Anda di halaman 1dari 4

Nama : Petrus Carol Werembinan

Kelas : R
Nim : 1311700189
EAS : HUKUM OTONOMI DAERAH

1. DESENTRALISASI
desentralisasi ialah sentralisasi yang segenap wewenang pemerintahan dipusatkan dalam
tangan aparatur (daerah otonom) pemerintah pusat. Semua kepentingan penduduk di seluruh
wilayah negara diselenggarakan oleh instansi-instansi sentral dan bukan oleh satuan-satuan
organisasi pemerintahan setempat yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat.

TUJUAN DESENTRALISASI
Pemerintah daerah memiliki wewenang membangun dan mengembangkan daerahnya sesuai
dengan potensi yang dimiliki daerahnya masing-masing. Daerah mampu bersaing untuk
membuktikan kemampuan setiap daerah, mandiri untuk menjadi daerah yang lebih baik tanpa
menghilangkan keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah.
Daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antardaerah dengan pemerintah.
Artinya menjaga keutuhan wilayah NKRI demi mencapai tujuan negara.

2. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) menegaskan bahwa Otda sepenuhnya
merupakan aspirasi masyarakat dan bukan sesuatu yang dipaksakan pemerintah pusat. Karena
itu, walau suatu daerah dilanda kerusuhan sosial, otonomi daerah itu tidak akan dicabut
selama masyarakatnya masih mempercayai pemerintah daerah mampu memberikan
pelayanan yang memadai.
Apabila pemerintah daerah sudah tidak mampu lagi memberikan pelayanan kesehatan,
pelayanan pendidikan dan tidak lagi dapat menunjang perekonomian, masyarakat dapat
mengajukan pembatalan otonomi
Masalah kerusuhan, lanjut dia, bukan hanya merupakan masalah pemerintah daerah,
melainkan juga pemerintah pusat. “Ini tanggung jawab bersama, kata dia. Karena itu,
Sudarsono sendiri tidak mempermasalahkan jika peran pemerintah pusat sampai saat ini
masih cukup besar dalam menangani kerusuhan. Meski demikian, pemerintah daerah
diharapkan tidak berdiam diri dan tetap berupaya semaksimal mungkin.
Ia juga menegaskan, status darurat sipil di suatu daerah tidak akan menghambat pelaksanaan
Otda. “Contohnya saja provinsi Maluku. Walau berlaku darurat sipil, Otda tetap berjalan dan
tidak terganggu.” Ia pun menambahkan, agenda pelaksanaan Otda secara umum tidak akan
terganggu dengan adanya berbagai kerusuhan di sejumlah daerah
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk menggantikan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan
pemerintahan daerah.
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah disempurnakan sebanyak dua
kali. Penyempurnaan yang pertama dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adapun perubahan kedua ialah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Serangkaian UU Nomor 23 Tahun 2014 beserta perubahan-perubahannya tersebut
menyebutkan adanya perubahan susunan dan kewenangan pemerintahan daerah. Seusunan
pemerintahan daerah menurut UU ini meliputi pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan
daerah kebupaten, dan DPRD. Pemerintahan daerah terdiri atas kepala daerah dan DPRD
dibantu oleh perangkat daerah. Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah
provinsi dan DPRD provinsi. Aadapun pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri atas
pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
Seiring berubahnya susunan pemerintahan daerah, kewenangan pemerintah daerah pun
mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, kewenangan
pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah daerah melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan oleh
pemerintah pusat menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah dengan berdasar atas asas tugas
pembantuan.
3. Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum yang menjadi
kewenangan presiden dan pelaksanaannya dilimpahkan kepada gubernur dan bupati/wali
kota, dibiayai oleh APBN.

4. Ada sejumlah hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, yakni: Hubungan struktural
Hubungan struktural merupakan hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang di
pemerintahan. Pemerintah daerah dalam bertugas menyelanggarakan urusan daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang berdasarkan asas otonom dan tugas
pembantuan. Presiden merupakan penyelenggaran urusan pemerintahan di tingkat pusat.
Presiden dibantu para menteri untuk menjalankan pemerindah. Kepala daerah merupakan
penyelenggara urusan daerah masing-masing. Hubungan fungsional Hubungan fungsional
merupakan hubungan yang didasarkan dengan fungsi yang dimiliki oleh masing-masing
pemerintah. Hubungan tersebut saling memengaruhi dan bergantung antara satu dengan yang
lain. Hubungan tersebut juga terletak pada visi, misi, tujuan hingga fungsi yang dimiliki
masing-masing pemerintah. Visi dan misi yang dimiliki tersebut bersama-sama untuk
melindungi dan memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurusi
rumah tangganya nasional. Dalam negara kesatuan pemerintah daerah langsung di bawah
pemerintah pusat. Dalam negara kesatuan, pemerintah daerah adalah dependent dan
subordinate terhadap pemerintah pusat. Pemerintah daerah hanya bagian atau subsistem dari
sistem pemerintah nasional. Karena pemerintah daerah merupakan bagian dari sistem
pemerintah nasional, maka antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdapat hubungan
antar pemerintah yang saling terjalin sehingga membentuk satu kesatuan pemerintahan
nasional. Jika demikian, maka dalam suatu pemerintah nasional terdapat dua subsistem.
Yakni subsistem pemerintahan pusat dan subsistem pemerintahan daerah. Dalam subsistem
pemerintahan daerah terdapat subsistem pemerintahan daerah yang lebih kecil. Seperti
contoh, Indonesia terdapat subsistem pemerintahan pusat yang terdiri atas presiden dan para
menteri. Di daerah terdapat subsistem pemerintahan provinsi yang terdiri atas gubernur dan
DPRD Provinsi.

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, menyebutkan : Penerimaan daerah adalah uang


yang masuk ke kas daerah. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Pendapatan Asli
Daerah yang selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disebut APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah dan ditetapkan dengan peraturan daerah.
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu di bayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran berikutnya. Belanja daerah adalah
semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan bertujuan mengurangi
kesenjangan fisikal antara pemerintah pusat dari pemerintah daerah

6.  Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah; yaitu (a) asas terintegrasi yang berarti
pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. (b) asas
tanggung jawab yang berarti keuangan daerah dikelola: (1) Secara tertib adalah bahwa
keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-
bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan; (2) Taat pada peraturan perundang-
undangan adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan; (3) Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang
telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil; (4) Efisien
merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan
masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu; (5) Ekonomis merupakan pemerolehan
masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah; (6)
Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-Iuasnya tentang keuangan daerah; (7)
Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan; (8) Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan
pendanaannya dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan
pertimbangan yang obyektif; (9) Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan
dengan wajar dan proporsional; (10) Manfaat untuk masyarakat adalah bahwa keuangan
daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai