Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS III

Nama Mahasiswa : Muhammad Rouf Ulinnuha


Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044323652
Kode/Nama Mata Kuliah : ILMU NEGARA
Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ SEMARANG
Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. mengenai pelimpahan wewenang pemerintah pusat ke pemerintah daerah seperti pada kasus
di atas dalam tinjauan konsep negara kesatuan.
- Pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dinilai masih belum rinci.
Akibatnya, terjadi tumpang tindih program. Urusan pemerintah yang bersifat konkuren
pun rentan inefisiensi biaya dan tak akuntabel. Sistem pengawasan di daerah juga kurang
maksimal.
- Kurangnya sosialisasi terkait wewenang pemerintah pusat ke pemerintah daerah
akhirnya yang terjadi Pengawasan jadi tidak maksimal karena pemerintah provinsi dan
pusat sulit sulit rasanya mengontrol situasi di kabupaten. Mohon agar pemerintah pusat
mengeluarkan rancangan peraturan pemerintah (RPP) yang mengatur detail pembagian
kewenangan agar tidak tumpang tindih dan pelayanan kepada masyarakat terjamin demi
mencapainya kesejahteraan.
- Perlu diadakan Rapat suatu Musyawarah dari semua pemerintah daerah ke pemerintah
Pusat agar sosialisasi tersebut berjalan dengan lancar.

2. Menurut C.F Strong, konsep Negara Kesatuan atau unitarisme adalah struktur negara
yang kekuasaan dan wewenang legislatif tertingginya berada dalam suatu organisasi
legislatif nasional dan kekuasaan negara dipusatkan pada pemerintah pusat. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan, negara kesatuan merupakan negara yang
pemerintah pusatnya mempunyai wewenang untuk mengatur keseluruhan daerahnya.
Pemerintah pusat menguasai kedaulatan secara penuh baik ke dalam ataupun ke luar.
Dimana hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan rakyatnya
dapat dilakukan secara langsung. Dalam negara kesatuan, hanya terdapat satu kepala
negara, satu konstitusi, satu kabinet menteri, dan satu parlemen. Termasuk juga
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusat sebagai penguasa tertinggi dalam segala
aspek pemerintahan. Negara kesatuan memiliki dua sistem,
yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Dalam sentralisasi, artinya semua aspek diatur
langsung oleh pemerintah pusat tanpa adanya campur tangan dari pemerintah daerah.
Pemerintah daerah hanya berhak untuk menjalankan peraturan pemerintah pusat dan
tidak berhak untuk mengatur rumah tangganya sendiri atau membuat peraturan
sendiri.
( Sumber : https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-konsep-negara-kesatuan-
atau-unitarisme-4594/)

3.
- 1. Kekuasaan Konstitutif

Kekuasaan konstitutif yang merupakan sebuah wewenang untuk mengubah dan menetapkan
UUD, yang dilaksanakan oleh MPR.

2. Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan eksekutif merupakan sebuah wewenang untuk melaksanakan UU dan pelaksanaan


pemerintahan negara, yang dilaksanakan oleh Presiden RI.
3. Kekuasaan Legislatif
Dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (1), dijelaskan bahwa Indonesia adalah negara
Kesatuan yang berbentuk Republik. Pasal tersebut menegaskan bahwa negara
Indonesia adalah negara kesatuan, bukan negara federal.
- Salah satu ciri negara kesatuan adalah kedaulatan negara yang tidak terbagi-bagi.
Meskipun kekuasaan pemerintah pusat di Indonesia diserahkan sebagiannya pada
pemerintah daerah, tetapi kekuasaan tersebut tetap berada di pemerintah pusat. Bentuk
pemerintahan yang diamanatkan UUD 1945 adalah republik. Dengan bentuk
pemerintahan republik, Indonesia dipimpin oleh seorang presiden, bukan raja.
Dalam proses memegang kekuasaannya, Presiden Indonesia dipilih melalui
mekanisme pemilihan secara demokratis yang diatur dalam hukum negara Indonesia.
Proses pemilihan berbeda dengan sistem monarki yang kekuasaannya terpusat di
keluarga raja dan diwariskan turun-temurun. Menurut Joeniarto dalam buku Sejarah
Ketatanegaraan Republik Indonesia (1986), sistem tata negara Indonesia tidak
menganut sistem negara lain. Dengan latar belakang sosio-historisnya, Indonesia
memiliki cara tersendiri dalam membuat sistem pemerintahan. Pembagian Kekuasaan
di Indonesia secara Horizontal Pembagian kekuasaan di Indonesia diterapkan melalui
dua jenis pembagian. Kedua jenis tersebut adalah pembagian kekuasaan secara
horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal. Dikutip dari Modul
Pembelajaran PPKn kelas X terbitan Kemdikbud, pembagian horizontal adalah
pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga negara yang ada. Sedangkan
pembagian vertikal adalah pembagian kekuasaan menurut kedudukan lembaganya.
Dalam jurnal "Pembagian Kekuasaan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di
Indonesia" yang ditulis Rika Marlina, terdapat dua masa pembagian kekuasaan secara
horizontal di Indonesia, yakni sebelum amandemen UUD 1945 dan setelah
Amandemen UUD 1945. Sebelum UUD 1945 diperbarui melalui amandemen,
pembagian kekuasaan secara horizontal di Indonesia terdiri dari tiga kekuasaan, yaitu
kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ide membagi kekuasaan menjadi tiga
jenis ini disadur dari teori trias polica yang dicetuskan John Locke dan Montesquieu

Anda mungkin juga menyukai