Oleh
FAKULTAS SYARI’AH
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Terimakasih kepada Bapak Rojikin, S.HI., M.H.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Rumusan masalah...................................................................................................................4
Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
PENUTUP................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara hukum, dengan itu Indonesia memiliki kekuatan
untuk mengendalikan Tindakan masyarakat mencapai nilai-nilai yang positif. Hukum
di Indonesia mengatur banyak aspek kehidupan, mulai dari sosial, politik, ekonomi,
budaya maupun agama. Namun keberadaan hukum ditengah-tengah masyarakat
makin lama makin tak menunjukkan ketegasan serta mulai diabaikan oleh
masyarakat. Dengan bermaksud ingin mengetahui lebih lanjut mengenai hukum
tentu, harus mengetahui Sebagian aspek yang dikaji didalam ilmu hukum, salah
satunya adalah sumber hukum. Relasi yang kami wujudkan mengenai sumber hukum.
Maka timbul pertanyaan besar, mengapa kita perlu mengetahui sumber
hukum. Dimakalah ini akan kami berikan jawabannya yaitu, merupakan sesuatu yang
melandas supaya kita mengetahui asal muasal hukum yang kita jadikan acuan dan
pedoman di negara ini agar kita tidak hanya tahu dan menjelaskannya saja tanpa
pengetahuan mengapa hal itu bisa ada sehingga itu bisa menjadi sebuah aturan yang
mengikat. Istilah sumber hukum digunakan dalam berbagai macam makna karena
hukum itu dapat ditinjau dari berbagai cara.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sumber hukum ?
2. Apa saja sumber-sumber Hukum Administrasi Negara ?
C. Tujuan
1. Agar pembaca dapat memahami pengertian dari sumber hukum.
2. Diharapkan pembaca dapat mengetahui apa saja yang dijadikan sumber-
sumber Hukum Administrasi Negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jum Aggriani, 2012, Op. Cit., hal. 56.
2
Eny Kusdariny, 2011, Op. Cit., hal. 53-54
5
Dari sudut sosiologis, sumber hukum materiil itu adalah seluruh masyarakat.
Sudut ini menyoroti Lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apakah
yang dirasakan sebagai hukum oleh Lembaga-lembaga itu. Dari pengetahuan
tersebut dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan sosiologisnya.
Bisa dikatakan bahwa faktor-faktor sosial dalam masyarakat dapat mempengaruhi
isi hukum positif, faktor tersebut bisa meliputi pandangan ekonomis, pandangan
agamis, dan psikologis.
c. Sumber Hukum Filosofis/ Faktor Filosofis
Dalam sumber hukum dalam arti filosofis terdapat dua hal yang dapat menjadi
sumber hukum, yaitu :
1) Sebagai ukuran/ sumber untuk menentukan bahwa sesuatu bersifat adil. Karena
hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan, maka hal-hal
yang secara filosofis dianggap adil dijadikan juga sumber hukum material.
2) Sebagai faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk menaati kewajiban
terhadap hukum. Hukum itu diciptakan agar ditaati, oleh sebab itu, semua
faktor yang dapat mendorong seseorang taat pada hukum harus diperhatikan
dalam pembuatan aturan hukum positif. Dengan kata lain, sumber hukum
filosofis mengandung makna agar hukum sebagai kaidah perilaku memuat
nilai-nilai positif tersebut.
6
rumusan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 2004, yang dimaksud dengan undang-
undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
1) Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim administrasi yg telah lalu yg memutus
perkara administrasi dan sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Putusan
hakim dapat menjadi sumber hukum administrasi negara. Kedudukan yurisprudensi
dalam Hukum Administrasi Negara sangat penting, sehubungan dengan adanya asas
hakim aktif dalam Peradilan Tata Usaha Negara yang berfungsi melengkapi dan
7
memperkaya Hukum Administrasi Negara.
2) Traktat/ Perjanjian
Traktat/ Perjanjian adalah perjanjian internasional yang diadakan, baik oleh dua
negara (perjanjian bilateral) ataupun dilakukan oleh lebih dari dua negara (perjanjian
multilateral). Akibat perjanjian ini ialah bahwa pihak-pihak yang bersangkutan terikat
pada perjanjian yang mereka adakan itu (Pacta sun servanda).
Contoh: Pasal 2 Tap MPR RI No. XVII/MPR/1998 tgl 13 Nov. 1998 mngenai
penugasan kepada Presiden RI dan Dewan Perwakilan Rakyat untuk meratifikasi
berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hak Asasi manusia
(HAM) sepanjang tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila. Misalnya
Ratifikasi Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yg
kejam, tidak manusiawi/ merendahkan martabat manusia dengan UU No. 5 Th 1998.
3) Doktrin
Doktrin adalah pendapat para ahli. Doktrin dapat menjadi sumber hukum formal
Hukum Administrasi Negara sebab pendapat para ahli itu dapat melahirkan teori-teori
dalam lapangan Hukum Administrasi Negara yang kemudian dapat mendorong
timbulnya kaidah-kaidah Hukum Administrasi Negara. Doktrin baru menjadi sumber
hukum bila diterima oleh masyarakat tanpa proses perundangan. (Nomensen Sinamo,
2010; 37)
8
4. Kodifikasi Hukum Administrasi Negara
Kodifikasi adalah pengumpulan peraturan-peraturan yang sejenis ke dalam
suatu kitab perundang-undangan secara sistematis, lengkap, dan tuntas. Menurut
C.S.T Kansil kodifikasi merupakan pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam
kitab Undang-Undang secara sistematis dan lengkap.
Namun, hingga dewasa ini belum terdapat kodifikasi atas peraturan di bidang
Hukum administrasi Negara. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, yakni:
9
PENUTUP
Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa
indonesia ialah Negara hukum,dengan itu Indonesia memiliki kekuatan untuk mengendalikan
tindakan masyarakat mencapai nilai-nilai yang positif. Hukum di Indonesia mengatur banyak
aspek kehidupan,mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya maupun agama. Namun
keberadaan hukum ditengah-tengah masyarakat makin lama makin tak menunjukkan
ketegasan serta mulai diabaikan oleh masyarakat. Dengan bermaksud ingin mengetahui lebih
lanjut mengenai hukum ,tentu harus mengetahui sebagian aspek yang dikaji didalam ilmu
hukum,salah satunya adalah sumber hukum.
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan hukum serta tempat
diketemukannya hukum. Dengan demikian sumber hukum itu dapat dilihat dari Sumber
hukum dalam arti material ialah sumber hukum sebagai tempat asalnya hukum itu, Sumber
hukum dalam arti formal ialah sumber hukum dimana hukum itu diketemukan. Kodifikasi
adalah pengumpulan peraturan-peraturan yang sejenis ke dalam suatu kitab perundang-
undangan secara sistematis, lengkap, dan tuntas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Paulus Effendie Lotulung, 1994, Himpunan Makalah Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang
Baik, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung.
Philipus M.Hadjon et.al, 2002, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cet.Kedelapan,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Utrecht, 1994, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Pustaka Tinta Mas,
Surabaya.
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-
pp--nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
11
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
12