Sumber: Kebijakan Perdagangan Internasional: Aplikasinya di Indonesia
Oleh: Rina Oktaviani, Tanti Novianti, Widyastutik Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB, 2010. Tarif
Bentuk hambatan perdagangan yang paling penting
secara historis adalah tarif. Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditas yang diperdagangkan lintas-batas territorial. Ditinjau dari asal komoditi, ada 2 macam tarif: 1. Tarif impor: pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari negara lain. 2. Tarif ekspor: pajak untuk suatu komoditi yang diekspor. Tarif Bea Masuk Indonesia
Pengenaan tarif pada suatu komoditi akan berpengaruh
pada pembentukan harga komoditi tersebut. Secara umum, pengenaan tarif bea masuk di Indonesia ditujukan untuk: 1. Memberikan perlindungan terhadap produsen dalam negeri. 2. Mengendalikan konsumsi terhadap komoditi tertentu. 3. Instrumen perdagangan internasional. 4. Penerimaan negara. Jenis-jenis tarif yang ditangani oleh Tim Teknis Tarif Indonesia adalah: 1. Bea Masuk (pembebanan terhadap barang impor) 2. Pungutan ekspor (pungutan terhadap ekspor komoditi tertentu) 3. PPN (Pajak Pertambahan Nilai terhadap barang impor) 4. PPn BM (Pajak Penjualan terhadap barang mewah yang diimpor) 5. Cukai (pembebanan terhadap konsumsi barang yang kena cukai) Tarif Bea Masuk Indonesia (TBMI): suatu pembebanan terhadap barang impor berdasarkan klasifikasi barang yang disusun oleh International Conventional on The Harmonized Commodity Description and Coding System dari World Custom Organization. Non Tarif
Kebijakan perdagangan non tarif sering
dilakukan oleh berbagai negara baik negara maju maupun negara berkembang untuk menghambat masuknya barang impor dengan berbagai alasan baik ekonomi maupun non ekonomi. Kuota Impor
• Kuota adalah pembatasan secara langsung
terhadap jumlah impor atau ekspor. • Kuota bisa berupa pembatasan kuantitas pasokan, misalnya sekian ton per tahun atau sekian unit pertahun, atau bisa juga berupa pembatasan nilai, misalnya ekspor produk ke suatu negara tidak boleh dari sekian juta dolar per tahun. Kuota impor dapat digunakan untuk: 1. Melindungi sektor industri domestik tertentu 2. Melindungi sektor pertanian 3. Kuota impor juga sering dimanfaatkan untuk melindungi neraca pembayaran suatu negara. Subsidi Ekspor
• Subsidi ekspor adalah pembayaran langsung atau
pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi kepada para eksportir atau calon eksportir nasional. • Subsidi ekspor dibayarkan oleh pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri. • Jika pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestik dan harga luar negeri sama dengan nilai subsidi. Dumping
• Pengertian dumping dalam konteks hukum
perdagangan internasional adalah suatu bentuk diskriminasi harga internasional yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau negara pengekspor yang menjual barangnya dengan harga lebih rendah dipasar luar negeri dibandingkan di pasar dalam negeri, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas produk ekspor tersebut. • Praktek dumping merupakan praktek dagang yang tidak fair, karena bagi negara pengimpor, praktek dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha atau industri barang sejenis dalam negeri, dengan terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh lebih murah daripada barang dalam negeri akan mengakibatkan barang sejenis kalah bersaing, sehingga pada akhirnya akan mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang diikuti munculnya dampak berikutnya seperti pemutusan hubungan kerja massal, pengangguran dan bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. • Praktek anti-dumping adalah salah satu isu penting dalam menjalankan perdagangan internasional agar terciptanya fair trade. Hal ini telah diatur dalam Persetujuan Anti- Dumping (Anti-Dumping Agreement atau Agreement on the Implementation of Article VI of GATT 1994).