-----------------------------------------------------------------------
1.1. Hubungan Kewenangan Antar Tingkat Pemerintahan
Dalam suatu negara yang memiliki peraturan perundang-undangan,
hubungan kewenangan antar tingkat pemerintahan sangatlah penting. Hubungan
tersebut akan menentukan dari siapa, oleh siapa, dan bagaimana pengaturan
kehidupan serta upaya-upaya pemenuhan kewajiban ataupun hak setiap lapisan
masyarakat di negara yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
adanya pengaturan kewenangan yang jelas dan detail, akan meminimalisir
ketidakpastian dan tumpang tindih hak, kewajiban, serta tanggung jawab dalam
melaksanakan suatu urusan. Selain itu, kejelasan dan kepastian dalam pengaturan
kewenangan di suatu negara juga akan menciptakan efisiensi biaya dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi, anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan, anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk
merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.
3. Fungsi pengawasan, anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Fungsi alokasi, anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas
perekonomian.
5. Fungsi distribusi, kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Sistem Penyusunan APBN (UU No. 17 Tahun 2003 dan PP No. 21 Tahun 2004)
Medium Term Expenditure Framework, pendekatan anggaran terhadap pengabilan
kebijakan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran dengan
mempertimbangkan implikasi biaya dari kebijakan bersangkutan dengan tahun
anggaran sebelumnya.
Unified Budget, pendekatan ini tidak mengenal pemisahan anggaran dalam bentuk
anggaran rutin dan anggaran pembangunan belanja.
Performance Based Budgeting, penerapan penyusunan anggaran berbasis
kinerja/anggaran berdasar prestasi kerja, efisiensi, dan produktifitas sehingga
akuntabilitas publik bisa tercipta.
Klasifikasi Belanja
Menurut fungsi pengelolaan Negara digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan
pengelolaan keuangan negara terdiri dari:
1) Pelayanan umum
2) Ketertiban dan keamanan
3) Ekonomi
4) Lingkungan hidup
5) Perumahan dan fasilitas umum
6) Kesehatan
7) Pariwisata dan budaya
8) Agama
9) Pendidikan
10) Perlindungan sosial.
a. Belanja Pegawai
b. Bunga
c. Subsidi
Belanja Tidak
d. Hibah
Langsung
Belanja e. Bantuan sosial
Daerah f. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan
g. Belanja tidak terduga
a. Belanja pegawai
Belanja Langsung b. Belanja barang dan jasa
c. Belanja modal
Penerimaan a. SILPA tahun anggaran sebelumnya
pembiayaan b. Pencairan dana cadangan
c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang
Pembiayaan dipisahkan
d. Penerimaan pinjaman
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
a. Pembentukan dana cadangan
Pengeluaran b. Penyertaan modal pemerintah daerah
pembiayaan c. Pembayaran pokok utang
d. Pemberian pinjaman
Catatan:
Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum
Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Dana Darurat termasuk salah satu sumber penerimaan daerah. Berdasarkan Pasal 46
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Pemerintah mengalokasikan Dana Darurat
yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana
nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah
dengan menggunakan sumber APBD, serta pada Daerah yang dinyatakan mengalami
krisis solvabilitas.
Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja
daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajibdan urusan
pilihanyang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja daerah
diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan, serta jenis
belanja. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan susunan
organisasi pemerintahan daerah.
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah
tersebut terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Tugas Pembantuan
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah, dan desa untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan atau memperlancar pelaksanaan tugas dan
penyelesaian permasalahan, serta membantu penyelenggaraan pemerintahan, dan pengembangan
pembangunan bagi daerah dan desa.
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur
penugasan Pemerintah kepada daerah dan desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya
dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan.
Tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas
pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi.
Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum.
Tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada daerah dan/atau desa meliputi
sebagian tugas-tugas Pemerintah yang apabila dilaksanakan oleh daerah dan/atau desa akan lebih
efisien dan efektif. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah
otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain
dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kota, serta sebagian tugas
pemerintahan dalam bidang tertentu lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang
tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas pembantuan yang diberikan
oleh pemerintah kabupaten/kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas kabupaten/kota di
bidang pemerintahan yang menjadi wewenang kabupaten/kota.
Tata cara penugasan:
1. Perencana penugasan
2. Penugasan dari pemerintah kepada daerah atau desa
3. Penugasan dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan desa
4. Penugasan dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa
Tata cara penyelenggaraan tugas pembantuan :
1. Tugas pembantuan dari pemerintah kepada pemerintah daerah
2. Tugas pembantuan dari pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota
3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota
kepada pemerintah desa
Pengelolaan dana tugas pembantuan :
1. Prinsip pendanaan
2. Perencanaan dan penganggaran
3. Penyaluran dan pelaksanaan
4. Pengellolaan barang milik negara hasil pelaksanaan tugas pembantuan
Pertanggungjawaban dan pelaporan tugas pembantuan :
1. Penyelenggaraan
2. Pengelolaan dana