DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 1
1. EMA YUNITA
NIM. S.HTN.1.2018.018
2. SISI WINARTI
NIM. S.HTN.1.2018.012
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Terutama kami mengucapkan terima kasih kepada
Dosen kami yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam menyusun
bantuan, ide dan saran kepada kami, serta terima kasih kepada orang tua kami
yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan semangat kepada kami dalam
menuntut ilmu.
penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki kesalahan
tersebut pada penulisan makalah kami dimasa yang akan datang. Akhir kata kami
terhadap pembaca.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Waris ................................................................ 2
B. Tujuan Mempelajari Hukum Waris................................................. 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Waris
Secara bahasa atau Etimologis: warisan:
ارﺛﺎ – وﻣﯿﺮاﺛﺎ- ﯾﺮث- ﻣﯿﺮاﺛﺎ ورث-ج- ﻣﻮا رﯾﺚ
bagian yg telah ditentukan :
ﻓﺮﯾﻀﺔ ←ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻣﻔﺮوﺿﺔ-ﻓﺮا ﺋﺾ –ج
Beberapa istilah yang sering digunakan: Hukum Waris, Hukum Warisan,
Faraid, Fiqh Mawaris dan Hukum Kewarisan
Secara istilah atau terminology
ﻋﻠﻢ ﯾﻌﺮف ﺑﮫ ﻣﻦ ﯾﺮث وﻣﻦ ﻻﯾﺮث وﻣﻘﺪار ﻛﻞ وارث وﻛﯿﻔﯿﺔ اﻟﺘﻮزﯾﻊ
Ilmu yang mempelajari tentang orang-orang yang mewarisi dan tidak
mewarisi, kadar yang diterima setiap ahli waris dan cara pembagiannya.
Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing (KHI Pasal 171 (a).
Dalam beberapa literatur Hukum Islam ditemui beberapa istilah untuk
menamakan Hukum Waris Islam, seperti fiqh mawaris, ilmu faraidh dan hukum
kewarisan. Perbedaan dalam penamaan ini terjadi karena perbedaan arah yang
dijadikan titik utama dalam pembahasan.
Pengertian Hukum Waris Menurut Islam adalah suatu disiplin ilmu yang
membahas tentang harta peninggalan, tentang bagaimana proses pemindahan,
siapa saja yang berhak menerima bagian harta warisan / peninggalan itu serta
berapa masing-masing bagian harta waris menurut hukum waris islam.
Prof. T.M. Hasby As-Shid dalam bukunya hukum islam yang berjudul fiqh
mawaris (Hukum Waris Islam) telah memberikan pemahaman tentang pengertian
hukum waris menurut islam ialah:
"Ilmu yang dengan dia dapat diketahui orang-orang yang menjadi ahli
waris dalam islam, orang yang tidak dapat mewarisi harta warisan menurut
islam, kadar yang diterima oleh masing-masing ahli waris dalam islam serta
cara pengambilannya"
2
Sumber Hukum Kewarisan Islam
1. AL-Qur’an
An-Nisa (4): 7, 11, 12, al-Ahzab (33): 4-6 dan 40. Rinciannya adalah sebagai
berikut:
Penghapusan ketentuan, penerima warisan hanyalah kerabat laki-laki dan
dewasa saja, an-Nisa (4): 7.
Bagian-bagian ahli waris, an-Nisa (4): 11-12.
Penghapusan pengangkatan anak sebagai dasar pewarisan, al-Ahzab (33):
4-5 dan 40.
Penghapusan ikatan persaudaraan antara muhajirin dan ansor sebagai
sebab mewarisi, al-Ahzab (33): 6.
2. Hadist
3
bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan”.
3. Ijtihad
Ijtihat adalah usaha atau ikhtiar yang sungguh–sungguh dengan
mempergunakan segenap kemampuan yang ada di lakukan oleh orang ( ahli
hukum yang memenuhi syarat untuk mendapatkan garis hukum yang belum
jelas atau tidak ada ketentuannya di dalam al Qur’an dan sunnah Rasul.
Contoh: (a) masalah cucu yang bapaknya mati lebih dulu dari kakeknya dan
mewarisi bersama saudara-saudara bapaknya (b) masalah ahli waris
pengganti.
ﻓَﺈﻧﱢﻰ ا ْﻣ ُﺮ ٌؤ, َ وَ ﺗَ َﻌﻠﱠﻤُﻮْ ا اﻟﻔَ َﺮاﺋِﺾَ وَ َﻋﻠﱠﻤُﻮْ ھَﺎ اﻟﻨﱠﺎس, َﺗَ َﻌﻠﱠﻤُﻮْ ا اﻟﻘُﺮْ انَ َو َﻋﻠﱠﻤُﻮْ هُ اﻟﻨﱠﺎس
ﻀ ِﺔ ﻓَﻼَ ﯾَ ِﺠﺪَا ِن أَﺣَ ﺪًا
َ ﻚ أَنْ ﯾَﺨْ ﺘَﻠِﻒَ ا ْﺛﻨَﺎ ِن ﻓِﻰ اﻟﻔَ ِﺮ ْﯾ
ُ َﻣ ْﻘﺒُﻮْ ضٌ َواﻟ ِﻌ ْﻠ ُﻢ ﻣَﺮْ ﻓُﻮْ ٌع وَ ﯾُﻮ ِﺷ
ﯾُﺨْ ﺒِ ُﺮھَﺎ
4
Asas-asas Hukum Kewarisan Islam
1. Asas Ijbari
proses peralihan harta dari si mati ke waris
penerima harta warisan
besar kecilnya bagian
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harta warisan adalah harta yang dalam istilah fara’id dinamakan Tirkah
(peninggalan) merupakan sesuatu atau harta kekayaan oleh yang meninggal, baik
berupa uang atau materi lainya yang dibenarkan oleh syariat islam untuk
diwariskan kepada ahli warisnya.dan dalam pelaksanaanya atau apa-apa yang
yang ditinggalkan oleh yang meninggal harus diartikan sedemikian luas sehingga
mencakup hal-hal yang ada pada bagianya. Kebendaan dan sifat-sifatnya yang
mempunyai nilai kebendaan. hak-hak kebendaan dan hak-hak yang bukan
kebendaan dan benda-benda yang bersangkutan dengan hak orang lain.
B. Saran
Pentingnya mempelajari pembagian warisan untuk orang-orang yang
ditinggalkan dengan seadil-adilnya sudah diatur dalam Islam, mencegah
terjadinya konflik antar ahli waris dan menghindari perpecahan ukhuwah
persaudaraan antar sesama keluarga yang masih hidup. Pembagian tersebut sudah
di atur dalam al-quran dan al hadist Namun ada beberapa ketentuan yang di
sepakati dengan ijma’ dengan seadil-adilnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdul Gani. (2004). Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata
Hukum Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.
Wicaksono, F. Satrio. (2011). Hukum Waris (Cara Mudah Dan Tepat
Membagi Harta Waris). Jakarta: Tranmedia Pustaka.
Fuad, Mansun (2004). Hukum Islam Indonesia. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.