Anda di halaman 1dari 7

MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI

FILSAFAT HUKUM

Tugas ini disusun untuk melengkapi nilai kelompok

Mata Kuliah : Filsafat Hukum

Dosen Pengampu : Eko Setyo Ary Wibowo, M.H.I.

Oleh

Leli Azhumi 33030190080

Febyarina Alifah H.N. 33030190104

Rizqi Ali Sabani 33030190142

PROGRAM STUFI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Filsafat Hukum dengan judul
“Manfaat dan Tujuan Mempelajari Filsafat Hukum”. Terimakasih kami ucapkan kepada
Bapak Eko Setyo Ary Wibowo, M.H.I. Selaku Dosen pembimbing kami dalam mata kuliah
Filsafat Hukum.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Depok, 19 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat hukum relevan untuk membangun kondisi hukum yang sebenarnya, sebab
tugas dari filsafat hukum adalah menjelaskan nilai dasar hukum secara filosofis yang
mampu memformulasikan cita-cita keadilan, ketertiban di dalam suatu kehidupan yang
relevan dengan kenyataan-kenyataan hukum yang telah berlaku. Bahkan merubah secara
radikal dengan tekanan hasrat manusia melalui paradigma hukum baru guna memenuhi
perkembangan hukum pasa suatu masa dan tempat tertentu.

Mengenai filsafat Hukum, Roscoe Pound (1972: 3) menyatakan, bahwa ahli


filsafat berupaya untuk memecahkan persoalan tentang gagasan untuk menciptakan suatu
hukum yang sempurna yang harus berdiri teguh selama-lamanya, dan kemudian
membuktikan kepada umat manusia bahwa hukum yang telah selesai ditetapkan,
kekuasaannya tidak dipersoalkan lagi. Suatu usaha untuk melakukan pemecahan
menggunakan sistem hukum yang berlaku pada masa dan tempat tertentu, dengan
menggunakan abstraksi terhadap bahan-bahan hukum yang lebih tinggi.

Filsafat hukum memberikan uraian yang rasional mengenai hukum sebagai upaya
untuk memenuhi perkembangan hukum secara universal untuk menjamin kelangsungan
di masa depan. Filsafat hukum memegang peranan penting didalam kegiatan penalaran
dan penelaahan asas dan dasar etik dan pengawasan sosial, yang berkaitan dengan tujuan
masyarakat, masalah-masalah hak asasi, dan kodrat alam (Leon Duguit, 1919: 47).

B. Rumusan Masalah
1. Apa implikasi filsafat hukum dalam kenyataan hidup bermasyarakat, bernegara,
dan berbangsa ?
2. Apa peranan filsafat hukum dalam mewujudkan keadilan ?

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Implikasi Filsafat Hukum Dalam Kenyataan Hidup Bermasyarakat, Berbangsa,


dan Bernegara

Penerapan Filsafat Hukum didalam kehidupan bernegara mempunyai variasi


yang berbeda – beda tergantung pada filsafat hidup bangsa (Wealtanchauung)
masing-masing. Dalam kenyataan suatu negara apabila tanpa ideologi maka tidak
mungkin mampu mencapai sasaran tujuan nasionalnya sebab negara tanpa ideologi
adalah negara yang gagal, negara akan kandas di tengah perjalanannya. Filsafat Hidup
Bangsa (Wealtanchauung) yang lazim menjadi filsafat atau ideologi negara, dimana
berfungsi sebagai norma dasar (groundnorm) (Hans Kelsen, 1998: 188). 1Nilai
fundamental ini yang menjadi sumber cita dan asas moral bangsa karena nilai ini
menjadi cita hukum (rechtidee) dan pradigma keadilan, makna keadilan merupakan
substansi kebermaknaan keadilan yang ditentukan oleh nilai filsafat hidup
(wealtanchauung) bangsa itu sendiri (Soeryono S., 1978: 19). 2
Indonesia sebagai negara hukum pada prinsipnya bertujuan untuk menegakkan
perlindungan hukum (iustitia protectivia). Hukum dan cita hukum (rechtidee) sebagai
perwujudan budaya. Perwujudan budaya dan peradaban manusia tegak berkat sistem
hukum, tujuan hukum dan cita hukum ditegakkan dalam keadilan yang menampilkan
citra moral dan kebijakan adalah fenomrna budaya dan peradaban. Manusia
senantiasa berjuang menuntut dan membela kebenaran, kebaikan, kebajikan menjadi
cita dan citra moral kemanusiaan dan citra moral pribadi pada manusia. Keadilan
senantiasa terpadu didalam asas kepastian hukum (Rechtssicherkeit) dan daya guna
hukum (Zeweclcmassignkeit). Tiap makna dan jenis keadilan merujuk pada nilai dan
tujuan apa dan bagaimana keadilan komutatif, distributif, maupun keadilan protrktif
demi terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin setip warga negara. Pada hakikatnya
demi harkat dan martabat manusia. Hukum dan keadilan sungguh merupakan dunia
dan trans empirical setiap pribadi manusia.

1
Hans Kelsen, 1998, General Theory of Law and State, London University, USA
2
Soerjono Soekanto, 1986, Renungan tentang Hukum, CV. Rajawali, Jakarta
Hukum dan citra hukum (keadilan) merupakan dunia nilai dan keseluruhannya
sebagai fenomena budaya. Peranan filsafat hukum memberikan wawasan dan makna
tujuan hukum sebagai cita hukum. Cita hukum adalah suatu apriori yang bersifat
normatif sekaligus suatu apriori yang bersifat normatif dan konstitutif, yang mana
merupakan prasyarat transendental yang telah mendasari tiap hukum positif yang
bermartabat, tanpa cita hukum tidak akan ada hukum yang memiliki sifat watak yang
normatif (Rouscoe, 1972: 23).
Cita hukum memiliki fungsi yang konstitutif menerikan makna pada hukum
dalam arti padatan makna yang bersifat konkrit umum dan mendahului semua hukum
serta berfungsi membatasi apa yang tidak dapat dipersatukan. Pengertian dari fungsi
dan perwujudan cita hukum (rechtidee) menunjukan betapa fundamental kedudukan
dan peranan cita-cita hukum adalah sumber genetik dan tata hukum (rechtsorder).
Maka dari itu cita hukum hendaknya diwujudkan sebagai suatu realitas. Bahwa
filsafat hukum menjadi dasar dan acuan pembangunan kehidupan suatu bangsa serta
acuan pembangunan kehidupan suatu bangsa serta pembangunan hukum dalam
bidang lainnya. Kewajiban negara untuk menegakkan cita keadilan sebagai cita
hukum itu tersirat didalam asas Hukum Kodrat yang dimaksud untuk mengukur
hukum positif, apakah sudah benar-benar telah sesuai dengan aturan yang berasal dari
Hukum Tuhan, dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dengan kebaikan Hukum
Etis dan dengan asas dasar hukum umum abstrak Hukum Filosofis (Notonagoro,
1948: 81). 3
Hukum berfungsi sebagai perlindungan bahkan kepentingan manusia, agar
kepentingan manusia bisa terlindungi, hukum haruslah dilaksanakan secara
profesional. Pelaksaan hukum bisa berlangsung normal, damai, tertib. Hukum yang
sudah dilanggar harus ditegakkan melalui penegakkan hukum. Penegakkan hukum
menghendaki kepastian hukum, kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiable
terhadap tindakan kesewenang-wenang. Masyaraka akan mengaharapkan adanya
kepastian hukum karena dengan adanya kepastian masyarakat akan tertib, aman serta
damai. Harapan masyarakat mengenai manfaat dalam pelaksanaan penegakkan
hukum. Hukum adalah untuk manusia maka pelaksanaan hukum harus memberikan
manfaat, kegunaan bagi amsyarakat jangan sampai hukum dilaksanakan menimbulkan
keresahan di dalam masyarakat.

3
Notonagoro, 1948, Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Masyarakat yang akan mendapatkan perlakuan yang baik, benar akan
mewujudkan kadaan yang rara tentrem raharja. Dimana hukum dapat melindungi hak
dan kewajiban setiap individu dalam kenyataan, dengan perlindungan hukum yang
kokoh akan terwujud tujuan hukum secara umum :
1) Ketertiban
2) Keamanan
3) Ketentraman
4) Kesejahteraan
5) Kedamaian
6) Kebenaran dan
7) Keadilan

Anda mungkin juga menyukai