Anda di halaman 1dari 8

7 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 1, Juni 2017, hlm.

7-14

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGARANG BAHASA
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA
KELAS V SDN MI DDI PALOPO

Fatimah Yasmin dan Erni


Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: fatimahyasmin_ghafurazzahra@rocketmail.com

Abstract. This study aims to through imaginative learning model will be able to improve the
cognitive, affective and psychomotor learning outcomes and creativity of students. Specific targets of
this research are (1) how far the ability to make the students with the application of imaginative
learning model (2) how the influence of imaginative learning method in improving learning outcomes
Indonesian students SDN MI DDI Palopo. The expected output targets of this research are as follows:
(1) the developed product is in the form of media songs. (2) the results of this study may be published
in a local journal having an ISSN or accredited national journal; (3) the results of this study are
projected at scientific seminars, both locally, regionally and nationally. This research uses action
research for three rounds. Each round consists of four stages: design, activity and observation,
reflection, and refission. Target of this research is student of SDN MI DDI Palopo. Stages of data
collection is the provision of test results and student questionnaire responses. The data collected were
analyzed qualitatively, quantitatively, descriptive statistical analysis, and inferential statistical analysis

Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan jangka panjang yang diharapkan
dari penelitian ini adalah melalui model pembelajaran imajinatif akan mampu meningkatkan hasil
belajar kognitif, afektif dan psikomotorik dan kreativitas siswa. Target khusus penelitian ini
adalah (1) seberapa jauh kemampuan mengarang siswa dengan diterapkannya model pembelajaran
imajinatif (2) bagaimana pengaruh metode pembelajaran imajinatif dalam meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa SDN Kota Palopo. Adapun tehnik pengumpulan data dilakukan dengan
tekhnik pengamatan/ Observasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis diskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antara siklus dan
indikator kinerja. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi perkembangan dan perubahan
subjek setelah subjek diberikan diberlakukan khusus atau dikondisikan pada situasi tertentu, dengan
pembelajaran tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulangulang sampai program dinyatakan
berhasil. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran.
Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Sasaran penelitian ini adalah siswa SDN Kota Palopo. Tahap pengumpulan data yaitu pemberian tes
hasil belajar dan angket respons siswa. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif,
kuantitatif, analisis statistika deskriptif, dan analisis statistika inferensial.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Imajinatif, Hasil Belajar, dan Kemampuan Mengarang
Fatimah Yasmin & Erni - Penerapan Metode Pembelajaran Imajinatif 8

Pencapaian visi misi Pendidikan nasional dilakukan secara tertulis dalam bentuk karangan,
masih banyak kendala. Masalah pendidikan di dialog, laporan, ringkasan, dan puisi bebas.
Indonesia dewasa ini masih sangat kompleks, Dalam pembelajaran menulis atau mengarang
seperti kurikulum yang selalu berubah, guru dituntut kerja keras untuk membuat
kurangnya sarana pembelajaran, rendahnya pembelajaran di kelas menjadi kegiatan yang
kualitas tenaga pengajar, serta kurangnya menyenangkan sehingga siswa tidak merasa
motivasi internal dan eksternal siswa sebagai dipaksa untuk dapat membuat sebuah karangan,
obyek pendidikan. Hal ini mempengaruhi tetapi sebaliknya siswa merasa senang diajak
kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas guru untuk mengarang atau menulis.
pembelajaran pada khususnya. Menulis merupakan kemampuan
Salah satu masalah yang dihadapi dalam berbahasa yang komplek, untuk itu perlu dilatih
dunia pendidikan di Indonesia adalah penggunaan dengan teratur dan cermat sejak Sekolah Dasar.
Bahasa Indonesia yang masih kurang baik. Kemampuan menulis termasuk salah satu dari
Mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi keterampilan berbahasa. Pentingnya keterampilan
dalam masyarakat. Pembelajaran Bahasa menulis bagi siswa dapat menjadikan
Indonesia memiliki peranan penting dan sentral pembelajaran menulis menjadi pelajaran paling
dalam perkembangan intelektual siswa. Selain awal yang harus diikuti oleh siswa.
peran dalam intelektual juga peran dalam aspek Berdasarkan pengalaman riil di sekolah
social dan emosional peserta didik dan dasar khususnya di Kota Palopo, proses
merupakan keberhasilan dalam mempelajari pembelajaran Bahasa Indonesia kurang
semua bidang studi. meningkatkan kreativitas siswa. Metode
Pembelajaran bahasa Indonesia pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan
diharapkan membantu peserta didik mengenal guru bersifat monoton karena pembelajaran masih
dirinya budayanya dan budaya orang lain, difokuskan pada penyampaian materi di dalam
mengemukakan gagasan dan perasaan, kelas dan kurang variasi sehingga kurang
berpartisipasi dalam masyarakat yang bermakna dan tidak menarik. Dalam
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan penyampaian materi, biasanya guru
serta menggunakan bahasa tersebut, dan menyampaikan metode ceramah, dimana siswa
menemukan serta menggunakan kemampuan hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa
analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya. yang disampaikan guru dan sedikit peluang bagi
Oleh karena itu, sedini mungkin siswa diarahkan siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana
agar mampu menggunakan Bahasa Indonesia pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga
dengan baik dan benar. Diantaranya untuk siswa menjadi pasif. Selain itu khususnya
keperluan berkomunikasi dalam berbagai situasi, kegiatan menulis karangan ketika siswa
yaitu mampu bertanya, menjawab, mendapatkan tugas mengarang, guru hanya
mengungkapkan pendapat, menceritakan suatu menentukan satu judul untuk semua. Tidak
kejadian, dan sebagainya. memberikan kesempatan kepada siswa-siswi
Menulis merupakan kemampuan berbahasa untuk menetukan judul sendiri. Pelajaran
yang produktif dan ekspresif. Melalui mengarang sebenarnya sangat penting diberikan
pembelajaran menulis inilah siswa dapat kepada murid untuk melatih menggunakan bahasa
mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan secara aktif. Di samping itu, pengajaran
pengalaman. Pengungkapan pikiran dapat mengarang di dalamnya secara otomatis
9 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 7-14

mencakup banyak unsur kebahsaan termasuk kosa dan membaca. Menulis adalah proses
kata dan keterampilan penggunaan bahasa itu mengungkapkan ide maupun gagasan dalam
sendiri dalam bentuk bahasa tulis. bentuk tulisan
Kendala lain yang dihadapi guru dalam dengan bahasa yang baik dan benar. Suriamiharja
melaksanakan pembelajaran adalah adanya (1996:2), mengungkapkan bahwa menulis
perubahan strategi dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang melahirkan pikiran dan
dimana guru harus bisa mengembangkan perasaan dengan tulisan. Oleh karena itu,
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum menulis merupakan sebuah kemampuan yang
yang baru. Selama ini banyak guru yang menuntut menjadi produktif dan ekspresif.
masih menggunakan metode ceramah secara Selain itu dengan menulis kita dapat
klasikal tanpa menggabungkan metode lain mengekspresikan pikiran atau perasaan kepada
maupun dengan penggunaan alat bantu dalam orang lain dengan menggunakan media tulis
pembelajaran seperti media pembelajaran. dengan harapan dapat dibaca oleh pembaca.
Pada dasarnya anak usia kelas 5 SD, Menulis bukan merupakan pekerjaan yang sekali
perhatiaanya tertuju kepada keehidupan jadi, tetapi memerlukan proses. Proses itu mulai
praktis sehari-hari, ingin tahu, ingin belajar dari menemukan topik, memecahkan topik
dan senang belajar keterampilan dasar dalam menjadi kerangka, dan mengembangkan
membaca, menulis, dan berhitung Namun, kerangka menjadi sebuah karangan. Hal itu
masih banyak guru yang menggunakan cara disebabkan kemampuan menulis menghendaki
klasik tanpa menambahkan unsur permainan penguasaan berbagai unsur di luar bahasa itu
atau sejenisnya yang dapat menarik perhatian sendiri yang menjadi isi karangan.
siswa, sehingga siswa lebih termotivasi dalam Karangan adalah penjabaran sustu
proses pembelajaran untuk mengikuti dan gagasan secara resmi dan teratur tentang sesuatu
mempelajari suatu konsep materi yang topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang
diberikan. Guru seharusnya merancang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang
pembelajaran yang memungkinkan adanya lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf. Menulis
unsur permainan didalamnya. Dengan karangan merupakan kegiatan merangkai atau
memasukkan unsur permainan siswa dapat menyusun kata, frase, kalimat kemudian paragraf
teribat secara langsung dalam proses yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu
pembelajaran. untuk memperoleh asil akhir berupa karangan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Menurut The Liang Gie (1992:17) ada 4 (empat)
maka dilakukan penelitian tentang penerapan unsur dalam mengarang yaitu sebagai berikut:
pembelajaran model imajinatif digunakan (1) Gagasan ( Idea ), (2) Tuturan ( Discourse ),
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan (3) Tatanan (Organization ). (4) Wahana
media lagu khusunya dalam menulis karangan (Medium) dan terotika ( seni memaikai bahasa
di sekolah SD MI DDI Palopo. secara efektif).
Menulis merupakan kegiatan yang
LANDASAN TEORI
produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis ini
Menulis merupakan kemampuan tidak akan datang secara otomatis melainkan
berbahasa yang paling kompleks. Hal ini harus melalui latihan dan praktik yang banyak
dikarenakan untuk dapat menulis, seseorang (Tarigan, 1993: 3).Semi (1993: 8)
harus mampu menguasai tiga kemampuan mengungkapkan bahwa menulis atau mengarang
berbahasa yang lain yaitu menyimak, berbicara,
Fatimah Yasmin & Erni - Penerapan Metode Pembelajaran Imajinatif 10

hakikatnya merupakan pemindahan pikiran ke dengan baik dalam arti tujuan pembelajaran
dalam bentuk bentuk lambang bahasa. tercapai (Muslich, 199: 2007).
Kemampuan menulis menuntut adanya Proses pembelajaran menulis Imajinatif
pengolahan gagasan yang dikombinasikan ini peserta didik diajarkan menguasai
dengan pemilihan diksi, penyusunan kalimat kompetensi menulis atau mengarang secara bebas
yang baik, dan memiliki teknik penulisan. sesuai imajinasinya sendiri-sendiri. Di sini
Berdasarkan beberapa pengertian menulis di atas, peserta didik diberi kebebasan untuk
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis menuangkan segala ide atau gagasan, pendapat
adalah kemampuan mengorganisasikan ide ke atau opini, imajinasi atau daya khayal, dan
dalam suatu bentuk tulisan. menulis karangan sebagainya ke dalam bentuk tulisan atau
adalah keterampilan mengungkapkan atau karangan. Dalam pembelajaran Imajinasi
menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. ditemukan beberapa kelbihan dan keuangan.
Gagasan dapat diungkapkan dalam berbagai Silberman (2009) mengungkapkan
unsur bahasa. Ada gagasan yang diungkap beberapa kelebihan strategi imajinasi yang akan
dengan kata. Ada gagasan yang diungkap dengan dijelaskan dalam pemaparan berikut: Menjadikan
kalimat. Ada pula gagasan yang diungkap dengan Siswa Aktif Sejak Awa, Membantu tim:
paragraf, bahkan gagasan ada pula yang lengkap Membantu siswa lebih mengenal satu sama lain
dan final diungkapkan dalam karangan yang atau menciptakan semangat kerja dan saling
utuh. ketergantungan. Membantu proses belajar secara
Kemampuan menulis menuntut adanya langsung sehingga menimbulkan minat awal
pengolahan gagasan yang dikombinasikan terhadap pelajaran, Membantu Siswa
dengan pemilihan diksi, penyusunan kalimat Mendapatkan Pengetahuan, Keterampilan, dan
yang baik, dan memiliki teknik penulisan. Sikap secara aktif, Proses belajar satu kelas
Berdasarkan beberapa pengertian menulis di atas, penuh: Pengajaran yang dipimpin oleh guru yang
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis menstimulus semua siswa Diskusi kelas : Dialog
adalah kemampuan mengorganisasikan ide ke dan debat tentang persoalan–persoalan utama,
dalam suatu bentuk tulisan. menulis karangan Menjadikan Belajar Tak Terlupakan(Dapat
adalah keterampilan mengungkapkan atau meningkatkan dan mengikhtisarkan apa yang
menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. dipelajari dapat mengevaluasi perubahan-
Gagasan dapat diungkapkan dalam berbagai perubahan pengetahuan keterampilan atau sikap,
unsur bahasa. Ada gagasan yang diungkap Dapat menentukan bagaimana siswa akan
dengan kata. Ada gagasan yang diungkap dengan melanjutkan belajarnya setelah belajar terakhir,
kalimat. Ada pula gagasan yang diungkap dengan Dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan
paragraf, bahkan gagasan ada pula yang lengkap persoalan yang dihadapi siswa.)
dan final diungkapkan dalam karangan yang
MEDIA AUDIOVISUAL
utuh.
Kata media berasal dari bahasa latin
MODEL PEMBELAJARAN IMAJINATIF
medius yang secara harfiah berarti tengah,
Model pembelajaran Imajinatif adalah perantara atau pengantar. Gerlach dan Elly
cara sebuah aktivitas yang tersistem dari sebuah (dalam Arsyad 2003: 3) bahwa media apabila
lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta dipahami secara garis besar adalah manusia,
didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan materi, atau kejadian yang membangun kondisi
suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan yang membuat siswa mampu memperoleh
11 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 7-14

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. para siswa, dan (3) penyusunan rancangan
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran yang hendaknya mencakup
sangat penting dalam proses pembelajaran perumusan materi, tujuan, pendekatan, metode,
dengan media peserta didik akan lebih mudah media, dan evaluasi pembelajaran. Tahap kedua,
memahami pelajaran. tahap pelaksanaan. Tahap ini dibagi menjadi
Audio visual adalah media instruksional enam langkah, yaitu (1) pretes yang berupa
modern yang sesuai dengan perkembangan perintah untuk membuat karangan atau tulisan;
zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan (2) penyampaian tujuan pembelajaran; (3)
tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat apersepsi dengan memberi ulasan singkat tentang
dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media materi pembelajaran; (4) penjelasan praktik
audio visual adalah media yang mempunyai pembelajaran dengan media lagu yang meliputi
unsur suara dan unsur gambar. jenis media ini pemutaran lagu, penulisan gagasan yang muncul
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena saat menikmati lagu dan sesudahnya, penelaahan
meliputi suara dan gambar. Media audiovisual dan pengelompokan gagasan, penyusunan
salah satunya adalah lagu. kerangka karangan, penyusunan karangan, dan
penilaian kelompok; (5) praktik pembelajaran,
METODE PEMBELAJARAN IMAJINATIF
(6) pascates yang berupa menulis sebuah
MELALUI MEDIA LAGU
karangan tanpa didahului dengan kegiatan
Metode imajinasi adalah suatu metode yang mendengarkan lagu. Tahap ketiga, tahap
memanfaatkan penggunaan lagu dalam evaluasi. Evaluasi ini dilakukan dengan
pembelajaran (Trimantara, 2005: 1). Trimantara membandingkan hasil pretes dan pascates. Oleh
(2005) juga mengungkapkan bahwa lagu dapat karena itu, sangat relevan jika penerapan
menjadi media yang efektif dalam pembelajaran. pembelajaran model imajinasi digunakan dalam
Kegiatan pembelajaran menggunakan metode ini pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam
dibagi atas tiga tahap perencanaan, pelaksanaan, menulis karangan di sekolah`
evaluasi ketiga tahap tersebut merupakan Penerapan metode imajinatif melalui
kegiatan. media lagu digunakan untuk membantu peserta
Penerapan metode imajinatif melalui didik berpikir kreatif dan menuangkan
media lagu digunakan untuk membantu peserta gagasannya dalam bentuk tulisan. Dengan
didik berpikir kreatif dan menuangkan metode pembelajaran imajinatif, lagu tidak hanya
gagasannya dalam bentuk tulisan. Dengan digunakan untuk menciptakan suasana yang
metode pembelajaran imajinatif, lagu tidak hanya nyaman tetapi juga memberikan sugesti yang
digunakan untuk menciptakan suasana yang merangsang berkembangnya imajinasi siswa.
nyaman tetapi juga memberikan inspirasi yang Melalui proses pembelajaran yang dinamis
merangsang berkembangnya imajinasi siswa diharapkan akan tercipta suatu bentuk
Metode imajinasi ini terdiri atas tiga komunikasi antar peserta didik, sehingga suasana
tahap dalam pembelajarannya. Tahap pertama, pembelajaran terhindar dari kejenuhan.
tahap perencanaan. Ada tiga kegiatan
METODE PENELITIAN
prapembelajaran, yaitu (1) penelaahan materi
agar guru benar-benar menguasai materi yang Penelitian ini merupakan penelitian
akan disampaikan, (2) pemilihan lagu yang tidak tindakan (action research), karena penelitian
hanya sesuai dengan tema dan materi dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran tetapi juga sesuai dengan minat pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
Fatimah Yasmin & Erni - Penerapan Metode Pembelajaran Imajinatif 12

termasuk penelitian deskriptif, sebab hasil refleksi dari pengamat membuat rangcangan
menggambarkan bagaimana suatu teknik yang direfisi untuk dilaksanakan pada siklus
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil berikutnya,
yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini Observasi dibagi dalam tiga putaran,
menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, yaitu putaran 1, 2, dan 3, dimana masing putaran
dimana guru sangat berperan sekali dalam proses dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang
penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,tujuan sama) dan membahasa satu sub pokok bahasan
utama penelitian tindakan kelas ialah untuk yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan
kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, dilaksanakan
observasi, dan refleksi.
PEMBAHASAN HASIL PENELITAN
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian Manfaat penelitian ini adalah
ini menggunakan model penelitian tindakan dari memberikan suasana belajar yang lebih
Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari menyenangkan dan memicu siswa untuk berpikir
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap kritis untuk menyelesaikan permasalahan yang
siklus meliputi planning (rencana), action berkaitan dengan menulis karangan.
(tindakan), observation (pengamatan), dan Hasil pengembangan perangkat
reflection (refleksi). Langkah pada siklus assesmen. Kemampuan menuliskan kalimat
berikutnya adalah perencanaan yang sudah langsung dalam karangan dapat ditingkatkan
direfisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. dengan cara belajar aktif model pembelajaran
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan terarah. Kalimat langsung memiliki system
pendahuluan yang berupa identifikasi penulisan yang sangat rumit, oleh karena itu
permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap pembelajarannya perlu secara berulang ulang.
penelitian tindakan kelas dapat. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang
Rangkaian dari kegiatan penelitian telah dilakukan selama tiga siklus, dan
tindakan kelas). Rancangan/rencana awal, berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis
sebelum mengadakan penelitian peneliti yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
menyusun rumusan masalah, tujuan dan berikut: 1) Penerapan cara belajar aktif model
membuat rencana tindakan, termasuk di pengajaran imajinatif mempunyai pengaruh
dalamnya instrument penelitian dan perangkat positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran. b). Kegiatan dan pengamatan, belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata
meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa
sebagai upaya membangun pemahaman konsep tertarik dan berminat dengan model belajar aktif
siswa serta mengamati hasil atau dampak dari sehingga mereka menjadi termotivasi untuk
diterapkannya metode pengajaran berbasis tugas belajar. 2) Kemampuan Siswa setelah diterapkan
proyek, Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan metode Mengarang mengalami peningkatan dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari Ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar mengarang antara siswa yang memiliki sikap
pengamatan yang diisi oleh pengamat, posisif dan sikap negatif terhadap mata pelajaran
Rancangan/rencana yang direfisi, berdasarkan Bahasa Indonesia Siswa kelas V SD MI DDI
Palopo. Pembelajaran dengan cara belajar aktif
13 Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI, Volume 20, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 7-14

model pengajaran imajinatif memiliki dampak Alben Ambarita. 2006. Manajemen


positif dalam meningkatkan Kemampuan pembelajaran. Jakarta: Departemen
Mengarang siswa yang ditandai dengan pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
peningkatan ketuntasan belajar siswa Pendidikan Tinggi Direktorak
Selain itu, terjadi perubahan hasil belajar Ketenagaan.
siswa yang signifikan antara sebelum dan Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar- Dasar
setelah menggunakan media lagu niai rata- rata Evaluasi Pendidikan. Jakata: Bumi Aksar
pada tahap pra tindakan sebesar 68,93. Nilai Haryadi & Zamzani. 1996. Peningkatan
rata-rata pada siklus II sbesar 78,4. Jadi terjadi Keterampilan Berbahasa Indonesia.
peningkatan 8,6 Setelah menggunakan media Jakarta: Departemen pendidikan Nasional
diperoleh persentase ketuntasan secara klasikal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
100%
Kasihani Kasbolah E.S. 1999. Penelitian
KESIMPULAN
Tindakan Kelas. Malang: Departemen
Hasil penelitian yang diperoleh dari Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Pendidikan Tinggi.
Bahasa Indonesia lebih efektif dan lebih Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, pengantar kemahiran bahasa.Flores:
maka disampaikan saran sebagai berikut 1) Nusa Indah.
Untuk melaksanakan belajar aktif memerlukan Langman, John. 2005. English Skills with
persiapan yang cukup matang, sehingga guru readings. New York: Mc Graw-
harus mampu menentukan atau memilih topik HillCompanis, ins
yang benar benar bisa diterapkan dengan cara Sabarti Akhadiah M.K., dkk. 1991. Bahasa
belajar aktif model pengajaran imajinatif dalam Indonesia I. Jakarta: Departemen
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
yang optimal. 2).Pencapaian dalam rangka Pendidikan Tinggi.
meningkatkan Kemampuan Mengarang siswa, Sabarti Akhadiah M.K., dkk. 1992.
guru hendaknya lebih sering melatih siswa Bahasa Indonesia II. Jakarta:
dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf Departemen pendidikan Nasional
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
menemukan pengetahuan baru, memperoleh Sabarti Akhadiah, dkk. 1991. Bahasa Indonesia
konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil III. Jakarta: Departemen pendidikan
atau mampu memecahkan masalah-masalah yang Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
dihadapinya. 3) Perlu adanya penelitian yang Tinggi.
lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya Sabarti Akhadiah, dkk. 1988. Pembinaan
dilakukan di MI DDI Palopo. kemampuan menulis Bahasa
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Saleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa
Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi. 1998. Indonesia Yang Efektif Di SD.Jakarta:
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Departemen pendidikan Nasional
Di Kelas Tinggi. Jakarta: Departemen Direktorat Jenderal Pendidikan
pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Tinggi.
Pendidikan Tinggi.
Fatimah Yasmin & Erni - Penerapan Metode Pembelajaran Imajinatif 14

Slavin, R. 2010 . Cooperative learning. Bandung:


Nusa Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung : Alfabeta.

Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai