Anda di halaman 1dari 3

TUGAS II

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PENGANTAR ILMU HUKUM

Disusun Oleh :

MUHAMMAD ROUF ULINNUHA

NIM : 044323652

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UPBJJ-UT SEMARANG

JAWA TENGAH
I. SOAL

1. Pada hakikatnya, sumber hukum dibagi menjadi sumber hukum materiil dan
sumber hukum formil. Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang
dianggap dapat membantu pembentukan hukum. Coba jelaskan menurut analisis
saudara disertai contoh.

2. Hans Kelsen mendefinisikan hukum tidak lain merupakan suatu kaidah ketertiban
yang menghendaki orang menaatinya sebagaimana seharusnya. Berikan pendapat
saudara mengenai pernyataan di atas

3. Saat ini mulai berkembang paradigma hukum progresif yang mendobrak pemikiran
formalistik dan legalistik dari penegak hukum terutama hakim. Berikan opini saudara
tentang paradigma hukum progresif tersebut

JAWABAN

1. Sumber hukum materiil merupakan sumber dari mana materi hukum diambil. Sumber
hukum ini menjadi faktor yang membantu menentukan isi atau materi hukum. Faktor-faktor
yang dimaksud menjadi faktor idiil dan Faktor riil. – Faktor idiil adalah beberapa patokan
yang tetap tentang keadalian yang harus ditaati oleh para pembentuk Undang-Undang atau
pembentuk hukum lainnya dalam melaksanakan tugasnya. – Faktor riil adalah hal-hal yang
benar-benar hidup dalam masyarakat dan merupakan petunjuk hidupn bagi masyarakat
yangt bersangkutan. Contonya seperti agama, kesusilaan, kehendak Tuhan, akal budi,
hubungan sosial, dan sebagainya.

2. Pada sistem hukum Indonesia pada dasarnya menganut teori yang dikembangkan oleh Hans
Kelsen. Hal ini tampak dalam rumusan hirarki peraturan Undang – Undang Indonesia
sebagaimana dapat kita temukan dalam Pasal 7 Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang pembentukan Peraturan Perundang – Undangan adalah sebagai berikut : Menurut
Bagir Manan, hukum positif adalah kumpulan asas dan kaidah hukum tertulis dan tidak
tertulis yang pada saat ini yang berlaku dan mengikat secara umum atau khusus dan
ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara. Teori Hukum Murni
masih banyak dipakai di Indonesia, hal tersebut tercermin dengan masih
diikutinya/diterapkannya beberapa pemikiran dari Hans Kelsen dalam sistem kehidupan
secara yuridis. Dalam hubungan tugas hakim dan Perundang – Undangan masih terlihat
pengaruh aliran Legis (pandangan Legisme), yang menyatakan bahwa hakim tidak boleh
berbuat selain daripada menerapkan Undang – Undang secara tegas.

3. Dalam suatu kasus yang tertera secara jelas dapat dilihat bahwa dalam implementasi
paradigma hukum progresif menjelaskan bahwa problematika penegakan hukum
disebabkan kuatnya pengaruh paradigma legal positivistik sehingga nilai – nilai di masyarakat
menjadi ditabrak dan diabaikan; kekeliruan dalam menafsirkan hukum yang dimaknai secara
tekstual dari pasal – pasal yang tertulis; dan kurang tegasnya suatu ketentuan dalam
peraturan Perundang – Undang sehingga membuka celah kemungkinan penyimpangan oleh
para pelaksananya. Disamping itu, hukum progresif bisa menjadi alternatif sekaligus solusi
dalam penegakan hukum yang mencerminkan nilai – nilai keadlian dalam masyarakat.
Dengan hukum progresif agar tidak terkungkung pada formalisme hukum demi
menegakkan nilai – nilai keadilan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai