Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM KEWARISAN ISLAM

“PENGERTIAN DAN TUJUAN MEMPELAJARI HUKUM KEWARISAN”

DOSEN PENGAMPU : Drs. ZULKIFLI

DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 1
1. EMA YUNITA
NIM. S.HTN.1.2018.018
2. SISI WINARTI
NIM. S.HTN.1.2018.012

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH MAULANA QORI BANGKO (STAI)
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penyusunan makalah ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini. Terutama kami mengucapkan terima kasih kepada

Dosen kami yang telah memberikan bantuan kepada kami dalam menyusun

makalah ini, kemudian terima kasih kepada teman-teman yang memberikan

bantuan, ide dan saran kepada kami, serta terima kasih kepada orang tua kami

yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan semangat kepada kami dalam

menuntut ilmu.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam

penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi susunan kalimat

maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima

segala saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki kesalahan

tersebut pada penulisan makalah kami dimasa yang akan datang. Akhir kata kami

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi

terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Waris ................................................................ 2
B. Tujuan Mempelajari Hukum Waris................................................. 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hukum waris Islam merupakan ekspresi penting hukum keluarga Islam,


ia merupakan separuh pengetahuan yang dimiliki manusia sebagaimana
ditegaskan Nabi Muhammad SAW. Mengkaji dan mempelajari hukum waris
Islam berarti mengkaji separuh pengetahuan yang dimiliki manusia yang telah
dan terus hidup di tengah-tengah masyarakat muslim sejak masa awal Islam
hingga abad pertengahan, zaman modern dan kontemporer serta di masa yang
akan datang.
Perubahan dan pembaharuan hukum waris Islam telah terjadi secara nyata
dalam sejarah pemikiran hukum Islam, untuk menyebut contoh apa yang terjadi
dalam perumusan hukum waris Islam di Indonesia dengan konsep ahli waris
pengganti telah merubah dan memperbarui hukum waris Islam di Indonesia.
Sejarah juga menunjukkan bahwa pada sepanjang sejarah hukum Islam
pemikiran hukum waris Islam tidaklah berhenti, walaupun ada yang beranggapan
bahwa pintu ijtihad telah tertutup namun sesungguhnya pemikiran hukum Islam
tetap dilakukan setidaknya oleh dua golongan penegak syariat Islam yaitu
qadi/hakim dan mufti. Hakim melakukan pemikiran hukum Islam dengan jalan
melaksanakan hukum melalui putusan pengadilan, sedangkan mufti melalui fatwa-
fatwa hukum.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu
sebagai berikut :
a. Apa pengertian hukum waris?
b. Apa tujuan mempelajari hukum waris?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
c. Untuk mengetahui pengertian hukum waris
d. Untuk mengetahui tujuan mempelajari hukum waris

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Waris
Secara bahasa atau Etimologis: warisan:
‫ ارﺛﺎ – وﻣﯿﺮاﺛﺎ‬- ‫ ﯾﺮث‬- ‫ ﻣﯿﺮاﺛﺎ ورث‬-‫ج‬- ‫ﻣﻮا رﯾﺚ‬
bagian yg telah ditentukan :
‫ ﻓﺮﯾﻀﺔ ←ﺑﻤﻌﻨﻰ ﻣﻔﺮوﺿﺔ‬-‫ﻓﺮا ﺋﺾ –ج‬
Beberapa istilah yang sering digunakan: Hukum Waris, Hukum Warisan,
Faraid, Fiqh Mawaris dan Hukum Kewarisan
Secara istilah atau terminology
‫ﻋﻠﻢ ﯾﻌﺮف ﺑﮫ ﻣﻦ ﯾﺮث وﻣﻦ ﻻﯾﺮث وﻣﻘﺪار ﻛﻞ وارث وﻛﯿﻔﯿﺔ اﻟﺘﻮزﯾﻊ‬
Ilmu yang mempelajari tentang orang-orang yang mewarisi dan tidak
mewarisi, kadar yang diterima setiap ahli waris dan cara pembagiannya.
Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta
peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli
waris dan berapa bagiannya masing-masing (KHI Pasal 171 (a).
Dalam beberapa literatur Hukum Islam ditemui beberapa istilah untuk
menamakan Hukum Waris Islam, seperti fiqh mawaris, ilmu faraidh dan hukum
kewarisan. Perbedaan dalam penamaan ini terjadi karena perbedaan arah yang
dijadikan titik utama dalam pembahasan.
Pengertian Hukum Waris Menurut Islam adalah suatu disiplin ilmu yang
membahas tentang harta peninggalan, tentang bagaimana proses pemindahan,
siapa saja yang berhak menerima bagian harta warisan / peninggalan itu serta
berapa masing-masing bagian harta waris menurut hukum waris islam.
Prof. T.M. Hasby As-Shid dalam bukunya hukum islam yang berjudul fiqh
mawaris (Hukum Waris Islam) telah memberikan pemahaman tentang pengertian
hukum waris menurut islam ialah:
"Ilmu yang dengan dia dapat diketahui orang-orang yang menjadi ahli
waris dalam islam, orang yang tidak dapat mewarisi harta warisan menurut
islam, kadar yang diterima oleh masing-masing ahli waris dalam islam serta
cara pengambilannya"

2
Sumber Hukum Kewarisan Islam
1. AL-Qur’an
An-Nisa (4): 7, 11, 12, al-Ahzab (33): 4-6 dan 40. Rinciannya adalah sebagai
berikut:
 Penghapusan ketentuan, penerima warisan hanyalah kerabat laki-laki dan
dewasa saja, an-Nisa (4): 7.
 Bagian-bagian ahli waris, an-Nisa (4): 11-12.
 Penghapusan pengangkatan anak sebagai dasar pewarisan, al-Ahzab (33):
4-5 dan 40.
 Penghapusan ikatan persaudaraan antara muhajirin dan ansor sebagai
sebab mewarisi, al-Ahzab (33): 6.
2. Hadist

‫ﻻﯾﺮث اﻟﻤﺴﻠﻢ اﻟﻜﺎﻓﺮ وﻻ اﻟﻜﺎﻓﺮ اﻟﻤﺴﻠﻢ‬


‫اﻗﺴﻤﻮا اﻟﻤﺎل ﺑﯿﻦ أھﻞ اﻟﻔﺮا ﺋﺾ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎب ﷲ‬
Adapun hadits atau sunnah yang ada hubungannya dengan hukum
kewarisan antara lain adalah :
a. Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas.
“Kami telah diberi tahu oleh Ma’mar dari Ibn Thowus, dari
bapaknya, dari Ibn ‘Abbas berkata: Rasulullah SAW telah
bersabda: “bagilah harta waris diantara orang-orang yang berhak
menerima bagian sesuai dengan ketentuan al-Qur’an. Jika masih ada
tinggalan (sisa) maka yang lebih berhak adalah ahli waris lakilaki”
b. Hadits Nabi dari Jabir Ibn Abdillah
“Kami telah diberitahukan oleh ‘Amr Ibn Abi Qois dan Muhammad bin
al-Munkadir dari Jabir bin Abdillah berkata: Rasulullah telah datang
menjengukku sedang saya dalam keadaan sakit di bani Salamah
kemudian saya bertanya: “Wahai Nabi Allah bagaimana saya harus
membagi harta diantara anak-anakku, maka sebelum Nabi bertolak
dariku maka turunlah ayat Yang artinya Allah mensyari’atkan
bagimu tentang (pembagian pusaka) untuk anak-anakmu. Yaitu

3
bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan”.
3. Ijtihad
Ijtihat adalah usaha atau ikhtiar yang sungguh–sungguh dengan
mempergunakan segenap kemampuan yang ada di lakukan oleh orang ( ahli
hukum yang memenuhi syarat untuk mendapatkan garis hukum yang belum
jelas atau tidak ada ketentuannya di dalam al Qur’an dan sunnah Rasul.
Contoh: (a) masalah cucu yang bapaknya mati lebih dulu dari kakeknya dan
mewarisi bersama saudara-saudara bapaknya (b) masalah ahli waris
pengganti.

B. Tujuan Mempelajari Hukum Waris


Hadis Nabi:

‫ ﻓَﺈﻧﱢﻰ ا ْﻣ ُﺮ ٌؤ‬, َ‫ وَ ﺗَ َﻌﻠﱠﻤُﻮْ ا اﻟﻔَ َﺮاﺋِﺾَ وَ َﻋﻠﱠﻤُﻮْ ھَﺎ اﻟﻨﱠﺎس‬, َ‫ﺗَ َﻌﻠﱠﻤُﻮْ ا اﻟﻘُﺮْ انَ َو َﻋﻠﱠﻤُﻮْ هُ اﻟﻨﱠﺎس‬
‫ﻀ ِﺔ ﻓَﻼَ ﯾَ ِﺠﺪَا ِن أَﺣَ ﺪًا‬
َ ‫ﻚ أَنْ ﯾَﺨْ ﺘَﻠِﻒَ ا ْﺛﻨَﺎ ِن ﻓِﻰ اﻟﻔَ ِﺮ ْﯾ‬
ُ ‫َﻣ ْﻘﺒُﻮْ ضٌ َواﻟ ِﻌ ْﻠ ُﻢ ﻣَﺮْ ﻓُﻮْ ٌع وَ ﯾُﻮ ِﺷ‬
‫ﯾُﺨْ ﺒِ ُﺮھَﺎ‬

Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang-orang, pelajarilah ilmu


faraidh dan ajarkanlah ilmu itu kepada orang-orang, karena aku adalah manusia
yang akan direnggut (wafat), sesungguhnya ilmu itu akan dicabut dan akan timbul
fitnah hingga kelak ada dua orang berselisihan mengenai pembagian warisan,
namun tidak ada orang yang memutuskan perkara mereka.
Pendapat Ulama: hukum mempelajari Hk. Kewarisan Islam fardlu kifayah
bagi seluruh umat Islam, namun bagi mufti, hakim, calon hakim dan orang-orang
yang karena jabatannya mengharuskannya menguasainya hukumnya fardlu ‘ain.
Mengetahui tata aturan hukum kewarisan Islam, menjadikannya pedoman dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan kewarisan, dan mampu mengapresiasi masalah-
masalah kewarisan.

4
Asas-asas Hukum Kewarisan Islam
1. Asas Ijbari
 proses peralihan harta dari si mati ke waris
 penerima harta warisan
 besar kecilnya bagian

2. Asas Akibat Kematian


3. Asas Bilateral
4. Asas Individual
5. Asas Keadilan Berimbang
Istilah-istilah dalam hukum Kewarisan Islam
 Ahli waris (Waris)
 Pewaris (Muwarris)
 Harta Warisan (Maurus)
 Harta Peninggalan (Tirkah)
 Pewarisan

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harta warisan adalah harta yang dalam istilah fara’id dinamakan Tirkah
(peninggalan) merupakan sesuatu atau harta kekayaan oleh yang meninggal, baik
berupa uang atau materi lainya yang dibenarkan oleh syariat islam untuk
diwariskan kepada ahli warisnya.dan dalam pelaksanaanya atau apa-apa yang
yang ditinggalkan oleh yang meninggal harus diartikan sedemikian luas sehingga
mencakup hal-hal yang ada pada bagianya. Kebendaan dan sifat-sifatnya yang
mempunyai nilai kebendaan. hak-hak kebendaan dan hak-hak yang bukan
kebendaan dan benda-benda yang bersangkutan dengan hak orang lain.

B. Saran
Pentingnya mempelajari pembagian warisan untuk orang-orang yang
ditinggalkan dengan seadil-adilnya sudah diatur dalam Islam, mencegah
terjadinya konflik antar ahli waris dan menghindari perpecahan ukhuwah
persaudaraan antar sesama keluarga yang masih hidup. Pembagian tersebut sudah
di atur dalam al-quran dan al hadist Namun ada beberapa ketentuan yang di
sepakati dengan ijma’ dengan seadil-adilnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdul Gani. (2004). Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata
Hukum Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.
Wicaksono, F. Satrio. (2011). Hukum Waris (Cara Mudah Dan Tepat
Membagi Harta Waris). Jakarta: Tranmedia Pustaka.
Fuad, Mansun (2004). Hukum Islam Indonesia. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

A Karim, Muchith (2010). Pelaksanaan Hukum Waris Di Kalangan Umat Islam


Indonesia. Jakarta: Maloho Jaya Abadi Press.

Anda mungkin juga menyukai