Anda di halaman 1dari 8

PEREKONOMIAN INDONESIA

Perdagangan Internasional

TUGAS

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia pada
Program Studi Akuntansi

Dosen Pengampu :

Fivien Muslihatinningsih S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Muhammad Syafa’atur Rahmandani (210810301084)

Utami Wulandari (210810301094)

Ivo Rajava Fiba (210810301135)

Aldiyansyah Putra Romadhon (210810301072)

Anisya Arga Rahmawati (210810301107)

Putri Arinda Jenianti (210810301078)

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2022
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perdagangan Internaasional


Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berada di antara individu (individu ke individu), individu dan
pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu negara dan pemerintah negara
lainnya. Perdagangan internasional adalah salah satu pendorong utama pertumbuhan
PDB di banyak negara. Perdagangan internasional telah ada selama ribuan tahun (lihat
Silk Road, Amber Road), namun dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial
dan politik baru dirasakan dalam beberapa abad terakhir, juga mendorong
industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi dan keberadaan perusahaan
multinasional perusahaan. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2014, perdagangan adalah transaksi barang atau jasa di dalam negeri dan lintas negara
dengan tujuan untuk mengalihkan hak atas barang dan/atau jasa guna memperoleh
imbalan atau kompensasi. menerima kompensasi.

2.2. Manfaat Perdagangan Internasional


Manfaat perdagangan internasional adalah :
1. Kebutuhan setiap negara dapat terpenuhi
2. Menambah devisa negara
3. Dapat melakukan spesialisasi produksi
4. Peningkatan dalam jumlah produksi
5. Mempererat hubungan antar negara
6. Mendorong kemajuan IPTEK
7. Memperluas pasar untuk menjaring konsumen

2.3. Penyebab terjadinya perdagangan internasional


Perdagangan Internasional sibebakan karena adanya perbedaan masing-masing negara
antara lain :
1. Perbedaan antara jumlah penduduk dalam perbandingan luas tanah
2. Perbedaan kekayaan alam yang dimiliki masing-masing negara
3. Perbedaan tingkat kecerdasan dan peradaban bangsa
4. Perbedaan iklim dan keadaan alam
5. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai
6. Perbedaan politik dan sosial budaya

2.4. Teori – Teori Perdagangan Internasional


Dalam bab perdagangan Internasional, ada banyak sekali latar belakang mengapa
sebuah negara melakukan yang namanya perdagangan Internasional. Alasan- alasan
yang ada tersebut dapat dikaitkan dengan yang namanya teori perdagangan
Internasional. Dimana teori perdagangan Internasional sendiri terdapat 2 macam,
diantaranya:

A. Teori Klasik Perdagangan Internasional


1) Teori Merkantilisme
Teori Merkantilisme adalah teori yang dikemukakan oleh Victor de Riqueti dan
Marquis de Mirabeau pada tahun 1763. Teori ini menyatakan bahwa ukuran
kemakmuran suatu negara adalah dilihat dari jumlah emas dan perak (modal) yang
dimiliki oleh suatu negara dan dari ukuran perdagangan luar negerinya (Zenius,
2022).
2) Teori Keunggulan Mutlak.
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Adam Smith, dimana teori ini
menjelaskan bahwa sebuah negara memiliki keunggulan yang mutlak dibandingkan
dengan negara lainnya apabila bisa memproduksi sebauh barang dengan lebih banyak
dan efisien dari negara lainnya, sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar
dan tidak membutuhkan kerjasama dengan negara yang berproduksi lebih rendah.
Contoh dari teori keunggulan mutlak ini yaitu:

Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa Indonesia unggul dalam memproduksi
beras, sedangkan USA unggul dalam memproduksi mobil. Maka dari itu kedua negara
tersebut dapat saling bekerjasama untuk saling melengkapi kebutuhan satu sama
lainnya.
3) Teori Keunggulan Komparatif.
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh murid dari Adam Smit yaitu David
Ricardo. Teori ini muncul untuk menyempurnakan teori keunggulan mutlak yang
dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini menyatakan bahwa semua negara bisa
melakukan perdagangan internasional satu sama lain asalkan ada keuntungan, yang
sebenarnya dapat dilihat dari perbedaan biaya peluangnya (Zenius, 2022).

B. Teori Modern Perdangangan Internasional


1) Teori Heckscher–Ohlin
Teori ini merupakan salah satu bagian dari teori modern perdagangan internasional
yang dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil Ohlin.Teori ini menyatakan bahwa
suatu negara akan lebih memilih untuk mengekspor produk yang memiliki faktor
murah dan berlimpah serta akan mengimpor produk yang menggunakan faktor langka
dan mahal dari suatu negara (Herwina, 2020).
2) Teori Daur Hidup / Siklus Hidup Produk
Teori ini merupakan terori yang dikemukakan oleh Raymond Vernon. Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara akan mulai mengekspor produknya dan kemudian
menginvestasikan sejalan dengan daur hidup produknya.
3) Teori Keunggulan Kompetitif
Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh Michael Porter. Dalam teori ini
menyatakan bahwa suatu negara akan dikatakan kompetitif apabila mampu mengelola
sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien dan mampu mendongkrak
kinerja (menghasilkan produk) yang lebih baik daripada kompetitornya.

2.5. Jenis – Jenis Perdagangan Internasional


1. Ekspor
Ekspor adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah negara yang
bertujuan untuk melakukan penjualan ke negara lain dengan menjual barang
yang dihasilkan oleh negara tersebut. Misalnya saja negara Indonesia
melakukan ekspor minyak kepada negara Amerika Serikat Dalam kasus ini
Indonesia telah menjadi negara yang melakukan penjualan dan perdagangan
kepada pihak luar berupa produk minyak. Dalam sistem ekspor ada dua jenis
yaitu ekspor biasa dan ekspor tanpa L/C
Perbedaan diantara keduanya yaitu Ekspor Biasa yang pembayarannya
diarahkan ke pembeli menggunakan L/C. Sementara itu, Ekspor Tanpa L/C
akan terjadi izin dan ketentuan khusus yang diberikan oleh Departemen
Perdagangan.
2. Impor
Impor adalah sebuah kegiatan perdangan yang dilakukan oleg sebuah
negara dengan cara melakukan pembelian sebuah produk atau barang kepada
negara luar negeri yang dikirimkan ke negara tujuan dapat disimpulkan impor
adalah kegiatan jual beli yang dimana berperan sebagai pihak penerima dari
produk yang dijualnya tersebut. Misalnya saja negara Indonesia membeli
produk dari cina kemudian dikirimkan ke Indonesia.
3. Barter
Barter adalah kegiatan jual beli dengan cara pembayarannya sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh masing-masing negara tersebut dengan
kebijakan dan ketentuan yang telah di sepakati Bersama, biasanya nilai
nominal nya sama meskipun barang tersebut berbeda bentuknya.
4. Cosignment
Cosignment adalah transaski penjualan internasional dengan skema
penjualan penitipan barang tersebut kepada berbagai penjual yang telah
mewadahinya yang kemudian barang tersebut akan di jual dengan menunggu
adanya pembeli yang dimana menggunakan skema pasar bebas atau bursa
dagang dengan sistem lelang di dalamnya. Salah satu contohnya yaitu distro.
5. Package Deal
Package deal adalah sistem perdangan internasional dimana dengan tujuan
untuk memperluas segmentasi pasar dari sebuah produk yang ada dengan cara
melakukan perjanjian diantara kedua belah pihak yaitu antara satu negara
dengan negara yang lainnya. Isi dalam perjanjian jumlah barang yang ingin
diekspor atau diimpor ke negara lain.
6. Border Crossing 
Border Crossing adalah sistem perdagangan negara berbatasan dengan
sebuah ketentuan dan perjanjian. Tujuan perdangan ini adalah memudahkan
masyarakat perbatasan Ketika ingin berbelanja sebuah produk yang
dibutuhkan. Ada dua cara yang bisa dilakukan dari border crossing, yaitu sea
border crossing dan overland border crossing.
2.6. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Indonesia
Kebijakan perdagangan luar negeri adalah semua tindakan pemerintah/negara, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan tujuan mempengaruhi komposisi,
arah, struktur, dan bentuk perdagangan luar negeri ataupun kegiatan perdagangan.
A. Kebijakan perdagangan luar negeri di bidang ekspor
Kebijakan di bidang ekspor tak hanya melindungi produksi dalam negeri saja
ataupun hanya mendapatkan laba. Maka dari itu, ada kebijakan-kebijakan di bidang
ekspor yang diterapkan pemerintah Indonesia antara lain:
1. Larangan ekspor
Larangan ini bertujuan untuk melarang Indonesia dalam mengekspor
komoditas-komoditas tertentu ke luar negeri. Ada berbagai alasan yang
mendasarinya antara lain kondisi ekonomi, budaya, sosial dan politik.
Misalnya alasan kondisi ekonomi ini mengacu pada keinginan untuk
meningkatkan produksi dalam negeri supaya lebih maju dan tidak
bergantung oleh subsidi pemerintah.
2. Politik perdagangan bebas
Kondisi ini terjadi jika pemerintah di masing-masing negara membebaskan
politik di berbagai kegiatan ekspor dan impor. Harga lebih murah dan
kualitas komoditas barang baik ekspor maupun impor semakin tinggi karena
adanya kebebasan ini.
3. Diskriminasi harga
Komoditas ekspor dari Indonesia harganya berbeda-beda di setiap negara,
hal ini didasarkan dari perjanjian yang telah di buat sebelumnya. Misalkan:
Indonesia mengekspor pakaian dengan harga yang murah ke negeri
Malaysia, namun Indonesia mengekspor pakaian yang relative mahal ke
negara Jerman.

B. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri di Bidang Impor


Impor adalah kegiatan membeli komoditas-komoditas tertentu dari luar negeri untuk
di konsumsi di dalam negeri. Ada beberapa kebijakan perdagangan luar negeri di
bidang impor yang diterapkan di Indonesia antara lain:
1. Larangan impor
Jika Indonesia dalam kondisi menghemat devisa maka kebijakan larangan
impor ini akan diberlakukan. Berbagai alasan untuk melakukan impor sangat
diperlukan sehingga tidak semua barang diimpor dengan Cuma-Cuma.
2. Tarif
Pemberlakukan tarif impor yang tinggi untuk komoditas-komoditas tertentu
supaya poduksi dalam negeri bisa bersaing dan berkembang dengan produk
impor.
3. Pemberlakuan kuota
Pemberlakuan kuota ini merupakan pembatasan langsung atas jumlah
komoditas yang boleh diimpor, hal ini bertujuan supaya aktivitas produksi
dalam negeri tidak terganggu. Namun jika suatu negara memberlakukan
politik perdagangan bebas, maka pembatasan impor ini tidak bisa diterapkan
sebab perdagangan luar negeri akan terganggu.
4. Subsidi
Seperti yang sering kita jumpai saat membeli komoditas impor dari luar
negeri, dimana harga komoditas tersebut jauh lebih murah dibandingkan
dengan komoditas barang lokal. Nah inilah yang dimaksud dengan subsidi
impor.

2.7. Kondisi Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Indonesia


Menurut data BPS, surplus perdagangan Indonesia di bulan Agustus 2022
mencapai $5,76 miliar, naik dari $4,22 miliar pada bulan sebelumnya.
Perkembangan positif ini akan melanjutkan surplus perdagangan Indonesia dari Mei
2020. Pada Januari hingga Agustus 2022, neraca perdagangan Indonesia mencatat
surplus $34,92 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan $20,71 miliar pada periode
yang sama di tahun 2021. Menurut BI, surplus perdagangan berdampak positif
dalam menjaga fleksibiltas eksternal perekenomian Indonesia. Selanjutnya, BI akan
memperkuat sinergi politik dengan pemerintah dan otoritas politik terkait guna
memperkuat ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi negara.

Surplus perdagangan Agustus 2022 merupakan hasil dari defisit perdagangan


migas yang lebih kecil, sementara surplus perdagangan nonmigas meningkat.
Surplus perdagangan nonmigas pada Agustus 2022 meningkat menjadi $7,74 miliar
dari surplus $7,31 miliar yang tercatat pada bulan sebelumnya. Perkembangan
tersebut ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas pada Agustus 2022 yang meningkat
dari USD 24,2 miliar pada bulan sebelumnya. Peningkatan ekspor nonmigas
terutama disebabkan oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti CPO,
karena kebijakan pemerintah yang lebih keras, termasuk perpanjangan pembebasan
pajak ekspor untuk CPO dan harga komoditas dunia yang masih tinggi. Ekspor
produk industri seperti baja, mesin dan peralatan listrik juga meningkat. Berdasarkan
negara tujuan ekspor, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India
meningkat. Sementara itu, impor hampir seluruh komoditas selain migas meningkat
sejalan dengan tren perbaikan ekonomi domestik. Sementara itu, defisit perdagangan
migas turun dari $3,09 miliar pada Juli 2022 menjadi $1,98 miliar pada Agustus
2022. Hal ini seiring dengan peningkatan ekspor migas dan penurunan impor migas.

BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa kesimpulan uraian yang telah dijelaskan dalam makalah dapat memberikan
kesimpulan bahwa perdagangan internasional ini adalah kegiatan ekspor impor antar negara
dengan alat pembayaran yang dapat diterima di internasional yaitu devisa sehingga kegiatan
ini tidak menimbulkan masalah alat tukar karena menggunakan alat pembayaran yang sama.
Dan kita harus bekerja sama dengan negara negara lain untuk saling menukar hasil produksi
karena semakin banyak

DAFTAR PUSTAKA

Zenius. 2022. Teori Perdagangan Internasional Menurut Para Ahli – Materi Ekonomi Kelas
11. Diakses pada tanggal 14 November 2022 pada https://www.zenius.net/blog/teori-
perdagangan-internasional.

IDN Times (2022) Jenis-Jenis Perdagangan Internasional Beserta Penjelasannya


https://www.idntimes.com/business/economy/khairul-ilham-1/jenis-jenis-perdagangan-
internasional-beserta-penjelasannya [Diakses 14 November 2022]

Natalia, A. (2021) Mengenal Jenis Perdagangan Internasional Adalah Hal Penting!


https://ajaib.co.id/jenis-jenis-perdagangan-internasional-adalah-seperti-berikut/#Jenis-
Jenis_Perdagangan_Internasional [Diakses 14 November 2022]

Freightsight Researcher. 2022. Kebijakan Perdagangan Internasional Indonesia.


https://freightsight.com/article/kebijakan-perdagangan-internasional. [Diakses pada 15
November 2022].
Haryono, Erwin. 2022. Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2424822.aspx.
[Diakses pada 15 November 2022].

Anda mungkin juga menyukai