Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang demokrasi yang disertai dengan perubahan sistem perpolitikan nasional
pada era reformasi hingga saat ini semakin memperlihatkan relatif menguatnya gejala
keinginan rakyat daerah untuk mandiri dari keterikatan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat. Fenomena ketidakadilan dalam dimensi sosial politik, ekonomi,
pendidikan, hukum, dan budaya seakan menjadi pemicu utama bagi beberapa daerah yang
ingin mandiri dari pemerintah pusat.
Selain itu realitas pemerataan pembangunan baik pada tingkat pusat sampai tingkat
daerah juga turut memancing aksi-aksi protes dari masyarakat. Daerah yang memiliki
kekayaan alam yang luas tetapi pada kenyataannya jauh dari sentuhan pembangunan
berkeadilan, bahkan ironisnya banyak daerah yang kaya akan sumber daya alam, tetapi
tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduknya relatif masih kurang. Implementasi
otonomi daerah kerap menimbulkan berbagai permasalahan yang di antaranya disebabkan
karena perbedaan kesiapan masing-masing daerah dalam mengimplementasikan otonomi
daerah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan struktural pemerintah pusat dan daerah?
2. Bagaimana hubungan fungsional pemerintah pusat dan daerah?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk Mengetahui hubungan struktural pemerintah pusat dan daerah
2. Untuk Mengetahui hubungan Fungsional pemerintah pusat dan daerah

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Struktural Pemerintah Pusat Dan Daerah


Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Cara Pertama, disebut
dengan sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekonsentrasi. Cara kedua, dikenal sebagai desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan
wewenang pemerintahan diserahkan seluas-luasnya kepada pemerintah daerah.
Pelimpahan wewenang dengan cara dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian
wewenang kepada perangkat yang berada di bawah hierarkinya di daerah. Pelimpahan
wewenang dengan cara desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah
otonom. Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan
wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
a. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara sebagai
kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
b. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara beragam
untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
c. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak memerlukan
tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang disesuaikan
dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi
kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Jenis hubungan di antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang akan pertama akan
kita bahas ialah hubungan struktural. Di dalam KBBI, kata struktural memiliki arti yaitu
berkenaan dengan struktur. Nah, berdasarkan arti kata tersebut, kita dapat menyimpulkan
bahwa hubungan struktural ialah hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
yang berdasarkan struktur atau jenjang atau tingkatan dalam pemerintahan. Seperti yang kita
ketahui bersama, pemerintah pusat berwenang dalam mengatur urusan pemerintahan di
tingkat nasional.

ii
Hubungan struktural di antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah diatur di dalam
salah satu peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, yaitu Peraturan
Pemerintah No. 84 Tahun 2000 yang membahas mengenai materi pedoman organisasi
perangkat daerah. Dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut, pemerintah
daerah diberikan kewenangan untuk membentuk dan mengatur lembaga-lembaga di
daerahnya sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, banyaknya lembaga atau jenis-jenis
lembaga di antara satu daerah dengan yang lainnya mungkin memiliki perbedaan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, terdapat struktur pemerintahan yang umum kita
temui di Indonesia. Agar pembaca dapat memahami dengan baik seperti apa struktur
pemerintahan di Indonesia, silakan perhatikan gambar berikut ini:

Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Pada prakteknya, di setiap kecamatan terdapat struktur pemerintahan yang lebih kecil lagi
seperti kelurahan atau kepala desa, kepala dusun, bayan atau kepala lingkungan, ketua Rukun
Warga (RW), dan yang paling kecil ialah ketua Rukun Tetangga (RT). Setiap struktur ini
sangat penting bagi keberlangsungan penyelenggaraan kedaulatan rakyat di tanah air tercinta
kita, Indonesia.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, terdapat sistem otonomi daerah yang digunakan di
Indonesia. Otonomi daerah menggunakan tiga asas yang sejatinya merupakan bentuk
hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain ketiga asas
tersebut, terdapat satu asas lagi yang juga berlaku, yaitu asas sentralisasi. Maka, terdapat
empat bentuk hubungan struktural pemerintah daerah dan pemerintah pusat, yaitu sentralisasi,

ii
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Berikut ini merupakan pembahasan
keempat bentuk hubungan struktural pemerintah daerah dan pemerintah pusat tersebut:

1. Sentralisasi
Sentralisasi merupakan asas yang paling banyak dipakai pada masa lalu sehingga pemerintah
pusat memiliki kewenangan dan kekuasaan penuh dalam mengelola sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang dimiliki oleh negara ini. Namun, akibatnya ialah pembangunan
kurang merata mengingat pembangunan di beberapa daerah sehingga menyebabkan
kesenjangan pembangunan di antara daerah yang satu dengan yang lainnya.

Sentralisasi dapat kita pahami sebagai pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah pada
pemerintah pusat untuk mengatasi urusan rumah tangganya sendiri dengan tetap berasaskan
prakarsa dan aspirasi dari rakyat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas
sentralisasi saat ini masih digunakan dalam bidang pertahanan dan keamanan, penentuan
kebijakan ekonomi negara, dan lain sebagainya.

Hal di atas merupakan bentuk hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah mengingat pemerintah daerah percaya kepada pemerintah pusat untuk mengelola
urusan negara yang sifatnya perlu untuk diurus oleh pemerintah pusat.

2. Desentralisasi
Penggunaan desentralisasi dalam otonomi daerah merupakan pintu gerbang pembangunan
daerah yang lebih baik. Melalui asas ini, hubungan struktural di antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, terutama dalam hal pengembangan daerah. Asas desentralisasi mulai
benar-benar digunakan dalam otonomi daerah ketika masa sistem pemerintahan orde baru
berakhir pada saat era demokrasi reformasi. Semenjak itu, pemerintah daerah merasa lebih
dihargai keberadaannya dan kebebasannya dalam mengembangkan daerah dapat lebih
terjamin, seperti yang tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004.
Desentralisasi sendiri dapat kita pahami sebagai pelimpahan kewenangan dan kekuasaan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur sendiri urusan rumah tangganya
sendiri. Contoh dari desentralisasi ini ialah kewenangan daerah untuk merancang peranturan
perundang-undangan di daerahnya sendiri. Hubungan struktural antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah ini memberikan banyak pengaruh positif bagi kemajuan pembangunan di
daerah dan di negara.

ii
3. Dekonsentrasi
Hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah selanjutnya ialah
dekonsentrasi. Dalam asas ini, pemerintah pusat mendelegasikan atau mewakilkan
kewenangan dan kekuasaan miliknya kepada pemerintah daerah. Pendelegasian yang
dimaksud hanya terbatas pada sektor administrasi. Intinya, pada penerapan hubungan
struktural ini, pemerintah daerah hanya menjalankan segala peraturan dan keputusan dari
pemerintah pusat.

Contoh penerapan dari asas ini ialah adanya kantor pajak di setiap daerah. Dalam
pelaksanaannya, kantor pajak ini menjalankan dua tugas, yaitu menarik pajak untuk negara
dan juga menarik pajak juga retribusi bagi daerah. Hubungan struktural antara pemerintah
daerah dan pemerintah pusat ini mempermudah tugas pemerintah pusat sekaligus
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan negara.

4. Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan merupakan hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yang selanjutnya. Tugas pembantuan atau dapat kita kenal sebagai mebedewind
merupakan hubungan yang memiliki sifat membantu pemerintah pusat dalam rangka
menjalankan pemerintahan di dalam negara. Di sisi lain, pemerintah daerah harus
melaksanakan tugas pembantuan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Keberadaan hubungan struktural yang satu ini merupakan hubungan yang memberikan
nuansa harmoni lebih di dalam penyelenggaraan kedaulatan rakyat di negara ini. Selain itu,
asas tugas pembantuan ini teramat menunjukkan semangat gotong royong yang dimiliki oleh
bangsa kita sedari dulu.

2.2 Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat Dan Daerah


Pada dasarnya pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan kewenangan
yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan,
dan fungsinya masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun
nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah
dan mengurus rumah tangga sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerah.

ii
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam
berbagai aspek kehidupan. Fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan,
pengatur, dan pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota
diatur dalam undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,
akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan
pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang
diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten atau
kota merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 urusan. Urusan pemerintahan
provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan,
dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan
dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya. Hubungan tersebut dan menimbulkan hubungan administrasi dan
kewilayahan antarsusunan pemerintahan.
Hubungan di antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang selanjutnya akan kita
bahas ialah hubungan fungsional di antara keduanya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata fungsional memiliki arti yaitu berdasarkan fungsi atau kegunaan dari suatu
hal. Maka dari itu, kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan fungsional ialah suatu
keterkaitan atau keterikatan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berdasarkan
pada fungsi masing-masing organisasi yang saling bergantung dan mempengaruhi di antara
satu dengan yang lainnya.

Pada dasarnya, di antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdapat hubungan
kewenangan dan kekuasaan yang saling melengkapi antara satu sama lain. Hubungan
kewenangan dan kekuasaan tersebut terdapat pada tujuan dan fungsi masing-masing dari
kedua organisasi pemerintahan tersebut. Tujuan kedua organisasi pemerintahan ini, baik yang

ii
terdapat di tingkat pusat maupun daerah ialah menjaga dan menyediakan ruang kebebasan
kepada setiap daerah untuk menjalankan otonomi daerahnya dengan sebaik mungkin dan
tetap memperhatikan keadaan dan kemampuan dari daerahnya.

Selain tujuan yang telah disebutkan di atas, terdapat pula tujuan lain dari hubungan
fungsional antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yaitu untuk dapat melayani
masyarakat secara adil dalam seluruh sektor kehidupan. Keberadaan tujuan ini penting bagi
siapapun, terutama pemerintah. Dengan adanya tujuan, maka pemerintah akan lebih terarah
dalam menjalankan pemerintahan dan tidak mengalami kebingungan. Selain itu, karena
negara kita menggunakan bentuk pemerintahan demokrasi, maka yang menjadi tujuan dari
pemerintahan ialah kesejahteraan rakyat.

Di dalam negara yang menggunakan sistem demokrasi, fungsi kedua lembaga pemerintahan
ini ialah sebagai pengatur, pelayan, dan pemberdaya rakyat. Sementara itu, hubungan
wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, tingkat
kabupaten, dan tingkat kota atau di antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan
kota diatur melalui kuasa peraturan perundang-undangan dengan mempertimbangkan
kekhususan dan keragaman dari daerah tersebut. Pengaturan mengenai hubungan fungsional
pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam hal keuangan, pemanfatan sumber daya alam,
pelayanan umum, dan pemanfaatan sumber daya lainnya dikelola dan dilaksanakan secara
adil berdasarkan undang-undang.

Selain fungsi normatif dari pemerintahan daerah seperti yang telah disebutkan di atas,
terdapat empat fungsi pemerintahan daerah dalam pembangunan yang juga menunjukkan
hubungan fungsional di antara pemeritnah pusat dan pemerintah daerah. Keempat fungsi
tersebut tercantum di dalam UU No. 23 Tahun 2014 yang mengatur tentang pemerintahan
daerah. Menurut peraturan perundang-undangan tersebut, berikut ini merupakan empat fungsi
pemerintahan daerah:
1. Pemerintahan Absolut
Pemerintahan absolut merupakan fungsi dimana pemerintah pusat memiliki wewenang yang
absolut atau mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. Fungsi ini merupakan perwujudan dari
hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yaitu, sentralisasi.
Meskipun begitu, pemerintah pusat dapat menyerahkan kekuasaan ini kepada pemerintah
daerah. Contoh dari fungsi ini dalam pelaksanaannya yaitu, penentuan strategi pertahanan

ii
negara, strategi politik luar negeri, pengaturan kebijakan fiskal dan moneter, dan lain
sebagainya.

2. Pemerintahan Wajib
Yang dimaksud dengan fungsi pemerintahan wajib ialah pemerintah daerah diharuskan untuk
menjalankan fungsi pemerintahan jika di dalam urusan pemerintah tersebut terdapat
sangkutan mengenai hidup dari masyarakat daerah tersebut. Fungsi pemerintahan wajib ini
merupakan perwujudan dari hubungan struktural antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah yaitu, desentralisasi dan dekonsentrasi. Maka dari itu, contoh dari fungsi pemerintahan
wajib biasanya berupa pelayanan dasar bagi rakyat, seperti pelaksanaan kebijakan kesehatan,
pekerjaan umum, lingkungan hidup, dan lain sebagainya.

3. Pemerintahan Pilihan
Hubungan fungsional di antara pemerintah pusat dan daerah yang selanjutnya yaitu fungsi
pemerintahan pilihan. Yang dimaksud dengan fungsi ini ialah fungsi dimana pemerintah
memiliki kewenangan dalam mengatur segala hal yang ada untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, sesuai dengan keadaan dan potensi dari daerah yang berkaitan. Fungsi
pemerintahan ini juga merupakan perwujudan dari hubungan struktural pemerintah pusat dan
pemerintah daerah yaitu desentralisasi. Contoh dari penerapan fungsi ini ialah pemanfaatan
sumber daya kelautan dan perikanan, serta energi dan sumber daya mineral, dan lain
sebagainya.

4. Pemerintahan Umum
Hubungan fungsional antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang selanjutnya yaitu
pemerintahan umum. Yang dimaksud dengan pemerintahan umum ialah segala hal yang
biasanya dilakukan oleh para kepala pemerintahan, seperti presiden.

Namun, pelaksanaan fungsi ini di daerah dilakukan oleh kepala daerah. Contoh dari fungsi
pemerintahan umum ini ialah mengatasi konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat,
koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan
nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melakukan upaya
persatuan dan kesatuan Indonesia, dan lain sebagainya.

Sementara itu, pelaksanaan urusan pemerintahan, baik dalam lingkup pemerintah pusat
maupun dalam lingkup pemerintah daerah dibagi berdasarkan beberapa kriteria, yaitu kriteria

ii
eksternalitas, efisiensi , dan akuntabilitas dengan tetap memperhatikan keharmonisan
hubungan di antara struktur pemerintahan. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut
mengenai kriteria pelaksanaan urusan pemerintah:

1. Kriteria Eksternalitas
Kriteria eksternalitas ialah urusan pemerintahan dibagi berdasarkan dampak yang
ditimbulkan dari urusan pemerintahan tersebut, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Maksud dari kriteria ini ialah ketika urusan pemerintahan tersebut berdampak nasional dalam
penyelenggaraannya, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi urusan pemerintah pusat,
sedangkan yang memiliki dampak regional akan menjadi urusan pemerintah provinsi atau
urusan pemerintah Kabupaten/Kota.

2. Kriteria Efisiensi
Kriteria efisiensi merupakan pembagian urusan pemerintahan yang berdasarkan daya guna
dan juga hasil guna yang akan diperoleh dalam urusan pemerintahan tersebut. maksud dari
hal ini ialah apabila urusan pemerintahan itu nantinya berhasil guna jika diurus oleh
pemerintah pusat maka urusan pemerintahan tersebut akan menjadi urusan pemerintah pusat,
dan berlaku pula sebaliknya.

3. Kriteria Akuntabilitas
Kriteria yang terakhir yaitu kriteria akuntabilitas. Yang dimaksud dengan kriteria ini yaitu
penanggung jawab dari urusan pemerintahan ditentukan dengan memperhatikan
kedekatannya atau penerima langsung dampak yang ditimbulkan urusan pemerintahan
tersebut. alasan dari adanya kriteria ini yaitu menghindari klaim atas dampak tersebut, dan
kriteria ini selaras dengan semangat demokrasi yaitu pertanggungjawaban Pemerintah
terhadap rakyatnya.

ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada
daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
diselenggarakan dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat, di mana pengembangan
suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan
kekhasan daerah masing-masing.
Penyelenggara pemerintahan pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
adalah presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri negara. Dalam menyelenggarakan
pemerintahan, pemerintah pusat menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan
dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan pemerintahan
daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Asas medebewind merupakan keikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan
urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek pemerintahan.
3.2 Saran
Penyelenggaraan pemerintahan di tingkat pusat maupun daerah, tidak akan efektif
apabila tidak didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia juga
mempunyai kewajiban mendukung setiap penyelenggaraan pemerintahan di negara kita, salah
satunya adalah dengan mengetahui dan memahami tugas dan kewenangan pemerintah.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum.


Bogor: Ghalia Indonesia.
Jimnung, Martin. 2005. Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif
Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasha, Musthafa Kamal. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).
Yogyakarta: Citra Karsa mandiri.
Rahardiansyah, Trubus. 2012. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Universitas
Trisakti.
Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aplikasinya. Bandung:
Yapemdo.
Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Tolib. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK. Jakarta: Studia Press.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Hubungan Struktural dan Fungsional
Pemerintah Pusat dan Daerah” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKn. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Cibingbin,November 2019

Penyusun

ii
MAKALAH TENTANG
“HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
PEMERINTAH DAERAH”

Di Susun Oleh:
Kelompok 6
1. Dela Aolia
2. Silvia Dwi J
3. Tias Afrizal I
4. Yusuf Yuswana
Kelas : X TKJ 3

YAYASAN UMAR SYAHIR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) CIBENING
Program keahlian : Teknik otomotif, Teknik komputer dan informasi, Akuntansi dan keuangan
Komp. Keahlian : Teknik dan bisnis sepeda motor, Teknik komputer dan jaringan, Akuntansi dan keuangan lembaga
Alamat : Jl. Raya desa Cibingbin – Penanggapan Kec.Cibingbin Kab.Kuningan 45587

e-mail : surat.smkcibening@gmail.com  (0232) 8892775 /8893019

2019

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Hubungan Struktural Pemerintah Pusan dan Daerah....................................................2
2.2 Hubungan Fungsional Pemerintah Pusan dan Daerah...................................................5
BAB III PENUTUP...........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................10
3.2 Saran .............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii

Anda mungkin juga menyukai