Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tara Amelia Putri

NIM : 049433541
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis

TUGAS 2
MATA KULIAH
PENGANTAR ILMU HUKUM / PTHI

1. Pada hakikatnya, sumber hukum dibagi menjadi sumber hukum materiil dan sumber hukum
formil. Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang dianggap dapat membantu
pembentukan hukum. Coba jelaskan menurut analisis saudara disertai contoh.
Jawab:
Sumber Hukum Materiil
Sumber hukum materiil adalah tempat atau asal mula dari mana hukum itu diambil.
Sumber hukum materiil berkaitan erat dengan keyakinan atau perasaan hukum individu dan
pendapat umum yang menentukan isi hukum.
Keyakinan atau perasaan hukum individu (anggota masyarakat) dan pendapat hukum
(legal opinion) dapat menjadi sumber hukum materiil. Selain itu sumber hukum materiil bisa
juga berupa hal-hal yang mempengaruhi pembentukan hukum seperti pandangan hidup,
hubungan sosial dan politik, situasi ekonomi, corak, peradaban (agama dan kebudayaan) serta
letak geografis dan konfigurasi internasional.

Faktor – faktor yang dianggap dapat membantu pembentukan hukum :


1) Faktor Idiil Faktor idiil ialah patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus
ditaati oleh pra pembentuk UU atau para pembentuk hukum yang lain dalam
melaksanakan tugasnya.
2) Faktor Kemasyarakatan Faktor masyarakat ialah hal-hal yang benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat,
dll. Dalam berbagai kepustakaan hukum ditemukan bahwa sumber hukum material terdiri
atas tiga jenis menurut ( Van Apeldoorn) :
a) Sumber Hukum Historis ialah tempat kita dapat menentukan hukumnya
dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini dibagi menjadi dua,
yaitu : dokumen kunio, dan lontar.

b) Sumber hukum yang merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.


 Sumber hukum sosiologi yaitu faktor yang menentukan isi hukum
positif, misal keadaan agama, pandangan agama, dan kebudayaan
 Sumber hukum filosofis sumber hukum ini dibagi lebih lanjut menajadi
dua.
 Sumber isi hukum disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.
Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini :
- Pandangan theocratis, menurut padangan ini hukum berasal dari tuhan
- Pandangan hukum kodrat, menurut pandangan ini isi hukum berasal
dari akal manusia 
- Pandangan mazhab hostoris, menurut pandangan ini hukum
berasal dari kesadaran hukum.
c) Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempunyai
kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hukum.

2. Hans Kelsen mendefinisikan hukum tidak lain merupakan suatu kaidah ketertiban yang
menghendaki orang menaatinya sebagaimana seharusnya. Berikan pendapat saudara mengenai
pernyataan di atas.
Jawab:
Pernyataan Hans Kelsen berbunyi: "Hukum tidak lain adalah aturan ketertiban, mengharuskan
orang untuk mematuhinya dengan cara yang seharusnya". Dalam hal ini terbukti dalam
penegakan kasus Nenek Mina, dimana posisi Nenek Mina yang tidak sengaja melakukan
pencurian dan mengakui perbuatannya masih mempunyai akibat hukum atas perbuatannya
sebagaimana hukum yang berlaku.

Menurut saya, pendapat Hans Kelsen masuk akal. Hans Kelsen berusaha membangun teori
hukum universal yang bersumber dari prinsip-prinsip empiris. Menurutnya, hanya dengan
paradigma dan pemisahan hukum dari isu-isu seperti moralitas dan keadilan kita akan
menemukan pemikiran hukum yang murni.

3. Saat ini mulai berkembang paradigma hukum progresif yang mendobrak pemikiran formalistik
dan legalistik dari penegak hukum terutama hakim. Berikan opini saudara tentang paradigma
hukum progresif tersebut.
Jawab:
Paradigma hukum progresif yang digagas oleh para profesor ahli hukum. PhD. Satjipto
Rahardjo merupakan gagasan yang luar biasa bagi aparat penegak hukum khususnya hakim agar
tidak terikat oleh positivisme hukum, karena penegakan hukum merupakan rangkaian proses
yang menggambarkan nilai, gagasan, cita-cita yang agak abstrak yang menjadi tujuan hukum.
Tujuan hukum atau cita hukum memunculkan nilai-nilai moral seperti keadilan dan kebenaran.
Nilai-nilai ini harus dapat dicapai dalam kenyataan. Apakah nilai-nilai moral yang terkandung
dalam hukum dapat dilaksanakan atau tidak, keberadaan hukum diakui.
Paradigma hukum progresif menurut saya telah diterapkan dengan baik dalam penegakan
hukum yang efektif saat ini, terutama para pencari keadilan dari masyarakat umum yang ingin
memberikan keadilan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan formalisme atau legalisme
dan nilai-nilai moral Hukuman yang adil agar mereka dapat memberikan perlakuan yang adil
kepada semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali. Dalam kasus nenek Mina, menurut saya
hakim telah melakukan yang terbaik untuk memberikan hukuman yang sesuai kepada nenek
Mina, tetapi tidak ada acuan pada paradigma hukum progresif. Jika paradigma hukum progresif
diterapkan dalam situasi ini, tentu ada dua hasil, Nenek Mina akan merasa bahwa keadilan itu
ada dan sangat berlaku terutama untuk orang-orang kecil, sedangkan pihak penggugat
berpendapat bahwa hakim tidak profesional dalam menegakkan hukum sesuai dengan hukum
yang berlaku.
Sumber Referensi

Arif, M. Y. (2019, Oktober 28). Penegakan Hukum dalam Perspektif Hukum Progresif. Jurnal
Hukum, 24. Retrieved from https://ujh.unja.ac.id/index.php/home/article/view/66/24

Deliarnoor, N. A. (2022). Sunber-Sumber Hukum. In N. A. Deliarnoor, Pengantar Ilmu Hukum


(p. 12). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Samekto, F. A. (2019, April 1). Menelusuri Akar Pemikiran Hans Kelsen tentang
Stufenbeautheorie Dalam Pendekatan Normatif - Filosofis. Jurnal Hukum Progresif, 1-
19. Retrieved from http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1403060&val=1278&title=MENELUSURI%20AKAR%20PEMIKIRAN
%20HANS%20KELSEN%20TENTANG%20STUFENBEAUTHEORIE%20DALAM
%20PENDEKATAN%20NORMATIF-FILOSOFIS

Tunardy, W. T. (2020). Sumber Hukum Materiil dan Sumber Hukum Formil. Jurnal Hukum, 1.

Anda mungkin juga menyukai