Anda di halaman 1dari 23

TUGAS 11

PEREKONOMIAN INDONESIA (CP7)

“PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, S.E., M.Si.

OLEH :

Ni Putu Riska Antari (2007531001/01)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana
2022
PEMBAHASAN

1. Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan


Pengertian Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Secara
umum perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor.
Ekspor adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain.
Sedangkan impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk
kesuatu negara. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama
untuk meningkatkan PDB. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan
tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa
abad belakangan perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.

Pengaruh perdagangan internasional bagi perekonomian dalam negri sangat


berpengaruh besar karena dapat menunjang PDB, karena suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Salah satu
indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB
merupakan indikator kesejahteraan perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan
untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat pendapatan (income).
Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan masyarakat akan meningkat pula.
Namun demikian, di era perekonomian terbuka saat ini maka pada saat bersamaan pula arus
impor juga akan meningkat yang dimana dalam pengukuran pertumbuhan ekonomi,
meningkatnya nilai impor akan berdampak terhadap penurunan PDB. Maka dari itu,
liberalisasi perdagangan suatu negara di satu sisi akan mendorong peningkatan nilai
perdagangan, namun disisi lain akan mempengaruhi neraca perdagangannya.
Jika dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri, maka
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:

1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas negara.


2. Barang harus dikirim dan diangkut dari suatu negara kenegaralain melalui bermacam
peraturan seperti pabean, yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh
masing-masing pemerintah.
3. Antara satu negara dengan negara lain terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang,
taksiran dan timbangan, hukum dalam perdagangan dan sebagainya.

Teori Perdagangan Luar Negeri

Adapun teori-teori perdagangan internasional antara lain:

1. Model Adam Smith atau Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)

Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menfokuskan pada keuntungan
mutlak yang menyatakan bahwa suatu negara akan memperoleh keuntungan mutlak
dikarenakan negara tersebut mampu memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan negara lain. Adam Smith mengemukakan bahwa negara akan makmur
apabila mampu mengembangkan produksinya melalui perdagangan. Agar produksinya
meningkat perlu adanya pembagian kerja internasional dalam menghasilkan barang.
Menurut teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki perbedaan di berbagai
negara maka tidak ada alasan untuk melakukan perdagangan internasional.

2. Model Ricardian atau Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)

Teori yang dikemukakan David Ricardo menfokuskan pada kelebihan komparatif


dan mungkin merupakan konsep paling penting dalam teori perdagangan internasional.
Dalam Sebuah model Ricardian, negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang
mereka paling baik produksi. Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini
memprediksi di mana negara-negara akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan
memproduksi bermacam barang komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung
memasukan faktor pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
3. Model Heckscher-Ohlin

Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Teori Heckscher-Ohlin dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan
dasar kelebihan komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit
model H-O tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik
pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai
mekanisme harga neoklasikal ke dalam teori perdagangan internasional. Model ini
berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan oleh perbedaan dalam
factor pendukung. Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang
yang membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor
barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris
dengan model H-O, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh
Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk
mengekspor barang padat karya dibanding barang padat modal dan sebagainya.

Jenis-jenis Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan internasional dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya:

1. Ekspor dibagi dalam beberapa cara antara lain :


a. Ekspor Biasa
Adalah pengiriman barang keluar negeri sesuai dengan peraturan yang berlaku,
yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri, mempergunakan L/C dengan
ketentuan devisa.
b. Ekspor Tanpa L/C (Letter of Credit)
Adalah barang dapat dikirim terlebih dahulu, sedangkan eksportir belum menerima
L/C harus ada ijin khusus dari kementrian perindustrian dan perdagangan.
2. Impor
Adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri. Impor ini kebalikan dari ekspor. Hal
itu berarti jika Amerika Serikat membeli kelapa sawit dari Indonesia, dapat dikatakan
bahwa Amerika Serikat melakukan impor kelapa sawit.
3. Barter
Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk ditukarkan langsung dengan barang
yang dibutuhkan dalam negeri. Jenis barter antara lain: a. Direct Barter
Adalah sistem pertukaran barang dengan barang dengan menggunakan alat penentu
nilai atau lazim disebut dengand enominator of value suatu mata uang asing dan
penyelesaiannya dilakukan melalui clearing pada neraca perdagangan antar kedua
negara yang bersangkutan.
b. Switch Barter
Sistem ini dapat diterapkan bilamana salah satu pihak tidak mungkin
memanfaatkan sendiri barang yang akan diterimanya dari pertukaran tersebut,
maka Negara pengimpor dapat mengambil alih barang tersebut kenegara ketiga
yang membutuhkannya.
c. Counter Purchase
Adalah suatu sistem perdagangan timbal balik antar dua negara. Sebagai contoh
suatu negara yang menjual barang kepada negara lain, maka negara yang
bersangkutan juga harus membeli barang dari negara tersebut.
d. Buy Back Barter
Adalah suatu sistem penerapan alih teknologi dari suatu negara maju kepada negara
berkembang dengan cara membantu menciptakan kapasitas produksi di Negara
berkembang, yang nantinya hasil produksinya ditampung atau dibeli kembali oleh
negara maju.
4. Konsinyasi (Consignment)
Adalah pengiriman barang di mana belum ada pembeli yang tertentu di luar negeri.
Penjualan barang di luar negeri dapat dilaksanakan melalui Pasar Bebas (Free Market)
atau Bursa Dagang (Commodites Exchange) dengan cara lelang. Cara pelaksanaan
lelang pada umumnya sebagai berikut:

a. Pemilik barang menunjuk salah satu broker yangahli dalam salah satu komoditi.
b. Broker memeriksa keadaan barang yang akan di lelang terutama mengenai jenis
dan jumlah serta mutu dari barang tersebut.
c. Broker meawarkan harga transaksi atas barang yang akan dijualnya, harga transaksi
ini disampaikan kepada pemilikbarang.
d. Oleh panitia lelang akan ditentukan harga lelang yang telah disesuaikan dengan
situasi pasar serta serta kondisi perkembangan dari barang yang akan dijual. Harga
ini akan menjadi pedoman bagi broker untuk melakukan transaksi.
e. Jika pelelangan telah dilakukan broker berhak menjual barang yang mendapat
tawaran dari pembeli yang sama atau yang melebihi harga lelang.
f. Barang-barang yang ditarik dari pelelangan masih dapat dijual di luar lelang secara
bawah tangan.
g. Yang diperkenankan ikut serta dalam pelalangan hanya anggota yang tergabung
dalam salah satu commodities exchange untuk barang-barang tertentu.
h. Broker mendapat komisi dari hasil pelelangan yang diberikan oleh pihak yang di
wakilinya.
5. Package Deal
Untuk memperluas pasaran hasil kita terutama dengan negara-negara sosialis,
pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan
salah satu negara. Perjanjian itu menetapkan jumlah tertentu dari barang yang akan di
ekspor ke negara tersebut dan sebaliknya dari Negara itu akan mengimpor sejumlah
barang tertentu yang dihasilkan negara tersebut.
6. Penyelundupan (Smuggling)
Adalah setiap usaha yang bertujuan memindahkan kekayaan dari satu negara ke negara
lain tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu: a.
Seluruhnya dilakukan secara ilegal
b. Penyelundupan administratif / penyelundupan tak kentara / manipulasi (Custom
Fraud)
7. Border Crossing
Merupakan perdagangan bagi negara yang berbatasan yang dilakukan dengan
persetujuan tertentu. Tujuan perdagangan ini untuk mempermudah penduduk yang
berada di Negara perbatasan agar lebih mudah dalam berbelanja. Border Crossing
dapat terjadi melalui:
a. Sea Border Crossing (lintas batas laut)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua Negara yang memiliki batas negara
berupa lautan, perdagangan dilakukan dengan cara penyebrangan laut dan
dilakukan berdasarkan persetujuan serta ketentuan yang berlaku.
b. Overland Border Crossing (lintas batas darat)
Sistem perdagangan yang melibatkan dua Negara yang memiliki batas negara
berupa daratan, perdagangan dilakukan dengan cara setiap penduduk negara
tersebut melakukan interaksi dengan melewati batas daratan di masing-masing
negara melalui persetujuan yang berlaku.

Dampak Perdagangan Luar Negeri Terhadap Perekonomian di Indonesia


Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian
Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negatif. Berikut ini
beberapa dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.
1) Dampak Positif Perdagangan Internasional
Berikut ini beberapa dampak positif perdagangan internasional.
a. Saling membantu memenuhi kebutuhan antar negara
Terjalinnya hubungan di antara negara-negara yang melakukan perdagangan
dapat memudahkan suatu negara memenuhi barang-barang kebutuhan yang belum
mampu diproduksi sendiri. Mereka dapat saling membantu mengisi kekurangan
dari setiap negara, sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi.
b. Meningkatkan produktivitas usaha
Dengan adanya perdagangan internasional, kemajuan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi akan meningkat. Meningkatnya teknologi yang
lebih modern dapat meningkatkan produktivitas perusahaan dalam menghasilkan
barang-barang.
c. Mengurangi pengangguran
Perdagangan internasional dapat membuka kesempatan kerja baru, sehingga hal
ini menjadi peluang bagi tenaga kerja baru untuk memasuki dunia kerja. Semakin
banyak tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan, maka pengangguran dapat
berkurang.
d. Menambah pendapatan devisa bagi Negara
Dalam kegiatan perdagangan internasional, setiap negara akan memperoleh
devisa. Semakin banyak barang yang dijual di negara lain, perolehan devisa bagi
negara akan semakin banyak.
e. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi
Adanya perdagangan antar negara memungkinkan suatu Negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efisien. Perdagangan luar negeri
memungkinkan Negara tersebut mengimpor mesin-mesin atau alat-alat modern
untuk melaksanakan teknik produksi dan cara produksi yang lebih baik.

2) Dampak Negatif Perdagangan Internasional


Selain dampak positif, perdagangan internasional juga memberikan dampak negatif bagi
perekonomian Indonesia. Berikut ini beberapa dampak negatif dari perdagangan
internasional, yaitu:
a. Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang yang tidak diproduksi dalam
negeri, pemerintah akan mengimpor dari negara lain. Kegiatan mengimpor ini
dapat mengakibatkan ketergantungan dengan negara pengimpor.
b. Masyarakat menjadi konsumtif
Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri menyebabkan
semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis, dan bentuknya.
Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena semakin
banyak barang-barang pilihan yang dapat dikonsumsi.
c. Mematikan usaha-usaha kecil
Perdagangan internasional, dapat menimbulkan persaingan industri dengan
negara-negara lain. Industri yang tidak mampu bersaing tentu akan mengalami
kerugian, sehingga akan mematikan usaha produksinya. Dalam jangka panjang, hal
ini dapat menyebabkan pengangguran.
Perdagangan Luar Negeri di Indonesia

Indonesia sudah mulai terlibat dalam WTO (World Trade Organization) sejak tahun
1994. Dengan terbitnya UU 7 Tahun 1994 tanggal 2 November 1994 tentang ratifikasi
(pengesahan) “Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia” dan Indonesia resmi
menjadi anggota WTO dan persetujuan di dalamnya secara hukum bagian dari legislasi
nasional. Sebagai anggota WTO, Indonesia tentu tidak bisa lepas dari berbagai perjanjian
liberalisasi perdagangan. Perdagangan bebas dalam perjanjian apapun, baik regional, bilateral
dan multilateral memberikan lebih banyak manfaat bagi negara-negara yang meningkatkan
daya saing. Ini adalah alat, bukan tujuan, satu-satunya ideologi. Aksesi Indonesia ke WTO
harus mengarah agar perdagangan internasional menjadi lebih baik, juga dapat meningkatkan
nilai ekonomi dari perdagangan internasional membawa manfaat besar bagi pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bangsa. Dalam perkembangannya, perdagangan
internasional di Indonesia mengalami naik turun. Neraca perdagangan Indonesia di April 2019
defisit US $ 2,5 miliar. Penurunan kinerja ekspor dan impor naik adalah kembali defisit
perdagangan lebih dari $ 2 miliar selama lima bulan terakhir. Kenaikan defisit perdagangan
minyak dan gas memasak hampir tiga kali lipat menjadi 1,49 miliar US $, dan defisit neraca
perdagangan non-minyak dari US $ 1 miliar untuk memicu penurunan kinerja penjualan
Indonesia. Indonesia juga mencatat defisit perdagangan yang besar yang mencapai $ 2,3 miliar
pada bulan Juli 2013 kenaikan harga minyak mentah membuat impor minyak dan gas
melonjak 155% menjadi $ 1,86 miliar. Demikian pula, impor non-minyak tiga kali lipat
menjadi $ 450 juta.

2. Kebijakan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri


13.2.1 Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan negara/pemerintah, baik
langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta bentuk
perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud bisa
berupa tarif, larangan impor, kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya. a. Penetapan
tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk. Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar
negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan
prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan
bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam
negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi
dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor barang menjadi
turun.
b. Kuota impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi :
Jumlah barang di pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat,
dan impor barang turun.
c. Larangan ekspor impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam
pasar domestik. Hal ini dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. untuk alasan
ekonomi pelarangan impor bertujuan untuk melindungi dan meningkatkanproduksi
dalam negeri
d. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian biaya
produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa
memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi
yang diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit,
keringanan pajak, dll.
e. Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan tambahan
dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi tertentu yang
telah ditetapkan.
f. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga,
yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari
dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama
menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai
industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong
pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut
dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di negara pengimpor. Kebijakan
dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan dinaikkan
sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional.
Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di
luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan
dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun,
pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap
sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain.
g. Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri dengan sengaja
terhadap uang asing. Akibat devaluasi: harga barang-barang impor menjadi mahal dan
harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri. Tujuan
devaluasi:
• Memperbesar exspor
• Memperkecil impor
• Menambah devisa negara

Kebijakan Substitusi Impor (SI)


Kebijakan substitusi import (import substitution) adalah kebijakan memproduksidi
dalam negeri terhadap barang barang yang tadinya diimpor.Kebijakan ini paling sering
ditempuh pada tahap awal pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan industri.
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh dan kebijakan substitusi impor antara lain :
a. Mengurangi ketergantungan pada impor. Terutama untuk barang barang kebutuhan
pokok atau yang menghasilkan produk.
b. Memperkuat sektor industri. Pengembangan sektor industri diperlukan untuk
memperkuat perekonomian. Salah satu jalan untuk mempercepat pembangunan industri
adalah SI, di mana pemerintah memberikan fasilitas yang memperbesar minat dan
kemampuan swasta untuk berinvestasi.Industri-industri yang dibangun berdasarkan
kebijakan SI pada tahap awal umumnya adalah yang bersifat padat karya dan atau
berteknologi rendah.Sebab industri tersebut relatif sesuai dengankualitas SDM di NSB.
Lagipula industry-industri tersebut dapat menghasilkan keunggulan komparati.
c. Memperluas kesempatan kerja. Bertumbuhnya sektor industri juga dapat memperluas
kesempatan kerja. Dengan demikian tenaga kerja yang melimpah disektor pertanian
akan diserap oleh sektor industri tanpa mengurangi output sektor pertanian.
d. Menghemat devisa. Penghematan devisa berarti memperbaiki neraca pembayaran.
Perbaikan neraca pembayaran umumnya dilihat dari surplus neraca perdagangan atau
menurunnya defisit neraca perdagangan, karena impor makin mengecil. atau dapat juga
dilihat dalam neraca modal, dimana modal masuk lebih besar daripada modal keluar.
Perbaikan neraca pembayaran ini akan memberikan efek multiplikasi perekonomian
domestic, sekaligus memperbaiki posisi diperekonomian dunia.
Disamping manfaat-manfaat tersebut, SI juga memilki keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
a. Menguntungkan perusahaan asing . Perusahaan asing yang menanamkan modal
disektor industri substitusi impor akan memperoleh keuntungan, karena memperoleh
proteksi di balik benteng tari& dan memperoleh &asilitas keringanan pajak, serta
insenti& penanaman modal.
b. Pasar domestik cepat jenuh. Titik lemah dari kebijakan SI bukanlah pada aspek
penawaran, melainkan aspek permintaan. rendahnya pendapatan per kapita penduduk
NSB menyebabkan permintaan domestik akan produk-produk industry amat kecil.
Artinya, skala pasar domestik relative kecil sehingga cepat jenuh.
c. Memunculkan atau memperkuat gejala monopoli dan atau oligopoli. Kecilnya skala
pasar domestik menyebabkan para investor meminta jaminan kepastian pasar agar skala
jual produksi mereka mencapai tingkat efisiensi ekonomis, bahkan dapat memberikan
keuntungan super normal (supernormal profit). Hal ini menjadi salah satu alasan
mengapa para investor menuntut hak monopoli (legal) atau pembatasan jumlah
produsen berdasarkan ketentuan hukum. Tidak mengherankan bila struktur industri di
NSB umumnya monopoli atau oligopoli yang berdasarkan kekuatan hukum.
d. Ketergantungan yang makin besar terhadap impor.yang menjadi persoalan besar dalam
kebijakan SI adalah tidak tersedianya industri pendukung, misalnya yang dapat
menyediakan mesin-mesin dan bahan bahan baku. Akibatnya kebijakan SI justru
menimbulkan ketergantungan baru terhadap impor. Impor bahan baku dan barang
modal justru meningkat jika target pertumbuhan output industri atau ekonomi
ditingkatkan.

Promosi Ekspor ( Export Promotion Policy)


Promosi ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar
domestic, sebab pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan
PE umumnya dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati ada juga yang melakukan
secara bersamaan. Ada empat faktor yang dapat menjelaskan bahwa kebijakan PE mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat dibandingkan kebijakan SI, yaitu :
a. Kaitan sektor pertanian dengan sektor industry, misalnya agroindustri yang
berkembang karena berorientasi pada bahan baku pertanian. Dengan adanya kaitan ini,
maka permintaan sektor industri terhadap sektor pertanian tetap dapat dipertahankan.
b. Skala ekonomi (economies of scale) dapat dicapai karena permintaan ekspor yang
skalanya cukup besar, sehingga dapat diproduksi secara manufaktur / masal.
c. Meningkatnya persaingan atas prestasi perusahaan karena kuatnya persaingan pada
pasar dunia.
d. Dampak kekurangan devisa atas pertumbuhan ekonomi dapat diatasi.
Meskipun kebijakan PE memberikan manfaat, namun juga ada beberapa masalah :
a. Cepat jenuhnya pasar internasional, Cepat jenuhnya pasar internasional disebabkan
oleh faktor permintaan dan penawaran. Dilihat dan sisi permintaan, apa yang diekspor
oleh NSB seperti pakaian, makanan olahan, barang-barang elektronik sederhana,
bahkan kendaraan, umumnya merupakan barang kebutuhan pokok bagi negara maju.
Sebagai barang kebutuhan pokok, elastisitas permintaannya (elastisitas harga dan
elastisitas pendapatan) sangat rendah, sehingga pasarnya relatif tetap.
b. Makin kuatnya kebijakan proteksi oleh negara-negara maju.Sekalipun negara-negara
maju memiliki keunggulan komparatif dalam produksi teknologi padat modal dan ilmu
pengetahuan, mereka tetap melakukan proteksi terhadap industry-industri yang
berteknologi sederhana.

Masalah Perdagangan Luar Negeri


1. Faktor Eksternal
Masalah yang bersifat eksternal meliputi hal-hal yang terjadi di luar perusahaan yang
akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor. Masalah tersebut antara lain :
1) Kepercayaan Antara Eksportir Importir
Kepercayaan adalah salah satu faktor eksternal yang penting untuk menjamin
terlaksananya transaksi antara eksportir dan importir. Dua pihak yang tempatnya
berjauhan dan belum saling mengenal merupakan suatu resiko bila dilibatkan
dengan pertukaran barang dengan uang. Apakah importir percaya untuk
mengirimkan uang terlebih dahulu kepada eksportir sebelum barang dikirim atau
sebaliknya apakah eksportir mengirimkan barang terlebih dahulu kepada importir
sebelum melakukan pembayaran. Oleh karena itu, sebelum kontrak jual beli
diadakan masing-masing pihak harus sudah mengetahui kredibilitas
masingmasing. Pada dasarnya faktor kepercayaan ini lebih dititikberatkan pada
kemampuan kedua belah pihak baik eksportir maupun importir dalam menilai
kredibilitas masing-masing.
2) Pemasaran
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam masalah ono adalah ke negara mana
barng akan dipasarkan untuk mendapatkan harga yang sebaik-baiknya. Sebaliknya
bagi importir yang penting diketahui adalah dari mana barang-barang tertentu
sebaiknya akan diimpor untuk memperoleh kondisi pembayaran yang lebih baik.
Dalam hal penetapan harga komoditi ekspor dan konsep pemasarannya, eksportir
perlu mengetahui apakah dapat bersaing dalam penjualannya di luar negeri.
3) Sistem Kuota dan Kondisi Hubungan Perdagangan Dengan Negara Lain
Keinginan Eksportir dan importir untuk mencari, memelihara atau meningkatkan
hubungan dagang dengan sesamanya juga tergantung pada kondisi negara kedua
pihak yang bersangkutan. Bilamana terdapat pembatasan seperti ketentuan kuota
barang dan kuota negara, maka upaya meningkatkan transaksi yang saling
menguntungkan tidak sepenuhnya dapat terlaksana. Upaya yang dapat dilakukan
oleh setiap negara adalah dengan meningkatkan hubungan antar negara baik yang
bersifat bilateral, multilateral, regional maupun internasional, guna menciptakan
suatu turan dalam hal pembatasan barang (kuota) bagi transaksi perdaganga. Hal
ini membuktikan bahwa pembatasan terhadap barang-barang yang masuk ke suatu
negara serta hubungan antara negara tempat terjadinya perdagangan menjadi faktor
penentu kelancaran proses ekspor impor

2. Faktor Internal
Keharusan perusahaan-perusahaan ekspor impor untuk memenuhi persyaratan
berusaha adakalanya tidak mendapat perhatian sungguh-sungguh. Persiapan teknis yang
seharusnya telah dilakukan diabaikan karena diburu oleh tujuan yang lebih utama yakni
mendapatkan keuntungan yang cepat dan nyata. Masalah yang bersifat internal meliputi
hal-hal yang terjadi di dalam perusahaan yang akan mempengaruhi kegiatan ekspor impor.
Masalah tersebut antara lain :
1) Persiapan Teknis
Menyangkut persyaratan-persyaratan dasar untuk pelaksanaan transaksi ekspor
impor berupa :
• Status badan hukum perusahaan
• Adanya izin usaha (SIUP) serta izin ekspor maupun impor (APE,APES,
API, APIS, APIT)
• Kemapuan menyiapkan persyaratan-persyaratan lain seperti dokumen
pengapalan, realisasi pengapalan serta kejujuran dan kesungguhan
berusaha termasuk itikad baik.
Dari sisi eksportir terkadang masalah yang timbul adalah kemampuang yang
bersangkutan dalam menyiapkan dokumen-dokumen pengapalan serta itikad baik
dan kejujuran untu mengirimkan barangnya. Perusahaan ekspor impor haruslah
menjaga reputasi perusahannya, disamping itu untuk menjamin kelangsungan izin
usahanya maka kontinuitas aktivitas –aktivitas transaksinya harus dipertahankan
dan ditingkatkan.
2) Kemampuan dan Pemahaman Transaksi Luar Negri
Keberhasilan transaksi ekspor impor sangat didukung oleh sejauhmana
pengetahuan atau pemahaman eksportir/importir menyangkut dasar-dasar
transaksi ekspor impor, tata cara pelaksanaan, pengisian dokumen serta
peraturanperaturan dalam dan luar negri.
3) Pembiayaan
Pembiayaan transaksi merupakan masalah yang penting yang tidak jarang
dihadapi oleh para pengusaha eksportir/importir kita. Biasanya masalah yang
dihadapi antaralain ketercukupan akan dana, fasilitas pembiayaan dana yang dapat
di peroleh serta bagaimana cara memperolehnya. Dalam hal ini para pengusaha
harus mampu mengatur keuangannya secara bijak dan mempelajari serta
memanfaatkan kemungkinan fasilitas-fasilitas pembiayaan untuk pelaksanaan
transaksi-transaksi yanmg dilakukan. Menyangkut bagaimana para
eksportir/importir membiayai transaksi perdagangan.
4) Kekurangsempurnaan Dalam Mempersiapkan Barang
Khusus dalam transaksi ekspor, kurang mampunya eksportir dalam
menanggulangi penyiapan barang dapat menimbulkn akibat yang tidak baik bagi
kelangsungan hubungan transaksi dengan rekannya di luar negri. Masalahmasalah
yang timbul adalah akibat dari hal-hal berikut :
• Pengiriman barang terlambat disebabkan oleh kesulitas administrasi dan
pengaturan pengangkutan, peraturan-peraturan pemerintad dan
sebagainya.
• Mutu barang yang tidak dapat dipertahankan sesuai dengan perjanjian
• Kelangsungan penyediaan barang sesuai dengan perjanjian tidak dapat
dipenuhi.
• Pengepakan yang tidak memenuhi syarat
• Keterlambatan dalam pengiriman dokumen-dokumen pengapalan.
3. Kecendrungan Perdagangan Luar Negeri (Globalisasi)
Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih negara
di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya
sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara lain. Begitu pula, suatu negara yang memiliki
surplus dapat mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam sistem perdagangan internasional,
biasanya suatu negara yang melakukan impor barang ke luar negeri tidak terorientasi kepada laba
atau keuntungan, akan tetapi pemenuhan kebutuhan akan barang terhadap masyarakat negara
tersebut.
Faktor-Faktor Pendorong Adanya Perdagangan Internasional
a. Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi yang
dimiliki suatu negara. Dengan kata lain, melalui perdagangan, suatu negara dapat
memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkannya di dalam negeri.
b. Penghematan Biaya Produksi / Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang dalam
jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya produksi rata-
rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi semakin besar. c.
Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda.

Manfaat Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran Adapun


manfaat perdagangan internasional antara lain:
1. Efisiensi penggunaan sumberdaya
2. Perluasan konsumsi dan produksi
3. Peningkatan produktifitas
4. Sumber penerimaan Negara

Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi


Globalisasi merupakan satu konsep yang sering dinyatakan orang masa kini, tetapi
yang menyatakan dan membahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai konsep
tersebut, hal ini karena terkait dengan berbagai bidang termasuk ekonomi, politik olah raga,
social dan sebagainya. Berdasarkan perisatiwa ekonomi yang berlaku diseluruh dunia
semenjak selesainya perang dunia II, maka globalisai dapat didefinisikan sebagaipeningkatan
dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara
di dunia. Pengertian globalisai terutama dikaitkan dengan perkembangan ekonomi sejak tahun
1970an, sehingga tingkat ketergantungan antar berbagai negara semakin meningkat.
Peningkatan keterbukaan berbagai negara dalam menjalankan perdagangan luar negerinya
sangat berperan dalam peningkatan globalisasi. Berikut beberapa kebaikan globalisasi
Produksi dunia dapat ditingkatkan.

1. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara


2. Meluaskan pasar untukhasil produksi dalam negari
3. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
4. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Kritik terhadap globalisasi bersumber dari efek buruk yang mungkin ditimbulkan oleh
globalisasi. berikut implikasi buruk dari globalisasi :

1. Menghambat pertumbuhan sector industry manufakturing, salah satu dari efek


perdagangan bebas antara lain negara-negara berkembang tidak dapat
menggunakan tarif yang tinggi dan proteksi kepada industry yang baru
berkembang
2. Memperburuk keadaan neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

Kecenderungan Dalam Globalisasi


a. Globalisasi ekonomi menjadi pertarungan pengembangan market share dari setiap unit
usahapada skala dunia.
b. Masyarakat dunia dewasa ini sedang berubah dari era masyarakat industri memasuki
ke era masyarakat informasi. Masyarakat tidak bisa menutup diri karna teknologi
informasi mampu menembus batas-batas wilayah kekuasaan negara.
c. Hubungan saling ketergantungan menyebabkan sistem ekonomi nasional cenderung
menjadi bagian sistem ekonomi global. Aktivitas ekonomi berlangsung dalam arus
gerak barang, jasa dan uang di dunia secara dinamis sesuai dengan prinsip ekonomi.
d. Ketergantungan ekonomi yang sedang tumbuh berubah dari formasi hubungan antar
negara menjadi inter-region (antar blok). Kekuatan blok-blok ekonomi itu akhirnya
akan menjadi ukuran bargaining power tiap negara dalam perdagangan internasional.

4. Analisa Hutang Luar Negeri


Hutang luar negeri diartikan sebagai penerimaan negara dalam bentuk devisa ataupun
dalam bentuk devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diterima
dari Pemberi Pinjaman / Hibah Luar Negeri (PPHLN) yang harus dibayar kembali dengan
persyaratan tetentu atau hutang luar negeri adalah sumber pembiayaan negara yang berasal dari
negara asing, badan/lembaga keuangan internasional atau dari pasar uang internasional yang
berbentuk devisa, barang, dan atau jasa termasuk penjaminan yang mengakibatkan pembayaran di
masa yang akan datang yang harus dibayar kembali sesuai kesepakatan bersama.

Dalam rangka pencapaian tujuan suatu negara maka diperlu adanya program-program
pembangunan yang berkesinambungan dengan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu
syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan adalah cukup tersedianya dana investasi.
Kebutuhan dana investasi tersebut secara ideal seharusnya dapat dibiayai dari dana (tabungan)
dalam negeri. Tetapi dalam kenyataannya seperti negara berkembang lainnya, Indonesia masih
menghadapi masalah keterbatasan modal dalam negeri yang dibutuhkan untuk pembiayaan
pembangunan. Hal tersebut tercermin dengan adanya kesenjangan antara tabungan dalam negeri
dengan dana investasi yang diperlukan. Untuk menutup investasi yang diperlukan ini, pinjaman
luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan ekonomi Indonesia. Di
samping itu, pinjaman luar negeri diperlukan dalam upaya menutup kesenjangan antara kebutuhan
valuta asing yang telah ditargetkan dengan devisa yang diperoleh dari penerimaan hasil kegiatan
ekspor.

Dampak Hutang Luar Negeri Indonesia


Pertama, dampak langsung dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik.
Kedua, dampak yang paling hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat
keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat
dilihat pula dengan adanya indikatorindikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara
donor, seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif
ekonomi itu sendiri.

a. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam
upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, yang diakibatkan oleh
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar.
Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara Indonesia, dengan
menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan ekonomi dapat
dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, hutang luar
negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2. Sebagai penurunan biaya bunga APBN
3. Sebagai sumber investasi swasta
4. Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasar
modal
5. Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatu
negara
b. Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam
persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar
rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN, karena utang
luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya, dan masih banyak
akibat jangka panjang yang ditimbulkan pijaman luar negeri ini.

5. Neraca Pembayaran Indonesia


Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi
antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Transaksi NPI
terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial. Statistik Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan salah satu statistik ekonomi makro yang penting bagi
Indonesia di antara sejumlah statistik ekonomi makro lainnya, seperti pendapatan domestik bruto
(PDB) dan jumlah uang beredar. Statistik ini memberikan informasi tentang transaksi ekonomi
yang terjadi antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu.
Sebagaimana umumnya penyusunan statistik neraca pembayaran di negara lain.

Statistik NPI dibuat dengan tujuan sebagai berikut:


1. mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian
2. mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain
3. mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan
4. mengetahui permasalahan utang luar negeri
5. mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai tukar
6. sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa
7. sebagai sumber data penyusunan statistik neraca nasional (national account).

Transaksi yang dicatat di NPI memperlihatkan perubahan, pemberian (tanpa imbalan), timbul atau
hapusnya suatu nilai ekonomi. Pergerakan nilai ekonomi ini dapat terjadi akibat perpindahan
kepemilikan atas barang atau aset finansial, penyediaan jasajasa, penyediaan tenaga kerja, atau
penyediaan modal.

Berikut ini contoh-contoh transaksi yang dicatat dalam NPI:


1. Penjualan dan pembelian barang dengan negara lain, seperti ekspor minyak sawit dan
impor bahan baku atau barang konsumsi
2. Pemberian/penggunaan jasa kepada/dari negara lain, seperti penyediaan jasa pialang
saham oleh perusahaan sekuritas domestik kepada investor asing dan pemakaian jasa
pengangkutan kapal laut asing oleh perusahaan domestic
3. Pendapatan atas investasi, seperti dividen dan bunga, yang diperoleh oleh pihak asing
yang berinvestasi di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berinvestasi di luar negeri
4. Investasi finansial antara lain dalam bentuk saham dan surat utang, seperti pembelian
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh investor asing dan penjualan obligasi pemerintah
Amerika Serikat yang dimiliki oleh bank domestik; dan
5. Pemberian/penerimaan uang, barang, dan jasa tanpa ada imbalan langsung, seperti
penerimaan pemerintah dalam bentuk hibah dari negara asing.
KESIMPULAN

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu


negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Secara umum
perdagangan internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ekspor dan impor. Ekspor
adalah penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara ke negara lain. Sedangkan
impor adalah arus kebalikan daripada ekspor yaitu barang dan jasa yang masuk kesuatu negara.
Adapun teori perdagangan luar negeri yaitu, Model Adam Smith atau Teori Keunggulan
Mutlak (Absolute Advantage), Model Ricardian atau Teori Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantages), Model Heckscher-Ohlin. Perdagangan internasional dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya : ekspor, import, barter dan konsinyasi.
Package Deal, Penyelundupan (Smuggling), Border Crossing. Dampak perdagangan luar
negeri Indonesia tentu saja ada dampak positif dan negative nya. Selain dampak ada juga
permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia terhadap perdagangan luar negeri. Kebijakan
substitusi import (import substitution) adalah kebijakan memproduksidi dalam negeri terhadap
barang barang yang tadinya diimpor.Kebijakan ini paling sering ditempuh pada tahap awal
pembangunan ekonomi, khususnya pembangunan industri. Ada beberapa manfaat positif yang
diperoleh dan kebijakan substitusi impor antara lain : mengurangi ketergantungan pada impor,
memperkuat sektor industry, memperluas kesempatan kerja dan menghemat devisa. Promosi
ekspor (PE) merupakan salah satu alternatif mengatasi cepat jenuhnya pasar domestic, sebab
pasar luar negeri relatif jauh lebih besar daripada pasar domestik. Kebijakan PE umumnya
dilakukan setelah berhasil melaksanakan SI, kendati ada juga yang melakukan secara
bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nopirin. (2000). Ekonomi Moneter. Yogjakarta. BPFE-Yogyakarta

Revita Yuni, D. L. (2021). DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2019. NIAGAWAN
Vol 10 No. 1 Maret 2021, 62-69.
Sabaruddin, S. S. (2015). DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA
TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT: APLIKASI STRUCTURAL PATH
ANALYSIS. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015,
434-456.
Pratama, Giovanni. Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian Indonesia.
Diakses pada 26 April 2022. Diakses pada
https://www.academia.edu/29123079/Dampak_Perdagangan_Internasional_Terhadap_Pe
rekonomian_Indonesia
DJPEN. (2022). Promosi Ekspor. Diakses pada 26 April 2022. Diakses pada
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/140-promosi-ekspor

Anda mungkin juga menyukai