Anda di halaman 1dari 15

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL
Dini Halimahtut Saadiyah, S.Pd.
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang melewatu batas wilayah suatu
negara yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas
dasar kesepakatan Bersama. Penduduk yang dimaksud berupa perorangan (Individu
dengan Individu), individu dengan perusahaan negra lain, antar perusahaan dengan
perusahaan lain, perusahaan denfan pemereintah suatu negra atau bahkan antara
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain

Kegiatan tersebut merupakan proses tukar menukar barang


dan jasa dari satu wilayah negara dengan wilayah negara
lain. Kegiatan memasukan atau membeli barang atau jasa
dari luar negeri dinamakan “Impor” sedangkan kegiatan
menjual barang atau jasa keluar negeri dinamakan “Ekspor”
FAKTOR PENDORONG DAN MANFAAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL

FAKTOR PENDORONG MANFAAT


1 Keinginan untuk memperoleh keuntungan dan 1 Menambahkan devisa negara melalui bea masuk
meningkatkan pendapatan dan biaya lain atas ekspor dan impor, laba dari
kegiatan perdagangan internasional
2 Perbedaan kemampuan untuk memproduksi 2 Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi
barang dan factor produksi masing-masing di negara sendiri dan transfer teknologi
3 Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga 3 Memperluas pasar
perlu pasar baru
4 Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik 4 Mempererat hubungan persaudaraan dan
dan dukungan dari negara lain kerjasama antar negara
5 Adanya kesamaan selera terhadap suatu 5 Memperluas lapangan pekerjaan
barang/jasa
6 Terjadinya era globalisasi
FAKTOR PENGHAMBAT PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1) Perbedaan mata uang antar negara


2) Resiko pembayaran antar negara lebih besar
3) Tidak stabilnya keamanan suatu negara
4) Kebijakan perdagangan yang protektif oleh pemerintah
5) Tidak stabilnya kurs mata uang asing
6) Keberadaan Lembaga kerja sama ekonomi regional
DAMPAK NEGATIF PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1) barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang import
yang dijual lebih murah yang menyebabkan industry dalam negeri mengalami
kerugian
2) Munculnya ketergantungan dengan negara-negara maju
3) Terjadinya persaingan yang tidak sehat karena pengaruh perdagangan bebas.
Industri dalam negeri yang tumbuh tidak mungkin dapat bersaing dengan
industry dari luar negeri yang lebih kuat
4) Dapat memperburuk neraca perdangangan, apabila lebih banyak pembayaran
keluar negeri disbandingkan pemerintah dari luar
5) Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan
semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri
Untuk meminumalisir dampak negative tersebut maka perlu kebijakan dalam
perdagangan internasional, perlu proteksi untuk melindungi industry dan
masyarakat dalam negeri.
Kebijakan Perdagangan Internasional
Secara garis besar kebijakan perdagangan internasional di bagi 2 :
1) Kebijakan perdagangan bebas
2) Kebijakan perdagangan protektif
Dalam buku politik bisnis internasional (2002) karya Bob Sugeng
Hadiwinata, banyak juga negara yang mengklaim sebagai pendukung
perdagangan bebas, tetapi kepentingan perlindungan industri masing-
masing hamper semua negara menerapkan kebijakan yang membatasi
masuknya produk asing ke pasar domestik.
TUJUAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Protektif

1) Melindungi kepentingan industry di dalam negeri terutama industry dalam


negeri yang tumbuh (infant Industri) dari persaingan dengan industry luar.
2) Melindungi masyarakat dalam negeri dari kemungkinan masuknya barang-
barang impor yang tidak berkualitas, dari kemungkinan kekurangan
produk akibat di jual kepasar internasional
3) Melindungi tenaga kerja domestic dari persaingan dengan tenaga kerja
dari luar
4) Menjaga kesimbangan neraca pembayaran melalui ekspor dan impor
5) Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
6) Menjaga stabilitas nilai tukar
7) Pertahanan nasional suatu negara
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Kebijakan perdagangan internasional terbagi :
1) Kebijakan perdagangan bebas
2) Kebijakan perdagangan protektif

Kebijakan Perdagangan Protektif


Secara garis besar ada 2 cara untuk memproteksi kepentingan dalam negeri suatu
negara dari dampak negative perdagnagan
1. Kebijakan tarif : instrument berupa bea/pajak
2. Kebijakan non tarif : instrument : Kuota, Larangan, Subisid, dll
Bentuk Kebijakan Protektif perdagangan Internasional

1) Tarif
Tarif disebut juga bea atau duty yaitu sejenis pajak yang dipungut atas barang-barang yang
melewati batas negara. Dampak dari tarif akan menyebabkan harga produk mengalami kenaikan.
Dalam kegiatan ekspor dan impor pebebanan tarif dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis :
a) Tarif ekspor (ekspor duties) : yaitu pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju ke negara lain/barang yang keluar dari custom area suatu negara yang
memungut pajak.
b) Tarif Transit (transit duties) : yaitu pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut tujuan
akhirnya adalah negeri lain.
c) Tarif impor (import duties) : yaitu pajak atau bea yang dikeluarkan terhadap barang-barang
yang masuk dalam custom area suatu negara dengan ketentuan-ketentuan bahwa negara
tersebut sebagai tujuan akhir.
Dalam pelaksanaannya, system tarif dalam eksport dan import dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis antara lain :
1. Tarif ad valorem (dasar nilai) ; yaitu besar bea ditentukan oleh tingkat presentase
dengan harga CIF (Cost, Insurance, Freight) barang tersebut. contoh harga CIF barang
US$100 dan besarnya tarif bea masuk 10%, kurs US$ 1=Rp. 15.000. maka bea masuk
sebesar 10%x100x15.000 = Rp. 150.000
2. Tarif ad spesifik (dasar jumlah) ; yaitu besarnya bea didasarkan pada ukuran atau
satuan tertentu dari barang. Contoh ; tarif pembebanan bea masuk untuk beras pada
juli 2019 ditetapkan sebesar Rp.450/Kg. maka berapapun harga beras tidak akan
berpengaruh terhadap besaran bea.
3. Tarif Compound ; yaitu pengenaan tarif yang merupakan kombinasi dari ad valorem
dan ad spesifik. Contoh ; sejenis barang tertentu bea 10% ad valoran ditambah
dengan Rp. 50.000 setiap unit.
Tujuan dari kebijakan tarif ini antara lain ; 1) untuk melindungi industry dalam negeri;
karena dengan adanya tarif impor akan menyebabkan harga barang impor menjadi lebih
mahal. 2) tarif ekspor akan melindungi konsumen dalam negeri. 3) tarif/pajak merupakan
sumber pendapatan negara.
Kebijakan perdagangan non tarif

1) Kuota impor/ekspor

Pembatasan impor/ekspor merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang


yang diimppor/ekspor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberi lisensi
kepada beberapa kelompok individu/perusahaan/instansi
 Kuota impor melindungi industry/produk dalam negeri dari persaingan dengan
industry/produk dari luar. Misalnya kuota impor beras yang bertujuan untuk
melindungi hasil panen para petani dari persaingan dengan beras dari luar
 Kuota ekspor untuk melindungi konsumen dan produsen dalam negeri dari
kemungkinan kelangkaan pasokan barang/bahan baku. Misalnya ekspor minyak
sawit mentah.
2) Larangan Impor

Kebijakan oleh pemerintah yang dilakukan dengan cara melarang impor dengan maksud
dan tujuan tertentu. Misalnya larangan impor pakaian bekas karena barang yang
diimpor adalah barang berbahaya, atau larangan impor beras ketika musim panen
untuk tujuan melindungi petani dalam negeri.

2) Larangan Ekspor

Larangan ekspor merupakan kebijakan pemerintah yang melarang barang dan jasa dijual
keluar melalui batas negara (ekspor) karena maksud tujuan tertentu, misalnya agar stok
dalam negeri terpenuhi terlebih dahulu, atau dapat pula karena alas an politis. Misalnya
larangan ekspor benih lobster, larangan ekspor rotan mentah. Larangan ekspor senjata
ke Indonesia oleh AS
4) Subsidi Ekpor

Subsidi ekspor merupakan instrument yang diberikan pada barang-barang ekspor, yang
akan berdampak pada turunya harga jual barang yang diekspor. Kebijakan ini
mendorong peningkatan ekspor. Subsidi ekspor dapat berbentu; pembayaran langsung
pinjaman berbiaya rendah, keringanan pajak untuk eksportir

5) Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga merupakan suatu tindakan di mana negara melakukan penetapan


harga barang atau komoditas dengan harga yang berbeda di negara lain. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk perang tarif agar barang dagang laku di pasar internasional.
Untuk diskriminasi harga ini, biasanya tarif bdikenakan lebih murah atau lebih mahal
6) Dumping

Yakni produsen menjual barang dari luar negeri dengan harga yang lebih murah dari
dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat
mengingkatkan volume perdagangan dan mengutungkan negra pengimpor, terutama
menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai
industry yang sejenis seharga persaingan dari luar negeri dapat mendorong
pemerintah negra pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi

7) Persayaratan kandungan Lokal

Kebijakan yang mensyaratkan perusahaan multinasional untuk menggunakan


prosentase tertentu dari bahan dan komponen tertentu yang diproduksi dalam negeri
sebagai suatu bentuk perlindungan terhadap industry domestic (national protection)
misalnya dalam produk mobil yang dijual di inonesia harus terkandung komponen yang
diproduksi di Indonesia
8) Standarisasi Produk

salah satu poin terpenting dalam perdagangan antar negara adalah adanya kesamaan
standar, kesamaan Bahasa, kesamaan aturan, sehinggsetiap produk barang atau jasa
yang dijual disetiap negara memberikan manfaat bagi konsumen di negara tersebut,
juga menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat. Misalnya produk yang dijual di
Indonesia harus berstandar SNI, lebelisasi halal untuk produk makanan, sertifikasi dari
BPOM

9) Premi Ekspor

Kebijakan premi ekpor adalah suatu kebijakan untuk memberikan dana tambahan
kepada ekportir yang berhasil mencapai target produksi/target ekspor/ presentasi yang
ditentukan oleh pemerintah. Premi berbentuk pemberian dana langsung/chas, diskon
bunga kredit, biaya pameran ekspor atau bentuk lainya. Maka dengan adanya premi ini
memberikan beberapa keuntungan diantaranya; harga jual lebih terjangkau,
mendorong produsen meningkatkan hasil produksinya, menjaga kesinambungan
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai