Anda di halaman 1dari 33

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS CERPEN
DENGAN MODEL PEMBELAJARRAN PROBLEM BASED
LEARNING DAN TEKNIK THINK PAIR SHARE PADA SISWA
KELAS 11 IIS 2 SMA MUHAMMADIYAH 10 SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2021—2022”

DISUSUN OLEH TUCHFATUL FAJRIYAH


SMA MUHAMMADIYAH 10 SURABAYA
TAHUN PELAJARAN 2021—2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sebetulnya terdiri atas empat
komponen yang dimiliki diantaranya: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1994:1). Kemampuan
membaca adalah kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki siswa. Pengetahuan
dapat diperoleh siswa dari membaca. Semakin tinggi kemampuan membaca siswa, maka
akan semakin tinggi pula tingkat pemahaman siswa pada suatu bacaan.
Beberapa keterampilan berbahasa yang ada, keterampilan membaca merupakan
aspek yang cukup penting bagi siswa. Keterampilan membaca tidak hanya digunakan di
bangku sekolah saja. Namun, keterampilan membaca akan berguna ketika mereka telah
terjun di dalam masyarakat. Berbagai bidang profesi menuntut mereka untuk memiliki
keterampilan membaca yang cukup tinggi.
Sayangnya, minat membaca siswa Indonesia sangatlah rendah. Indonesia sudah
sangat tertinggal jauh dari negara-negara lain dalam hal tingkat kemahiran membaca. Hal
tersebut terbukti dari refleksi hasil PISA tahun 2009 yang menyebutkan bahwa hampir
semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara
lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6.
Sedangkan menurut refleksi TIMSS 2007, hanya 5% siswa Indonesia yang dapat
mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance [memerlukan reasoning],
sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Dalam perspektif lain, 78% siswa Indonesia hanya
dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah [hanya memerlukan knowing, atau
hafalan], Perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut penguatan reasoning. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan siswa tidak dapat memahami bacaan dengan baik,
sehingga pengetahun yang mereka dapatkan sangat kurang.
Teknik pengajaran membaca yang ada umumnya membaca pemahaman. Banyak
teknik pengajaran yang selama ini tidak dipergunakan untuk melatih keterampilan
membaca. Teknik-teknik itu antara lain teknik uji rumpang. Kenyataan yang terjadi di
samping kemampuan dan keterampilan yang kurang pada siswa, pengajaran membaca
selalu mengacu pada teknik yang ada pada buku tersebut. Dengan demikian para siswa
beranggapan pengajaran membaca tujuannya semata-mata menjawab pertanyaan, mencari
kata istilah yang sulit dan lain-lain. Hal ini dihadapi para siswa dengan proses yang amat
lain.
Perihal lain yang selalu muncul pada pembelajaran membaca yaitu guru
Bahasa Indonesia pada umumnya hanya mengutamakan penyelesaian target materi dalam
kurikulum yang orientasinya mengacu pada usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal-soal, walaupun hal ini tidak selalu benar sebab soal-soal sering kurang
mengacu pada keterampilan berbahasa baik keterampilan menyimak, berbicara,membaca,
maupun menulis.
Padahal, seharusnya tanpa disuruh membaca untuk menjawab soalpun, siswa
seharusnya memiliki minat yang cukup tinggi untuk membaca. Seperti yang sering kita
lihat dari berbagai film Jepang, yaitu orang Jepang yang begitu gemar membaca. Keteki
mereka di dalam perjalanan, bahkan ketika mereka berjalan, mereka selalu memgang buku
untuk dibaca.
Minat membaca siswa dapat ditingkatkan dengan membeikan nasakah yang sesuai
dengan tingkat pemhaman siswa. Ketika siswa membaca teks yang sesuai dengan tingkat
usia mereka, maka mereka akan memiliki kepercayaan diri dalam memahami teks bacaan.
Salah satu metode diskusi adalah metode Think Pair Share. Metode ini merupakan
berdiskusi berpasangan. Siswa berpasangan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
Hasil dari diskusi ini akan dibagikan atau dikemukakan kepada siswa lain dalam satu kelas.
Ketika satu kelas siswa kelas sepuluh yang berisi 43 siswa disodori sebuah cerpen
dengan panjang cerpen 3—4 halaman, lalu mereka disuruh membacanya. Ternyata, waktu
yang mereka butuhkan lebih dari 15 menit. Setelah itu, mereka diuji untuk menceritakan
kembali cerita dalam cerpen tersebut, dan beberapa di antara mereka tidak memahami isi
dari cerita dalam cerpen tersebut.
Media pembelajaran diperlukan siswa untuk meningkatkan motivasi serta
menciptakan rasa ingin tahu dalam meminimalisir kebosanan siswa. Teknik pembelajaran
yang beragam juga dapat meningkat minat siswa dalam belajar. Salah satu teknik yang
ditempuh adalah dengan mengembangkan budaya literasi di dalam kelas. Budaya literasi
adalah budaya membaca dan menulis yang dilakukan di dalam kelas sebagai salah satu
upaya untuk meningkatkan minat membaca siswa.
Oleh karena itulah, peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas tentang
“Metode Think Pair Share dalam Pembelajaran Membedakan Nilai-nilai Kehidupan Cerita
Pendek Siswa Kelas 11 Iis 2 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya”. Penelitian ini, meneliti
hasil belajar siswa dengan metode think pair share.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat diuraikan “Bagaimana hasil belajar siswa dengan metode think pair share dalam
pembelajaran nilai-nilai cerita pendek pada siswa kelas XI Iis 2 SMA Muhammadiyah 10
Surabaya?”.

1.3 Tujuan Penelitian


Setiap penelitian pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai sebagai tolok ukur
keberhasilan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil belajar
siswa dengan think pair share dalam pembelajaran nilai-nilai cerita pendek pada siswa
kelas XI Iis 2 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya .

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yaitu.
1. Bagi siswa, metode think pair share dapat digunakan sebagai pengalaman dalam
berdiskusi berpasangan.
2. Bagi guru, metode think pais share dapat digunakan sebagai pilihan metode dalam
pembelajaran bahasa.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Metode Think Pair Share


Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaaran yang diarahkan oleh guru. Guru
menetapkan tugas, pertanyaan-pertanyaan, menyedikan baha-bahan dan informasiyanf
dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan suatu masalah (Suprijono,
2016: 74).
Model pembelajaran kooperatif dibangun untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik,toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan
sosial. Tujuan lain dari model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik saling
mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat, tidak ambisius,
saling menerima dan mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik.
Salah satu metode dalam pemebelajaran kooperatif adalah emtode think pair
share. Think pair share adalah metode kooperatif secara berpasangan untuk
menyelesaikan suatu masalah atau tugas.
Pemeblajaran dengan metode think pair share diawali dengan guru mengajukan
suatu pertanyaan atau isu terkait dengan pembelajaran yang dilakukan. Guru memberi
kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban atau opini-opini terhadap isu yang
diajukan guru. Hal ini termasuk dalam tahap Thinking.
Tahap pairing, adalah tahap guru meminta siswa berpasang-pasangan. Pasangan
tadi mendiskusikan masalah, tugas, atau isu yang diajukan guru. Secara berpasangan
diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkan.
Tahap sharing adalah hasil diskusi tiap-tiap pasangan dibicaran denagn
pasangan seluruh kelas. Kegiatan ini juga terjadi tanya-jawab antar pasangan dalam
satu kelas.
2.2 Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (sadiman, 2009:6).
Pendapat sadiman menekankan pada media sebagai perantara untuk
menyampaikan maksud dan tujuan. Ketika memperhatikan media yang akan digunakan
hendaknya dapat mendorong pikiran, perasaan, perhatian, dan minat penerima (siswa)
untuk dapat memahami semaksimal mungkin inti materi apa yang akan disampaikan pesan
yang terkandung di dalamnya agar pembelajaran berhasil.
Media pembelajaran ketika digunakan dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan atau isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan
minat siswa, media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi (Arsyad, 2009:15-16).

2.3 Cerita Pendek


Cerita pendek adalah salah satu bentuk karya sastra yang berupa prosa fiksi. Pengertian
cerpen menurut Edger Allan Poe (dalam Nurgiyanto, 2002:10) adalah suatu cerita
pendek yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah
sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan sebuah novel.
Cerita pendek merupakan karya yang unik. Sebagai sebuah hasil karangan, cerpen
bisa memuat semua unsur yang terdapat dalam dunia. Unsur fakta dalam karya tulis
ilmiah dapat menjadi bagian cerpen, apalagi unsur fiksi yang sudah menjadi ciri khas
cerpen. Terkadang cerpen mengandung fakta yang sulit dibedakan antara fakta dan
fiksinya. Cerpen termasuk wilayah abu-abu antara fakta dan fiksi, antara yang masuk
akal dan mematahkan logika. Cerpen bisa muncul dengan bahasa yang puitis atau kata-
kata sulit yang diakui sebagai milik bidang ilmu tertentu.
Keunikan cerpen lainnya adalah sebagai satu-satunya karya sastra yang mendapat
kepedulian paling besar dari media massa cetak. Hampir seluruh media cetak (koran,
tabloid, dan majalah) menyediakan halaman khusus untuk cerpen yang dimunculkan
secara periodik. Termasuk media yang sangat serius dan tidak bersentuhan langsung
dengan karya fiksi. Karena ketenaran itulah cerpen masih dipelajari dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Cerpen masih dimasukkan dalam teks yang harus
dipelajari dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 dengan kurikulum
berbasis teks.
Panjang pendeknya suatu cerpen tidaklah bisa ditetapkan. Umumnya panjang
sebuah cerpen sekitar 500 sampai dengan 10.000 kata atau antara 2 sampai dengan 25
halaman kuarto dengan spasi dua. Panjang sebuah cerpen bervariasi menjadi tiga
macam. Pertama, cerpen yang sangat pendek (short short story), atau biasa disebut
dengan cermin ‘cerita mini’. Kedua, cerpen dengan panjang sedang (midle short story)
yang selama ini dikenal dengan cerpen. Sementara yang ketiga, cerpen panjang (long
short story) dan bisa digolongkan sebagai novelet atau novel kecil.
Cerpen pada dasarnya menuntut penceritaan yang ringkas, tidak memuat hal-hal
yang kurang penting yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen merupakan fiksi
yang selesai dibaca dalam sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek
tertentu dalam diri pembaca. Dengan kata lain, kesan tunggal dapat diperoleh dalam
sebuah cerpen dengan sekali baca.

2.4 Nilai-Nilai dalam Cerita Pendek

Nilai dalam cerita pendek berupa norma-norma yang ada dalam kehidupan. Nilai- nilai
kehidupan yang dapat dipetik sebagai perenungan atau pembelajaran oleh pembaca yang
berupa norma dari sebuah cerpen.

Keberagaman nilai yang ada dalam budaya atau kultur manusia, berdasarkan arah
tujuan dan fungsi nilai bagi kehidupan manusia dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
(1) nilai hidup ketuhanan manusia, (2) nilai sosial kehidupan manusia, dan (3) nilai
kehidupan pribadi manusia (Amir, dalam Sukatman 1992:15). Sastra dan tata nilai
kehidupan sebagai fenomena sosial saling berkaitan. Dalam mencipta sastra, sastrawan
memanfaatkan nilai kehidupan yang ada di dunianya. Pada gilirannya, hasil cipta sastra itu
akan menyampaikan nilai-nilai yang termuat dalam karyanya kepada masyarakat penikmat
sehingga sastra tersebut bisa memengaruhi pola pikir pembaca sastra. Oleh sebab itu,
dikatakan bahwa di dalam sastra terdapat nilai kehidupan (Wellek dan Warren, 1989).

Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Dalam karya sastra berwujud makna ditulis melalui unsur instrinsik seperti
perilaku, dialog, peristiwa, latar/setting, dan sebagainya. Menurut Suherli, dkk. terdapat
enam nilai dalam cerita pendek yaitu:

a. Nilai Budaya

Nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun-menurun di masyarakat
(berhubungan dengan budaya Melayu) Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai
lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena
“takut” sesuatu yang buruk akan menimpanya.

b. Nilai Moral

Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan
dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang
dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.

c. Nilai Agama/Religi

Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman. Nilai religi biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-
neraka.

d. Nilai Pendidikan/ Edukasi

Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan

e. Nilai Estetika

Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.

f. Nilai Sosial

Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa


nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial dikaitkan
dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian tindakan kelas dengan judul “Metode Think Pair Share dalam Pembelajaran
Membedakan Nilai-nilai Kehidupan Cerita Pendek Siswa Kelas 11 Iis 2 SMA
Muhammadiyah 10 Surabaya” dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, Jalan
Genteng Muhammadiyah nomor 45 Surabaya. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas XI
Iis 2dengan sasaran penelitaian atau subjek penelitian berupa siswa-siswa kelas XI Iis
2SMA Muhamamdiyah 10 Surabaya. Penelitian ini, akan dilakukan selama dua minggu
yaitu 26 Oktober s.d. 6 November 2021

3.2 Subjek Penelitian


Subjek atau sasaran pada penelitian ini adalah siswa kelaas XI Iis 2yang terdiri atas 20
siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

3.3 Prosedur Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus memiliki 4 tahap, yaitu
: (1). Perencanaan tindakan (planning); (2). Pelaksanaan Tindakan (action); (3).
Observasi (observation); dan (4). Refleksi (reflection).

3.4 Teknik Pengambilan Data


Pada penelitian tindakan kelas ini, adalah penelitian sekaligus pembukaan wawasan
bagi para peserta didik. Tahap yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah validasi media, observasi, angket, dan tes hasil belajar sebagai
berikut.
1. Validasi bahan bacaan
Validasi media bertujuan untuk memperoleh bacaan yang sesuai dengan tingkat
psikologi anak kelas sepuluh yang berusia antara 15-16 tahun.

2. Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi yang dilakukan dalam bentuk
pengamatan. Observasi yang ditunjuk adalah menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamat. Pengamatan dilakukan untuk melihat tingkah laku siswa
selama pembelajaran
3. Tes
Tes yang diberikan adalah tes formatif yang berupa rangkaian pertanyaan tentang
nilai-nilai kehiduan cerpen yang diberikan.

3.5 Teknik Analisis Data


1. Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa digolongkan menjadi tidak baik, kurang baik, cukup
baik, baik, dan sangat baik. Penilaian tersebut dihitung menggunakan rumus
berikut.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘


HP (Hasil Penilaian) = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Tabel Kategori Aktivitas Siswa


Tingkat Pencapaian Kualifikasi
Tidak baik
0%-20%
Kurang baik
21%-40%
Cukup baik
41%-60%

61%-78% Baik

2. Hasil Belajar Siswa


Lembar hasil belajar siswa yang telah dihitung berfungsi untuk mengetahui
keberhasilan metode yang dikembangakan terhadap siswa. Rumus perhitungan sebagai
berikut.
∑𝑋
M= 𝑁

Keterangan :
M = Rata-rata kelas
∑ 𝑋 = Jumlah seluruh nilai siswa
𝑁 = Jumlah Siswa

Hasil penelitian terhadap skor rata-rata seluruh siswa tersebut kemudian dikategorikan
menurut kriteria tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik untuk
mengetahui dampak e-book interaktif yang dikembangkan terhadap siswa.

Tabel Kategori Kriteria Dampak E-Book Interaktif


Tingkat Kualifikasi
Pencapaian

0-20 Tidak baik

21-40 Kurang baik

41-60 Cukup baik

61-78 Baik

81-100 Sangat baik


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal


Pada kondisi awal, minat peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia cukup rendah,
khususnya pada pembelajaran cerpen di kelas XI Iis 2 Putri. Hal tersebut disebabkan
pembelajaran yang hanya terkesan transfer pengetahuan saja dan dilakukan secara
konvensional. Guru menyampaikan materi sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan
kebutuhan siswa. Siswa akan meras bosan selama pembelajaran berlangsung.
Kondisi di atas berdampak pada keterampilan memahami teks bacaan panjang terutama
cerita pendek. Guru lebih mendominasi selama proses pembelajaran di dalam kelas. Keaktifan
siswa tidak terlihat selama pembelajaran. Siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran
karena model pembelajaran yang guru gunakan kurang bervariasi. Pemhaman siswa terhadap
kata kiasan, majas, dan gaya bahasa cerpen yang kurang, juga menjadi faktor motivasi siswa
rendah. Berikut adalah hasil analisis cerpen pada siswa kelas XI Iis 2SMA Muhammadiyah 10
Surabaya yang disajikan dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Hasil Analisi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek

NO NAMA SISWA KKM NILAI KETERANGAN


1 ACHMAD RIZALDY ALFATIH 80 75 TIDAK TUNTAS
2 ANANTA NURAINI AZZAHRA 80 75 TIDAK TUNTAS
AURA JASMINE FATHINA
3 80 80 TUNTAS
MUHBITHA
4 BAGUS NURHABIBI WICAKSONO 80 80 TUNTAS
5 BUNGA NABILAH PUTRI 80 80 TUNTAS
6 DEVINA RIZKA PUTRI AULIA 80 80 TUNTAS
7 DIAH DWI PITALOKA 80 75 TIDAK TUNTAS
8 ENDANG SRI LESTARI 80 60 TIDAK TUNTAS
FATIMAH FAUZIYAH
9 80 80 TUNTAS
KHAIRUNNISA
10 IVAN CHAIRUDIN 80 75 TIDAK TUNTAS
11 JIHAD IRFANTIO 80 85 TUNTAS
12 M. HAIKAL ALIMUDIN 80 80 TUNTAS
13 MERISA SURYAMIK SAPUTRI 80 70 TIDAK TUNTAS
14 MUHAMAD RIZQI PUTRA DINITA 80 65 TIDAK TUNTAS
15 MUHAMMAD DZAKY DJAUSAH.H 80 65 TIDAK TUNTAS
16 MUHAMMAD RIZKY 80 75 TIDAK TUNTAS
17 MUHAMMAD WAFA' FADHLILLAH 80 75 TIDAK TUNTAS
18 MUHAMMAD YUSUF 80 70 TIDAK TUNTAS
19 NADIVA REVA AQILAH PUTRI 80 70 TIDAK TUNTAS
20 NARENDRA BINTANG DEVANI 80 70 TIDAK TUNTAS
21 NAYLA SAKINAS SYIFA 80 75 TIDAK TUNTAS
22 PRIA ASMARA DEWA 80 80 TUNTAS
23 RAFI AL FATH 80 70 TIDAK TUNTAS
24 RAFIF ESQI MUSYAFA' 80 70 TIDAK TUNTAS
25 RASENDRIYA BAGAS ALFARIZY 80 80 TUNTAS
26 REINAATA DYAH AYU 80 70 TIDAK TUNTAS
27 RINA LUCKY AGUSTIN 80 65 TIDAK TUNTAS
28 SALSABILA SYIFA'UR ROHMAH 80 80 TUNTAS
29 SELAPUT MAYA 80 60 TIDAK TUNTAS
30 SHELLA OCTAVIA RAMA DHANI 80 80 TUNTAS
31 SINDY ARIEFAH 80 80 TUNTAS
32 TITANIA PUTRI SALSABIL 80 85 TUNTAS
33 YANG ELVIRA RIZKY AGUSTINA 80 70 TIDAK TUNTAS
34 YUNITA DINDA SAFITRI 80 70 TIDAK TUNTAS
35 ZHAFIRA AZZA NUR HUDA 80 80 TUNTAS
JUMLAH 2600
RATA-RATA 74,28571429
Tabel 4.2
Prosentase Analisis Cerpen pada Pra Siklus
Kriteria Keterangan Jumlah Siswa Prosentase

80—100 Tuntas 14 40 %

<80 Tidak Tuntas 21 60 %

Jumlah Siswa 35 100%

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata hasil analisi cerpen kelas XI Iis 2 SMA
Muhammadiyah 10 Surabaya hanya 74,28 dengan prosentase ketuntasan sebesar 40%. Dari 20
siswa hanya 14 siswa yang memiliki nilai sesuai atau di atas KKM yang telah ditentukan.

Kondisi Siswa pada Pra Siklus


90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829303132333435

Gambar 4.1 Grafik Ketuntaasan Kategori Nilai-Nilai Cerpen pada Pra Siklus

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada kondisi awal sangat
rendah. Sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia,
maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4.2 . Hasil dan Pembahasan Penelitian
Tindak lanjut dari proses pembelajaran dan hasil belajar pada kondisi awal yang sangat
rendah, maka peneliti melakukan proses pembelajaran siklus 1. Proses pembelajaran siklus 1
dilakukan pada hari Senin, 25 Oktober 2021.
Siklus ini dilakukan melalui empat tahap kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanan,
observasi, dan refleksi. Tahapan -tahapan pelaksanaan kegaitan penelitian dideskripsikan
sebagai berikut.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri atas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tes hasil belajar siswa, dan lembar observasi.
Rencana Pelaksanana Pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran berbasis masalah
dengan teknik Think Pair Share dan media pembelajaran yang digunakan. Tugas beruoa
pegerjakan LKPD secara berpasangan dan evaluasi sebagai tes. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tahap perencanaan juga menyiapkan LKPD dan media pembelajaran. LKPD yang
disusun menarik diharapkan dapat meningkatkan moivasi siswa dalam pembelajaran.
Pemilihan teks cerpen yang cocok dengan usia siswa juga dilakukan. Teks cerpen diukur
keterbacaannya dan cocok dengan anak usia 16—17 tahun.
Berbagai media pembelajaran juga digunakan untuk mempermudah siswa memahami
nilai-niai kehidupan dalam cerita pendek. Media yang digunakan antara lain video film pendek
yang berisi banyak contoh nilai-nilai kehidupan
(https://www.youtube.com/watch?v=TdRQZpXa54w). Penggunaan stiker berwarna sebagai media
berfungsi sebagai mempermudah siswa menunjukkan bagian cerita pendek yang mengandung
nilai-nilai kehidupan.

b. Pelaksanaan
pembelajaraan mengkategorikan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen dilaksanakan
dalam satu pertemuan di kelas 11 iis 2. Berikut Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.

Kegiatan Pendahuuan
1. Guru mengawali dengan salam pembuka dan memandu peserta didik untuk berdoa
(Religius)
1. Guru memerika kehadiran peserta didik (Disiplin)

2. Guru dan peserta didik mengaitkan materi pembelajaran mengkategorikan nilai-nilai


dalam cerpen dengan nilai-nilai yang pernah dijumpai siswa.
4. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalamkehidupan sehari-hari
5. Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran pertemuan yang berlangsung.
Kegiatan Inti
6. Peserta didik mencermati video film pendek berjudul “Inspirasi Kehidupan (Ikhlas)”
7. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai yang ada pada video. (4C-
Communication).
8. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebangku dan menyimak dengan
teliti instruksi guru tentang tugas untuk berdiskusi (4C-Collaboration)
9. Peserta didik menerima LKPD
10. Peserta didik membaca cerita pendek berjudul “Juru Masak” karya Damhuri
Muhammad.
11. Secara berpasangan, peserta didik menandai stiky note bagian cerita pendek yang
mengandung nilai-nilai kehidupan. (4C-Creativity)
12. Peserta didik mengkategorikan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen “Juru Masak
karya Damhuri Muhammad” (4C-Critical Thnking) berdasarkan bagian yang telah
ditandai.
13. Peserta didik mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan dalam cerita pendek dengan
nilai-nilai di kehidupan nyata. (4C-Critical Thinking)
14. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada LKPD .
15. Peserta didik menguangkapkan hasil diskusinya kepada teman sekelas. Penentuan
peserta didik yang presentasi dilakukan dengan mengundi nama menggunakan
aplikasi pengundian nama (4C- Collaboration).
16. Peserta didik yang menampilkan hasil diskusinya sebanyak 3—5 pasangan.
17. Peserta didik bertanya, memberi saran, dan masukan kepada teman yang presentasi
Kegiatan Penutup
18. Guru mengapresiasi hasil peserta didik.
19. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan meminta peserta didik
menggambar emoji perasaan setelah belajar.
20. Guru dan peserta didik menyimpulkan dan memberi umpan balik terhadap
pembelajaran yang sudah berlangsung.
21. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akandilakukan selanjutnya.
22. Menutup kegiatan belajarmengajar dengan berdoa
(Religius).

3. observasi
Kegiatan observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh observer yang merupakan rekan sesame guru Bahasa
Indonesia SMA Muhammadiyah 10 Surabaya. Observasi dilakukan dengan memberikan tanda
ceklis pada lembar observasi yang telah disediakan.

4. Refleksi
Setelah seluruh kgiatan siklus pembelajaran dilakukan, peneliti perlu melakukan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini dilakukan dengan
melihat data hasil LKPD siswa secara berpasangan dan evaluasi yang dilakukan secara
individu. Data hasil penyusunan LKPD dan hasil evaluasi menunjukkan kemampuan siswa
mengkategorikan nilai-nilai kehidupan dalam cerpen ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil LKPD Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek
jumlah
Nilai Keterangan
skor skor
NO NAMA SISWA KKM nilai Keter-
dalam kaitan
cerita nilai
1 ACHMAD RIZALDY ALFATIH 80 4 5 9 90 Tuntas
2 ANANTA NURAINI AZZAHRA 80 4 5 9 90 Tuntas
AURA JASMINE FATHINA
80
3 MUHBITHA 5 5 10 100 Tuntas
4 BAGUS NURHABIBI WICAKSONO 80 5 5 10 100 Tuntas
5 BUNGA NABILAH PUTRI 80 4 5 9 90 Tuntas
6 DEVINA RIZKA PUTRI AULIA 80 3 4 7 70 Tidak Tuntas
7 DIAH DWI PITALOKA 80 4 5 9 90 Tuntas
8 ENDANG SRI LESTARI 80 4 5 9 90 Tuntas
FATIMAH FAUZIYAH
80
9 KHAIRUNNISA 4 5 9 90 Tuntas
10 IVAN CHAIRUDIN 80 4 4 8 80 Tuntas
11 JIHAD IRFANTIO 80 4 4 8 80 Tuntas
12 M. HAIKAL ALIMUDIN 80 4 5 9 90 Tuntas
13 MERISA SURYAMIK SAPUTRI 80 4 4 8 80 Tuntas
14 MUHAMAD RIZQI PUTRA DINITA 80 3 4 7 70 Tidak Tuntas
15 MUHAMMAD DZAKY DJAUSAH.H 80 4 5 9 90 Tuntas
16 MUHAMMAD RIZKY 80 4 5 9 90 Tuntas
17 MUHAMMAD WAFA' FADHLILLAH 80 5 5 10 100 Tuntas
18 MUHAMMAD YUSUF 80 4 5 9 90 Tuntas
19 NADIVA REVA AQILAH PUTRI 80 5 5 10 100 Tuntas
20 NARENDRA BINTANG DEVANI 80 4 4 8 80 Tuntas
21 NAYLA SAKINAS SYIFA 80 3 4 7 70 Tidak Tuntas
22 PRIA ASMARA DEWA 80 4 5 9 90 Tuntas
23 RAFI AL FATH 80 4 5 9 90 Tuntas
24 RAFIF ESQI MUSYAFA' 80 4 5 9 90 Tuntas
25 RASENDRIYA BAGAS ALFARIZY 80 4 4 8 80 Tuntas
26 REINAATA DYAH AYU 80 4 4 8 80 Tuntas
27 RINA LUCKY AGUSTIN 80 4 5 9 90 Tuntas
28 SALSABILA SYIFA'UR ROHMAH 80 4 4 8 80 Tuntas
29 SELAPUT MAYA 80 3 4 7 70 Tidak Tuntas
30 SHELLA OCTAVIA RAMA DHANI 80 4 5 9 90 Tuntas
31 SINDY ARIEFAH 80 4 5 9 90 Tuntas
32 TITANIA PUTRI SALSABIL 80 4 5 9 90 Tuntas
33 YANG ELVIRA RIZKY AGUSTINA 80 4 4 8 80 Tuntas
34 YUNITA DINDA SAFITRI 80 4 4 8 80 Tuntas
35 ZHAFIRA AZZA NUR HUDA 80 4 4 8 80 Tuntas
Jumlah 3010
Rata-Rata 86

Tabel 4.3 di atas menunjukkan rata-rata mengkategorikan Nilai-nilai dalam cerita


pendek siswa kelas 11 Iis 2 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan metode Think Pair Share
mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 86. Adapun prosentase ketuntasan disajikan
dalam tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.4
Prosentase Perbandingan Analisis Cerpen pada Siklus Pembelajaran
Kondisi Awal Kondisi Siklus
Kriteria Keterangan Jumlah Jumlah
Prosentase Prosentase
Siswa Siswa

80—100 Tuntas 14 40 % 31 88 %

<80 Tidak 21 60 % 4 12 %
Tuntas

Jumlah Siswa 35 100% 35 100%

Data pada tebel 4.4 menjelaskan bahw pada pra siklus atau kondisi awal terdapat 21
siswa (60%) tidak tuntas dan 14 siswa /(40%) tuntas dalam pembelajaran. Kondisi setelah
pembelajaran siklus didapatkan 31 siswa (88%) tuntas dan 4 siswa (12%) tidak tuntas. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan. Grafik berikut akan menunjukkan
perbandingan kondisi pra siklus dengan kondisi setelah pembelajaran dilakukan.

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Ketuntasan Analisis Cerpen pra Kondisi


dengan Setelah Pembelajaran
Perbandingan Hasil Pra Kondisi dengan
Pembelajaran Siklus
120

100

80

60

40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

hasil pembelajaran hasil pra kondisi

Selain itu, aktaivitas siswa pada proses pembelajaran dengan model Problem Based
Learning dan teknik Think Pair Share juga diamati. Aktivitas siswa yang diamati meliputi tiga
indicator yaitu minat, kerja sama, dan komunikatif. Aktivitas siswa diamati menggunakan
lembar observasi dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa pada Pembelajaran

Minat Kerja Sama komunikatif


NO NAMA SISWA
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jumlah
1 ACHMAD RIZALDY ALFATIH v v v 9
2 ANANTA NURAINI AZZAHRA v v v 9
AURA JASMINE FATHINA
3 MUHBITHA v v v 11
4 BAGUS NURHABIBI WICAKSONO v v v 10
5 BUNGA NABILAH PUTRI v v v 11
6 DEVINA RIZKA PUTRI AULIA v v v 11
7 DIAH DWI PITALOKA v v v 11
8 ENDANG SRI LESTARI v v v 9
9 FATIMAH FAUZIYAH KHAIRUNNISA v v v 9
10 IVAN CHAIRUDIN v v v 11
11 JIHAD IRFANTIO v v v 10
12 M. HAIKAL ALIMUDIN v v v 11
13 MERISA SURYAMIK SAPUTRI v v v 11
14 MUHAMAD RIZQI PUTRA DINITA v v v 11
15 MUHAMMAD DZAKY DJAUSAH.H v v v 9
16 MUHAMMAD RIZKY v v v 9
17 MUHAMMAD WAFA' FADHLILLAH v v v 11
18 MUHAMMAD YUSUF v v v 10
19 NADIVA REVA AQILAH PUTRI v v v 11
20 NARENDRA BINTANG DEVANI v v v 11
21 NAYLA SAKINAS SYIFA v v v 11
22 PRIA ASMARA DEWA v v v 9
23 RAFI AL FATH v v v 9
24 RAFIF ESQI MUSYAFA' v v v 11
25 RASENDRIYA BAGAS ALFARIZY v v v 10
26 REINAATA DYAH AYU v v v 11
27 RINA LUCKY AGUSTIN v v v 11
28 SALSABILA SYIFA'UR ROHMAH v v v 11
29 SELAPUT MAYA v v v 9
30 SHELLA OCTAVIA RAMA DHANI v v v 9
31 SINDY ARIEFAH v v v 11
32 TITANIA PUTRI SALSABIL v v v 10
33 YANG ELVIRA RIZKY AGUSTINA v v v 11
34 YUNITA DINDA SAFITRI v v v 11
35 ZHAFIRA AZZA NUR HUDA v v v 11
Jumlah 360
Skor Maksimal Ideal 420
Skor Akhir 85,71%

Tabel di atas menunjukkan aktivitas siswa salama kegiatan pembelajaran analisis


cerpen dengan model Problem Based Learning dengan teknik Think Pair Share. Indicator
aktivitas siswa yang diamati meliputi minat belajar, kerja sama di dalam kelompok, dan
keaktifan siswa selama proses presentasi.

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa secara keseluruhan menggunakan


rumus berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
HP (Hasil Penilaian) = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

360
= 420 x 100%

= 86%

Aktifitas siswa pada kegiatan pembelajaran analisis cerita pendek dengan model
pembelajaran berbasiss masalah dan teknik Think pair Share mencapai 86%. Hal ini
menunjukkan prosentase aktivitas siswa pada pembelajaran sudah berada pada kriteria sangat
baik dan sudah mencapai indicator keberhasilan. Oleh karena itu, kegiatan penelitian
dinyatakan berhenti pada siklus 1.
Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan di kelas 11 Iis 2 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya


dengan jumlah siswa 35 dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dan teknik Think Pair Share mengalami peningkatan tetuntasan nilai
dari pra siklus dan siklus 1 pembelajaran, kondisi awal terdapat 21 siswa (60%) tidak tuntas
dan 14 siswa /(40%) tuntas dalam pembelajaran. Kondisi setelah pembelajaran siklus
didapatkan 31 siswa (88%) tuntas dan 4 siswa (12%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan yang sangat signifikan. Grafik berikut akan menunjukkan perbandingan kondisi
pra siklus dengan kondisi setelah pembelajaran dilakukan.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi dalam pengamatan proses pembelajaran dari
awal sampai akhir berlangsuang lancar yang ditunjukkan dengan prosentase sebesar 86%. Hal
ini menunjukkan prosentase siswa pada kegiatan pembelajaran sudah berada pada kriteria
sanga baik dan mencapai indicator keberhasilan,

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem


Based Learning dengan teknik Think Pair Share dapat diterapkan dalam pembelajaran kategori
nili-nilai kehidupan dalam cerita pendek pada siswa kelas 11 iis 2 SMA Muhammadiyah 10
Surabaya tahun pelajaran 2021—2022.

5.2 Saran

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sedikit sumbangan pikiran sebagai


usaha untuk mengembangkan kemampuan bidang pendidikan, khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Beberapa saran ditunjukkan kepada guru. Guru dapat menggunakan teknik
Think Pair Share untuk pembelajaran berkelompok yang tidak terlalu banyak hal yang
didiskusikan. Guru lebih mempersiapkan media yang menarik perhatian siswa dan membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Daftar Pustaka

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Astuti, Wiwiek Dwi dan K. Biskoyo. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam
Buku Pelajaran SLTP. Jakarta: Pusat Bahasa.

Ghazah, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan


Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.
Hardjasujana, Ahmad S. dan Yeti Mulyati. 1996. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud.

Muchlisoh. 1996. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.

Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada
Press.
Priyatni, Endah Tri dan Titik Harsiati. 2013. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA.MA Kelas XI.
Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sadiman, A.S. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sayuti. Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa. Yogyakarta: Gama Media.
Sugiyanto. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Muhammadiyah 10 Surabaya

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ Ganjil


Materi Pokok : Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 pertemuan)


A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
danperadaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai 3.8.1 Mengkategorikan nilai-nilai kehidupan


kehidupanyang terkandung dalam dalamcerita pendek yang dibaca
3.8.2 Mengaitkan nilai-nilai kehidupan dalam
kumpulan cerita pendek yang dibaca
cerpen dengan nilai-nilai dalam kehidupan
nyata.
4.8 Mendemonstrasikan salah satu 4.8.1 Mencipta naskah drama dari salah satu nilai
nilaikehidupan yang dipelajari dalam kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek
4.8.2 Memerankan tokoh dari naskah drama yang telah
cerita pendek
dibuat

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Problem Based
Learning (PBL), peserta didik dapat mengkategorikan nilai-nilai kehidupan dalam cerita
pendek yang dibaca minimal 4 nilai-nilai yang didapatkan dengan bukti berupa kutipan
teks.
D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Contoh-contoh Teks Cerpen:


a. Juru Masak karya Damhuri Muhammad.
b. Robohny Surau Kami karya Ahmad Tohari.
2. Nilai-nilai kehidupan yang ada dalam Teks Cerpen :
a. Nilai Moral
Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya.
Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan
antartokoh, dialog, dan lain-lain. Berikut
b. Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan masalah
sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antar-
manusia). Biasanyanilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan
antar-tokoh.
c. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan adat
istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini
dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara
tokoh yang mencerminkanbahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada
tempat para tokoh.

d. Nilai Religius
Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan kepercayaan
atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama
tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai
kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.

e. Nilai Pendidikan/Edukatif
Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan
dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga
berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang
pendidikan/pengajaran.

f. Nilai Estetika
Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen/novel yang berhubungan dengan
keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam,
keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : kooperatif Think Pair Share, tanya-jawab, dan penugasan.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Video film pendek e. Website pengundian nama
(youtube), f. Website wordwall.net
b. PPT Materi, g. E-learning SMAMX
c. Contoh cerita pendek, h. LCD Projector.
d. LKPD,
G. SUMBER BELAJAR
a. Purnanto Dwi,, dkk .2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA Kelas XI
Rivisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.
b. Purnanto Dwi, dkk. 2017. Buku Peserta didik Bahasa Indonesia Kelas XI
RevisiTahun 2017. Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud
c. Sumiati.2020. Nilai-nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek Bahasa
Indonesia Kelas XI. Jakarta: Kemdikbud.

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Sintak Alokasi
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan waktu

Kegiatan Pendahuluan
Orientasi 1. Guru mengawali dengan salam pembuka dan memandu 10 menit
peserta didik untuk berdoa (Religius)

3. Guru memerika kehadiran peserta didik (Disiplin)

Apresepsi 4. Guru dan peserta didik mengaitkan materi pembelajaran


mengkategorikan nilai-nilai dalam cerpen dengan nilai-
nilai yang pernah dijumpai siswa.
23. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
Motivasi
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
24. Memberitahukan tentang tujuan pembelajaran
pertemuan yang berlangsung.
Kegiatan Inti

Orientasi 25. Peserta didik mencermati video film pendek berjudul


peserta didik “Inspirasi Kehidupan (Ikhlas)”
pada masalah 26. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai
yang ada pada video. (4C-Communication).
Mengorgani- 27. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman
sirkan sebangku dan menyimak dengan teliti instruksi guru
peserta didik tentang tugas untuk berdiskusi (4C-Collaboration)
untuk belajar 28. Peserta didik menerima LKPD

Membimbing 29. Peserta didik membaca cerita pendek berjudul “Juru


penyelidikan Masak” karya Damhuri Muhammad.
kelompok 30. Secara berpasangan, peserta didik menandai stiky note
bagian cerita pendek yang mengandung nilai-nilai
kehidupan. (4C-Creativity)
Mengembang 31. Peserta didik mengkategorikan nilai-nilai kehidupan
kan hasil karya dalam cerpen “Juru Masak karya Damhuri
Muhammad” (4C-Critical Thnking) berdasarkan bagian
yang telah ditandai.
32. Peserta didik mengaitkan nilai-nilai yang ditemukan
dalam cerita pendek dengan nilai-nilai di kehidupan
nyata. (4C-Critical Thinking)
33. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada LKPD . 70 menit
Menaganalisis 34. Peserta didik menguangkapkan hasil diskusinya kepada
dan teman sekelas. Penentuan peserta didik yang presentasi
mengevaluasi dilakukan dengan mengundi nama menggunakan
karya. aplikasi pengundian nama (4C- Collaboration).
35. Peserta didik yang menampilkan hasil diskusinya
sebanyak 3—5 pasangan.
36. Peserta didik bertanya, memberi saran, dan masukan
kepada teman yang presentasi
Kegiatan Penutup

37. Guru mengapresiasi hasil peserta didik.


38. Peserta didik dan guru melakukan refleksi dengan
meminta peserta didik menggambar emoji perasaan
setelah belajar.
39. Guru dan peserta didik menyimpulkan dan memberi
umpan balik terhadap pembelajaran yang sudah 10 menit
berlangsung.
40. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya.
41. Menutup kegiatan belajarmengajar dengan berdoa
(Religius).
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian:

a. Penilaian Sikap : Observasi

b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis

2. Bentuk Penilaian:

a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik saat berdiskusi

b. Tes Tertulis : uraian

Surabaya, 26 Oktober 2021


Lampiran 2

Hasil Pembelajaran (LKPD)


Lampiran 3

Dokumentasi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai