Anda di halaman 1dari 11

Sumber Hukum Acara Pidana

Disusun guna melengkapi nilai Mata kuliah : Hukum Acara Pidana

Dosen Pengampu : Insan Pribadi, S.H., M.H.

Oleh

Leli Azhumi 33030190080

Natasya Putri Ali Chaniago 33030190138

JURUSAN HUKUM TATA NEAGRA

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah mengenai “Sumber Hukum Acara
Pidana” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Bapak
Insan Pribadi, S.H., M.H. Pada bidang Hukum Acara Pidana. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai apa saja sumber-sumber hukum yang bisa
dijadikan landasan dalam hukum acara pidana di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Insan Pribadi, S.H., M.H. Selaku
dosen pengampu kami yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ni masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 1 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
1. Ruang Lingkup Hukum Acara Pidana...................................................................................................5
Penyidikan Perkara Pidana..................................................................................................................5
Penuntutan Perkara Pidana.................................................................................................................5
Pelaksanaan Putusan...........................................................................................................................5
Sumber-sumber Hukum Acara Pidana.....................................................................................................6
Undang- Undang Dasar 1945...............................................................................................................6
Undang undang...................................................................................................................................6
Peraturan pemerintah.........................................................................................................................6
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
Kesimpulan..............................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Republik Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-undang Dasar 1945. Adapun makna dari negara hukum yaitu bahwa hukum di
negara ini ditempatkan pada posisi yang strategis di dalam konstelasi ketatanegaraan.
Ungkapan bahasa latin “Quid sine leges moribus” yang bermakna apalah artinya suatu
hukum jika tidak didukung oleh perilaku yang baik dari masyarakatnya.

Penegakan hukum secara umum dapat diartikan sebagai penerapan hukum di


berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara demi mewujudkan ketertiban dan
kepastian hukum yang berorientasi kepada keadilan. Secara khusus penegakan hukum
dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan di dalam sistem peradilan (pidana) yang bersifat
preventif, represif, dan edukatif. Penegakan hukum merupakan komponen integral dari
pembangunan hukum yang merupakan komponen integral dari pembangunan nasional.

Dimakalah ini akan membahas mengenai Hukum Acara Pidana. Pada zaman Jepang
tidak terjadi perubahan yang mendasar tentang huku. UU No. 1 Tahun 1942 pada tanggal 7
Maret 1942 Pasal 3, yaitu menyatakan “ Semua badan Pemerintah tetap diakui asal tidak
bertentangan dengan aturan Pemerintah Militer Jepang. 1

Dalam makalah ini penulis akan membahas materi mengenai Hukum Acara Pidana,
proses-proses Dalam Hukum Acara Pidana, dan beberapa asas Dalam Hukum Acara
Pidana. yang dimana topik inti yang akan kami bahas mengenai apa saja Sumber- Hukum
Acara Pidana.

1
Andi Hamzah, 1992. Hukum Acara Pidana Indonesia, Sapta Artha Jaya, Jakarrta, hlm. 51-54.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ruang lngkup Hukum Acara Pidana ?


2. Apa saja sumber yang yang dijadikan andasan hukum pada Hukum Acara Pidana di
Indonesia ?

C. Tujuan

1. Diharapkan pembaca dapat menambah wawasan mengenai ruang lingkup Hukum


Acara Pidana
2. Agar pembaca mengetahui dan memahami dari mana sumber-sumber yang akan
dijadikan landasan hukum dalam Hukum Acara Pidana di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ruang Lingkup Hukum Acara Pidana

Ruang lingkup acara pidana sangat erat kaitannya dengan proses pemeriksaan
perkara pidana, yang oleh KUHP sekarang ini dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
Penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan dan pelaksanaan putusan
(eksekusi). 2

a. Penyidikan Perkara Pidana

Penyidikan merupakan tahapan pertama dalam pemeriksaan perkara pidana


yang dilakukan oleh penyidik dalam hal ini adalah polisi, yaitu sejak adanya
sangkan bahwa seseorang telah melakukan suatu perbuatan pidana. Penyidikan yang
dilakukan oleh penyidik sudah tentu berdasarkan atas cara-cara yang diatur dalam
Undang-Undang (KUHAP) : Bandingkan dengan pasal 14 ayat (1) UU 2/2002.
Tentang Kepolisian Negara RI.

b. Penuntutan Perkara Pidana

Menuntut adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara


pidana ke pengadilan negeri yang berwenang, dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang hukum acara pidana dengan permintaan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan. Penuntutan perkara pidana
adalah tugas yang dilakukan oleh kejaksaan.

c. Pelaksanaan Putusan

2
I Ketut Sudjana. Hukum Acara Pidana dan Praktek Peradilan Pidana. Available at : ( simdos.unud.ac.id.)

6
Melaksanakan keputusan hakim adalah menyelenggarakan agar segala
sesuatu yang tercantum dalam surat keputusan hakim dapat dilaksanakan.
Pelaksanaan keputusan hakim ini adalah tugas kejaksaan dengan tetap ada
pengawasan oleh Hakim. Lihat UU NO. 16/2004 tentang Kejaksaan RI, Pasal 30
ayat (1). Hakekat eksekusi ini adalah agar supaya amar/dictum putusan pengadilan
dapat dilaksanakan. Terutama sekali terhadap putusan pengadilan yang
membebaskan terdakwa berada dalam tahanan, agar segera untuk dibebaskan
(Perhatikan HAM setiap indvidu).

2. Sumber-sumber Hukum Acara Pidana

Dalam pelaksanaan hukum acara pidana terdapat sumber yang menjadi


acuan terprogressnya suatu hukum pidana pada tindak pidana dalam
melaksanakan hukum acara pidana.

a. Undang- Undang Dasar 1945

Pasal 24 ayat 1 ; pasal 24 ayat 2 ; pasal 24 ayat 3 ; pasal 24 A ayat 5 ; pasal


25 ; pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 ;
Pada pasal 24 dan 25 undang undang 1945 hasil amandemen di sebutkan
bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan luas untuk
penyelenggaraan peradilan penegakan hukum, kekuasaan kehakiman di
lakukan oleh MA dan tidak adanya perubahan pada badan negara dan
peraturan- peraturannya selama tidak adanya perubahan pada undang
undang dasar ini.3

b. Undang undang

3
Prof. Dr. Eddy O.S. Hiariej, S.H., M.Hum. Pengantar Hukum Acara Pidana modul 1 Available at
(repository.ut.ac.id)
I Ketut Sudjana. Hukum Acara Pidana dan Praktek Peradilan Pidana. Available at : ( simdos.unud.ac.id.)

7
KUHAP UU NO. 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA
PIDANA
Undang- undang yang berisikan adanya ketentuan-ketentuan dalam
menjalankan hukum pidana di Indonesia, KUHAP membantu
penyelenggaraan hukum pidana pada pelaku tindak pidana dikarenakan
pembangunan hukum nasional yang di tuju bidang hukum acara pidakan
ialah diharapkannya masyarakat memahami betul hak dan kewajibannya
untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak hukum sesuai
dengan wewenang dan fungsi yang sudah di tetapkan.

c. Peraturan pemerintah

1. KEPRES RI NO. 73 Tahun 1967 , Tentang Pemberian Wewenang kepada


Jaksa Agung Melakukan Pengusutan dan Pemeriksaan Pendahuluan terhadap
mereka yang Melakukan Pentelundupan.
2. Keputusan Mentri Kehakiman RI. No M 2789. KP.04.12 Tahun 1985 tanggal 1
Juli 1985 tentang Pengangkatan Hakim Militer Seluruh Indonesia Untuk
Menyidangkan Perkara – Perkara Koneksitas.
3. SURAT EDARAN MA RI No 3 Tahun 1990 Tentang Penyidikan Dalam
Perairan Indonesia.
4. Keputusan Mentri Kehakiman RI. No. M.14. PW.07.03 Tahun 1983 tanggal 10
desember 1983 tentang Tambahan Pedoman Pelaksanaan KUHAP.
5. KEPRES RI No. 55 Tahun 1991 , Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kejaksaan RI.
6. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1983 LNRI Tahun 1983 No 36 Tentang
Pelaksanaan Kitab Undang – undang Hukum Acara Pidana.
7. PP No 35 Tahun 1996 Tentang Penyidikan Tindak Pidana Bidang Kepabeanan
Dan Cukai.
8. KEPRES RI No 10 Tahun 1995 , Tentang Tunjangan Hakim.
9. Keputusan Mentri Kehakiman RI. No. M.03. HN.02.01 Tahun 1988 tanggal 10
Maret 1988 Tentang Tata Cara Permohonan Perubahan Pidana Penjara Seumur

8
Hidup Menjadi Pidana Sementara Berdasarkan Kepres RI. No 5 Tahun 1987
Tentang Mengurangi Masa Menjalani Pidana ( Remisi ).
10. Surat Edaran Mahkamag Agung RI N0. 7 Tahun 1983 tanggal 11 Nofember
1983, tentang Beralihnya Masa Peralihan Pasal 284 KUHAP.

9
BAB III

PENUTUP
3. Kesimpulan

Ruang lingkup acara pidana sangat erat kaitannya dengan proses


pemeriksaan perkara pidana, yang oleh KUHP sekarang ini dibagi menjadi 4 tahap,
yaitu : Penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan dan pelaksanaan
putusan (eksekusi). Penyidikan merupakan tahapan pertama dalam pemeriksaan
perkara pidana yang dilakukan oleh penyidik dalam hal ini adalah polisi, yaitu sejak
adanya sangkan bahwa seseorang telah melakukan suatu perbuatan pidana.
Penyidikan yang dilakukan oleh penyidik sudah tentu berdasarkan atas cara-cara
yang diatur dalam Undang-Undang (KUHAP) :
Dalam pelaksanaan hukum acara pidana terdapat sumber yang menjadi
acuan terprogressnya suatu hukum pidana pada tindak pidana dalam melaksanakan
hukum acara pidana. [ CITATION IKe16 \l 1033 ][ CITATION IKe16 \l 1033 ] Undang-
undang yang berisikan adanya ketentuan-ketentuan dalam menjalankan hukum
pidana di Indonesia, KUHAP membantu penyelenggaraan hukum pidana pada
pelaku tindak pidana dikarenakan pembangunan hukum nasional yang di tuju
bidang hukum acara pidakan ialah diharapkannya masyarakat memahami betul hak
dan kewajibannya untuk meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegak
hukum sesuai dengan wewenang dan fungsi yang sudah di tetapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Andi. 1992. Hukum Acara Pidana Indonesi. Sapta Artha Jaya, Jakarrta, hlm. 51-54.

Prof. Dr. Eddy O.S. Hiariej, S.H., M.Hum. Pengantar Hukum Acara Pidana modul 1

Sudjana, I Ketut. 2016. "S.H., M.H. ." HUKUM ACARA PIDANA DAN PRAKTEK 16.

11

Anda mungkin juga menyukai