Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK 2

MAKALAH
TEORI PEMBELAJARAN KOPERATIF

DISAJIKAN PADA MATERI


Teori Belajar dan Implikasi pada Pembelajaran SD

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Erwinto Imran, S.pd., M.pd.

Disusun Oleh:

Salsa Luthfiah Rezki

Mar’atus Shalihah

Andi Rifki Fauzan

Kurniawati

Atriana Patri

PROGARAM SARJANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, April 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

TUGAS KELOMPOK 2..........................................................................................................1


KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif....................................................................5
2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif......................................................................................6
2.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif............................................................................6
2.4 Langkah-Langkah dan Keterampilan Model Pembelajaran Kooperatif...........................7
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif.....................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan dan
pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekpresikan ide. Juga
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan pembelajaran cooperative telah memiliki sejarah yang
panjang sejak zaman dahulukala, para guru telah mendorong siswa-siswa mereka untuk
bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok tertentu dalam diskusi, debat, atau pelajaaran
tambahan. Menurut beberapa ahli bahwa cooperative learning tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, akan tetapi sangat berguna untuk
menumbuhkan berfikir kritis.
Jadi, cooperative learning adalah konsep yang lebih luas yang meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini
sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya
bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal
siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri
siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model
pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian model pembelajaran koperatif
2. Tujuan pembelajaran koperatif
3. Apa karakteristik dari model pembelajaran Koperatif
4. Langkah - langkah dan keterampilan model pembelajaran koperatif
5. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran koperatif

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran koperatif
2. Mengetahui tujuan pembelajaran koperatif
3. Mengetahui karakteristik dari model pembelajaran koperatif
4. Mengetahui langkah – langkah dan keterampilan model pembelajaran koperatif
5. Mengetahui kelebihan dn kekurangan pembelajaran koperatif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam melaksanakan pengajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok
yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa
membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan
bersama. Menurut Hamid Hasan dalam Etin Solihatin, kooperatif mengandung
pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif
siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
kelompoknya.3 Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar
mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Slavin dalam buku Isjoni menyebutkan
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dikenal sejak lama, guru
mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu
seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Johnson & Johnson dalam buku
Hartono mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu penggunaan
pembelajaran kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerjasama untuk
memaksimalisir belajar mereka.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat menyelesaikan
tugasnya berkelompok. Pada pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk
bekerjasama dengan teman yang ada pada kelompoknya masing-masing. Dengan
demikian rasa setia kawan dan ingin maju bersama semakin tertanam pada setiap diri
siswa.
Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk
semua jenis kelas, termasuk kelas-kelas yang khusus untuk anak-anak berbakat, kelas
pendidikan khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan “rata-rata”, dan
khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat
kemampuan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi
bahan pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Karena sekolah bergerak dari
sistem pengelompokan berdasarkan kemampuan menuju pengelompokan yang lebih
heterogen, pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Lebih jauh lagi,
pembalajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan
hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa
pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka, ini jelas
melengkapi alasan pentingnya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelas-
kelas yang berbeda.

2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif


Pelaksanan model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan
kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
cara belajar siswa menuju cara belajar yang lebih baik, sikap saling tolong menolong
dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
temannya untuk mengemukakan pendapat secara berkelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran yang dirangkum Ibrahim, dkk sebagai berikut:
a. Hasil belajar akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Penerimaan yang luas terhadap orang yang
berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak mampuan.
Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang
dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.

2.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif


Menurut Wina Sanjaya karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya adalah
pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk bekerja
sama, dan keterampilan bekerja sama.
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa
belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh
keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses
pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya tujuan apa yang akan dicapai,
bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu
dan lain-lain.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur
tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya
saling membantu. Misalnya, yang pandai membantu yang kurang pandai.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Siswa perlu didorong
untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.

2.4 Langkah-Langkah dan Keterampilan Model Pembelajaran Kooperatif

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru


Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pembelajaran yang ingin dicapai pada
peserta didik pelajaran tersebut dan memotivasi peserta
didik belajar.
Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada peserta
Menyajikan informasi didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
Fase-3 Guru menjelaskan kepada peserta didik
Mengorganisasikan peserta didik ke bagaimana caranya membentuk kelompok
dalam kelompok-kelompok belajar belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara fisien
Fase-4 Guru membimbing kelompok- kelompok
Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan
belajar tugas mereka
Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-
masing.
Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai
Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok

Dari uraian di atas maka penulis menyatakan bahwa ada 6 langkah utama
dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam mata
pelajaran yang dipelajari dan memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.
b. Guru menyampaikan informasi kepada peserta didik dengan demonstrasi
(peragaan).
c. Siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Bimbingan kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas.
e. Setiap akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui
penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan penghargaan untuk menghargai upaya dan hasil belajar
individu maupun kelompok.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan kelemahan, yaitu:
a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,
akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide
atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-
ide orang lain.
3) Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4) Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
5) Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga
diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah
tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung
jawab kelompoknya.
7) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.

b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif


1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu
waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan
mengerti dan memahami filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh
siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam
ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
2) Ciri utama kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu,
jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran
langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang
seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil
kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya
prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4) Keberhasilan kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali penerapan strategi ini.
5) Walaupun kemauan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat untuk
siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan
kepada kemampuan secara individual.
Oleh karena idealnya melalui kooperatif selain siswa belajar
bekerjasama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.
Untuk mencapai kedua hal itu dalam kooperatif memang bukan pekerjaan yang
mudah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pengajaran.
2. tiga tujuan pembelajaran yang dirangkum Ibrahim, dkk sebagai berikut:
a. Hasil belajar akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu. Penerimaan yang luas terhadap orang
yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidak
mampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan
orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif yaitu: Pembelajaran secara tim, Didasarkan
pada manajemen kooperatif, Kemauan untuk bekerja sama, Keterampilan bekerja
sama.
4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
c. Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
d. Menyajikan informasi
e. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar
f. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
g. Evaluasi
h. Memberikan penghargaan
6. Menurut Isjoni (2007) derdapat beberapa keunggulandalam pembelajaran koperatif,
salah satunya yaitu: Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. Selain
keunggulan – keunggulan tersebut di atas, pembelajaran koperatif juga memiliki
kelemahan, baik yang bersumber dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern).

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan bagi
para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca mengenai, agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya. Mohon maaf apabila ada salah
kata baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

DAFTAR PUSTAKA

Etin Solihatin. 2009. Cooperative Learning. Jakarta. Bumi Aksara.


Hartono. 2008. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Pekanbaru.
Zanafa Publishing.

Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai