Dosen Pengampu:
Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.
OLEH:
36%2
- -
Penerimaan BPHTB3 20% 16% 64%
Keterangan:
Dibagikan secara merata kepada seluruh daerah kabupaten dan kota
Dibagikan sebagai insentif kepada daerah kabupaten kota yang realisasi tahun
sebelumnya mencapai/melampaui rencana penerimaan sektortertentu
BPHTB = Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
40%4
60%2 40%3
-Dana Reboisasi
Dana Bagi Hasil dari Pertamb.Umum - - -
20% 16% 64%
- Penerimaan iuran tetap
20% 16% 32%
- Royalty
32% lain5
Dana Bagi Hasil Perikanan:
205 - 80%6
-Penerimaan Pungutan Pengusahaan
69,5% 6% 0,5%7
Dana Bagi Hasil Pertam. Gas Bumi8
12%
(setelah dikurangi pajak)
penghasil
12% lainnya
Kenaikan Dana Alokasi Umum pada tahun 2020 sebesar 2,36% ini didapat dari
jumlah seluruh DAU dibagi selisih jumlah seluruh DAU pada tahun 2019 dan 2020
sedangkan kenaikan pada tahun 2021 didapat dari selisih antara tahun 2021 dengan 2020
dibagi jumlah seluruh Dau pada tahun 2020
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
DAK dialokasikan kepada daerah tertentu yang ditetapkan setiap tahun dalam
APBN untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Pemerintah pusat menetapkan kriteria
DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kriteria umum
ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam
APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan dan karakteristik daerah. Dan kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian
negara/departemen teknis. Daerah penerima DAK wajib menyediakan dana pendamping
sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari alokasi DAK. Dana pendamping tersebut
dianggarkan dalam APBD. Daerah dengan kemampuan fiskal tertentu tidak diwajibkan
menyediakan dana pendamping. Dana DAK yang diterima oleh provinsi dan
Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2019-2021 adalah sebagai pada Tabel 10.4 berikut:
Tabel 10.4 DAK Provinsi dan Kabupaten di Indonesia, 2019-2021
Keterangan 2019 2020 2021
3. Lain-Lain Pendapatan
Lain-lain Pendapatan terdiri atas pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat.
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat. Hibah dituangkan dalam satu
naskah perjanjian antara pemerintah daerah dan pemberi hibah. hibah digunakan sesuai
dengan naskah perjanjian. Tata cara pemberian, penerimaan, dan penggunaan hibah, baik dari
Pemerintah. dalam negeri maupun luar negeri diatur dengan Peratuan Pemerintah, pemerintah
mengalokasikan dana darurat yang berasal dari APBN untuk keperluan mendesak seperti
bencana nasional. Keadaan yang dapat digolongkan sebagai bencana nasional ditetapkan oleh
presiden. Pemerintah dapat mengalokasikan dana darurat pada daerah yang dinyatakan
mengalami krisis solvabilitas berdasarkan evaluasi pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang undangan
Tabel 5 Dana Lain-lain yang sah di Indonesia
Pertumbuhan untuk Indonesia pada tahun 2020 sebesar 16,73% didapat dari selisih antara
jumlah pada tahun 2020 dan 2019 sebesar 29.560 kemudian dibagi jumlah pada tahun 2019
Sedangkan pertumbuhan pada tahun 2021 sebesar 8,82% didapat dari selisih antara tahun
2020 dan 2021 kemudian dibagi dengan jumlah pada tahun 2020
4. Pinjaman Daerah
Pinjaman daerah adalah seluruh transaksi yang mengakibatkan pemerintah daerah
menerima sejumlah uang atau manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga pemerintah
daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. Dalam hal ini, pemerintah pusat
yaitu Menteri Keuangan menetapkan batas maksimal kumulatif pinjaman pemerintah dan
pemerintah daerah dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Keadaan dan perkiraan perkembangan perekonomian nasional
Tidak melebihi 60% dari Produk Domestik Bruto tahun bersangkutan
Penetuan atas maksimal tersebut dilakukan selambat-lambatnya bulan Agustus untuk
tahun anggaran berikutnya, dan harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah
tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, dan pelanggan terhadapnya
dikenakan sanksi administratif berupa penundaan dan/atau pemotongan atas penyaluran dana
perimbangan oleh Menteri Keuangan. Sumber pinjaman. Pinjaman daerah dapat bersumber
dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank dan non bank, serta
masyarakat
Pinjaman daerah yang bersumber dari pemerintah pusat dananya bisa dari dalam
negeri atau luar negeri. Pinjaman pemerintah pusat yang dananya berasal dari luar negeri
dapat dinyatakan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing melalui perjanjian penerusan
pinjaman kepada pemerintah daerah antara Menteri Keuangan dan Kepala
Daerah yang bersangkutan. Pinjaman daerah yang berasal dari pemerintah lainnya, lembaga
keuangan bank dan bukan dapat dilaksanakan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak,
sedangkan yang bersumber dari masyarakat berupa obligasi daerah diterbitkan melalui pasar
modal.
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik yang dalam pelaksanaan
pemerintahannya dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupatan dan kota mempunyai pemerintahan daerah untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintah daerah berhak menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi daerah dan tugas pembantuan.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing.
Salah satu solusi untuk pemerataan pembangunan dan meningkatan kesejahteraan
masyarakat di daerah era otonomi daerah adalah dengan melakukan Pemekaran Wilayah Desa.
Pemekaran wilayah pemerintahan merupakan suatu langkah strategis yang ditempuh oleh
Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam rangka
pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan menuju terwujudnya suatu tatanan kehidupan
masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, adil dan makmur. Dengan perkataan lain, hakikat
pemekaran daerah otonom lebih ditekankan pada aspek mendekatkan pelayanan pemerintahan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemekaran daerah
merupakan cara atau pendekatan untuk mempercepat akselerasi pembangunan daerah.
Dalam kehidupan berpemerintahan, disadari disatu pihak tuntutan kebutuhan masyarakat
makin lama semakin meningkat dan kompleks, sementara pada sisi yang lain, kinerja Pemerintah
untuk memenuhi segala tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut harus diakui belum optimal oleh
karena berbagai alasan baik alasan lokasional, alasan keterbatasan sumber daya maupun teknis
administratif dan sebagainya. Hal mendasar dilakukannya pemekaran wilayah adalah adanya
keinginan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dengan jalan berotonomi.
Beberapa alasan mengapa pemekaran wilayah dapat dianggap sebagai salah satu pendekatan
dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintah daerah dan peningkatan publik, yaitu :
10. Pendekatan pelayanan melalui pemerintahan daerah yang baru diasumsikan akan lebih dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan melalui
pemerintahan daerah induk dengan cakupan wilayah pelayanan yang lebih luas. Melalui
proses perencanaan pembangunan daerah pada skala yang lebih terbatas, maka pelayanan
publik sesuai kebutuhan lokal akan lebih tersedia.
11. Mempercepat pertumbuhan ekonomi penduduk setempat melalui perbaikan kerangka
pengembangan ekonomi daerah berbasiskan potensi lokal, dengan dikembangkannya daerah
baru yang otonom, maka akan memberikan peluang untuk menggali berbagai potensi
ekonomi daerah baru yang selama ini tidak tergali.
12. Penyerapan tenaga kerja secara lebih luas di sektor pemerintah dan pembagian kekuasaan di
bidang politik dan pemerintahan. Kenyataan politik seperti ini juga mendapat dukungan
yang besar dari masyarakat sipil dan dunia usaha, karena berbagai peluang ekonomi baru
baik secara formal maupun informal menjadi lebih tersedia sebagai dampak pemekaran
wilayah.
Pembentukan daerah otonom memang ditujukan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan
pemerintahan dengan suatu lingkungan kerja yang ideal dalam berbagai dimensinya. Daerah
otonom yang memiliki otonomi luas dan utuh diperuntukkan guna menciptakan pemerintahan
daerah yang lebih mampu mengoptimalkan pelayanan publik dan meningkatkan pemberdayaan
masyarakat lokal dalam skala yang lebih luas. Oleh karena itu, pemekaran daerah seharusnya
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan obyektif yang bertujuan untuk tercapainya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
KESIMPULAN
Pembangunan daerah oleh pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,
lapangan usaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia di daerah. Pembangunan daerah dicapai dengan pelaksanaan otonomi
daerah. Sedangkan Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Diharapkan dengan adanya Otonomi setiap daerah berusaha mendorong potensi
daerah agar berkembang menurut preferensi daerah itu sendiri sesuai dengan kondisi fisik daerah
dan aspirasi masyarakatnya yang terus berkembang. Salah satu konsekuensi dari pelaksanaan
otonomi daerah yakni adanya kebijakan desentralisasi fiskal.
Urusan keuangan Daerah Otonom dikelola sesuai APBD dengan memanfaatkan semua
sumber dana dari pendapatan asli daerah (PAD), bantuan umum atau Dana Alokasi Umum
(DAU), dan bantuan khusus yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat, dana dari
pinjaman daerah, serta dana perolehan sesuai kontribusi ekonomi daerah, dengan tetap
memperhatikan aspek pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 2019.
Diakses tanggal 23 April 2022 dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/103888/pp-no-12-tahun-2019
Syaukani, dkk. 2005. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.