Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Menganalisis Metode Pembelajaran STAD, Numbered Head Together,


Jigsaw, Think Pair Share

Dosen Pengampu : Nurmilasari Djau, M.Pd

Oleh:

Husna Arifah F1111231004 Trisnawati F1112231002


Yoga Ferdinan F1111231030 Muhammad Nuruddin F1112231009

Crederedeo Paringa F1111231009

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunianya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Menganalisis Metode
Pembelajaran STAD, Numbered Head Together, Jigsaw, Think Pair Share” ini dengan tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”. Selain itu juga, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam membangun sumber daya manusia yang
berkualitas dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan pendidikan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurmilasari Djau, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran yang telah memberi tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun akan kami
nantikan dan terima demi kesempurnaan penulisan selanjutnya.

Pontianak, 16 Februari 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1.Metode Pembelajaran STAD ........................................................................................... 3

2.2.Metode Pembelajaran Numbered Head Together ............................................................ 4

2.3.Metode Pembelajaran Jigsaw ........................................................................................... 6

2.4.Metode Pembelajaran Think Paid Share .......................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 1

3.1.Kesimpulan .................................................................................................................... 10

3.2.Saran .............................................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam membangun sumberdaya manusia yang berkualitas, Indonesia telah
berupaya meningkatkan kualitas manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan pendidikan. Pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan lingkungan
masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber manusia dan memberikan
dampak positif masyarakat Indonesia. Banyak sekali ilmu yang dipelajari dalam dunia
pendidikan salah satunya adalah ilmu kesenian.
Menurut SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, mengatakan bahwa pendidikan adalah
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara” (Nur Kholis,
2017). Dari pengertian tersebut, memerlukan proses pendidikan yang mampu membuat
peserta didik di lembaga sekolah mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mampu
menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, sehingga hasil belajar dari proses
pembelajaran yang dijalani oleh peserta didik dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Dalam membangun suasana nyaman dalam proses pembelajaran di sekolah,
kerjasama dengan siswa juga perlu ditingkatkan serta pihak sekolah perlu mengubah
pembelajaran dari paradigma lama dengan paradigma baru sehingga dapat meningkatkan
keaktifan siswa, kreativitas siswa dalam berpikir, dan antusiasme siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran juga memiliki banyak komponen yaitu kurikulum,
guru/pendidik, model pembelajaran dan siswa. Dimana semua komponen tersebut saling
terkait. Berdasarkan hal tersebut pendidik dituntut harus mampu mengajar dengan berbagai
pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan demikian siswa dapat
mengikuti proses pembelajaran dengan menyenangkan, mengingat bahwa siswa bukan
hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran (Firosalia Kristin,
2016).
Salah satu metode atau model pembelajaran yang sering terjadi dalam proses belajar
mengajar di lingkungan sekolah adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model
pembelajaran kooperatif, bisa menjadi strategi dalam mengatasi masalah pendidikan.
Pernyataan tersebut dikatakan langsung oleh Jhonson dalam Trianto (2009) yang

1
berpendapat bahwa tujuan pokok dari pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan
tingkat belajar pada siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik
secara individu maupun kelompok. Metode pembelajaran kooperatif juga memiliki banyak
tipe termasuk metode pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division), metode
pembelajaran NHT (Numbered Head Together), metode Pembelajaran Jigsaw, dan metode
pembelajaran TPS (Think Paid Share).
Penulis menemukan fenomena dari penelitian terdahulu yang menjelaskan bahwa
metode pembelajaran kooperatif mampu mewadahi para peserta didik untuk bekerja sama
dalam kelompok, peserta didik mampu aktif dalam proses pembelajaran, dan siswa juga
diberikan kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka untuk saling
membantu satu sama lain (Miftahul Huda, 2006).
Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas, maka penulis akan membuat
makalah dengan judul “4 Tipe Model Pembelajaran Kooperatif”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka selanjutnya
penulis akan merumuskan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa saja yang terdapat dalam metode pembelajaran STAD?
2. Apa saja yang terdapat dalam metode pembelajaran Numbered Head Together?
3. Apa saja yang terdapat dalam metode pembelajaran Jigsaw?
4. Apa saja yang terdapat dalam metode pembelajaran Think Paid Share?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat, maka tujuan penelitian dari
makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui hal – hal yang terdapat dalam metode pembelajaran STAD.
2. Untuk mengetahui hal – hal yang terdapat dalam metode pembelajaran Numbered
Head Together.
3. Untuk mengetahui hal – hal yang terdapat dalam metode pembelajaran Jigsaw.
4. Untuk mengetahui hal – hal yang terdapat dalam metode pembelajaran Think Paid
Share.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Pembelajaran STAD

1. Pengertian
Menurut Slavin (2010) menjelaskan bahwa metode pembelajaran STAD adalah
metode pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana dan metode paling baik untuk
digunakan oleh tenaga pengajar atau guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif.
Sedangkan menurut Rusman (2011) mengemukakan pendapatnya bahwa
metode pembelajaran STAD merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak
komprehensif pada subjek tertentu karena tenaga pengajar atau guru dapat
menggunakan materi dan pelajaran yang mereka miliki sendiri. Metode ini adalah
metode pengaturan kelas.
Dari dua penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran
STAD merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana karena
tidak menyulitkan guru atau tenaga pendidik untuk metode pengajaran di kelas sebab
para guru dapat menggunakan materi dan pembelajaran yang mereka miliki sendiri.
2. Langkah – Langkah
Ada beberapa langkah atau fase yang terdapat dalam metode pembelajaran
STAD menurut Trianto (2007), yakni :
1) Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa
Guru atau tenaga pengajar dapat menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan dapat memotivasi siswa dalam
pembelajaran. Misalnya, bahan ajar dalam STAD pertama-tama diperkenalkan
dalam presentasi di dalam kelas.
2) Penyampaian informasi
Guru dapat menyajikan informasi kepada peserta didik dengan cara
mendemonstrasikan atau melalui bahan bacaan.
3) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4) Membimbing kelompok untuk belajar dan bekerja

3
Guru membimbing kelompok belajar yang sudah dibentuk siswa dan mereka
dapat mengerjakan tugas yang diberikan. Misalnya, guru memberikan kuis.
5) Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau
masing-masing kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil kerja mereka.
6) Memberikan penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok siswa. Misalnya, guru dapat memberikan sertifikasi kepada siswa
atau penghargaan dalam bentuk lainnya
3. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode pembelajaran
STAD yang dijelaskan dalam jurnal penelitian Tri Ariani & Dwi (2018). Penulis akan
menyajikan kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran STAD dalam bentuk tabel
dibawah ini.
Kelebihan Kekurangan
Siswa aktif memotivasi dan membantu Siswa belum terbiasa dengan metode
untuk keberhasilan bersama pembelajaran STAD
Siswa berperan aktif sebagai tutor Membutuhkan waktu cukup lama bagi
untuk keberhasilan kelompok siswa sehingga target kurikulum sulit
tercapai.
Meningkatkan kerja sama pada siswa Tidak semua guru menggunakan
metode pembelajaran STAD
Meningkatkan kemampuan Menuntut sifat tertentu dari siswa, yaitu
komunikasi siswa untuk berbicara sifat kerjasama saja.
didepan banyak orang.

2.2 Metode Pembelajaran Numbered Head Together

1. Pengertian
Menurut Trianto (2010) menjelaskan bahwa metode pembelajaran Numbered
Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spenser untuk melibatkan pada peserta
didik dalam menelaah materi dalam pelajaran dan mengecek pemahaman peserta didik
mengenai isi pelajaran tersebut. Jenis pembelajaran ini dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi peserta didik sebagai alternatif terhadap struktur kelas yang tradisional.

4
Sedangkan menurut Kokom Komalasari (2010) memaparkan pendapatnya
bahwa metode pembelajaran Numbered Head Together adalah model pembelajaran
yang memberikan nomor kepada siswa dan membentuk mereka dalam suatu kelompok
dan kemudian secara acak guru akan memanggil nomor dari siswa.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran Numbered Head Together adalah metode pembelajaran yang diajarkan
oleh guru kepada siswa dengan cara memberikan nomor pada siswa dan menyebutkan
nomor secara acak untuk dijadikan kelompok belajar.
2. Langkah – Langkah
Menurut Kokom Komalasari (2010) juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa
langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan metode pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) yakni para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-
masing siswa dalam kelompok diberi nomor, Guru memberikan pertanyaan atau tugas
lalu masing-masing kelompok dapat mengerjakan tugas tersebut, selanjutnya kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya atau mengetahui jawabannya, berikutnya adalah guru memanggil
salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka,
tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan terakhir
menyimpulkan pembelajaran.
3. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode pembelajaran
Numbered Head Together yang dijelaskan dalam jurnal penelitian Nur Kholis (2017).
Penulis akan menyajikan kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran Numbered
Head Together dalam bentuk tabel dibawah ini
Kelebihan Kekurangan
Setiap siswa dituntut menjadi siap Tidak semua kelompok dapat dipanggil
semua karena nomor yang dipilih tidak oleh guru
diketahui
Proses diskusi pada siswa akan lebih Adanya kemungkinan nomor yang
sungguh - sungguh dipanggil guru akan dipanggil lagi
Siswa yang memiliki kepandaian tidak Membutuhkan waktu yang banyak
baik dapat diajarkan oleh siswa yang untuk melatih siswa.
memiliki kepandaian cukup baik

5
2.3 Metode Pembelajaran Jigsaw

1. Pengertian
Menurut Silberman (2002), metode pembelajaran Jigsaw adalah metode yang
dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik pertukaran dari kelompok
ke kelompok (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting yaitu setiap
peserta didik mengajarkan sesuatu. Dalam metode ini peserta didik belajar dengan
sebuah kelompoknya, dimana dalam kelompok tersebut terdapat satu orang ahli yang
membahas materi tertentu.
Sedangkan menurut Shoimin (2014), Metode atau tipe Jigsaw merupakan
metode belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen. Siswa bekerja sama saling
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Dalam pembelajaran ini,
siswa juga memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan kepada kelompoknya.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran Jigsaw adalah metode belajar yang diberikan kepada siswa dengan cara
membagikan kelompok namun akan terdapat pertukaran kelompok atau anggota
kelompok sehingga siswa dapat mandiri.
2. Langkah – Langkah
Ada beberapa langkah dalam menerapkan metode pembelajaran Jigsaw
menurut Novi Emildadiany (2008) yaitu : (1) Pemilihan materi yang dapat dibagi
menjadi beberapa segmen / bagian; (2) Guru membagi siswa menjadi beberapa
beberapa kelompok-kelompok kecil sesuai dengan segmen / bagian materi. Dalam
metode jigsaw ini terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah
kelompok awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang dibentuk
dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang
ditugaskan untuk mendalami sub topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal; (3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami
materi atau sub topik yang berbeda-beda; (4) Setiap kelompok asal mengirimkan
anggotanya ke kelompok lain atau kelompok ahli. Didalam kelompok ahli, siswa

6
mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama. Kemudian setiap anggota
merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik yang menjadi bagian anggota
kelompoknya semula (kelompok asal); (5) Setelah pembahasan selesai para anggota
kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya pengetahuan apa yang telah mereka dapatkan saat pertemuan di
kelompok ahli; (6) Selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau
dilakukan pengundian salah satu untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan; (7) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual; dan (8) Guru
memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis
berikutnya.
3. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode pembelajaran
Jigsaw yang dijelaskan dalam jurnal penelitian Hayu Lamaran Dkk (2018). Penulis
akan menyajikan kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran Jigsaw dalam bentuk
tabel dibawah ini.
Kelebihan Kekurangan
Siswa menjadi lebih berpikir kritis Kegiatan belajar mengajarnya
membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode ceramah.

Mengembangkan kemampuan sosial Guru membutuhkan konsentrasi dan


pada siswa karena membuat kata yang tenaga lebih ekstra karena setiap
tepat untuk dijelaskan kelompok membutuhkan penanganan
yang berbeda-beda.

Semua siswa menjadi lebih aktif dan


tidak hanya didominasi oleh siswa
tertentu
Metode pembelajaran Jigsaw dapat
digunakan dengan strategi belajar
lainnya

7
2.4 Metode Pembelajaran Think Paid Share

1. Pengertian
Menurut Lie (2004), metode pembelajaran Think Paid Share adalah metode
pembelajaran yang sederhana karena memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Metode pembelajaran ini
mempunyai keunggulan yakni mengoptimalkan siswa untuk berpartisipasi sehingga
kerja sama siswa dapat tercapai.
Sedangkan menurut Fatmawati (2011), metode pembelajaran Think Paid Share
adalah suatu cara yang efektif untuk membuat suatu variasi suasana pola diskusi kelas,
dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan peraturan untuk mengendalikan
kelas secara keseluruhan.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran Think Paid Share adalah metode pembelajaran yang membuat pola
diskusi kelas lebih bervariasi karena peserta didik dapat bekerja sama dengan orang
lain.
2. Langkah – Langkah
Menurut Lie (2004), terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
menerapkan metode pembelajaran Think Paid Share yakni :
1) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada
semua kelompok
2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas sendiri
3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi
dengan pasangannya
4) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat dan siswa
berkesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.
3. Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam metode pembelajaran
Jigsaw yang dijelaskan dalam jurnal penelitian Ita Rosita & Leonard (2015). Penulis
akan menyajikan kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran Think Paid Share
dalam bentuk tabel dibawah ini.
Kelebihan Kekurangan

8
memungkinkan siswa untuk untuk siswa yang memiliki
merumuskan dan mengajukan kemampuan akademik yang tinggi,
pertanyaan-pertanyaan mengenai mereka akan merasa terhambat oleh
materi yang diajarkan karena secara siswa yang dianggap kurang memiliki
tidak langsung memperoleh contoh kemampuan.
pertanyaan yang diajukan oleh guru,
serta memperoleh kesempatan untuk
memikirkan materi yang diajarkan
siswa akan terlatih menerapkan konsep Penilaian yang diberikan didasarkan
karena bertukar pendapat dan kepada hasil kerja kelompok, namun
pemikiran dengan temannya untuk guru perlu menyadari bahwa
mendapatkan kesepakatan dalam sebenarnya hasil atau prestasi yang
memecahkan masalah diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa

siswa lebih aktif dalam pembelajaran Upaya mengembangkan kesadaran


karena menyelesaikan tugasnya dalam berkelompok memerlukan periode
kelompok waktu yang cukup panjang

Siswa memperoleh kesempatan untuk


mempresentasikan hasil diskusinya
dengan seluruh siswa sehingga ide
yang ada meluas

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

9
Metode pembelajaran STAD merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana karena tidak menyulitkan guru atau tenaga pendidik untuk metode pengajaran
di kelas sebab para guru dapat menggunakan materi dan pembelajaran yang mereka miliki
sendiri. Ada 6 langkah dalam metode pembelajaran STAD yakni penyampaian tujuan dan
memotivasi siswa, penyampaian informasi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar,
membimbing kelompok untuk belajar dan bekerja, evaluasi dan pemberian penghargaan.

Metode pembelajaran Numbered Head Together adalah metode pembelajaran yang


diajarkan oleh guru kepada siswa dengan cara memberikan nomor pada siswa dan
menyebutkan nomor secara acak untuk dijadikan kelompok belajar. Langkah metode
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) yakni para siswa dibagi dalam kelompok dan
setiap siswa diberi nomor, guru memberi tugas, kelompok berdiskusi mengenai jawaban, guru
memanggil nomor secara acak untuk menjelaskan jawaban, teman lain memberikan tanggapan
dan terakhir guru menyimpulkan pembelajaran.

Metode pembelajaran Jigsaw adalah metode belajar yang diberikan kepada siswa
dengan cara membagikan kelompok namun akan terdapat pertukaran kelompok atau anggota
kelompok sehingga siswa dapat mandiri. Pada pembahasan, ada 8 langkah yang dapat
dilakukan untuk menerapkan metode pembelajaran Jigsaw.

Metode pembelajaran Think Paid Share adalah metode pembelajaran yang membuat
pola diskusi kelas lebih bervariasi karena peserta didik dapat bekerja sama dengan orang lain.
Pada pembahasan, ada 4 langkah yang dapat diterapkan untuk melaksanakan metode
pembelajaran Think Paid Share. Namun, dari 4 metode pembelajaran kooperatif yang sudah
dijelaskan pada pembahasan, metode pembelajaran yang cukup efektif adalah metode
pembelajaran Jigsaw karena memiliki banyak kelebihan dan hanya sedikit kekurangan.

3.2 Saran

Makalah ini hanya mendapatkan beberapa referensi dalam menyajikan sumber data
didalamnya, tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan kelengkapan pada makalah ini.
Keterbatasan waktu juga menjadi penyebab penulis kurang maksimal, sehingga diperlukan
masukan dan kritik terkait makalah 4 model pembelajaran kooperatif ini dari berbagai pihak
demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, A. (2011). Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan kreativitas
terhadap hasil belajar sains siswa kelas V SD Gugus V Ampenan Kota Mataram tahun
pelajaran 2009/2010. Ganec Swara, 5(2), 39-44.

11
Firosali, K. (2016). EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 4 SD. Scholaria: Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 6(2), 74-79.
Hayu, A., Nurul, F.K., & Visca, K.F. (2018). METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMP, KoPeN:
Konferensi Pendidikan Nasional, 1(1), 160-167
Ita, R. (2015). MENINGKATKAN KERJA SAMA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE. Jurnal Formatif, 3(1), 1-10
Kokom, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (konsep dan aplikasi). Bandung: Refika
Aditama.
Lie, A. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: PT.Gransindo.
Miftahul, H. (2011). Cooperative Learning (Model, Teknik, struktur dan model penerapan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nur, K. (2017). Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Head Together Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Iqra’ (Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan), 2(1), 69-88.
Robert, E Slavin. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Rusman. (2011). Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Model-Model Pembelajaran.
Mengembangkan Propesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Silberman, M.L. (2002). Active Learning 101 Stategi Pembelajarn Aktif. Yogyakarta:
Yappendis.
Trianto. (2007). Model –model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Trianto. (2010). Mendeseain Model Pembelajaran Inofatif-Progres. Jakarta: Prenada Media
Group.
Tri, A., & Dwi, A. (2018). MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) DAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT): DAMPAK TERHADAP HASILBELAJAR FISIKA. SPEJ
(Science and Physic Education Journal), 1(2), 65-77.

12
13

Anda mungkin juga menyukai