Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI

DI SUSUN OLEH :

1.MARIA MELANI NDORA ( 14310029 )

2. FARIANI LA ODE DAI ( 15310007)

3. HARTINI ( 15310027 )

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2018
BAB I

PENDAHUALUAN

A.Latar Belakang

Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional


yangmempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi
kebutuhanmanusia. Masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku
ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat
berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional

.Ekonomi internasional mencakup baik aspek mikro maupun makro. Aspek mikro
misalnya menyangkut masalah jual beli secara internasional yang salingdisebut
dengan ekspor-impor. Kegiatan perdagangan internasional ini tergantung pada
keadaan pasar hasil produksi maupun pasar faktor produksi yang merupakansalah
satu topik dalam analisis ekonomi mikro. Masing-masing pasar saling berhubungan
satu dengan lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupunkesempatan kerja
masalah ini merupakan topik makro.

Dapat ditarik kesimpulan dari uraian diatas adalah pada prinsipnya ada duafaktor
yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran.

B.Manfaat dan Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugasPengantar
Ekonomi Makro dan untuk memberi wawasan kepada para mahasiswa.Ada pula
manfaat dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui tentang ilmuekonomi
makro sesuai dengan judul dari makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASIA.

A. Perdagangan Luar Negeri

1 .Pengertian Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang terjadi di luar negeri,kegiatan


perdagangan luar negeri ini tergantung pada keadaan pasar hasil produksi maupun
pasar faktor produksi, masing-masing pasar yang saling berhubungan satu dengan
lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupunkesempatan kerja.Selain itu,
permintaan akan sesuatu barang ditentukan oleh pendapatan kita dapat menduga
bahwa ada hubungan antara pendapatan satunegara dengan pembelian barang luar
negeri (impor). Jika pendapatan naik,maka pembelian barang-barang dan jasa (dari
dalam Negeri maupun impor)dapat mengalami kenaikan ada 3 aspek dari peranan
perdagangan luar negeridalam perekonomian yaitu:

 Keuntungan yang dapat di peroleh sesuatu Negara dari melakukan


perdagangan luar negeri.
 Kebujakan membatasi perdagangan dan proteksi dalam perdagangan luar
negeri.
 Mengenai globalisasi.

Berdagang dengan negara lain kemungkinan dapat


memperolehkeuntungan, yakni dapat membeli barang yang harganya lebih rendah
danmungkin dapat menjual keluar negeri dengan harga yang relative lebih tinggi.
Perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga barangdi
berbagai negara
Perbedaan harga inilah yang menjadi pangkal timbulnya perdaganganantar negara.
Dan perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karenaadanya perbedaan
ongkos produksi, tetapi juga karena perbedaan dalam pendapatan serta selera
permintaan akan sesuatu barang sangat ditentukan olehselera dan pendapatan. Selera
dapat memainkan peranan penting dalammenentukan permintaan akan sesuatu barang
antara berbagai negara. Apabila persediaan suatu barang di satu negara tidak cukup
untuk memenuhi permintaan, negara tersebut dapat mengimpor dari negara
lain.Untuk suatu barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting.
Misalnya: mobil, rokok, pakaian, meskipun satu negara tertetu telahdapat
menghasilkan barang-barang tersebut, namun kemungkinan besar impor dari negara
lain dapat terjadi. Hal ini dikarenakan faktor selera, dimana penduduk negara tersebut
lebih menyukai barang-barang buatan negara lain.

2.Keuntungan Melakukan Perdagangan

Berikut adalah pandangan para ahli ekonomi/mazhab di masamerkantalisme


dan klasik mengenai sumbangan perdagangan luar negerikepada masyarakat

.Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis yaitu ahli-ahli ekonomi
yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh belas, berpendapat bahwa
perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaanuntuk sesuatu negara. Menurut
mereka, suatu negara dapat mempertinggikekayaannya dengan cara menjual barang-
barangnya keluar negeri.

Sesudah itu, ahliahli ekonomi klasik menganalisis dengan lebihmendalam lagi


peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian.Misalnya, David Ricardo telah
mengemukakan pandangan-pandangan yanglebih logis utuk menerangkan perlunya
perdagangan luar negeri dalammengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo,
yang menerangkanmengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan
perdangangan,merupakan teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori
perdaganganluar negeri. Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara –
negaradigalakkan menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.

Yang dimaksudkan perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri dimana
setiap Negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan.

3.Keuntungan Dari Spesialisasi Dengan Menggunakan Contoh Angka

Telah dinyatakan bahwa dengan mengadakan spesialisasi dan


selanjutnyamelakukan perdagangan luar negeri, dua keuntungan akan diperoleh oleh
setiapnegara, keuntungan itu adalah:

a. Faktor-faktor produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien.

b. Penduduk Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.

Keuntungan yang terwujud itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. sumsi-asumsi yang digunakan

Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari perdaganganluar negeri


biasanya digunakan dalam dua cara : yaitu denganmenggunakan angka-angka dan
dengan menggunakan grafik.

B. Keuntungan mutlak dan keuntungan berbandingan

Dalam menerangkan mengenai keuntungan yang diperoleh darispesialisasi dan


perdagangan luar negeri, dapat dibedakan diantara pengertian keuntungan mutlak dan
keuntungan berbanding
 Keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatunegara
dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksikan barang-barang
dengan efisiensi yang lebih tinggi dari negara – negaralain.
 Keuntungan berbanding dapat diartikan sebagai keuntungan yangdiperoleh
oleh suatu negara dari mengkhususkan (melakukanspesialisasi) dalam
memproduksikan barang-barang yang mempunyaiharga relative yang lebih
rendah dari negara lain

4.Keuntungan Perdagangan Dalam Grafik

Gambaran secara grafik mengenai keuntungan dari perdagangan


perluditerangkan secara dua tahap. Dalam tahap pertama ditunjukkan keadaan
yangmenunjukkan keadaan sebelum perdagangan. Pada tahap kedua ditunjukkan
keadaan sesudah dilakukan perdagangan.

B Proteksi dan Pembatasan Perdagangan

1.Pengertian Proteksi

Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau industri.Tujuannya


untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barangimpor. Hal ini,
misalnya dapat dijalankan dengan tarif, quota dan sebagainya.Proteksi bisa
berbentuk:a

Pengenaan Tarif

Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-
barang yang melewati batas suatu Negara. Tarif digolongkanmenjadi:

1. Bea eksporadalah pajak/bea yangdikenakan terhadap barang yang diangkut


manusia ke negara lain.
2. Bea transito adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barangyang melalui
wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barangtersebut sebagai tujuan
akhirnya adalah negara lain

3. Bea impor adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barangyang masuk


dalam custom area suatu negara dengan ketentuan bahwanegara tersebut sebagai
tujuan akhir

b.Quota

Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap barang


yangmasuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).

c.Pelanggaran Impor

Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka industridalam


negeri yang memproduksikan atau merakitbarang A akanmemperoleh proteksi.
Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam negeri.

d.Subsidi

Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual barangnyalebih


murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yangdiberikan bisa
dalam berbagai bentuk, misalnya:

1) Subsidi langsung berupa sejumlah uang tertentu

2) Subsidi per unit produksi.

2.Faktor – Faktor yang Mendorong Proteksi

Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti usaha – usaha


pemerintah yang membatasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor darinegara
– negara lain dengan tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentuyang penting,
artinya dalam pembangunan negara dan kemakmuran perekonomian negara. Ada
beberapa tujuan penting dari proteksi:

a.Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.

b.Mendorong perkembangan industri baru

c.Mendiversifikasikan perekonomian

d.Menghindari kemerosotan industri – industri tertentu

e.Memperbaiki neraca pembayaran

f.Menghindari neraca pembayaran

g.Menghindari dumping

h.Menambah pendapatan pemerintah

3.Alat pembatasan perdagangan

Proteksi dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam


membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor.Halangan perdagangan
dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota, pembatasan impor.
Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta asing.
B. GLOBALISASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

1.Definisi Globalisasi

Globalisasi adalah satu konsep yang sering dinyatakan orang pada masaini, tetapi
yang menyatakan dan pembahasnya mempunyai pengertian yang berbeda mengenai
konsep tersebut. Globalisasi dapat didefinisikan sebaga

peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatanekonomi


diantara berbagai negara.

Untuk lebih memahami makna definisi perhatikan dua contoh salingketergantungan


dalam aspek ekonomi berikut: pertama, efek dari berlakunyakemunduran ekonomi di
Amerika Serikat, Jepang dan Negara-negara Eropa, perkembangan investasi asing
yang pesat dalam beberapa tahun belakangan inidi Indonesia menimbulkan efek
buruk kepada prospek kerkembangan investasiasing dan pertumbuhan ekonomi di
negara – negara lain, seperti misalnya dinegara – negara Asia Tenggara.

2.Faktor – Faktor yang Mewujudkan Globalisasi

a.Perkembangan politik dunia

b.Semakin pentingnya praktek pasar bebas

c.Perkembangan perusahaan multinasional

d.Berkembangnya investasi keuangan ke berbagai Negara

e.Kemajuan teknologi dalam bidang teknologi informasi dan pengangkutan


3.Keuntungan dan Kerugian Globalisasi

a.Keuntungan Globalisasi

 Produksi dunia dapat ditingkatkan

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

 Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri

 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

3.Keuntungan dan Kerugian Globalisasi

a.Keuntungan Globalisasi

 Produksi dunia dapat ditingkatkan

 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara

 Meluaskan pasar untuk hasil produksi dalam negeri

 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik

 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

b.Kerugian Globalisasi

 Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur

 Memperburuk keadaan neraca pembayaran


 Sektor keuangan semakin tidak stabil

 Memperbudak prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

• Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi b.Kerugian Globalisasi

• Menghambat pertumbuhan sektor industri manufaktur

• Memperburuk keadaan neraca pembayaran

• Sektor keuangan semakin tidak stabil

• Memperbudak prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

C. PENGERTIAN PROTEKSI

Proteksi perdagangan merupakan sebuah upaya dari pemerintah suatu negara untuk
melindungi produk-produk dalam negerinya dari serbuan produk asing dalam
melakukan perdagangan internasional. Ada dua alasan kuat yang mendorong lahirnya
kebijakan proteksionisme, yaitu melindungi perekonomian domestik dari tindakan
negara atau perusahaan asing yang tidak adil, dan melindungi industri-industri
domestik yang baru berdiri (infant industry). Proteksi perdagangan yang diterapkan
oleh suatu negara seringkali menimbulkan protes dari negara lain yang ingin
menerapkan perdagangan bebas.
Proteksi perdagangan dapat dilakukan dalam beberapa
bentuk melalui hambatan tarif, yaitu pemberlakuan bea masuk yang tinggi bagi
barang impor, dan non tarif yang di antaranya seperti pembatasan impor (kuota
impor), subsidi pemerintah, dan politik dumping. Bentuk-bentuk proteksi tersebut
adalah kebijakan yang merupakan upaya dari suatu negara agar barang dalam
negerinya tidak kalah bersaing dengan barang impor.
Proteksi perdagangan ini biasanya dilakukan oleh
negara-negara berkembang walaupun tidak menutup kemungkinan negara-negara
maju pun melakukan hal serupa. Contohnya Indonesia yang telah menerapkan
beberapa kebijakan proteksi perdagangan, seperti pelarangan ekspor rotan mentah,
pengenaan bea keluar untuk komoditas tambang mentah dan pengaturan impor
holtikultura. Belakangan ini juga banyak kalangan di Indonesia yang khawatir akan
menjamurnya produk-produk Cina seiring dengan diberlakukannya ASEAN-China
Free Trade Area yang dapat mengancam industri dalam negeri.

 FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN PROTEKSI

Pemberian proteksi diantara masing – masing karyawan dipengaruhi oleh berbagai


faktor yaitu :

1. Responsibility ( Tanggung Jawab)

Semakin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin besar pula
tanggung jawab yang diembannya. Semakin tinggi tanggung jawab yang diemban
oleh seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan oleh perusahaan.

2. Skill (Keahlian)

Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan karyawan yang


memiliki keahlian khusus. Karyawan yang memiliki keahlian spesifik, perusahaan
dapat mempertahankan agar mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut, perusahaan
menerapkan program proteksi yang layak dan bahkan kadang – kadang diatas rata –
rata yang mampuh diberikan pesaing. Program proteksi yang diterapkan kepada
pekerja yang memiliki keahlian khusus akan lebih tinggi dibangingkan dengan
pekerja yang tidak memerlukan keahlian khusus, misalnya pekerja administrasi.

3. Mental Effort (kerja Otak / Mental)


Karyawan yang lebih mengandalkan kemampuan kerja otak atau mental, misalnya
analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini sering disebut
dengan “White Collar” kelas pekerja ini biasanya memperoleh tingkat proteksi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan
fisik (Blue Collar).

4. Physical Effort (Kemampuan Fisik)

Karyawan yang lebih mengandlakan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya satuan
pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan. Biasanya proteksi
yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka lebih difokuskan dalam bentuk
perlindungan atas keselamatan kerja.

5. Work Condition (Kondisi Kerja)

Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering kali
berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang perminyakan, yang
bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja di darat. Semakin berat
kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin tinggi program proteksi yang
diterapkan.

6. Government Rule (Peraturan Pemerintah)

Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang mengharuskan


pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi
pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan perusahaan memberikan
perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi tenaga kerja atu yang dikenal
dengan jamsostek. Melalui jaminan asuransi tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja
yang mengalami kecelakaan selama bekerja, atau yang sakti akan memperoleh
santunan yang layak dari pihak asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan
perusahaan untuk memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja.
 Bentuk-bentuk Proteksi

Bentuk-bentuk proteksi sekurang-kurangnya ada empat bentuk yang kita jumpai


dalam praktek adalah:

1. Tarif (tariffs) atau bea masuk barang-barang impor.

Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barangbarang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk.

Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
mempunyai maksud memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor
dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.

Tujuan tarif ini adalah untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap barang-
barang luar negeri dan sekaligus menjadi pendapatan suatu negara. Barang-barang
mewah seperti barang elektronik, mobil, mesin-mesin dikenakan biaya cukai yang
tinggi tetapi barang-barang yang termasuk bahan pokok yang sangat diperlukan oleh
penduduk tentunya dikenakan tarif terendah agar tidak menjadi beban bagi penduduk.

Ada beberapa macam penggolongan tarif dalam perdagangan internasional,


antara lain sebagai berikut :

1. Tarif tunggal (Single Column Tariff). Tarif ini memberlakukan persentase yang
sama untuk
impor komoditas dari negara manapun tanpa kecuali.

2. Tarif Umum/ Konvensional (General/ Conventional Tariff). Tarif ini menetapkan


persentase yang berbeda antara negara satu dengan yang lain.

3. Tarif Preferensi ( Preferential Tariff). Tarif ini memiliki persentase yang lebih
rendah, bahkan untuk komoditi tertentu bisa nol persen, karena ada hubungan khusus
antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.

Ada beberapa macam penggolongan bea dalam perdagangan internasional, antara lain
sebagai berikut :

a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang
yang diangkut menuju ke negara lain.

b. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang
yang hanya melewati negara tersebut karena tujuan akhirnya negara lain (sebagai
transit).

c. Bea impor (impor duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang
yang masuk dalam daerah pabean suatu negara dengan ketentuan bahwa negara
tersebut sebagai tujuan akhir.

4. Kuota (quota), barang-barang yang diijinkan yang boleh di impor tetapi secara
terbatas.

Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri.Barang-barang yang boleh di impor tetapi terbatas seperti, barang yang
dapat dihasilkan atau diproduksi oleh negara itu sendiri tetapi dianggap tidak
mencukupi untuk konsumsi dalam negeri seperti misalnya, barang-barang kosmetik,
sepatu,dan barang-barang mewah lainnya.

a. Kuota Impor

Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :


1) Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan
sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain.

2) Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan
berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.

3) Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu
jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang
tinggi.

4) Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor


dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir.
Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri.

Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal
tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing.

b. Kuota Ekspor

Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara
lain :

1) mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap
berbahaya;

2) menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;

3) mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga


stabilitas ekonomi dalam negeri.

Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.

Tujuan diberlakukannya kuota di antaranya :

1). mencegah barang-barang yang penting berada ditangan negara lain;


2). untuk menjamin tersedianya barang-barang di dalam negeri dalam proporsi yang
cukup;

3). untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga guna mencapai
stabilitas harga di dalam negeri.

5. Pelarangan Impor

Pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-


barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi dalam negeri dan
meningkatkan produksi dalam negeri.

6. Pelarangan Ekspor

Pelarangan ekspor adalah kebijakan pemerintah untuk melarang keluarnya barang-


barang ke luar negeri, dengan tujuan untuk menghindari kelangkaan barang, sebab
apabila suatu barang itu langka, maka harga barang tersebut akan menjadi tinggi.

7. Subsidi

Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya


produksi perunit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri
dapat menjual barangnya yang lebih murah dan bisa bersaing dengan barang impor.

Setiap pemerintah ingin mendorong produksi buatan dalam negerinya sendiri, upaya
pemerintah pada umumnya untuk meningkatkan produksi lokal dan mengurangi
ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dengan misalnya menetapkan
peraturan-peraturan bahwa bahan-bahan baku atau sebagian produk harus
menggunakan produk dalam negeri, maka dengan demikian pemerintah memberikan
bantuan subsidi kepada industi dalam negeri agar bisa berkembang menjadi industri
yang besar. Pemberian subsidi oleh pemerintah kepada industri dalam negeri
biasanya berupa:

• Subsidi langsung berupa sejumlah uang


• Subsidi per-unit produksi misalnya berupa bahan bakar/mentah dengan harga murah
dan kemudahan-kemudahan lainnya

8. Premi

Premi adalah kebijakan pemerintah menambahkan dana dalam bentuk uang


kepada produsen yang berhasil mencapai target-target tertentu. Misalnya jumlah
produksi dapat lebih banyak. Premi dalam kebijakan perdagangan internasional
berupa kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan
daiam meningkatkan ekspornya. Misalnya, penghargaan untuk kualitas barang yang
memenuhi standar kualitas ekspor, penyederhanaan prosedur ekspor, biaya ekspor
yang murah, dan penyediaan fasilitas pelabuhan ekspor yang memadai.

9. Deskriminasi Harga

Suatu negara dikatakan melakukan damping jika mengekspor hasil


produksinya ke suatu negara dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam
negeri. Misalnya, Jepang menjual mobil-mobilnya ke Indonesia dengan harga yang
murah, padahal harga mobil dengan merek dan tipe yang sama di Jepang sendiri
harganya mahal. Kebijakan menaikkan harga di dalam negeri ini biasanya dirujukan
unruk menutupi kerugian yang mungkin terjadi di luar negeri.

Dalam menjalankan kebijakan ini, harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu,


antara lain sebagai berikut :

a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada di luar negeri atau
dengan kata lain bahwa kurva permintaan di dalam negeri relatif kurang elastis
dibandingkan dengan luar negeri yang keadaan pasarnya persaingan sempurna.

b. Konsumen di dalam negeri tidak dapat membeli barangnya dan luar negeri.

10. Dumping
Dumping adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan dis¬kriminasi harga, yakni
produsen menjual barang di luar ne¬geri lebih murah dan pada di dalam negeri.

Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu :

- Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar dan pada luar negeri, sehingga
kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar
negeri.

- Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen da¬lam negeri tidak dapat
membeli barang dan luar negeri.

 TUJUAN KEBIJAKAN PROTEKSI

1. memaksimalkan produksi dalam negeri;

2. memperluas lapangan kerja;

3. memelihara tradisi nasional;

4. menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada
satu komoditi andalan;

5. menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung


pada negara lain.

6. Mengatasi masalah deflasi dan pengangguran.

7. Mendorong perkembangan industri baru

8. Mendiversifikasikan perekonomian

9. Menghindari kemerosotan industri-industri tertentu

10. Memperbaiki neraca pembayaran

11. Menghindari neraca pembayaran


12. Menghindari dumping

13. Menambah pendapatan pemerintah

 KONSEP DAN PRAKTIK PROTEKSI

Proteksi meliputi tarif dan nontarif melalui tarif bea masuk, digolongkan atas
dua jenis, yakni tarif nominal dan tarif efektif. Tarif nominal dinyatakan beberapa%
dari nilai impor (fob), sedangkan tarif efektif dihitung dengan mengetahui lebih dulu
nilai tambah suatu komoditi, yang dapat diciptakan di dalam negeri dan nilai tambah
komoditi itu di pasar internasional. Kemudian, dihitung persentase perbedaannya.
Proteksi nontarif dapat berupa pelarangan impor, membatasi impor, rintangan-
rintangan administrasi, dan lisensi impor.

Kebijakan tarif dan nontarif ini berkaitan dengan variabel-variabel ekonomi


lainnya, seperti pendapatan pemerintah, harga barang-barang di dalam negeri,
termasuk dalam hal bahan baku, kurs mata uang di dalam negeri dan luar negeri,
teknologi produksi, kesempatan kerja, dan berkaitan pula dengan produksi sektor
pertanian dan efisiensi industri. Tingkat tarif yang relatif tinggi untuk barang-barang
konsumsi akan mengurangi daya saing, sedangkan bagi bahan baku, akan
menimbulkan harga yang relatif tinggi, dan sukar mendapat daya saing. Dalam batas
waktu tertentu proteksi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi jika terus-
menerus akan merugikan ekonomi di dalam negeri karena setiap komoditi akan
mengalami masa jenuh. Produksi di dalam negeri relatif lebih banyak tersedia,
sedangkan harganya relatif mahal maka kemampuan daya beli tidak naik
sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat menimbulkan keadaan under-capacity yang
lebih tinggi, dan makin mendorong ekonomi biaya tinggi

 MENGUKUR BESARNYA PROTEKSI


Tarif atas barang impor meningkatkan harga barang yang dihasilkan oleh
produsen dalam negeri. Dampak ini kerap merupakan tujuan utama dari tarif untuk
melindungi produsen dalam negeri terhadap persaingan impor yang harganya lebih
murah. Besarnya perlindungan ini biasanya dinyatakan dalam persentase dari harga
yang berlaku jika perdagangan berlangsung dengan bebas. Pembatasan impor gula,
misalnya, dapat meningkatkan harga yang diperoleh produsen gula Amerika sebesar
45 persen.

Pengukuran demikian sepintas lalu tampaknya merupakan pengukuran


gamblang dalam kasus tarif: jika jenis tarifnya berbentuk pajak ad valorem yang
besarnya proporsional terhadap nilai impor, tingkat tarif itu sendiri niscaya mengukur
besarnya proteksi; jika jenis tarifnya adalah spesifik, dengan membagi tarif dengan
harga netto setelah tarif menghasilkan angka yang sama dengan tarif ad valorem.

Ada dua masalah dalam menghitung tingkat proteksi dengan cara sederhana di atas.

1. Jika asumsi negara kecil buka merupakan pertimbangan yang akurat, maka
sebagian dampak tarif akan menurunkan harga ekspor dan sebagian lagi berupa
peningkatan harga Domestik, dan dampak dari kebijakan perdagangan terhadap harga
ekspor terkadang sangat berarti. Dalam teori (meskipun jarang terjadi dalam
kenyataan) sebetulnya bisa saja terjadi di mana tarif sebetulnya bisa menurunkan
harga yang diterima produsen dalam negeri.

2. Tarif bisa menimbulkan dampak yang berbeda di setiap tahapan produksi suatu
barang.

 ALASAN PROTEKSI

1. Melindungi Industri dalam negeri yang masih baru ( The infant-industry


argument)

2. Melindungi tenaga kerja dalam negeri


3. Mencegah dumping

4. Mencegah over-specialization

5. Mengurangi defisit neraca pembayaran nasional

6. Melindungi industri-industri yang penting untuk pertahanan.

4. CONTOH KASUS

Penetapan Anti-Dumping oleh Korea Selatan Terhadap Produk Kertas


Indonesia

Salah satu kasus yang terjadi antar anggota WTO kasus antara Korea dan
Indonesia, dimana Korea menuduh Indonesia melakukan dumping woodfree copy
paper ke Korsel sehingga Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar. Tuduhan
tersebut menyebabkan Pemerintah Korsel mengenakan bea masuk anti dumping
(BMAD) sebesar 2,8 persen hingga 8,22 persen terhitung 7 November 2003. dan
akibat adanya tuduhan dumping itu ekspor produk itu mengalami kerugian. Ekspor
woodfree copy paper Indonesia ke Korsel yang tahun 2002 mencapai 102 juta dolar
AS, turun tahun 2003 menjadi 67 juta dolar.

Karenanya, Indonesia harus melakukan yang terbaik untuk menghadapi kasus


dumping ini, kasus ini bermual ketika industri kertas Korea mengajukan petisi anti
dumping terhadap 16 jenis produk kertas Indonesia antara lain yang tergolong dalam
uncoated paper and paperboard used for writing dan printing or other grafic purpose
produk kertas Indonesia kepada Korean Trade Commision (KTC) pada tanggal 30
september 2002 dan pada 9 mei 2003, KTC mengenai Bea Masuk Anti Dumping
(BMAD) sementara dengan besaran untuk PT pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk sebesar
51,61%, PT Pindo Deli 11,65%, PT Indah Kiat 0,52%, April Pine dan lainnya sebesar
2,80%. Namun, pada 7 November 2003 KTC menurunkan BM anti dumping terhadap
produk kertas Indonesia ke Korsel dengan ketentuan PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia
Tbk, PT Pindo Deli dan PT Indah Kiat diturunkan sebesar 8,22% dana untuk April
Pine dan lainnya 2,80%. Dan Indonesia mengadukan masalah ini ke WTO tanggal 4
Juni 2004 dan meminta diadakan konsultasi bilateral, namun konsultasi yang
dilakukan pada 7 Juli 2004 gagal mencapai kesepakatan.

Karenanya, Indonesia meminta Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute


Settlement Body/DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) membentuk Panel dan
setelah melalui proses-proses pemeriksaan, maka DSB WTO mengabulkan dan
menyetujui gugatan Indonesia terhadap pelanggaran terhadap penentuan agreement
on antidumping WTO dalam mengenakan tindakan antidumping terhadap produk
kertas Indonesia. Panel DSB menilai Korea telah melakukan kesalahan dalam upaya
membuktikan adanya praktek dumping produk kertas dari Indonesia dan bahwa
Korea telah melakukan kesalahan dalam menentukan bahwa industri domestik Korea
mengalami kerugian akibat praktek dumping dari produk kertas Indonesia.

 Penyelesaian Sengketa

a. Forum

Indonesia membawa permasalahan ini kepada WTO.

b. Putusan

Panel menilai Korea Selatan telah melakukan kesalahan dalam pembuktian adanya
praktik dumping terhadap produk kertas Indonesia, yaitu panel menyimpulkan bahwa
Komisi Perdagangan Korea telah bertindak tidak konsisten dengan ketentuan anti
dumping dalam menentukan batas dumping untuk sebuah perusahaan Indonesia.
Kemudian Badan Penyelsaian sengketa mengadopsi laporan panel. Dengan demikian,
gugatan Indonesia terhadap Korea Selatan terhadap sengketa anti-dumping
dikabulkan oleh WTO.
BAB III

PENUTUP

• Kesimpulan

Perdagangan luar negeri merupakan perdagangan yang kegiatannyamenjual


dan membeli (transaksi) benda antar negara. Dalam konteks inicara umum akan
ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan
dengan lebih terperici akan ditunjukkankeuntungan yang akan diperoleh dari
spesialiSsasi, yaitu apabila kegiatanekonomi negara dikhususkan kepada
memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.

 Proteksi merupakan kebijakan perdagangan luar negeri yang dilakukansuatu


negara yang pada dasarnya menghambat kemasukan berbagai jenis barang impor
dengan menggunakan berbagai alat untuk melaksanakankebijakan perlindungan
(proteksi) seperti pajak impor (tarif), kuota danhambatan bukan tarif.

 Globalisasi merupakan pengertian dalam saling ketergantungan dalamkeadaan


dan kegiatan ekonomi diantara berbagai negara dari dunia
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/3891512/PERDAGANGAN_LUAR_NEGERI

https://diahsafit3blogku.blogspot.com/2017/10/ekonomi-proteksi-dalam-perdagangan.html
https://kunyit7.blogspot.com/2016/12/hukum-ekonomi-internasional-kasus-kasus.html

Anda mungkin juga menyukai