Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemerintah Pusat dan Daerah

Pemerintah pusat merupakan penyelenggara pemerintahan NKRI yaitu

Presiden dengan dibantu seorang Wakil Presiden serta Mentri-Mentri Negara.

Dengan kata lain, pemerintahan pusat ialah pemerintahan secara nasional yang

terletak di ibukota Negara Republik Indonesia.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan pusat oleh

pemerintah Daerah dan DPRD, berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantu an

dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip NKRI seperti di

UUD 1945

2.2 Hubungan pemerintahan

Hubungan pemerintahan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Hubungan struktural

Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat dan

jenjang di pemerintahan. Pemerintah Daerah bertugas menyelenggarakan

urusan Pemerintahan di Daerah masing-masing bersama DPRD menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dalam sistem dan prinsip NKRI. Secara

struktural presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam

penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. Kepala daerah

2
adalah penyelenggara urusan pemerintahan didaerah masing-masing sesuai

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya.

2. Hubungan Fungsional

Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi

masing-masing pemerintahan yang saling mempengaruhi serta saling

bergantung antara satu dengan yang lain. Pada dasarnya pemerintah pusat dan

Daerah mempunyai hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu sama

lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, serta fungsinya

masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik ditingkat lokal ataupun

nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah

untuk mengolah dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi

serta kemampuan daerahnya. Hubungan fungsional menyangkut atas

pembagian tugas dan kewenangan yang mesti di jalankan oleh pemerintahan

pusat serta daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

2.3 Asas pemerintah

Asas pemerintah dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Asas dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi, yaitu Pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil

pemerintah pusat atau bisa juga kepada instansi vertikal di wilayah tertentu

sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

3
2. Asas desentralisasi

Asas desentralisasi , yaitu penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah,

dan domain dari desentralisasi sangat berhubungan dengan penyerahan

kekuasaan. Dari sebelumnya kekuasaan milik pusat menjadi milik daerah.

3. Asas tugas pembantuan

Asas tugas pembantuan, yaitu penugasan bagi pemerintah pusat, kepada

daerah otonom untuk menjalankan sebagai urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi pada

daerah kota atau kabupaten untuk menjalankan sebagian urusan pemerintah

yang menjadi kekuasaan daerah provinsi.

2.4 Pembagian Urusan Pemerintah

Pembagian urusan pemerintah dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Urusan pemerintahan Konkuren

Urusan pemerintahan Konkuren, yaitu urusan pemerintahan yang dibagi

antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kota atau kabupaten,

urusan yang diserahkan kepadanya daerah menjadi patokan pelaksana

otonomi daerah. Pembagian tersebut mencangkup berbagai bidang, mulai dari

perdagangan, perikanan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Tapi prinsip

utama dalam pembagian urusan pemerintahan Konkuren adalah mesti

didasarkan pada efisien, akuntabilitas, eksternalitas dan harus berkepentingan

nasional. Pembagian urusan Konkuren kemudian diperjelas dalam dalam

4
tatananan teritorial atau wilayah, seperti contohnya dalam lokasi, pusat

berwenang pada lokasi lintasi Negara maupun lintas daerah provinsi, sedang

provinsi berada pada lintas kabupaten atau kota, sedang untuk tingkat

kabupaten atau Kota berada pada area dalam kabupaten atau kota.

2. Urusan pemerintah absolut,

Urusan pemerintah absolut, yaitu urusan pemerintahan yang menjadi

sepenuhnya menjadi kekuasaan pusat. Definisi pusat bila kita masuk bidang

eksekutif adalah pemerintah pusat, definisinya sendiri adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara

Republik Indonesia yang di bantu oleh wakil presiden dan juga mentri.

Cakupan urusan pemerintahan absolut terdiri dari masalah bidang politik luar

negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter, fiskal dan agama. Meski

sepenuhnya berada ditangan pusat urusan pemerintahan absolut dapat

dilimpahkan kepada instansi vertikal yang ada didaerah berdasarkan asas

dekonsentrasi intansi vertikal sendiri adalah perangkat kementerian atau

lembaga pemerintah non kementrian yang mengurus urusan pemerintahan

yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam

rangka dekonsentrasi, contoh instansi vertikal di daerah adalah satuan kerja

perangkat daerah atau SKPD, contohnya dinas dan badan daerah.

5
3. Urusan pemerintahan umum

Urusan pemerintah absolut, yaitu urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Presiden sebagai kepala Pemerintahan. Urusan tersebut meliputi

kerukunan antar umat beragama, pengembangan kehidupan Demokrasi,

Pembinaan ketahanan nasional, koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi

Pemerintahan yang terletak di wilayah Daerah Provinsi dan Kabupaten atau

Kota, penanganan konflik sosial, persatuan dan kesatuan bangsa, pembinaan

kerukunan antar suku ataupun intrasuku dan pelaksanaan semua urusan

pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan pemerintahan daerah

(pemda). Pelaksanaan urusan pemerintahan umum merupakan gubernur dan

bupati atau walikota di daerahnya masing-masing, dibantu oleh instansi

vertikal. Pertanggungjawabannya sendiri, gubernur bertanggungjawab kepada

Presiden lewat mentri . Bupati dan wali kota bertanggungjawab kepada

Presiden lewat gubernur.

2.5 Model-Model hubungan pusat daerah

1. Hubungan kedudukan pemerintah daerah terhadap pusat menurut Dennis

Kavanagh :

a. Agency Model : Pemerintah daerah dianggap sebagai pelaksana belaka

b. Partnership Model : Pemerintah daerah memiliki kebebasan untuk

melakukan local choice.

6
2. Sistem hubungan pusat dan Daerah menurut Nimrod Raphaeli:

a. Comprehensive Local government system :Pemerintah pusat banyak

sekali menyerahkan urusan dan wewenangnya kepada pemerintah

daerah. Pemerintah daerah memiliki kekuasaan yang besar.

b. Partnership system : beberapa urusan yang jumlahnya memadai

diserahkan oleh pusat kepada daerah, wewenang lain tetap dipusat.

c. Dual system : imbangan kekuasaan pusat dan daerah.

d. Integrated administratif system : pusat mengatur secara langsung daerah

bersangkutan mengenai pelayanan teknik melalui koordinatornya yang

berada didaerah\wilayah.

3. Lingkup hubungan pusat dan daerah:

Lingkup hubungan pusat dan daerah antara lain meliputi hubungan

kewenangan, kelembagaan, keuangan, pelayanan publik, pembangunan dan

pengawasan.

2.6 Bidang kewenangan

Dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat elemen penting, yakni

pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari

pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus bagian-bagian

tertentu urusan pemerintahan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila

7
desentralisasi menuntut urusan pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah

otonom sebagai bagian hukum publik.

Urusan pemerintahan yang didistribusikan hanyalah merupakan urusan

pemerintahan yang menjadi kompetensi pemerintah dan tidak mencakup urusan yang

menjadi kompetensi lembaga tertinggi dan atau Lembaga tinggi negara

Secara teoritis persebaran urusan pemerintahan kepada daerah dapat dibedakan

dalam tiga ajaran rumah tangga berikut:

1. Ajaran formil

Di dalam ajaran rumah tangga formil(formele huishoudingsleer), tidak ada

perbedaan sifat urusan-urusan yang diselenggarakan pemerintah pusat dan

daerah otonom. Pada prinsipnya urusan yang dapat dikerjakan oleh masyarakat

hukum yang satu juga dapat dilakukan oleh masyarakat yang lain. Bila

dilakukan pembagian tugas, hal itu semata-mata didasarkan atas pertimbangan

-pertimbangan yang rasional dan praktis. Artinya pembagian itu tidak karena

materi yang diatur berbeda sifatnya, tetapi semata-mata karena keyakinan

bahwa kepentingan-kepentingan daerah itu dapat lebih baik dan lebih berhasil

daripada oleh pemerintah pusat.

Urusan rumah tangga daerah tidak diperinci secara nominatif di dalam

undang-undang pembentukannya, tetapi ditemukan dalam satu rumusan

umum. Rumusan umum hanya mengandung prinsip-prinsipnya saja,

sedangkan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada prakarsa daerah yang

bersangkutan.

8
2. Ajaran Materiil

Dalam ajaran rumah tangga materiil (materiil huishoudingsleer), antara

pemerintah pusat dan daerah terdapat pembagian tugas yang diperinci secara

tegas di dalam peraturan perundang-undangan. Kewenangan setiap daerah

hanya meliputi tugas-tugas yang ditentukan satu persatu secara nominatif.

Rasio dari pembagian tugas ini didasarkan kepada suatu keyakinan bahwa

ada perbedaan tugas yang azasi dalam menjalankan pemerintahan dan

memajukan kemakmuran serta kesejahteraan masyarakat antara negara dan

daerah otonom yang lebih kecil. Daerah otonom sebagai masyarakat hukum

yang lebih kecil mempunyai urusan sendiri yang secara prinsipil berbeda dari

negara sebagai kesatuan masyarakat hukum yang lebih besar dan berada di

atasnya. Negara dan daerah otonom masing-masing mempunyai urusan sendiri

yang spesifik.

3. Ajaran Riil

Didalam ajaran rumah tangga riil dianut kebijaksanaan bahwa setiap

Undang-Undang pembentukan daerah mencantum beberapa urusan rumah

tangga daerah yang dinyatakan sebagai modal pangkal dengan disertai segala

atributnya berupa kewenangan, personil, alat pelengkapan, dan sumber

pembiayaan. Dengan modal pangkal itu, dearah yang bersangkutan mulai

bekerja, dengan catatan bahwa setiap saat urusan-urusan tersebut dapat di

9
tambah sesuai dengan kesanggupan dan kemampuan daerah yang

bersangkutan.

2.7 Susunan organisasi perangkat Daerah Provinsi

Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD

a. Sekretariat daerah terdiri dari asisten, dan masing-masing asisten terdiri

dari paling banyak 3(tiga) biro, dan masing-masing biro terdiri dari

paling banyak 4(empat) bagian, dan masing-masing bagian terdiri dari

paling banyak 3(tiga) sub bagian.

b. Sekretariat DPRD terdiri dari paling banyak 4(empat) bagian, dan

masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3(tiga) sub bagian.

2. Dinas Daerah

a. Dinas daerah terdiri dari 1(satu) sekretariat dan paling banyak 4(empat)

bidang, sekretariat terdiri dari 3(tiga) sub bagian, dan masing-masing

bagian terdiri dari paling banyak 3(tiga) seksi.

b. Unit pelaksana teknis pada dinas terdiri dari 1(satu) sub bagian tata usaha

dan kelompok jabatan fungsional.

c. Unit pelaksana teknis dinas yang belum terdapat jabatan fungsional dapat

dibentuk paling banyak 2(dua) seksi.

10
3. Lembaga Teknis Daerah

Inspektorat terdiri dari 1(satu) sekretariat dan paling banyak 4(empat)

inspektur pembantu, sekretariat terdiri dari 3(tiga) sub bagian, serta kelompok

jabatan fungsional.

11

Anda mungkin juga menyukai