Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Internasional
Yang Diampu Oleh Bapak Jumardi Budiman, M. Pd.

Disusun oleh :
Agustinus Rocy F1031221005
Fadiah Afrianti F1031221019
Leona Joece F1031221033
Junintia Amanda F1031201015

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2024
Kebijakan perdagangan internasional adalah peraturan yang mengontrol, menjelaskan,
dan memberikan koridor tentang cara suatu negara melakukan hubungan dagang dengan negara
lain. Peraturan tersebut umumnya berupa perundang-undangan khusus atau intruksi pemerintah
lainnya yang sepadan.
Kebijakan ini mengatur jumlah, jenis, serta jalur perdagangan dengan negara-negara
yang berbeda di dunia. Setiap negara tentu memiliki kebijakan dagang internasionalnya sendiri,
sebagai contoh negara Indonesia secara umum kebijakan perdagangan internasional diatur oleh
Kementrian Perdagangan dan disahkan oleh Presiden.
Kebijakan perdagangan internasional juga dapat berarti peraturan dan tata cara
perdagangan antar negara yang merujuk pada ketetapan yang disahkan oleh lembaga
perdagangan internasional. Kedua lembaga tersebut adalah WTO (World Trade Organization)
dan IMF (International Monetary Fund).
Terdapat dua jenis perdagangan internasional, yaitu; Free Trade dan Protective Trade.
1. Free Trade
Free trade merupakan perdagangan dimana pemerintah tidak banyak ikut campur.
Semuanya diserahkan pada mekanisme pasar. Jenis pasar ini dikenal juga dengan istilah
pasar bebas.

2. Protective Trade
Protective Trade adalah kondisi dimana pemerintah mengatur setiap aspek perdagangan
internasional mereka. Mulai dari mengatur bea masuk impor, jenis dan jumlah barang
yang diperdagangkan, serta berbagai perangkat lainnya.
Jenis perdagangan internasional apapun yang digunakan oleh suatu negara tentunya
memiliki tujuan tertentu, adapun tujuan kebijakan internasional suatu negara adalah:
1. Negara mendapatkan keuntungan tanpa merugikan negara lain.
2. Negara mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan oleh rakyatnya.
3. Melindungi industri dan perdagangan di dalam negeri, terutama industri kecil.
4. Mengumpulkan devisa negara yang berasal dari penjualan atau ekspor.
5. Memajukan industri dan perdagangan di dalam negeri dan mempermudah jalan mereka
memasuki pasar global.
Kebijakan perdagangan suatu negara merujuk pada peraturan perdagangan internasional
yang ditetapkan oleh WTO dan IMF. Kedua lembaga tersebut telah merumuskan sejumlah
peraturan tentang perdagangan internasional.
Sebenarnya, tidak semua negara di dunia bergabung dengan kedua atau salah satu dari
organisasi ini. Sementara bagi negara-negara yang bergabung, kebijakan dagang internasional
mereka tidak boleh bertentangan dengan peraturan WTO dan IMF.
Anggota kedua badan internasional tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat
kebijakan perdagangan internasional, seperti:
1. Kemudahan saat menjalin perdagangan dengan negara lain.
2. Mendapatkan bantuan moneter untuk memajukan perdagangan internasionalnya. Baik
dari lembaga tersebut ataupun dari salah satu anggotanya.
3. Masyarakat dari negara tersebut dapat terpapar produk yang tidak ada di negara mereka,
sehingga lebih banyak pilihan produk untuk di konsumsi.
4. Meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) yang berpengaruh pada tingkat
perekonomian.
Pemerintah menggunakan kebijakan perdagangan internasional untuk mengontrol
perdagangan antara negara-negara dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
mengurangi kriminalitas, dan mencapai kepentingan nasional. Beberapa kebijakan
perdagangan internasional yang paling umum digunakan meliputi:

1. Tarif Impor: Pajak yang dikenakan pada barang impor untuk melindungi industri dalam
negeri atau menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.
2. Kuota Impor: Pembatasan jumlah barang impor tertentu untuk mengontrol pasokan atau
melindungi produksi dalam negeri.
3. Subsidi Ekspor: Dukungan yang diberikan kepada eksportir untuk meningkatkan daya
saing mereka di pasar internasional.
4. Perjanjian Perdagangan: Kesepakatan bilateral atau multilateral antara negara-negara
yang melakukan perdagangan bilateral atau multilateral.
5. Zona Perdagangan Bebas adalah wilayah di mana tarif impor antara anggota zona
dikurangi atau dihilangkan untuk mendorong perdagangan.
6. Larangan Impor: Larangan impor produk tertentu karena masalah keamanan,
kesehatan, atau lingkungan.
7. Hak Kekayaan Intelektual: Perlindungan hukum terhadap hak paten, hak cipta, dan
merek dagang untuk mendorong inovasi.
8. Boikot dan Embargo: Larangan perdagangan dengan negara tertentu karena tekanan
politik atau ekonomi.
9. Kebijakan Penegakan: Tindakan hukum terhadap praktik perdagangan yang tidak adil,
seperti dumping atau subsidi yang berlebihan

KEBIJAKAN EKSPOR
Ekspor adalah aktivitas perdagangan yang dilakukan dengan mengeluarkan barang dari
negara tertentu dan mengirimkannya ke negara lain. Negara-negara umumnya mendorong
ekspor sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan devisa, menciptakan lapangan
kerja, mengembangkan industri, dan memperluas pangsa pasar untuk produk-produk domestik.
Untuk mendukung kegiatan ekspor, pemerintah biasanya memberlakukan kebijakan-kebijakan
tertentu
Kebijakan ekspor memiliki tujuan untuk melindungi produk di dalam negeri. Berikut
adalah beberapa kebijakan perdagangan internasional yang dikembangkan pemerintah:
1. Diskriminasi harga; penetapan harga yang berbeda di masing-masing negara. Jenis
barang yang sama memiliki harga yang berbeda, kebijakan ini dilakukan berdasarkan
perjanjian untuk memenangkan persaingan serta untuk memperoleh keuntungan yang
besar.
2. Kebijakan premi; kebijakan premi adalah salah satu kebijakan yang diambil pemerintah
untuk memajukan ekspor dengan memberikan premi kepada badan usaha atau industri
yang melakukan ekspor. Pemberian premi dapat berupa bantuan biaya produksi serta
pemberian pajak dan fasilitas lain. Hal tersebut dilakukan agar barang ekspor memiliki
daya saing di luar negeri.
3. Politik dagang bebas; suatu kondisi ketika masing-masing pemerintah memberikan
kebebasan dalam ekspor impor. Kebebasan perdagangan dapat membawa beberapa
keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang cenderung murah.
4. Larangan ekspor; kebijakan suatu negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu
ke luar negeri, hal ini biasanya dapat terjadi akibat beberapa alasan seperti ekonomi,
politik, sosial, dan budaya.
Indonesia saat ini tercatat sebagai eksportir nikel terbesar kedua untuk industri baja negara-
negara Uni Eropa. Itu sebabnya, banyak industri logam di Eropa sangat bergantung pada bahan
mentah dari Indonesia. Pada penghujung tahun 2020, Komisioner Perdagangan UE Cecilia
Malmstrom, mengeluarkan pernyataan yang menyebut langkah Indonesia menyetop ekspor
bijih nikel membuat industri baja di Eropa dalam ancaman besar. Akibatnya kini Indonesia
mendapat gugatan dari Uni Eropaa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait
kebijakan ini.
Pada tahun 2022 Presiden republik Indonesia juga pernah mengumumkan larangan ekspor
bahan baku minyak goreng dan minyak goreng. Hal ini dilakukan ketika terjadi kelangkaan
masif dan peningkatan harga dalam negri. Larangan ekspor ini juga tidak permanen atau
bersifat temporer hingga harga dan kesediaan minyak goreng didalam negeri kembali stabil.
KEBIJAKAN IMPOR

Impor adalah kegiatan memasukkan barang atau jasa dari negara lain ke dalam suatu
negara dengan tujuan untuk diperdagangkan atau digunakan dalam produksi. Dalam konteks
perdagangan internasional, impor memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan
konsumen dan industri di suatu negara yang tidak dapat dipenuhi secara lokal.
Kebijakan impor adalah serangkaian aturan, regulasi, dan keputusan yang diterapkan
oleh pemerintah suatu negara terkait dengan impor barang dan jasa dari negara lain. Tujuan
utama kebijakan impor adalah untuk melindungi industri dalam negeri, mengendalikan arus
barang impor, memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat, serta menjaga keseimbangan
perdagangan luar negeri.
Beberapa kebijakan impor yang umum diterapkan oleh pemerintah antara lain:

1. Kuota impor; pemerintah menetapkan kuota impor dalam jangka waktu tertentu dengan
tujuan supaya tidak mengganggu kegiatan produksi dalam negeri. Jika suatu negara
telah menetapkan kebijakan politik dagang bebas maka kuota impor atau pembatasan
kuota tidak bisa dilakukan karena akan mengganggu perdagangan internasional.
2. Pemberian subsidi; Beberapa barang impor bisa jadi lebih murah dibanding barang
produksi dalam negeri. Maka dari itu, pemerintah memberikan subsidi supaya harga
barang dalam negeri bisa jauh lebih murah. Subsidi ini diberikan kepada produsen,
misalnya dengan pengurangan biaya produksi.
3. Larangan impor; larangan impor berlaku untuk beberapa barang yang dianggap bisa
membahayakan lingkungan masyarakat, contohnya senjata api.
4. Tarif; penetapan tarif dilakukan pada barang impor, bisa jadi lebih murah atau mahal.
Jika harga barang impor lebih mahal maka masyarakat akan terdorong untuk lebih
memilih memakai produk dalam negeri yang harganya lebih murah. Dalam negara
penganut politik dagang bebas, biasanya cendrung memberi hara impor lebih murah
atau sama dengan produk dalam negeri.

Di Indonesia, subsidi impor diberikan pada beberapa sektor industri, seperti sektor
pertanian dan sektor energi. Salah satu contoh subsidi impor di Indonesia adalah subsidi impor
bahan bakar minyak (BBM).
Pemerintah memberikan subsidi impor pada BBM untuk menjaga harga BBM tetap stabil
dan terjangkau bagi masyarakat. Dengan subsidi impor BBM, harga BBM di Indonesia menjadi
lebih murah dibanding harga BBM di negara-negara lain.
Namun, subsidi impor BBM juga memiliki dampak negatif seperti penggunaan BBM yang
lebih banyak dan penggunaan transportasi pribadi yang tidak efisien. Oleh karena itu,
pemerintah sedang berusaha untuk mengurangi subsidi impor BBM.

KEBIJAKAN PERDAGANGAN LAINNYA


Selain kebijakan impor dan ekspor, pemerintah juga menerapkan kebijakan perdagangan
internasional lainnya, beberapa di antaranya adalah:
1. Pembentukan Pusat Promosi Perdagangan Internasional: lembaga strategis yang
didirikan oleh Kementerian Perdagangan RI dengan tujuan untuk meningkatkan daya
saing produk Indonesia di pasar internasional, memperluas jejaring kerja, dan
mempercepat penetrasi pasar melalui fungsi diplomasi perdagangan, pemasaran,
promosi, dan pengembangan citra.
2. Hak Kekayaan Intelektual: Melindungi inovasi dan karya intelektual.
3. Boikot dan Embargo: Dapat digunakan sebagai alat tekanan politik untuk
meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional
4. Kebijakan Penegakan Perdagangan: Bertujuan untuk menjamin kepatuhan terhadap
peraturan perdagangan internasional.
Tujuan kebijakan perdagangan internasional adalah untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencapai kepentingan nasional.
Kebijakan perdagangan internasional juga bertujuan untuk meningkatkan lapangan kerja,
meningkatkan diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada industri tertentu, dan
mengurangi tingkat pelanggaran yang dilakukan terhadap barang dan jasa.
DAFTAR PUSTAKA

Apa Itu Subsidi Impor? – Penjelasan Lengkap Dan Contoh. (2023, Mei 14). Retrieved from
jangkargroups.co.id: https://jangkargroups.co.id/apa-itu-subsidi-impor/
Idris, N. (2021, Januari 18). Kronologi Larangan Ekspor Bijih Nikel yang Berujung Gugatan
Uni Eropa. Retrieved from Kompas.com:
https://money.kompas.com/read/2021/01/18/170109026/kronologi-larangan-ekspor-
bijih-nikel-yang-berujung-gugatan-uni-eropa
Putra, D. A. (2022, April 26). Mengkaji Dampak Kebijakan Larangan Ekspor CPO & Minyak
Goreng. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/mengkaji-dampak-kebijakan-larangan-
ekspor-cpo-minyak-goreng-grxJ
Putri, V. K. (2021, 06 21). Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/21/131212369/kebijakan-perdagangan-
internasional-bidang-ekspor-dan-impor?page=2
Swawikanti, K. (2022, Maret 24). Retrieved from Ruang Guru:
https://www.ruangguru.com/blog/kebijakan-perdagangan-internasional
Teknologi, E. (2021, April 19). Kebijakan Ekspor Impor. Kebijakan Ekspor Impor.
Yogyakarta: www.youtube.com.

Anda mungkin juga menyukai