan adalah: perkawinan seperti dijelaskan dalam KHI
a. Para keluarga pada garis keturunan Berdasarkan Instruksi Presiden No 1 tahun
lurus ke atas dan ke bawah; 1991 BAB XI BATALNYA
b. Saudara; PERKAWINAN dalam pasal 70 s/d 71.
c. Wali nikah;
d. Pengampu;
e. Pihak yang berkepentingan.
Perjanjian Perkawinan
1. Dalam BW, tidak dimasukkan unsur keagamaan secara tegas. Sedangkan dalam KHI berdasarkan
Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991, disebutkan bahwa sahnya perkawinan dilakukan menurut
agama.
2. Dalam KHI berdasarkan Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991, larangan perkawinan bagi orang
sesusuan tidak diperbolehkan namun Dalam KUH Perdata/ BW larangan perkawinan sesusuan
maupun karena agama. Karena dalam konsep KUH Perdata, perkawinan itu hanya dipandang dari
hubungan keperdataan saja dan tidak mempunyai hubungan agama, maupun konsep lainnya.
3. Dalam BW, pencatatan perkawinan dilakukan oleh petugas pencatatan sipil. Sedangkan dalam
KHI berdasarkan Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991. Pencatatan perkawinan dilakukan oleh
kantor urusan agama.
4. Dalam BW, menganut sistem monogami artinya satu suami satu isteri, Sedangkan dalam KHI
berdasarkan Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991, di perbolehkan berpoligami asalkan memenuhi
syarat-syarat tertentu.