Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PEMBELAJARAN QUR’AN HADIST

Makalah Strategi Pembelajaran Kooperatif Belajar Teman Sebaya

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Qur’an
Hadist
Dosen Pengampu: Drs. Samingan, M.Pd

Oleh:
Andi Nurul Fitri (19.1.13.012)
Nur Fadilah Hasanuddin (19.1.13.013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA KUTAI TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alalikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang  telah memberikan  rahmat dan limpahan  karunia-


Nya sehingga dengan kesempatan yang telah diberikan penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah strategi pembelajaran dengan judul “Model Pembelajaran
Kooperatif”.

Shalawat serta salam  tetap tercurahkan kepada junjungan kita teladan seluruh umat,
Muhammad S.A.W  yang telah membawa manusia menuju esensi kehidupan yang
sesungguhnya. Semoga para keluarga, sahabat dan umatnya senantiasa selalu dalam
lindungan dan  keridohan Allah S.W.T. Aamiin.

Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  susuai
dengan ketentuan yang telah diberikan. Harapan penulis semoga dengan adanya
makalah ini kita semua dapat memahami aspek-aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam hal menjadi pendidik yang professional.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sangatta, Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................................3


B. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ................................................................................4
C. Model Pembelajaran Kooperatif ..........................................................................................5
D. Langkah-langakah Pembelajaran kooperatif ........................................................................7
E. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif .......................................................8

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................13
B. Saran ...................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................15

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi


pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di
sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,
diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran.
dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan
pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu
digunakan.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini
berkembang berbagai model pembelajaran.Secara harfian model pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar,
sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpir kirtis, memiliki ketrampilan sosial,
dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optmal.Karena itulah,
perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan.Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan
berganti dengan model yang lebih modern.1

Guru sebagai pendidik dituntut untuk mempunyai kompetensi dalam


menggunakan suatu model pembelajaran demi terciptanya suasana kelas yang
efektif, sehingga peserta didik dengan mudah dapat memahami materi yang
diajarkan. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui serta memahami suatu model
pembelajaran lain yang sesuai digunakan pada kurikulum yang ada sekarang ini
Salah satu model tersebut adalah model pembelajaran kooperatif learning yang
akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model pembelajaran kooperatif ?
2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ?
3. Bagaimana model pembelajaran kooperatif ?

1 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.d, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 8

1
2

4. Bagaimana Langkah-langakah Pembelajaran Kooperatif ?


5. Apa keunggulan dan kemahan pembelajaran kooperatif ?
6. apa pengertian model pembelajaran tutor sebaya ?
7. keunggulan model pembelajaran tutor sebaya ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran yang berdasarkan


pada faham konstruktivis. Menurut Slavin (1985), pembelajaran koopertif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekrja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 dengan struktur kelompok
heterogen.2

Kooperatif Learning merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan


pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama
dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih. Dimana pada tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa
berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang
dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar
apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga bersama-
sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai semua anggota
kelompok berhasil memahami dan melengkapinya. Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan
individu, dan pengembangan keterampilan sosial.3

Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan


menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga belajar
dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan
siswa yang lain.

Dengan interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri,
mampu menggunaka strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun
hubungan intrapersonal. Strategi pembelajaran kooperatif memungkinkan semua
siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relative sama atau

2 Ibid, hlm. 14-15.


3 [3] Rima Buana Prahastiwi. Model Pembelajaran Cooperative Learning.
http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-cooperative-learning/
4

sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompokakan berkembangan suasana


belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi
proses belajar kolaboratif dalam hubungan pribadi yang saling membutuhkan.
Pada saat itu juga siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan
berkembang pola belajar tutor sebaya (peer group) dan belajar secara bekerja
sama (kooperatif).

Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai satu-
satunya narasumber dalam PBM, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator,
dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana
keterbukaan dan domokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi
siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi
yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan ketrampilan sosialnya sebagai
bekal dalam kehidupan dimasyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar siswa
akan semakin meningkat.4

B. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Dari konsep strategi pembelajaran koperatif yang dikemukakan, dapat


dipahami bahwa pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah karakteristik.  Disini
akan dikemukan pendapat Lie, Stahl, Johnson dan Johson serta  Hilke.

Lie (2003:30) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran Kooperatif sebagai berikut :

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk mengusai materi akademis.


b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Ciri khusus pembeajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus
diterapkan, meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komikasi antara anggota dan evaluasi proses
kelompok (Lie, 2003:30).

Stahl (1994) mengemukakan ciri-ciri lain dari pembelajaran kooperatif


menurutnya ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :

4 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru & Anak Didik Dalam Iteraksi Edukatif (Suatu Pendekatan
Teoretis Psikologis, (Jakarta : Rineka Cipta)
5

1) Belajar bersama dengan teman


2) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman
3) Saling mendengarkan pedapat diantara anggota kelompok
4) Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
5) Belajar dalam kelompok kecil
6) Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat
7) Keputusan tergantung pada siswa sendiri
8) Siswa aktif

Sedangakan menurut Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah :

1) Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok,


2) Dapat dipertanggung jawabkan secara individu,
3) Heterogen,
4) Berbagi kepemimpinan,
5) Bebagi tanggung jawab,
6) Menekankan pada tugas dan tanggung jawab,
7) Membentuk ketrampilan social,
8) Peran guru/dosen mengamati proses belajar siswa
9) Efektifitas belajar tergantung pada kelompok.5

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya, proses pembelajaran yang terjadi melibatkan siswa dari latar


belakang yang berbeda-beda, mulai dari warna kulit, agama bahkan dari tingkat
kemampuan berpikir dan gaya belajar mereka. Untuk itu seorang guru harus
pandai melihat perbedaan-perbedaan karakterisitik di setiap melakukan proses
belajar mengajar. Johson, (Miftahul Huda 2011:13) mengemukakan bahwa
“Pengalaman pembelajaran kooperatif ternyata lebih diminati oleh siswa-siswa
yang heterogen, siswa-siswa yang berasal dari kelompok etnik yang berbeda, baik
yang cacat maupun noncacat”. Sedangkan Iskandar (2009:126) mengemukakan
bahwa “pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi
yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”.

5 Ibid, hlm. 358-359.


6

Model pembelajaran kooperatif sangat membantu tugas dari seorang guru


dalam menyampaikan materi yang akan dibawakan karena pembelajaran
kooperatif mengharuskan melakukan interaksi antar teman sejawatnya untuk
melakukan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Secara historis
pembelajaran kooperatif bermula dari paham konstruktivisme dimana siswa
saling membantu dari awal untuk menemukan hingga memahami setiap materi-
materi yang diberikan oleh guru.

Slavin (Iskandar 2009:126) mengemukakan bahwa :

Pembelajaran konstruktivis dalam pengajaran menerapkan model pembelajaran


kooperatif secara ekstensif atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep–konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan konsep - konsep tersebut.6

Berdasarkan pengertian diatas, Roger dan David Johnson mengatakan bahwa 


tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk
mencapai hasil yang optimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif
harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

a. Positive interdependence (saling ketergantungan positiv)


b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
d. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
e. Group processing (pemrosesan kelompok)

Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif.


Unsur ini menunjukkan ada bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua
pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan
kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu
mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Unsur kedua pembelajaran
kooperatif adalah tanggung jawab individual. Beberapa cara menumbuhkan
tanggung jawab perseorangan adalah:

1) Kelompok belajar jangan terlalu besar


2) Melakukan assesmen terhadap siswa

6 Faisal Ichal. Model Pembelajaran Kooperatif.


http://ichaledutech.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif.html
7

3) Memberi tugas kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kelompok di


depan kelas
4) Mengamati setiap kelompokdan mencatat frekuensi individu dalam membantu
kelompok
5) Menugasi seorang peserta didik sebagai pemeriksa di kelompoknya
6) Menugasi peserta didik mengajar temannya.

Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.Unsur ini penting


karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif.Unsur keempat
pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Unsur kelima adalah
pemrosesan kelompok yang mengandung arti menilai. Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,
toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan social.7

D. Langkah-langakah Pembelajaran kooperatif

Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah


atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif
meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.

Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan langkah-langkah dalam


pembelajarankooperatif,yaitu:Gurumerancang
pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang
ingin dicapai.

Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-


sama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru mengarahkan dan membimbing
siswa baik secara individu maupun kelompok.  Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya.8

Prosedur atau langkah-langkah kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat


tahap, yaitu sebagai berikut :

7 Tiara Anggresiya. Cooperative Learning.


http://tiaraanggresiya.wordpress.com/cooperative-learning/
8 Muhammad Risal, Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.
http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-
kooperatif.html#ixzz33AxWpRei
8

1. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok


materi pelajaran sebelaum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok, tapan ini dilakakukan setelah guru memberikan penjelasan
materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes
atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan
memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan
memberikan penilaian kepada kamampuan kolompoknya, seperti dijelaskan
Sanjaya (2006:247). “hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan
keduannya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam
kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kolompok adalah nilai bersama dalam
kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.”
4. Pengakuan tim, adalah penatapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim
paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan
harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.9

E. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Seperti diketahui bahwa tidak ada suatu strategi pembelajaran pun yang paling
baik diantara strategi pembelajaran yang lain. Demikian halnya dengan strategi
pembelajaran kooperatif. Ada sejumlah keunggulan dan kelemahan yang
dimilikinya.

a. Keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah :


1) Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic
dalam suasana yang menyenangkan.
2) Optimalisasi partisapasi siswa.
3) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
dengan pasangan dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
4) Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
5) Meningkatkan penerimaan

9 Dr. Rusman, M.Pd., MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (Mengembangkan Profesionalisme Guru),


(Jakarta : RajaGrasindo Persada).
9

6) Meningkatkan hubungan positif


7) Motivasi instrinsik makin besar
8) Percaya diri yang tinggi
9) Prilaku dalam tugas lebih
10) Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah
11) Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya
12) Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada “apa yang
dikatakan siswa” untuk peer mereka
13) Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif”. Mereka mengorganisasi
pikirannya untuk dijelaskan ide pada teman-teman sekelasnya.

b. Kelemahan strategi Pembelajaran Kooperatif adalah ;


a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat
menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
b. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai
tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
c. Pengelompokan siswa memerlukan pangaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.10

Lain halnya dengan pendapat Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72), yang


mengemukakan keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif,
antara lain:
a. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar mengajar yang bersifat
terbuka dan demokratis.
b. Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang telah dimiliki
oleh siswa.
c. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan-
keterampilan sosial untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat.
d. siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga sebagai subyek
belajar karena siswa dapat menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya. 5. siswa
dilatih untuk bekerjasama, karena bukan materi saja yang dipelajari tetapi juga
tuntutan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal bagi
kesuksesan kelompoknya.

10 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag , Ibid, hlm. 366-367


10

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memperoleh dan memahami


pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang
dipelajarinya lebih bermakna bagi dirinya.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip Kelemahan yang senantiasa terjadi
dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol. Hal ini
terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar,
seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu
begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
2. Sering terjadi debat sepele di dalam kelompok Debat sepele ini sering terjadi
di dalam kelompok. Debat sepele ini sering berkepanjangan sehingga
membuang waktu percuma. Untuk itu, dalam belajar kelompok harus
dibuatkan agenda acara. Misalnya, 25 menit mendiskusikan bab tertentu, dan
10 menit mendiskusikan bab lainnya. Dengan agenda acara ini, maka belajar
akan terarah dan tidak terpancing untuk berdebat hal-hal sepele.
3. Bisa terjadi kesalahan kelompok Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan
suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu, dan ternyata
konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah. Untuk
menghindarinya, setiap anggota kelompok harus sudah mereview sebelumnya.
Kalau membicarakan hal baru dan anggota kelompok lain belum mengetahui,
cari konfirmasi dalam buku untuk pendalaman.
4. apabila para anggota kelompok tidak menyadari makna kerjasama dalam
kelompok. Oleh karena itu, Thabrany (1993: 96) menyarankan bahwa “agar
kelompok beranggotakan 3, 5 atau 7 orang, jangan lebih dari 7 dan sebaiknya
tidak genap karena dapat terjadi beberapa blok yang saling mengobrol, dan
jangan ada yang pelit artinya harus terbuka pada kawan”.11

Model Pembelajaran Tutor Sebaya

1. Pengertian Model Pembelajaran Tutor Sebaya

11 Irhami Aja. Kelebihan dan kekurangan Model Kooperatif.


http://nizamfitri1779.blogspot.com/2013/04/kelebihan-dan-kekurangan-model.html
11

Model pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu tipe


pembelajaran kooperatif. Tutor sebaya merupakan suatu pembelajaran yang
dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki
daya serap yang tinggi. Siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan
kepada temantemanya yang belum paham atau memiliki daya serap yang
rendah. Pembelajaran ini mempunyai kelebihan ganda yaitu siswa yang
mendapat bantuan lebih efektif dalam menerima materi sedangkan bagi tutor
merupakan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri.5 Sedangkan
menurut Arikunto menyatakan bahwa: “tutor sebaya adalah seseorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam
melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas”.6 Arikunto mengemukakan
bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak
mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
2. Tutor dapat menerangkan bahan yang akan diajarkan yang dibutuhkan
oleh siswa yang lain dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

Keuntungan Model Pembelajaran Tutor Sebaya ;

1. Beberapa studi menemukan keuntungan dengan peer tutoring antara lain:


a. Tutoring sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh
perbedaan umur, status, dan latar belakang antara siswa dengan guru.
Antar siswa lebih mudah kerja sama dan komunikasi.
b. Lebih mungkin terjadi pembelajaran personal, antara teman dengan teman.
c. Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga
menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman.
d. Tutor teman akan lebih sabar daripada guru terhadap siswa yang lamban
dalam belajar.
e. Lebih efektif daripada pelajaran biasa karena siswa yang lemah akan
dibantu tepat pada kekurangannya. Dan siswa yang lemah dapat terus
terang memberi tahu tutornya mana yang belum jelas, tanpa malumalu.
Dalam hal ini, kelebihan dari tutor sebaya secara klasikal adalah lebih
12

membimbing dan mengontrol siswa secara klasikal, tidak memandang


siswa dalam kondisi homogen ataupun heterogen. Selain itu, dengan
penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan ataupun
menumbuhkan motivasi siswa agar dapat menjadi yang lebih baik.
Sedangkan kelemahannya siswa cenderung pasif, kurang memperhatikan
kemampuan siswa dan siswa masih cenderung malu untuk menanyakan
suatu permasalahan walaupun dengan tutor sebayanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran kooperatif marupakan suatu straregi pembelajaran yang


tergolong dalam teori belajar konstruktivisme.  Pembelajaran Kooperatif adalah
suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama
yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Dimana pada
tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa berbagai tingkat kemampuan.

 Dari konsep strategi pembelajaran koperatif yang dikemukakan, dapat dipahami


bahwa pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah karakteristik.  Sebagai mana
yang telah dikemukakan oleh Lie, Stahl, Johnson dan Johson serta  Hilke.

Disamping itu, Model pembelajaran kooperatif sangat membantu tugas dari


seorang guru dalam menyampaikan materi yang akan dibawakan karena
pembelajaran kooperatif mengharuskan melakukan interaksi antar teman
sejawatnya untuk melakukan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai


hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial.

Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah atau


prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan belajar dan hasil
belajar siswa.

Seperti diketahui bahwa tidak ada suatu strategi pembelajaran pun yang paling
baik diantara strategi pembelajaran yang lain. Demikian halnya dengan strategi
pembelajaran kooperatif. Ada sejumlah keunggulan dan kelemahan yang
dimilikinya.
14

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini sesungguhnya masi banyak terdapat


kekurangan. Untuk itu, kritik dan masukan yang sifatnya membangan sangat
penulis butuhkah dari berbagai pihak, terutama Dosen mata kuliah Strategi
Pembelajaran disertai teman-teman sekelas dengan tujuan untuk melingkapi
penyusunan malalah ini lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Iteraksi Edukatif (Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta : Rineka Cipta

Isjoni H. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rusman. 2012.  MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (Mengembangkan


Profesionalisme Guru). Jakarta : Raja Grasindo Persada

Anggresiya Tiara. Cooperative Learning.


http://tiaraanggresiya.wordpress.com/cooperative-learning/ (diakses Tanggal, 25
Mei 2014)

Aja Irhami. Kelebihan dan kekurangan Model Kooperatif. 

http://nizamfitri1779.blogspot.com/2013/04/kelebihan-dan-kekurangan-model.html (
diakases tanggal 28 Mei 2014)

Ichal Faisal. Model Pembelajaran Kooperatif. 

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif.html (diaks
es tanggal, 29 Mei 2014).

Prahastiwi Rima Buana. Model Pembelajaran Cooperative Learning. 

http://buanatiwi.wordpress.com/2013/04/09/model-pembelajaran-cooperative-
learning/ (diakses Tanggal, 26 Mei 2014)

Risal Muhammad. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif. 

http://www.artikelbagus.com/2011/06/langkah-langkah-pembelajaran-
kooperatif.html#ixzz33AxWpRei ( diakses tanggal 28 Mei 2014)

15

Anda mungkin juga menyukai