Anda di halaman 1dari 6

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. CINTIYA MAHARANI
2. ANINA UL HUSNA
3. SITI NAURAH CLEOFATRAH
4. M. FAIZ GHAZY KESUMA
5. ATHA ZAHRAN PUTRA GUNAWAN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA


SELATAN KOTA LUBUKLINGGAU
SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan negara/pemerintah, baik
langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta
bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan.

Definisi perdagangan internasional menurut Huala Adolf

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Huala


Adolf mendefinisikan perdagangan internasional atau international trade sebagai aktivitas
tukar menukar atau jual beli antar negara sebagai upaya mendapatkan manfaat atau
keuntungan.Menurut pandangan Basri dan Munandar, perdagangan internasional merupakan
perdagangan yang terjadi karena ada negara yang memiliki sebuah sumber daya yang berbeda
dengan negara yang diajak kerja sama.

Menurut Basri dan Munandar, perdagangan internasional ini dapat terjadi karena
adanya aktivitas produksi barang dalam jumlah yang cukup besar.Dari empat pengertian
perdagangan internasional menurut para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
perdagangan internasional merupakan kegiatan jual beli yang melibatkan antara dua negara
atau lebih yang bekerja sama dengan kesepakatan yang telah disepakati oleh bersama dan
terjadi karena produksi barang dalam jumlah yang sangat banyak.

Setelah mengetahui pengertian dari perdagangan internasional, selanjutnya kita pun


perlu mengetahui teori-teori perdagangan internasional.

Teori-Teori Perdangan Internasional

Berikut ini teori-teori yang menjelaskan mengenai hal-hal tersebut.

1. Teori Keunggulan Mutlak atau Ablosut (Absolute Advantage)

Adam Smith merupakan orang yang mengemukakan teori keunggulan mutlak. Ia


berpendapat bahwa teori keunggulan mutlak dijelaskan sebagai kondisi dimana suatu negara
dapat menghasilkan atau memproduksi barang atau jasa lebih banyak dibandingkan dengan
para pesaingnya dengan mengeluarkan biasa yang lebih rendah dalam produksinya sehingga
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini muncul untuk
mengatasi kelemahan dalam teori keunggulan absolut dimana negara yang tidak memiliki
keunggulan absolut berbeda nasibnya dibandingkan dengan negara yang memiliki
keunggulan absolut.
3. Teori Heckscher-Olin (H-O) 

Teori ini lebih dikenal dengan nama 'The Proportional Factor Theory'. Teori ini
dikemukakan oleh sejarawan ekonomi asal Swedia bernama Eli Heckscher dan Bertil Olin,
muridnya.Teori ini mengatakan jika negara yang memiliki faktor produksi tinggi dan biaya
produksi murah akan cenderung melakukan ekspor dengan spesialisasi produk.

Sebaliknya, jika negara memiliki faktor produksi langka dan biaya produksi mahal
akan cenderung melakukan impor dari negara lain.

4. Teori Ekonomi Merkantilisme 


Merkantilisme berpandangan jika kekayaan suatu negara dihitung dengan emas dan
perak. Teori ini beranggapan jika kegiatan ekspor harus dilakukan sesering mungkin dan
kegiatan impor dilakukan seminim mungkin, agar negara menjad lebih kuat dan kaya.

Merkantilisme memang membawa keuntungan bagi negara. Namun, juga


mendatangkan kerugian dan penderitaan bagi negara penganutnya. Karena mereka mendapat
kekayaan dengan menguras sumber daya yang murah.Indonesia menjadi korban dari
merkantilisme di masa kolonial. Negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris,
Belanda, dan Perancis berlomba-lomba memperebutkan Nusantara untuk meningkatkan
kekayaan mereka.

Kebijakan Perdagangan Internasional.

Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan negara/pemerintah, baik


langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta
bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan perdagangan.

Adapun kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif, larangan impor, kuota, dumping
dan berbagai kebijakan lainnya.

A. Penetapan tarif

Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea
masuk.Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan
negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase
tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang
impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa
bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi
barang impor maka diharap impor barang menjadi turun.

 
B. Kuota impor

Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah
barang di pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat, dan impor barang
turun.

C. Larangan ekspor impor

Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam


pasar domestik. Hal ini  dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. untuk alasan ekonomi
pelarangan impor bertujuan untuk melindungi dan meningkatkanproduksi dalam negeri

D. Subsidi

Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian


biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa
memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang
diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak,
dll.

E. Premi

Premi adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan
tambahan dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi tertentu
yang telah ditetapkan.

F. Dumping

Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga,


yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam
negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume
perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen
mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor
memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering
disebut counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di
negara pengimpor.

 
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan
dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar
internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan
persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri
akan dinaikkan untuk menutup kerugian sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun,
pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai
tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain.

G. Devaluasi

Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri dengan sengaja
terhadap uang asing.

Akibat devaluasi:

harga barang-barang impor menjadi mahalharga barang-barang dalam negeri menjadi lebih
murah di pasaran luar negeri.

 Tujuan devaluasi:

1. Memperbesar exspor
2. Memperkecil impor
3. Menambah devisa negara

Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional

Tujuan kebijakan perdagangan internasional untuk suatu negara adalah meningkatkan


masyarakatnya. Tujuan kebijakan perdagangan internasional ialah untuk mendapatkan
manfaat perdagangan yang akan menambah pendapatan dari suatu negara.

Jadi, secara garis besar, tujuan kebijakan perdagangan internasional tentunya adalah
untuk memperoleh keuntungan. Tidak hanya itu, tujuan kebijakan perdagangan internasional
lainnya juga perlu kamu kenali:

1. Memenuhi kebutuhan negara


2. Memperluas wilayah perdagangan dan meningkatkan produksi
3. Meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor produk ke negara lain.
4. Meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi, menstabilkan harga barang, dan
menyerap banyak tenaga kerja.
5. Melakukan transfer teknologi modern untuk membantu meningkatkan efisiensi dalam
proses produksi.
6. Mendorong terbentuknya sumber daya manusia yang semakin mahir, terampil, dan
unggul untuk mengikuti perkembangan teknologi.
7. Memperkenalkan sumber alam negara pada negara lainnya
8. Membantu negara lain untuk mencukupi kebutuhannya
9. Membantu mempererat hubungan dengan negara-negara lainnya
10. Meningkatkan produksi kedua belah pihak

Anda mungkin juga menyukai