PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kemampuan yang ada pada dalam dirinya. Hal ini sejalan dengan UU No.
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
melalui media kata atau bahan tulis (Karyana & Akbar, 2019). Membaca
pesan yang disampaikan pada bacaan tersebut. Akan tetapi, sering sekali
kita menemukan siswa dengan minat membaca yang rendah sehingga
membuat siswa tidak dapat mencapai maksud tujuan dari teks yang
akan sulit menjawab pertanyaan pada soal yang disediakan sehingga nilai
memiliki minat yang tinggi dalam mambaca agar mudah mencapai tujuan
materi yang diberikan. Siswa tidak hanya dituntut untuk bisa membaca.
yang baik. Memahami suatu bacaan tidaklah mudah, karena siswa harus
fokus dan teliti dalam memperoleh pesan melalui suatu bacaan. Menurut
satu jenis kegiatan membaca lanjut yaitu seorang pembaca dituntut untuk
membaca.
kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi dalam usaha
membaca saja akan tetapi harus didasari dengan pemahaman akan makna
adanya strategi yang relevan yang dapat dijadikan suatu solusi untuk
bekerja sama menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan cara
menyusun huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat, atau kalimat yang
teracak menjadi sebuah paragraf yang utuh dan bermakna (Sudarmi &
Burhanuddin, 2017).
dan interaksi antar siswa. Mereka tampak lebih terlibat dalam diskusi
kelompok, berbagi ide, dan membantu satu sama lain dalam memahami
teks yang disajikan. Selain itu, penggunaan model ini juga membantu
siswa untuk memperluas kosa kata mereka dan memahami konteks teks
keseluruhan.
salotellue?”
di sdn 31 salotellue.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran
Model adalah pola atau bentuk yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan.
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai efektif dan efisien
adalah sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
2017).
pembelajaran.
yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok, tujuan yang
penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adnyaa unsur kerja sama untuk
penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri
tugas akademik.
lain.
kelompok dengan acak kata, kalimat, atau paragraf. Pada model ini, peserta
Media:
a. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi dasar yang
ingin di capai.
di capai.
tersebut.
permainan tersebut.
Sedangkan kelemahan model pembelajaran scramble yaitu peserta
a) Kemampuan Membaca
kemampuan membaca yang lebih baik. Model ini mengacak kata, kalimat,
atau paragraf, dan peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk
akademik pembelajaran.
yang disusun secara acak sehingga menemukan jawaban atau konsep yang
dimaksud. Hal ini dapat membuat peserta didik lebih fokus dan menjadi
1) Faktor Fisiologi
mereka.
2) Faktor Intelektual Sebuah pengetahuan yang berkembang,
anak.
3) Faktor Lingkungan
keluarga siswa
dan memahami isi atau informasi yang dibaca secara menyeluruh (Safitri
2021).
merupakan salah satu cara untuk mengetahui maksud dan tujuan yang
pemahaman terjadi apabila terdapat satu ikatan yang aktif antara daya pikir
mereka
Salotelle.
Salotelle.
pemahaman.
Salotelle.
- Hasil: Penggunaan model kooperatif tipe scramble dalam
siswa akan berinteraksi dan berbagi ide dan pemahaman, yang akan
dengan lebih baik. Selain itu, dapat juga dilakukan aktivitas yang
konsep yang lebih rumit, karena model ini akan mendukung interaksi dan
lebih baik dan membahas pemahaman yang lebih baik. Selain itu, model
dengan lebih baik, karena mereka akan bekerja sama dan berbagi
pemahaman.
Pretest (sebelum
mengikuti kegiatan
pembelajaran)
Treatment
Model Scramble (Perlakuan)
Posttest (setelah
mengikuti
pembelajran )
Menarik Kesimpulan
2.4 Hipotesis