Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : DIDIK PERMANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042423494

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4432/BISNIS INTERNATIONAL

Kode/Nama UPBJJ : 16/Pekanbaru

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No jawaban
1 Liberalisasi perdagangan terus berkembang dengan munculnya perjanjian perdagangan
baik di tingkat bilateral, regional, maupun multilateral. Kawasan perdagangan bebas
atau Free Trade Area (FTA) merupakan salah satu bentuk integrasi ekonomi di dunia
dengan memberikan perlakukan khusus kepada negara mitra dagang yang masuk dalam
FTA. Salah satu peningkatan kerjasama ekonomi antar kawasan ASEAN yaitu
ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang diberlakukan sejak tahun 2004.

Kesepakatan perjanjian ACFTA yaitu negaranegara yang menjadi anggota melakukan


perjanjian saling memberikan preferential tariff. Pemberlakuan FTA dapat berdampak
pada perdagangan Indonesia dengan negaranegara di kawasan ACFTA+3 berupa trade
creation dan trade diversion, khususnya pada arus impor. Penelitian ini menyajikan
gambaran dampak pemberlakuan ACFTA terhadap nilai impor Indonesia dengan
negara-negara ACFTA+3. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisa faktor
yang mempengaruhi nilai impor Indonesia dan mengetahui dampak ACFTA terhadap
trade creation dan trade diversion Indonesia di negara ACFTA+ 3.

Penelitian menggunakan pendekatan ekonometrika dan estimasi dengan model panel


data. Sumber data dari data sekunder yang dikumpulkan dari WITS, WORLD BANK,
UNCTAD, dan CEPII. Hasil empiris menunjukkan bahwa setelah ACFTA
diberlakukan, nilai impor Indonesia dari negara-negara anggota ACFTA meningkat,
terutama impor dari negara Cina. Nilai impor Indonesia secara signifikan dipengaruhi
secara positif oleh GDP per kapita Indonesia, GDP per kapita mitra dagang (negara
ACFTA + 3), jarak ekonomi, dan dummy kebijakan FTA.

Sementara nilai tukar riil antar negara akan memengaruhi negatif terhadap nilai impor
Indonesia. Secara keseluruhan Indonesia akan mengalami kerugian dari dampak
ACFTA akibat terjadinya trade diversion dari negara non-anggota ke negara-negara
anggota di wilayah ACFTA +3. Hal-hal yang diperlukan untuk mengatasi dampak
tersebut adalah dengan menjaga stabilitas nilai tukar, melakukan negosiasi harga
dengan negara mitra dagang non anggota untuk mencegah trade diversion, membuat
kebijakan hambatan non tarif dan standarisasi produk masuk, selektif impor pada
barangbarang yang memiliki nilai tambah, serta mengoptimalkan kesepakatan melalui
kesepakatan bilateral.
2 Teori Internalisasi
Teori internalisasi merupakan suatu proses pemahaman oleh individu yang melibatkan
ide, konsep serta tindakan yang terdapat dari luar kemudian bergerak ke dalam pikiran
dari suatu kepribadian hingga individu bersangkutan menerima nilai tersebut sebagai
norma yang diyakininya, menjadi bagian pandangannya dan tindakan moralnya.

Teori Keunggulan Monopolistik


Teori ini berasal dari disertasi Stephen Heymer tahun 1960 yang menunjukkan bahwa
investasi langsung luar negeri dilakukan oleh perubahan dalam industry oligopolistic
memiliki keunggulan teknis dan keunggulan lain atas perusahaan pribumi. Ini berarti
perushaan-perusahaan yang ada dalam industry ini harus memiliki keunggulan yang
tidak diperoleh dari perusahaan local.Keunggulan tersebut berupa skala ekonomi,
keunggulan teknologi, pengetahuan pemasaran, manajemen dan keuangan yang
superior
3 Pasar global adalah pasar berskala dunia yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Pasar
global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor,
diantaranya: Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang
secara langsung menjadi konsumen global semakin banyaknya transportasi antar negara
yang mempermudah distribusi produk Perdagangan dunia semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya permintaan pasar dunia. Semakin berkembangnya pasar global
menyebabkan semakin terbukanya kesempatan bagi sebuah perusahaan ketika
berkecimpung dalam pasar global. Beberapa kesempatan itu antara lain:

a. Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah buruhnya lebih
rendah
b. Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik cabang di beberapa
tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan mempermurah distribusi
produknya
c. Perusaahaan dapat memperoleh target konsumen yang lebih banyak dengan
memperkenalkan produknya di negara lain yang lebih potensial.

Setimpal dengaan kesempatan yang didapat, pasar global pun memiliki resiko yang
tidak sedikit. Banyak hambatan dan kendala yang akan dihadapi oleh para pelaku bisnis
di pasar global, diantaranya adalah:

a. Perbedaan budaya dan selera. Produk yang laku keras di suatu negara bisa jadi
tidak menarik sama sekali bagi masyarakat di negara lain.
b. Perbedaan daya beli masyarakat. Produk yang dijual melalui pasar bebas
memiliki harga yang terlalu tinggi atau justru rendah di negara targetnya, maka
kemungkinan produknya tersebut tidak akan memperoleh banyak pembeli.
c. Peraturan nasional. Produk yang banyak diminati masyarakat suatu negara, bisa
jadi tidak bisa dijual ke negara lain jika negara tersebut memiliki peraturan
khusus yang membatasinya.

Aktivitas bisnis internasional dimulai dari adanya perdagangan antar negara. Hal ini
terjadi karena tidak ada satupun negara di dunia yang dapat memenuhi seluruh
kebutuhan hidup rakyatnya sendiri. Apabila kita tarik lebih jauh ke belakang, maka
sebetulnya aktivitas bisnis internasional sudah dilakukan sejak jaman kerajaan, dimana
pada masa itu terjadi aktivitas perdagangan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan
yang lainnya, bukan hanya dalam satu benua akan tetapi antar benua. Saat ini kegiatan
perdagangan antar negara tersebut seringkali dinamakan dengan ekspor-impor. Ekspor
dalam arti menjual produk dalam negeri ke luar negeri, sedangkan impor membeli
barang luar negeri untuk dipakai di dalam negeri. Dalam aktivitas ekspor impor, terdiri
dari dua jenis perdagangan yaitu (1) Perdagangan Tangible, yaitu perdagangan
barang/produk yang berwujud seperti pakaian, alat elektronik, dan bahan mentah. (2)
Perdagangan Intangible adalah perdagangan jasa/ produk yang tidak berwujud, seperti
kegiatan jasa keuangan. Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya
melibatkan diri secara bertahap dari yang paling sederhana yang tidak mengandung
resiko sampai tahap yang paling kompleks dan mengandung resiko bisnis yang sangat
tinggi. Adapun aktivitas bisnis internasional diantaranya adalah :

a. Ekspor. Menjual produk-produk yang dibuat di dalam negeri untuk dijual


kembali ke negara-negara lain. Kegiatan ekspor ini dapat dikategorikan menjadi
ekspor insidentil, yaitu terjadi karena adanya kedatangan orang asing di dalam
negeri kemudian orang asing ini membeli barang-barang dan kemudian
dikirimkan ke negara orang asing tersebut. Dan ekspor aktif yaitu hubungan
bisnis yang yang rutin dan kontinyu dan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif.
b. Impor. Impor adalah membeli produk-produk yang dibuat negara-negara lain
untuk digunakan atau dijual kembali di dalam negeri.
c. Lisensi. Lisensi adalah kesepakatan kontrak di mana suatu perusahaan di suatu
negara memberikan lisensi penggunaan hak kekayaan intelektualnya (paten,
merk dagang, nama merek, hak cipta atau rahasia dagang) kepada suatu
perusahaan di negara kedua dengan mendapatkan pembayaran royalti.
d. Waralaba. Waralaba adalah suatu bentuk khusus lisensi, terjadi apabila suatu
perusahaan di suatu negara (pemberi waralaba) memberikan wewenang kepada
suatu perusahaan di negara kedua (pemegang waralaba) untuk menggunakan
sistem pengoperasiannya dan juga nama merek, merek dagang, dan logo dengan
mendapatkan pembayaran royalti.
e. Kontrak Manajemen. Kontrak manajemen adalah kesepakatan dimana suatu
perusahaan di suatu negara setuju untuk mengoperasikan fasilitas atau
memberikan jasa manajemen lainnya kepada perusahaan di negara lain dengan
mendapatkan imbalan yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai