Anda di halaman 1dari 14

Munculnya Mahzab Dalam Islam, Tokoh Serta Karya

dan Corak Pemikirannya

Tugas ini ditulis untuk melengkapi tugas kelompok

Mata Kuliah : Tarikh Tasy’ri

Dosen Pengampu : Teguh Anshori, S.E, S.SY., M.H.

Oleh
1. Naura Raihana Diwanda 33030190002
2. Leli Azhumi 33030190080
3. Fitriana Djanu Saputri 33030190083

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah mengenai “Munculnya Mahzab
Dalam Islam, Tokoh Serta Karya dan Corak Pemikirannya”, ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Bapak
Teguh Anshori, S.E, S.SY., M.H. Pada bidang Tarikh Tasyri. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan mengenai apa saja yang menyebabkan munculnya
mahzab dalam Islam, tokoh serta karya dan corak pemikirannya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Teguh Anshori, S.E, S.SY., M.H.
Selaku dosen pengampu kami yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang asal muasal penyebab munculnya mahzab.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ni masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 9 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
1. Lahirnya Mahzab..................................................................................................................6
2. Tokoh yang berperan dalam munculnya mahzab..................................................................7
3. Macam-Macam Mahzab......................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................13
Penutup................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembinaan hukum Islam seperti yang sudah kita pahami seksama telah
mengalami beberapa fase periode. Dimulai disaat zaman Nabi hingga seaat ini. Nabi
telah meletakkan dasar hukum yang dipegang teguh oleh para sahabat. Pada saat itu
ketika beliau wafat, tradisi keilmuan yang berkenaan dengan hukum islam dilanjutkan
oleh para sahabat beliau. Tentunya saja sebagai konsekuensinya ijtihad semakin
meluas bersamaan pula dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam.
Harun Nasution seperti dikutip oleh Abuddin Nata, membagi periodesasi
hukum islam menjadi empat, yaitu,
1) Periode Nabi
2) Periode Sahabat
3) Periode Ijtihad dan kemajuan
4) Periode Taqlid serta kemunduran.1

menurut Hudhari Bik, terdapat enak periode pembinaan Hukum (fiqih) Islam, yaitu;
pertama pada masa Nabi SAW, kedua pada masa sahabat besar (Khulafaur Rasyidin),
ketiga pada masa sahabat kecil dan tabi’iin hinga pada berakhirnya abad 1 Hijriyah,
keempat yaitu pada masa fiqih menjadi cabang ilmu pengetahuan, ditandai dengan
munculnya imam mahzab hingga berakhir pada abad ke-3hijriyah, kelima disaat masa
pembinaan hukum hingga berakhirnya Daulah Abbasiyah, dan keenam pembinaan
hukum pada masa taqlid. 2

1
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet IX, 301.
2
Hudhari Bik, Tarikh al-Islami, terj. Muh. Zuhri, (Semarang: Darul Ihya, 1980), 4.

4
B. Rumusan Masalah
1. Sejak kapan munculnya Mahzab dalam Islam ?
2. Siapa saja tokoh yang berperan dalam munculnya mahzab, dalam bentuk karya
apa bahkan bagaimana coraknya ?

C. Tujuan
1. Agar pembaca menggetahui sejak kapan munculnya Mahzab dalam Islam.
2. Diharapkan pembaca bisa mengetahui tokoh yang berperan dalam munculnya
mahzab dan dengan karya apa beserta bagaimana corak didalamnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Lahirnya Mahzab

Jika diruntut ke belakang, mahzab fiqih sudah ada sejak zaman sahabat.
Contohnya mahzab Aisyah ra, mahzab Ibn Mas’ud, mahzab Ibn Umar. Masing-
masing itu memiliki kaidah tersendiri didalam memahami nash Al-Qur’an Al-Karim
dan sunnah, sehingga tidak jarang pendapat Ibn Umar berbeda dengan pendapat Ibn
Mas’ud atau Ibn Abbas. Akan tettapi, semua itu tidak bisa disalahkan karena masing-
masing diantaranya sudah melakukan ijtihad.
Pada masa tabi’in, kita juga telah mengenal istilah fuqaha al-Madinah yang
tujuh orang yaitu :
1) Said ibn Musayyid
2) Urwah ibn Zubair
3) Al-Qasim ibn Muhammad
4) Kharijah ibn Zaid
5) Ibn Hisyam
6) Sulaiman ibn Yasan
7) ubaidillah

Termasuk juga Nafi’ Maula Abdullah ibn Umar. Di kota Kufah telah mengenal ada
Al-Qamah ibn Mas’ud Ibrahim An- Nakha’I guru al-imam Abu Hanifah. Sedangkan
di kota Bashrah ada al-Hasan Al-Bashri.

Di kalangan tabiin memiliki ahli fiqih yang juga cukup terkenal, Ikrimah
Maula ibn Abbas dan Atha’ ibn Abu Rabbah, Thawus ibn Kiisan, Muhammad ibn
Sirin, Al-Aswad ibn Yazid, Masruq ibn al-A’raj, Alqamah an Nakha’I, Sya’by,
Syuraih, Said ibn Jubair, Makhul ad Dimasyqy, Abu Idris al-Khaulani.

Sejak awal abad II hingga pertengahan abad IV hijriyah yang merupakan fase
keemasan bagi ijtihad fiqih, yakni dalam rentang waktu 250 tahun di bawah Khalifah
abbasiyah yang berkuasa sejak pada tahun 132 H. 3pada masa ini, muncullah 13
3
Subhi Mahmashani, Falsafah al-Tasyri’ fi al-Islam, terj. Ahmad Sujono, (Bandung: Al-Ma’arif,
1981), 35.

6
mujtihad yang madzhabnya dibukukan dan diikuti pendapatnya. Mereka adalah
Sufyan ibn Uyainah (w. 198H) dari mekah, Malik ibn Anas (w. 179H) di Madinah,
Hasan Al- Basri (w. 110H) di Basrah, Abu Hanifah (w. 150H) dan Sufyan Ats Tsaury
(w. 160H) di Kufah, Al-Auza’ I (w 157H) DI Syam, asy-Syafi’I (w. 204H), Laits ibn
Sa’ad (w.175H) di Mesir, Ishaq ibn Rahawaih (w.238H) di Naisabur, Abu Tsaur (w.
204H), Ahmad ibn Hambal (w.241H), Daud Adz Dzhahiri (w. 270H) dan Ibn Jarir At
Thabary (w. 310H). 4keempatnya di Baghdad.

2. Tokoh yang berperan dalam munculnya mahzab


1. Imam Abu Hanifah. Karyanya berjudul Fiqh Akbar , Al-Alim wa al-Musta’an,
dan Al-Masad.
2. Imam Malik. Karyanya berjudul Al-Muwatta’ dan Usul as-Sagir.
3. Imam Syafi’i. Karyanya berjudul Al-Umm, Ar-Risalah, dan Usul al-Fiqh.
4. Imam Ahmad bin Hambal. Karyanya berjudul Al-Musnad, Jami’ as-Sagir, dan
Jami’ Al-Kabir.

3. Macam-Macam Mahzab
a. Mahzab dalam Fiqih

Dalam hukum Islam atau fikih terdapat empat mazhab besar, yakni: Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Selain keempat mazhab itu, terdapat pula mazhab-
mazhab lain yang dalam perkembangannya tidak sebesar keempat mazhab
terdahulu. Mazhab-mazhab minor tersebut adalah mazhab at-Tauri, an-Nakha’i, at-
Tabari, al-Auza’i dan Az-Zahiri. Di antara mazhab-mazhab minor ini yang cukup
menonjol adalah mazhab az-Zahiri yang didirikan oleh Dawud bin Khalaf al-
Isfahani.5

4
M. Ali Al-Sayis. Fiqih Ijtihad Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Nasy’ah al-Fiqih al-ijtihadi wa
Athwaruhu). M. Muzamil, (Solo: Pustaka Mantiq, 1997), 146.
5
Hasan, Hasan Ibrahim. 1989. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.

7
1. Hanafi

Mazhab Hanafi atau Hanafiah didirikan oleh Nu’man bin Sabit atau yang lebih terkenal
dengan nama Abu Hanifah (w. 767 M). Pemikiran hukumnya bercorak rasional. Mazhab
ini berasal dari Kufah, sebuah kota yang telah mencapai kemajuan yang tinggi, sehingga
persoalan yang muncul banyak dipecahkan melalui pendapat, analogi, dan isitihsan (kiyas
khafi). Murid-murid Abu Hanifah yang menonjol antara lain Abu Yusuf dan Muhammad
bin Hasan asy-Syaibani. Pada masa Utsmani, mazhab ini merupakan mazhab resmi
kerajaan.

2. Maliki

Mazhab Maliki atau Malikiah adalah mazhab yang didirikan oleh Malik bin Anas bin
Malik bin Abi Amir al-Asybahi (w. 797 M) atau biasa dikenal dengan nama Imam Malik.
Sepanjang hidupnya Malik tidak pernah meninggalkan Madinah kecuali untuk keperluan
ibadah haji.

Pemikiran hukumnya banyak dipengaruhi sunnah yang cenderung tekstual. Malik juga
termasuk periwayat hadis. Karyanya adalah al-Muwatta’ (hadis yang bercorak fikih).

Imam Malik juga dikenal sebagai seorang mufti dalam kasus-kasus yang dihadapi, seperti
fatwanya bahwa baiat yang dipaksakan hukumnya tidak sah. Selain itu, pemikirannya
juga banyak menggunakan tradisi warga Madinah.

3. Syafi’i

Mazhab Syafi’i atau Syafi’iah didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-
Syafi’i (w. 767 M) atau Imam Syafi’i. Selama hidup ia pernah tinggal di Baghdad,
Madinah, dan terakhir di Mesir. Oleh karena itu corak pemikirannya adalah konvergensi
atau pertemuan antara rasionalis dan tradisionalis. Selain berdasar pada al-Quran sunnah,
dan ijmak, Imam Syafi’i juga berpegang pada kias.

Ia disebut sebagai orang pertama yang membukukan ilmu usul fikih, dengan karyanya ar-
Risalah. Pemikirannya yang cenderung moderat diperlihatkan dalam qaul qadim (pendapat
yang lama) dan qaul jadid (pendapat yang baru). Untuk penyebarannya, Mazhab Syafi’i
banyak dianut di pedesaan Mesir, Palestina, Suriah, Irak, India, Yaman, dan Indonesia.

8
4. Hanbali

Mazhab Hanbali atau Hanbaliah didirikan oleh Ahmad bin Muhammad bin
Hanbal (w. 855 M) atau dikenal dengan nama Imam Hanbali. Pada masa mudanya
ia berguru kepada Abu Yusuf dan Imam Syafi’i. Corak pemikirannya tradisionalis
(fundamentalis). Selain berdasar pada al-Quran, Sunah, dan ijtihad sahabat, ia juga
menggunakan hadis mursal dan kias jika terpaksa.

Selain seorang ahli hukum ia juga ahli hadis. Karyanya yang terkenal adalah
Musnad (Kumpulan Hadis-Hadis Nabi SAW). Beberapa pengikutnya yang
terkenal adalah Ibnu Taimiyah dan Abdul Wahhab. Penganut Mazhab Hanbali
banyak terdapat di Irak, Mesir, Suriah, dan Arab Saudi.

b. Mazhab-Mazhab dalam Teologi

Awal kemunculan mazhab-mazhab teologi tidak dapat dilepaskan dari


permasalah politik yang akhirnya terus berkelanjutan pada permasalahan
agama. Dalam bidang kalam (teologi) terdapat lima mazhab besar dalam Islam,
yaitu:

1. Khawarij

Aliran Khawarij awalnya adalah pendukung Ali bin Abi Thalib yang
meninggalkan barisannya sebagai bentuk protes terhadap sikap Ali yang
menerima arbitrasi Muawiyah bin Abu Sufyan, ketika peperangan hampir
dimenangkan oleh kelompok Ali. Nama lain dari Khawarij adalah Haruriyah,
yang dinisbahkan kepada Harura, suatu tempat dekat Kufah, Irak. Pada
umumnya mereka terdiri dari orang Arab Badui yang sederhana dalam hidup
dan pemikirian, tetapi keras hatinya.

awalnya kaum Khawarij berjumlah sekitar 12.000 orang. Imam pertama


mereka adalah Abdullah bin Wahhab ar-Rasidi. Kaum Khawarij bersifat
demokratis dalam persoalan kenegaraan, tetapi dalam teologi dianggap sebagai
aliran yang tegas dan keras. Menurut mereka, orang yang melakukan dosa
besar langsung dianggap sebagai kafir.6

2. Murji’ah

6
Lapidus, Ira M. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian I dan II. Terj. Ghufron A. Mas’adi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

9
Murji’ah lahir sebagai reaksi terhadap kehadiran Khawarij. Mereka ingin
bersikap netral dari praktik mengkafirkan seseorang. Untuk itu mereka
mengusung doktrin irja’, yaitu penangguhan hukuman terhadap orang beriman
yang melakukan dosan dan mereka tetap dianggap muslim. Oleh karena itu
mereka yang disebut kafir oleh Khawarij, tetap mukmin bagi Murji’ah.
Murji’ah terbagi antara kelompok moderat dan ekstrem. Tokoh-tokoh moderat
antara lain Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, dan
Abu Yusuf al-Qadi. Sementara yang ekstrem antara lain Jahm bin Sofwan dan
pengikutnya.

Ajaran yang terdapat dalam golongan Murjiah moderat menjadi ajaran yang
diterima dalam Ahlusunah waljamaah, yakni orang yang berdosa besar dan
meninggal tanpa tobat sepenuhnya terserah kepada Allah.

3. Muktazilah

Muktazilah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam yang dikenal
bersifat rasional dan liberal. Ciri utama yang membedakan aliran ini dengan
aliran lainnya adalah pandangan-pandangan teologisnya yang lebih banyak
ditunjang oleh dalil-dalil ‘aqliah (akal) dan lebih bersifat filosofis, sehingga
sering disebut aliran rasionalitas Islam. Bagi mereka, orang berdosa besar
adalah tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi mengambil posisi di antara
keduanya. Di antara tokoh Muktazilah yang terkenal adalah Wasil Bin Ata.
Muktazilah terkenal dengan lima prinsip ajarannya yaitu tauhid; keadilan; janji
dan ancaman; posisi di antara dua posisi; dan amar makruf nahi mungkar.
Muktazilah menganut paham Qadariah, yaitu paham yang menyatakan bahwa
manusia memiliki kebebasan dalam memilih dan bertindak.

Di samping doktrin utama kebebasan berkehendak, kelompok Muktazilah


menambahkan doktrin lain: penolakan terhadap kesatuan antara Tuhan dan
sifat-sifatnua, seperti Berkuasa, Bijaksana dan Maha hidup, dengan argumen
bahwa konsep semacam itu akan merusak keesaan Tuhan. Oleh karena itu,
julukan yang sangat disukai kaum Muktazilah adalah “pendukung keadilan dan
keesaan”.

4. Asy’ariah

10
Mazhab Asy’ariyah sering disebut juga mazhab ahlusunah waljamaah, di
samping Maturidiah. Pendiri mazhab ini adalah Abu Hasan Ali bin Isma’il al-
Asy’ari. Pada awalnya ia menjadi pengikut Muktazilah selama 30 tahun, tetapi
kemudian keluar dan membangun mazhab sendiri. Sebab utama al-Asy’ari
menjauhkan diri dari Muktazilah adalah adanya perpecahan yang dialami
kaum muslimin yang bisa menghancurkan mereka jika tidak segera diakhiri.
Sebagai seorang muslim yang sangat peduli dengan keutuhan umat Islam, ia
khawatir al-Quran dan Hadis menjadi korban paham-paham kaum Muktazilah
yang menurut pendapatnya tidak dapat dibenarkan, karena didasarkan atas
pemujaan akal pikiran. Oleh karena itu, al-Asyari mengambil jalan tengah
antara golongan rasional dan tekstualis, dan ternyata jalan tersebut dapat
diterima oleh mayoritas kaum muslimin.

Tokoh penting mazhab itu adalah Abu Bakar Muhammad al-Baqillani, Imam
al-Juwaini dan Imam al-Ghazali.

5. Maturidiah

Mazhab ini didirikan oleh Abu Mansur al-Maturidi. Ia adalah pengikut Abu
Hanifah dan karenanya paham-paham teologinya banyak memiliki persamaan
dengan Abu Hanifah. Mazhab ini banyak menggunakan rasio dalam pandangan
keagamaannya dan dalam sistem teologinya, meskipun tidak sejauh
Muktazilah.

Dalam perkembangannya aliran ini terbagi dalam dua golongan, yakni


Maturidiah Samarkand yang merupakan pengikut al-Maturidi dan Maturidiah
Bukhara yang merupakan pengikut al-Bazdawi. Maturidah Samarkand lebih
dekat ke Muktazilah, sementara Maturidiah Bukhara dekat denga Asy’ariah.

c. Mazhab dalam Syiah

Perbedaan dalam bidang fikih atau hukum juga melahirkan mazhab-mazhab


dalam Syiah, yakni Zaidiah, Isna Asyariah, dan Ismailiyah. Mazhab Zaidiah
dibentuk oleh Zaid bin Ali Zainal Abidin. Bukunya yang terkenal adalah al-
Majmu’. Sementara Mazhab Syiah Dua Belas (Isna Asyariah) hanya menerima
hadis yang sanadnya melalui ahlulbait (keluarga Nabi Muhammad). Imam

11
Syiah Isna Asyariah yang terkenal adalah imam ketujuh, Ja’far al-Shadiq.
Selain itu, ,mazhab ini merupakan mazhab resmi di Iran.
7

7
Hitti, Phillip K. 2006. History of The Arabs. Terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta

12
BAB III

Penutup

4. Kesimpulan

Mahzab fiqih sudah ada sejak zaman sahabat. Contohnya mahzab Aisyah ra, mahzab
Ibn Mas’ud, mahzab Ibn Umar. Masing-masing itu memiliki kaidah tersendiri didalam
memahami nash Al-Qur’an Al-Karim dan sunnah, sehingga tidak jarang pendapat Ibn
Umar berbeda dengan pendapat Ibn Mas’ud atau Ibn Abbas. Akan tettapi, semua itu tidak
bisa disalahkan karena masing-masing diantaranya sudah melakukan ijtihad.

Tokoh yang berperan sebagai munculnya mahzab


1. Imam Abu Hanifah. Karyanya berjudul Fiqh Akbar , Al-Alim wa al-Musta’an, dan Al-
Masad.
2. Imam Malik. Karyanya berjudul Al-Muwatta’ dan Usul as-Sagir.
3. Imam Syafi’i. Karyanya berjudul Al-Umm, Ar-Risalah, dan Usul al-Fiqh.
4. Imam Ahmad bin Hambal. Karyanya berjudul Al-Musnad, Jami’ as-Sagir, dan Jami’
Al-Kabir.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Al-Sayis, M Fiqih Ijtihad Pertumbuhan dan Perkembangannya, (Nasy’ah al-Fiqih al-
ijtihadi wa Athwaruhu). M. Muzamil, (Solo: Pustaka Mantiq, 1997), 146.
Hitti, Phillip K. 2006. History of The Arabs. Terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
Riyadi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Ibrahim, Hasan 1989. Sejarah Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Kota Kembang.
Lapidus, Ira M. 2000. Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian I dan II. Terj. Ghufron A.
Mas’adi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mahmashani, Subhi. Falsafah al-Tasyri’ fi al-Islam, terj. Ahmad Sujono, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1981), 35.

14

Anda mungkin juga menyukai