Disusun oleh :
AM (xxxxxxxxxx)
Dosen Pengampu :
Jl. Tarumanegara No.17B Pisangan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten
15419
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum yang melatarbelakangi atau
yang menjadi tujuan utama penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman mengenai sumber hukum dan klasifikasi hukum yang selama ini menjadi tolak
ukur kita dalam bertindak dan bertingkah laku sehingga dapat mngetahui arti tentang hukum
dan penerapan hukum itu sendiri untuk kini dan di masa depan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Pengertian Sumber Hukum
2. Macam-macam Sumber Hukum
3. Macam-macam Klasifikasi Hukum
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
yang dimaksud dengan sumber hukum ialah segala atau apa saja yang menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni atura-aturan yang
kalau di langgar mengakibat kan sanksi yang tegas dan nyata.
Menurut Mudakir Iskandar yang dimaksud sumber hukum adalah segala sesuatu yang
menimbulkan aturan yang mempunyai sifat mengatur dan memaksa, dan bagi pelanggarnya
dikenakan sanksi.
1. Sumber hukum dalam arti historis, yaitu tempat kita dapat menemukan hukumnya dalam
sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini dibagi menjadi:
a. Sumber hukum yang merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum secara
historis: dokumen-dokumen kuno, lontar, dll.
b. Sumber hkum yang merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.
2. Sumber hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang menentukan isi
hokum positif, seperti misalnya keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan dsb.
3. Sumber hukum dalam arti filosofis, sumber hukum ini dibagi lebih lanjut menjadi dua:
– pandangan mazhab hostoris, menurut pandangan isi hokum berasal dari kesadaran hukum.
b. Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai kekuatan mengikat,
mengapa kita tunduk pada hukum
Menurut Prof Dr. Sudikno SH, sumber hukum itu sendiri digunakan dalam beberapa arti seperti
berikut :
1. Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum misalnya kehendak
Tuhan, akal manusia, jiwa, bangsa dan sebagainya.
2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberibahan-bahan kepada hukum yang berlaku
sekarang, misalnya HukumPerancis, Hukum Romawi.
3. Sebagai sumber berlakunya, yang member kekuatan, berlaku secara formal kepada peraturan
4. Sebagai sumber darimana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, Undang-undang.
5. Sebagai sumber terjadinya hukum sumber yang menimbulkan hukum.
Sedangkan menurut analisis kami, sumber-sumber hukum segala sesuatu yang berupa
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan mengikat sehingga dalam bergaul disuatu masyarakat
ada batasan-batasannya dan apabila dilanggar maka ada sanksinya.
Sumber hukum dibagi dua macam, pertama sumber hukum materiel dan sumber hokum
formil.
Sumber hukum dalam arti matriel yaitu faktor-faktor yang turut serta menentukan isi hukum.
Karena kompleks nya mempelajari sumber-sumber hokum ini maka usaha itu baru akan
mencapai hasil, apabila sumber-sumber hukum itu ditinjau dari berbagai-bagai sudut cabang
ilmu hukum maupun disiplin lainnya seperti sosiologi hukum, filsafat hukum, sejarah, agama,
psykhologi dan ilmu pemerintahan.
Sedangkan dikatan sumber dalam artian formal artinya adalah sumber hukum yang ditinjau
dari segi undang-undang, kebiasaan, yurisprodensi, putusan hakim, traktat, dan pendapat ahli
hukum (doktrin).
1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni semua tulisan, dokumen dan sebagainya. Dari
sumber tersebut kita dapat mengenal suatu bangsa pada suatu waktu.
2. Dengan melihat dan mempergunakan dokumen-dokumen, surat-surat dan keterangan yang lain
yang membuat undang-undang dan yang memungkinkan dia mengetahui hukum yang berlaku
masa sekarang.
1. Ukuran yang harus dipakai untuk menjadi hukum agar dapat mengetahui apakah suatu hukum
merupakan hukum yang adil.
2. Dengan melihat kekuatan mengingat dalam hukum faktor yang mengikat hingga orang
menaati hukum.
Sumber hukum menurut ahli ekonomi ialah apa yang tampak di dalam lapangan
pengihidupan, misalnya sebelum pemerintah membuat peraturan yang bertujuan membatasi
persaingan di lapangan dagang maka ahli ekonomi harus mengetahui apa yang dirasakan pasti
dan tidak dirasa pasti mengenai persaingan itu.
Sumber hukum menurut ahli sosiologi adalah fakto-faktor yang menentukan isi hukum
positif, misalnya keadaan-keadaan ekonomi, pandangan agama.
Adapun yang menjadi sumber-sumber hukum dalam arti formal menurut ilmu
pengetahuan hukum secara umum antar lain sebagai berikut: undang-undang, kebiasaan,
keputusan hakim, dan trakatat
a. Undang-undang
Undang-undang adalah suatu peraturan yang dibuat oleh badan legislatif dan eksekutif.
Undang-undang ini dibagi 2 macam yaitu Undang-undang dalam arti materiel, dan undang-
undang dalam arti formal.
Menurut Mudakir iskandar dalam bukunya “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia” dikatakan baik Undang-undang dalam arti materiel maupun formil tidak boleh
bertentangan dengan Undang-Undang uang lebih tinggi. Ada ketentuan yuridis yang
menggariskan bahwa :
Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan UU karena cara
pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah bersama-sama dengan parlemen)
Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut isinya mengikat setiap
penduduk.
b. Kebiasaan (Custom)
Kebiasaan adalah perbuataan manusia yang di lakukan secara sadar dan berulang-
ulang dan dianggap sebagai norma yang ditaati bersama sehingga bila seseorang bertingkah
laku tidak menurut norma kebiasaan maka dianggap bertentangan dengan hukum dan
sebaliknya apabila perbuatan itu sesuai dengan kebiasaan berarti sesuai dengan hukum.
Kesadaran masyarakat dalam menggunakan dan menaati norma yang lahir dari lingkungan
masyarakat itu sendiri, merupakan kesadaran yang tanpa harus dilakukan pemaksaan.
Terjadinya hukum kebiasaan adanya norma yang diakui dari masyarakat, secara
konstan. Masyarakat adat biasanya mentaati hukum yang tidak tertulis (kebiasaan) atau hukum
adat daripada hukum tertulis dalam arti undang-undang, hal ini disebabkan hukum kebiasaan
itu timbulnya dari mereka sendiri. Kelebihan yang lain hukum adat ini tanpa harus Aadanya
penegak hukum sebagaimana hukum tertulis, tetapi eksistensinya tidak kalah dengan hukum
yang tertulis, bahkan masyarakat adat pada umumnya lebih mentaati hukum adat daripada
hukum tertulis yang dihasilkan oleh lembaga legislatif. Karena pelaku pelanggaran terhadap
hukum adat akan mendapatkan sanksi moral yang sepanjang masa. Sedangkan sanksi dari
hukum tertulis mempunyai kurun waktu cepat atau hanya sesaat saja.
Keputusan hakim yang bisa menjadi sumber hukum adalah keputusan yang memenuhi
syarat sebagai yurisprodensi. Menurut doktrin semua keputusan hakim bisa menjadi sumber
hukum, namun, keputusan hakim yang berdasarkan hukum adat tidak bisa dijadikan sumber
hukum untuk daerah lain. Hal ini berarti yurisprodensi berdasarkan hukum adat tidak bisa
dijadikan sumber hukum.
Hakim mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengadili dan memeriksa terdakwa,
oleh karena itu, hakim wajib memutuskan semua perkara walaupun belum ada hukum yang
mengaturnya, hal ini di terangkan dalam pasal 22 AB (Algemen Bipalingen van
wetgevingvoor indonesia) yang disahkan dengan staatblad 1847 No.32 yang bunyi pasalnya
sebagai berikut: “Hakim yang menolak untuk menyelesaikan suatu perkara dengan alasan
bahwa peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau
tidak lengkap, maka ia dapat dituntut agar dikenakan sanksi”
Kalau dilihat dari ketentuan tersebut seseorang hakim mempunyai beban yang sangat
berat yaitu walaupun tidak ada hukum yang mengaturnya tetapi harus bisa memutuskan
perkara, oleh karena itu keputusan hakim merupakan sumber hukum, keputusan hakim
(yurisprodensi) yang bisa di jadikan sumber hukum harus memenuhi syarat sebagai berikut:
d. Traktat (Treaty)
Traktat adalah perjanjian yang dilakukan oleh para pihak. Dalam perjanjian
mengandung asas pacta sunt servanda artinya perjanjian mengikat para pihak yang
mengadakan perjanjian dan wajib untuk mentaati. Traktat bisa dilakukan antara dua negara
atau beberapa Negara. Bagi negara yang mengadakan perjanjian yang telah disepakati
bersama. Tetapi ada juga traktat yang mengikat beberapa pihak. Traktat yang demikian
dinamakan traktat terbuka (traktat koletif), dengan traktat ini yang wajib mentaati bukan hanya
pihak pembuat perjanjian saja, tetapi ada pihak-pihak lain yang juga mempunyai kewajiban
untuk mentaatinya.
Doktrin ada yang mengartikan pendapat ahli hukum, berarti semua pendapat ahli
hukum bisa di jadikan sumber hukum, dan tidak jarang para penegak hukum menggunakan
pendapat ahi hukum dalam mengartikan berbagai permasalahan hukum. Pendapat ahli hukum
yang dapat dijadikan sumber hukum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Terdapat berbagai sumber hukum bisnis sebagai dasar hukum yang lazim digunakan dalam aktivis
bisnis, antara lain berupa :
KUH Perdata, KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku adalah pengaturan tentang :
KUH Dagang yang sudah banyak berubah. Ketentuan-ketentuan dalam KUH Dagang yang
pada prinsipnya masih berlaku, tetapi sudah banyak berubah adalah mengenai :
Pembukuan Dagang
Asuransi
KUH Dagang yang sudah di ganti dengan perundang-undangan yang baru. Yakni ketentuan-
ketentuan tertentu yang mengatur tentang berbagai asprk dari hukum bisnis, berupa :
Persoalan Terbatas
Pembukuan Perseroan
Reklame dan penuntutan kembali dalam kepaitan
1. Kesimpulan
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas
dan nyata bagi pelanggarnya.
Sumber Hukum dibagi menjadi dua yaitu sumber hukum fomil dan sumber hukum materil.
1. Sumber Hukum Fomil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh
kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum
itu berlaku secara formal.
2. Sumber Hukum Materil merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya
hubungan sosial, hubungan kekuatan polotik, situasi sosial ekonomi, tradisi (kriminologi, lalu
lintas), perkembangan internasional, keadaan gegografis,.
1. Undang – undang
2. Perjanjian antar negara
3. Kebiasan
4. Sumber hukum formil yang tidak langsung atas pengakuan undang – undang yaitu ;
Doktrin
Yurisprodensi
Klasifikasi Hukum
Hukum publik
Hukum publik adalah sebuah hukum yang mengatur dan memuat hubngan antara warga
negara dengan suatu negara itu sendiri. Singkatnya hukum ini menjembatan sebuah negara
dengan warga negaranya. Adapun jenis jenis hukum publik adalah sebagai berikut:
1. Hukum tata negara : Hukum yang mengatur susunan dan bentuk pemerintahan di suatu
negara tertentu serta hubungan yang dijalin dengan komponen perlengkapan negara seperti
warga negara dengan pemerintahan.
2. Hukum tata usaha negara dan hukum tata pemerintahan : hukum ini mengatur cara
cara dan hubungan kekuasaan yang terjalin antara alat dan perlengkapan negara.
3. Hukum internasional : Hukum ini meiputii hukum publik di lingkup internasional dan
hukum perdata.
4. Hukum pidana : Hukum pidana adalah hukum yang didalamnya mengatur perbuatan
perbuatan apa saja yang dilarang yang jika dilanggar akan diberikan pidana. Didalam hukum
ini juga mengatur bagaimana cara cara untuk mengajukan perkara ke pengadilan.
Dalam hukum pidana sendiri pada dasarnya menitikberatkan kepada perlindungan negara dan
perlindungan umum. Adapun isi hukum pidana adalah:
Peraturan peraturan dan tatanan hukum yang didalamnya melarang perbuatan tertentu.
(contoh: menipu, mencuri, mengancam, membunuh, dan lain sebagainya).
Peraturan yang bersifat wajib dan mengharuskan untuk melakukan perbuatan tertentu (Contoh:
Melapor pada pihak berwajib ketika terdapat tindak kejahatan).
Menurut daya kerjanya , hukum terbagi menjadi hukum memaksa (dwingendrecht) dan
hukum yang mengatur ( aandvullendrecht ). Yang dimaksud dengan hukum memaksa adalah
peraturan – peraturan yang tidak boleh disimpangi dengan jalan perjanjian . Hukum yang
memaksa memikat tiada syarat , artinya tidak peduli apakah para pihak menghendaki tuntduk
padanya atau tidak. Sedangkan hukum yng mengatur hanya hendak mengatur dan tidak
mengikat dengan tiada bersyarat .
Hukum Publik biasanya bisa dikatakan sebagai hukum memaksa sedangkan hukum
Perdata biasanya disa disebut hukum mengatur . selanjutnya Uplianus mengatakan :
“Publicus ius est, quod ad statum rei romanae spectat, private quod ad singuloru utitiate;
sunt enim quaedam publice, utilia, quaedam privatim”
Artinya yaitu ukum Publik adalah hukum yang berhubungan dengan kesejahtraan Negara
(Romawi); Hukum perdata adalah hukum yang mengurus kepentingan perorangan-perongan
khusus; karena ada hal yang merupakan kepentingan umum, ada pula hal yang merupakan
kepentingan perdata .
Hukum Publik disebut sebagai hukum mengatur karena ia mengatur kepntingan umum.
Oleh karena itu seorang tak diperbolehkan untuk mengecualikan hukumpublik demi kepntinga
perdata (khusus) . sebaliknya hukum perdata adalah hukum yang mengatur , karena ia
mengatur kepentingan perdata .pembentuk undang-undang biasanya memberikan kebebasan
kepada setiap orang untuk mengatur kepentingan sebagai yang dikehendakinya. Walaupun
demikian , dalam hukum perdata banyak terdapat peraturan-peraturan yang sfatnya memaksa .
hal ini ditimbulkan oleh sebab-sebab sebagai berikut:
Selanjutnya untuk mengetahui apakah suatu undang-undang itu bersifat memaksa , maka dapat
menggunakan ketentuan dalam Pasal 14 Undang-undang Algemeine van Bepaligen yang
menyatakan :
“Taka ada tindakan atau perjanjian yang dapat melmpuhkan kekeuatan Undang-
undang yang bersangkutan dengan tertib hukum atau susila yang baik “
Menurut ketentuan tersebut , segala peraturan yang mengenai tertib atau susila yang
baik adalah memaksa .
Peraturan mengenai tertib umum adalah peraturan-peranturan dengan man langsung
tersangkut kepentingan umum , jadi baik peraturan-peranturan hukum public maupun
peraturan-peraturan yang bersifat campran hukumperdata dan public. Peranturan mengenai
susila yang baik adalah peraturan-peraturan yang mnegenal kesusilaan yang berlaku dalam
masarakat pada waktu sekarang (positieve moral ) artinya peraturan yang umumnya diakuidan
diikuti sebagia peraturan kesusilaan dalam masyarakat pada waktu tersebut.berdasarkan
penjabaran di atas bahwa hukum yang memaksa adalah hukum yang tidak dapat disimpangi
dengan jalan perjanjian yang pada umumnya hukum yang mengatur kepentinga umum.
Sedangkan hukum yang mengatur adalah hukum yang dapat disimpangi melalui perjanjian
yang mengatur kepentingan pribadi. Dengan kata lain setiap orang diperkenankan untuk
mengecualikan sesuatu ketentuan undang-undang yang bersifat mengatur dengan jalan
membuat suatu perikatan .
Mengenai pendapat yang tentang hukum yanmg memaksa adalah sama dengan hukum
public dan hukum yang mengatur adalah sama dengan hukum perdata , sepenuhnya tidak
benar. Dikarenakan hukum hukum perdata , terdapat pengecualiaan yang menyebabkan
sifatnya menjadi memaksa . Hal ini tidak menyebabkan aturan tersebut dapat diklarifikasi
sebagai hukum public hakekatnya tetap hukum perdata tetapi dengan sifat memaksa
Khusus untuk hukum perdata yang bersifat memksa tersebut, berarti terhadapnya tidak
dapat dikecualikan dengfa jalan perjanjian . setiap orang harus mematuhi dengan tiada
bersyarat. Bagaimana dengan UU 40/2007? Undang-undang ini termasuk ke dalam hukum
perdata . berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU 40 /2007, yang termasuk dengan perseorangan
terbatas adalah
Bagaimana dengan aturan mengenai preempriteve right dalam UU 40/2007 bisa dilihat
dari pasal 57 ayat (1) huruf a UU 40/2007, maka bahwa preemptive right merupakan
kepentingan perdata , kepentingan yang bebas diatur oleh banyak pihak yang membuatnya .
walaupun demikian ketentuan mengenai preemptive right merupakan kebiasaan dari perbuatan
hak atas saham .maka kesimpulannya maka ketentuan mengenai preemptive right memiliki
sifat memaksa (dwingendrecht)
Menurut bentuknya, pembagian hukum dapat dibagi menjadi beberapa kategori yakni:
Hukum tertulis
Hukum tertulis adalah segala hukum yang telah tercantum dalam peraturan perundang-
undangan. Singkatnya hukum tertulis memiliki bentuk fisik yang nyata yang umumnya ditulis
dalam sebuah konstitusi. Terdapat dua jenis hukum tertulis.
1. Hukum Nasional : Hukum ini adalah hukum yang berlaku hanya dalam satu negara
saja maka disebut sebagai hukum nasional.
2. Hukum Internasional : Berbeda dengan hukum nasional, hukum internasional
merupakan hukum yang memiliki cakupan dan mengatur hubungan antar negara dalam
lingkup internasional.
3. Hukum Asing : Pada dasarnya hukum asing merupakan tatanan hukum yang berlaku
dalam satu negara lain.
Pembagian hukum berdasarkan waktu berlakunya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
diantaranya adalah:
1. Hukum Positif (Ius Constitutum) : Hukum positif merupakan hukum yang berlaku di
masa sekarang untuk satu asyarakat tertentu yang terletak di suatu daerah.
2. Hukum yang dicita citakan (Ius COnstituendum) : Hukum ini merupakan hukum yang
diharapkan bisa berlaku di masa mendatang.
3. Hukum Alam (Ius Naturale) : Hukum alam merupakan hukum yang berlaku di semua
tempat dan semua waktu di semua bangsa dan negara. Berbeda dengan hukum hukum
sebelumnya, Jenis hukum ini tidak memiliki batasan atau dengan kata lain berlaku untuk
selamanya (abadi)
Hukum materiil (materi) : Hukum ini memuat peraturan peraturan tertentu yang menyangkut
kepentingan dan hubungan yang terwujud dalam perintah perintah dan larangan larangan.
Contoh:
Hukum pidana.
Hukum perdata.
Hukum dagang.
Hukum formil : Hukum formil adalah hukum yang berorientasi pada proses, hukum ini
memuat peraturan peraturan tentang bagaimana cara cara pelaksanaan dan mempertahankan
hukum materiil. Serta mengatur bagaimana cara mengajukan suatu sengketa atau perkara ke
pengadilan.
Contoh:
Hukum objektif
Hukum objektif merupakan hukum yang terdapat di suatu negara dan berlaku untuk umum
(tidak mengenal orang dan golongan). Umumnya hukum objektif hanya menyebut dan
menjelaskan tentang peraturan hukum saja.
Hukum subjektif
Hukum subjektif sendiri sangat erat kaitannya dengan hak hak asasi manusia. Hukum ini
ditimbulkan oleh hukum objektif yang berlaku pada orang tertentu atau dapat lebih.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas
dan nyata bagi pelanggarnya. Sumber hukum dibagi menjadi dua yaitu sumber hukum formil
dan sumber hukum materil.
Penggolongan hukum berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua pula yang pertama adalah
hukum tertulis yaitu hukum yang sudah terkodifikasi dan dapat dilihat oleh siapapun sehingga
hukum ini mudah di pahami oleh setiap orang yang melihatnya sedangkan hukum tidak
tertulis adalah kebalikan dari hukum tertullis sebagai contoh adalah hukum adat suatu daerah
tertentu
2. Saran
“ Agar mahasiswa mampu mengetahui sumber-sumber hukum dan klasifikasi hukum yang ada
di Indonesia dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga
Negara. Dan untuk mempertahankan Hukum yang ada di Indonesia ”.
Demikian sedikit ulasan tentang sumber hukum dan klasifikasi hukum di Indonesia
semoga bermanfaat, dan berguna untuk ikut mencerdaskan anak bangsa. Taatilah hukum yang
berlaku, dan lihatlah sebuah kejadian dari berbagai sudut pandang, jangan sekali-kali mudah
memberikan statement bahwa seseorang salah atau benar
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Mudzakir: “Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia”
Daftar pustaka
Abdullah, Rudi, Asrianti Dja'wa, La Ode Dedi Abdullah, and Endang T Pratiwi. (2018, June 9)
“Sistem Hukum Dan Klasifikasi Hukum.” OpenAbdullah, Rudi et al. “Sistem Hukum Dan
Klasifikasi Hukum”. INA-Rxiv, 10 May 2018. Web.