Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Online Universitas PGRI Palembang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


MELALUI PENDEKATAN PROSES

Eka Rosmawati
SMA Negeri 6 Prabumulih
Email: Eka.r8864@gmail.com

Abstract— Indonesian Learning Innovation through Process Approach. Today


there are many teachers who use the technique theoretically and rote learning, so
learning activities tend to berigid, monotonous, and boring. Especially in the
Indonesian language teaching, the materialpresented in fact they could not rub off
on students as rational, cognitive, and affective. The use ofconventional learning
methods still that which impact on the level of mastery of the subject
matterIndonesian students still low. Furthermore, the condition of this kind of
learning is a form offailure of students in developing knowledge and language skills,
and positive attitudes toward theuse of the Indonesian language is good and true.
Conditions like these can be addressed byimplementing learning innovations that
can be used by teachers in implementing the Indonesian language learning through
a process approach, embodied in four aspects of Indonesian language skills, ie skills
of listening, speaking, reading, and writing.

Keywords— Learn Indonesian, the learning process.

Abstrak— Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Proses.


Dewasa ini masih banyak guru yang menggunakan teknik pembelajaran secara
teoretis dan hafalan, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung berlangsung kaku,
monoton, dan membosankan. Terkhusus pada pelajaran bahasa Indonesia, materi
yang disampaikan nyatanya masih belum mampu melekat pada diri siswa sebagai
sesuatu yang rasional, kognitif, dan afektif. Penggunaan metode pembelajaran yang
masih konvensional itulah yang berimbas pada tingkat penguasaan materi pelajaran
Bahasa Indonesia siswa yang masih rendah. Lebih jauh, kondisi pembelajaran
semacam ini merupakan bentuk kegagalan siswa dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan kebahasaan, serta sikap positif terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kondisi seperti ini dapat diatasi
dengan menerapkan inovasi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia melalui pendekatan proses, yang
tertuang ke dalam empat aspek keterampilan berbahasa Indonesia, yakni
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Kata Kunci— Inovasi pembelajaran bahasa Indonesia, pendekatan proses.

——————————  ——————————
PENDAHULUAN
Berbahasa merupakan kegiatan yang Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa
selalu mengisi berbagai bidang kehidupan bahasa merupakan alat komunikasi
manusia, baik dalam bidang ekonomi, antaranggota masyarakat yang berupa simbol
hukum,politik, dan pendidikan. Kegiatan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
tersebut dapat berlangsung secara Dalam dunia pendidikan, khususnya bahasa
transaksional maupun interaksional. Dengan Indonesia, pelaksanaan pembelajaran
bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, berbahasa dikemas ke dalam empat aspek
pikiran, perasaan atau informasi kepada orang keterampilan berbahasa, yakni keterampilan
lain, baik secara lisan maupun secara tulisan. menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


868
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

Keempat aspek keterampilan komunikasi lisan antara peserta didik dengan


berbahasa tersebut telah menjadi landasan peserta didik lainnya yang terpola melalui
pembelajaran mulai tingkat sekolah dasar keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
hingga perguruan tinggi.Untuk itu, setiap dan menulis, sehingga suasana pembelajaran
pengajar senantiasa diberdayakan terhindar dari kejenuhan.
kompetensinya agar menguasai keempat
METODE PENELITIAN
aspek tersebut. Oleh sebab itu, para guru
Setiap penelitian memiliki pendekatan
harus terus berupaya meningkatkan
yang berbeda-beda, bergantung pada metode
keberhasilannya dalam pembelajaran bahasa
yang digunakan masing-masing. Pendekatan
Indonesia disekolah, seperti melakukan
yang digunakan dalam tulisan ini adalah
inovasiinovasi pembelajaran yang efektif,
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian
inovatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan.
kualitatif merupakan penelitian yang
Penerapan kegiatan pembelajaran
bermaksud untuk memahami fenomena
yang inovatif akan menciptakan atmosfer kelas
tentang apa yang dialami oleh subjek
yang tidak terpasung pada suasana yang kaku
penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
dan monoton. Siswa akan lebih banyak diajak
motivasi, tindakan, dan lain lain. Pendekatan
berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog
penelitian kualitatif ditentukan oleh karakter
sehingga mereka mampu mengonstruksi
penelitian kualitatif, yang tentu berbeda
konsep dan kaidah-kaidah keilmuannya
dengan karakter penelitian kuantitatif. Dilihat
sendiri, bukan dengan cara dicekoki atau
dari ruang lingkupnya, penelitian kualitatif
diceramahi. Siswa juga perlu dibiasakan untuk
dibagi ke dalam dua cakupan, yakni penelitian
berbeda pendapat, sehingga mereka akan
kepustakaan (library research) dan penelitian
menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu
lapangan (field research). Penelitian
saja, secara demokratis, tanpa melupakan
kepustakaan mengandalkan data-data yang
kaidah-kaidah keilmuan. Selain itu, guru juga
hampir sepenuhnya dari perpustakaan,
perlu memberikan penguatanpenguatan
sehingga penelitian ini lebih populer dikenal
kepada siswa agar tidak terjadi salah konsep
dengan penelitian kualitatif deskriptif
yang akan berbenturan dengan nilai-nilai
kepustakaan atau penelitian bibliografis. Selain
kebenaran itu sendiri.Penggunaan berbagai
itu, penelitian kepustakaan sering juga
teknik dan metode yang inovatif tentu dapat
diistilahkan dengan penelitian non-reaktif,
menciptakan situasi pembelajaran yang
karena sepenuhnya hanya mengandalkan
kondusif. Peserta didik dalam kaitan ini ikut
data-data yang bersifat teoritis dan
terlibat secara langsung dalam menyerap
dokumentasi yang ada di perpustakaan.
informasi dan menyatakan kembali hasil
Sementara itu, penelitian lapangan
rekaman informasi yang diperolehnya sesuai
mengandalkan data-datanya di lapangan
dengan kemampuan individu peserta didik.
(social setting) yang diperoleh melalui informan
Melalui proses pembelajaran yang dinamis
dan data-data dokumentasi yang berkaitan
diharapkan akan tercipta suatu bentuk
dengan subjek penelitian.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


869
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

Penelitian pustaka atau studi pustaka pengajaran bahasa asing. Munculnya


tidak hanya sekadar urusan membaca dan teknologi perekaman seperti kaset, CD, video,
mencatat literatur atau buku-buku. Penelitian dan lain-lain, dapat meningkatkan kemajuan
pustaka merupakan rangkaian kegiatan yang pemberian materi ajar menyimak. Dalam
berkenaan dengan metode pengumpulan data pembelajaran bahasa Indonesia, tampaknya
pustaka, membaca dan mencatat serta strategi belajar menyimak masih berkutat
mengolah bahan penelitian. Adapun dalam dengan pola lama, yakni siswa mendengar dan
tulisan ini, jenis penelitian yang digunakan berupaya menjawab apa yang dijelaskan oleh
adalah penelitian kualitatif deskriptif guru. Ada kecendrungan bahwa keterampilan
kepustakaan atau penelitian bibliografis, menyimak dalam bahasa Indonesia kurang
karena Mengandalkan teori-teori dari buku mendapat perhatian dalam keseluruhan
sebagai literatur. proses belajar bahasa Indonesia di semua
jenjang pendidikan. Fenomena seperti ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi dihampir semua negara.
Inovasi Model Pembelajaran Menyimak
Pembelajaran menyimak dapat
Keterampilan menyimak adalah salah satu
dilakukan sendiri atau terintegrasi dengan
keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
pembelajaran berbicara atau membaca. Hal
Pada saat proses pembelajaran berlangsung,
penting yang perlu dilakukan adalah perlunya
keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas
perhatian terhadap proses menyimak itu
siswa dibanding dengan keterampilan
sendiri. Dalam pembelajaran menyimak, guru
berbahasa lainnya, termasuk keterampilan
dapat membelajarkan siswa dengan berbagai
berbicara. Namun, keterampilan ini baru diakui
macam keterampilan, seperti menyimak cepat
sebagai komponen utama dalam pembelajaran
dan menyimak pemahaman. Guru juga bisa
berbahasa pada tahun 1970-an yang ditandai
membelajarkan menyimak berdasarkan
oleh munculnya teori Total Physical
muatan isinya (ekonomi, sosial, budaya, politik,
Response,The Natural Approach, dan Silent
teknologi, sains), medianya (radio, televisi,
Period (Iskandarwassid, 2011). Ketiga teori ini
telepon, tape, VCD, DVD), dan jenis bahan
menyatakan bahwa menyimak bukanlah suatu
simakan lainnya (popular, serius, cerpen, puisi,
kegiatan satu arah. Langkah pertama dari
drama). Selain itu, guru juga dapat
kegiatan keterampilan menyimak adalah
mengembangkan kemampuan menyimak
proses psikomotorik untuk menerima
siswa melalui pertanyaan, problem solving dan
gelombang suara melalui telinga dan
brainstorming, pengelompokan dan pemetaan,
mengirimkan impuls-impuls tersebut ke otak.
membaca bersuara bercerita, wawancara, dan
Namun, proses tadi hanyalah suatu permulaan
juga bercerita.
dari suatu proses interaktif ketika otak bereaksi
Ada beberapa hal yang perlu dilatihkan
terhadap impuls-impuls tadi untuk
kepada siswa dalam kegiatan menyimak.
mengirimkan sejumlah mekanisme kognitif dan
Pertama, siswa diminta untuk mendengarkan
efektif yang berbeda. Strategi pembelajaran
secara aktif. Sebelum dan pada saat
menyimak berkembang terutama dalam

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


870
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

menyimak, mereka diminta untuk terus bergantian memberi komentar atau


mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri mengajukan pertanyaan atau mendukung
berkaitan dengan bahan yang disimak. Kedua, pendapat orang lain. Untuk menutup
siswa diminta untuk mengamati secara cermat. percakapan dapat dilakukan dengan
Setiap pembicara mempunyai gaya yang khas. pencapaian konsensus atau kesimpulan yang
Untuk itu, pendengar pelu memperhatikan disepakati bersama. Berbicara estetik dapat
ekspresi wajah, gerak-gerik, gerakan tubuh, berupa percakapan tentang sastra, bercerita,
dan nada suara pembicara. Pembicara dan teater pembaca. Percakapan tentang
mungkin akan mengulangi gagasan-gagasan sastra dapat dilakukan setelah siswa membaca
yang dirasa penting. Ia juga akan menulis atau atau mendengarkan karya sastra.
menunjukkan sesuatu yang penting pada saat Siswa dapat menyampaikan pendapat
ia berbicara. Ketiga, siswa diminta untuk dan komentar mereka tentang karya sastra
berpartisipasi. Mereka tidak hanya mendengar, yang baru mereka baca/dengar. Bercerita
tetapi mereka perlu bertanya jika mereka tidak (mendongeng) merupakan kegiatan yang
mengerti. Mereka juga bisa memberikan sangat bermanfaat. Kegiatan ini sangat
informasi tambahan dari informasi yang menyenangkan dan sekaligus merangsang
diberikan pembicara. Keempat, sebelum imajinasi anak. Langkah-langkah bercerita
mendengarkan, biasakan siswa untuk antara lain memilih cerita, mempersiapkan diri
mempersiapkan diri dengan membaca atau untuk bercerita, menambah peraga, dan
mencari informasi tentang bahan yang akan menyampaikan cerita. Teater pembaca adalah
dibicarakan. Hal ini akan memudahkan siswa presentasi pembacaan naskah drama oleh
untuk mendengarkan bahan yang disimaknya. sekelompok siswa. Langkah-langkah
Inovasi Model Pembelajaran Berbicara kegiatannya yakni memilih naskah, latihan, dan
Beberapa model pembelajaran berbicara yang presentasi. Kegiatan berbicara dapat berupa
dapat dilakukan, antara lain: (1) berbicara laporan lisan, wawancara, atau debat. Dalam
estetik, (2) percakapan, (3) berbicara laporan lisan, siswa dapat diminta untuk
bertujuan, dan (4) aktivitas drama (Tompkins & memberikan informasi topik tertentu atau
Hosisson,1995). melaporkan hasil membaca buku. Langkah-
Ada beberapa macam percakapan langkah pembelajarannya adalah memilih
yang dapat dilakukan siswa di dalam kelas, topik, mencari dan menyusun informasi,
seperti analisis propaganda iklan, membuat peraga, dan mempresentasikannya.
membandingkan dua pelaku dalam dua cerita, Wawancara juga dapat dilakukan oleh para
atau topik-topik lain yang sesuai dengan situasi siswa sekolah dasar. Langkah-langkahnya
dan kondisi sekolah. Untuk memulai yakni dimulai pada proses perencanaan,
percakapan, guru dapat meminta seorang melakukan wawancara, dan berbagi
siswa sebagai sukarelawan atau guru pengalaman hasil wawancara.
mengajukan pertanyaan. Agar percakapan Debat juga dapat dilakukan jika ada isu
tetap berlangsung, siswa diminta secara kontradiktif yang menarik. Sebagian siswa

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


871
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

mungkin setuju atau tidak setuju terhadap isu merespon, (4) mengeksplorasi teks, dan (5)
tersebut. Langkah-langkah pembelajarannya memperluas interpretasi. Proses membaca
adalah dengan cara menentukan isu/usul, tidak dimulai dengan membuka buku dan
mengelompokkan siswa yang setuju dan yang langsung membaca, tetapi melalui persiapan.
tidak setuju, kemudian melakukan debat. Pada tahap pertama dalam proses
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut dapat membaca, langkah-langkah yang dilakukan
dilakukan melalui prosedur: (1) pertanyaan antara lain memilih buku/bacaan,
pertama dan ketiga mendukung usul, (2) menghubungkan buku/bacaan dengan
pertanyaan kedua dan keempat menolak, (3) pengalaman pribadi dan pengalaman
pertanyaan sanggahan pertama dan ketiga membaca sebelumnya, memprediksi isi
disampaikan kelompok siswa setuju, dan (4) buku/bacaan, serta mengadakan tinjauan
pertanyaan sanggahan kedua dan keempat pendahuluan terhadap buku/bacaan. Pada
dilakukan kelompok siswa tak setuju. tahap kedua dalam proses membaca, siswa
Selanjutnya, aktivitas drama. Aktivitas drama membaca buku atau bacaan secara
dapat dilakukan melalui model pembelajaran keseluruhan. Ada lima macam model
dengan menggunakan metode bermain peran, membaca (Tomkins & Hoskisson, 1995), yakni
bermain boneka, dan pementasan drama. membaca nyaring (reading aloud), membaca
Bermain peran dapat dilakukan baik dengan bersama (shared reading), membaca
naskah yang sudah tersedia atau yang dibuat berpasangan (buddy reading), membaca
sendiri oleh siswa. Jika tersedia media boneka, terbimbing (guided reading), dan membaca
di sekolah dapat dilakukan kegiatan sandiwara bebas (independent reading). Pada tahap
boneka. Sementara itu, pementasan drama ketiga, merespon, siswa memberi respon
dapat juga dilakukan oleh siswa di kelas terhadap kegiatan membaca mereka dan terus
dengan segala kesederhanaan sesuai dengan berusaha memahami isi.
situasi pembelajaran di dalam kelas. Inovasi Ada dua langkah yang dapat dilakukan
Model Pembelajaran Membaca siswa untuk tahap ini, yakni membaca dalam
Pembelajaran membaca dapat menggunakan format membaca, dan berpartisipasi dalam
pendekatan proses. Proses yang dimaksud percakapan klasikal. Setelah memberi respon,
adalah proses membaca. Pembelajaran para siswa kembali memperhatikan
membaca dengan menggunakan pendekatan buku/bacaan untuk menggali isinya lebih
proses dapat meningkatkan keterampilan dalam lagi. Para siswa dapat melakukan
membaca siswa. langkah-langkah seperti: (1) membaca ulang
Menurut hasil penelitian Palmeret.al. buku/bacaan, (2) menguji keahlian khusus
(1994) antara lain disebutkan bahwa siswa penulis (the author's craft), (3) mempelajari
akan mendapatkan keuntungan jika proses kosakata baru, dan (4) berpartisipasi dalam
membaca diperagakan di hadapan siswa. pengajaran singkat yang dilakukan guru.
Kegiatan proses membaca meliputi: (1) Pada tahap terakhir dalam proses
persiapan untuk membaca, (2) membaca, (3) membaca, memperluas interpretasi, dapat

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


872
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

dilakukan pada kegiatan seperti: memperluas dengan pendekatan proses meliputi lima
interpretasi dan pemahaman, merefleksikan tahap, yakni (1) pramenulis, (2) menulis draf,
pemahaman, dan menilai pengalaman (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5)
membaca. Ketiga kegiatan tersebut dapat mempublikasi (Tomkins & Hoskisson, 1995).
dilakukan dengan melibatkan keterampilan Pramenulis adalah tahap persiapan untuk
berbahasa yang lain, seperti berbicara dan menulis. Tahap ini sangat penting dan
menulis. Kegiatan seperti bermain menentukan dalam tahap-tahap menulis
peran/drama atau melakukan tugas/proyek selanjutnya. Sebagian besar waktu menulis
khusus juga dapat dilakukan. Jika dilihat dihabiskan dalam tahap ini. Adapun hal-hal
kembali tahap-tahap membaca melalui yang dilakukan siswa dalam tahap ini antara
pendekatan proses di atas, tampak terdapat lain: memilih topik, mempertimbangkan tujuan
begitu banyak kegiatan. Keterlibatan siswa dan bentuk, pembaca, serta memperoleh dan
dalam setiap kegiatan itu sangat berharga dan menyusun ide-ide. Siswa dipersilahkan
berguna untuk perkembangan keterampilan menentukan topik karangan sendiri. Jika ada
membaca. Pada pembelajaran membaca siswa yang merasa kesulitan, guru dapat
dengan pendekatan proses, siswa benar- membantunya dengan mengadakan
benar belajar bagimana caranya membaca. brainstorming (urun rembug) untuk
Mereka tidak hanya belajar bagaimana menentukan beberapa macam topik, kemudian
membunyikan tulisan, tetapi mereka juga meminta siswa yang merasa kesulitan memilih
belajar bagaimana memilih bacaan yang topik tersebut untuk memilih salah satu yang
menarik, melakukan kegiatan membaca paling menarik di antara topiktopik itu. Melalui
dengan berbagai bentuk, memberi respon, kegiatan pramenulis, siswa berbicara,
menggali bacaan secara lebih mendalam, menggambar, membaca, dan bahkan menulis
serta melakukan kegiatan lanjutan untuk dapat untuk mengembangkan informasi yang
lebih memahami bacaan. Dengan demikian, diperlukan untuk topik-topik mereka. Ketika
sudah tiba waktunya mengubah model siswa menyiapkan diri untuk menulis, mereka
pendekatan pembelajaran membaca secara perlu berpikir tentang tujuan dari menulis yang
tradisional yang sudah berlangsung selama ini akan mereka lakukan. Apakah mereka akan
dengan pendekatan menulis untuk menghibur, menginformasikan
proses yang secara teoritik dapat sesuatu, atau untuk mempersuasi. Selain itu,
meningkatkan keterampilan siswa dalam mereka juga perlu merencanakan apakah
membaca. Inovasi Model Pembelajaran mereka menulis untuk dirinya sendiri atau
Menulis Pembelajaran menulis dengan untuk orang lain, teman sekelas, orang tua,
pendekatan proses dapat meningkatkan nenek dan kakek, paman, atau yang lainnya.
keterampilan menulis siswa. Para siswa juga harus mempertimbangkan
Untuk itu, strategi ini kiranya dapat bentuk tulisan yang akan mereka buat. Apakah
dilakukan sebagai salah satu alternatif cerita, surat, puisi, laporan atau jurnal. Dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran menulis

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


873
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

satu kegiatan menulis hendaknya ditentukan diubah itu dengan memberinya tanda-tanda
satu bentuk tulisan saja. tertentu atau simbol, atau dengan memberi
Pada tahap menulis draf, siswa diminta garis bawah. Dalam menyunting, siswa
hanya mengekpresikan ide-ide mereka ke membaca cepat karangan untuk menentukan
dalam tulisan kasar. Karena penulis tidak dan menandai kemungkinan bagian-bagian
memulai menulis dengan komposisi yang siap, tulisan yang salah.
seperti disusun dalam pikiran mereka, siswa Guru dapat menunjukkan cara
memulai menulis draf ini dengan ide-ide yang membaca cepat ini, misalnya dengan
sifatnya tentatif. Pada tahap membuat draf ini, membaca karangan salah satu siswa. Guru
waktu lebih difokuskan pada mengeluarkan membaca karangan itu dengan lambat dan
ide-ide dengan sedikit atau tidak sama sekali menandai kemungkinan bagian-bagian
memperhatikan pada aspek-aspek teknis karangan yang salah dengan pensil atau
menulis, seperti ejaan, penggunaan istilah, pulpen.
atau struktur. Pada tahap merevisi siswa Dalam kegiatan membaca dan
memperbaiki ide-ide mereka dalam karangan. menandai bagian yang mungkin salah, siswa
Merevisi bukanlah membuat karangan menjadi dapat menggunakan daftar chek untuk
lebih halus, tetapi kegiatan ini lebih berfokus menentukan tipe-tipe kesalahan. Setiap
pada penambahan, pengurangan, tingkatan kelas siswa dapat menggunakan
penghilangan, dan penyusunan kembali isi daftar chek yang berbeda, bergantung tinggi
karangan sesuai dengan kebutuhan atau rendahnya kelas siswa. Pada tahap publikasi,
keinginan pembaca. Adapun kegiatan- yang merupakan tahap akhir menulis, siswa
kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini mempublikasikan tulisan mereka dalam bentuk
adalah membaca ulang seluruh draf, sharing yang sesuai atau berbagi bentuk tulisan
atau berbagi pengalaman tentang draf kasar dengan pembaca yang 163 Jurnal Retorika,
karangan bersama dengan teman dalam Volume 9, Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 90—
kelompok, mengubah atau merevisi tulisan 163 telah ditentukan. Para pembaca bisa dari
dengan memperhatikan reaksi, dan komentar teman sekelas, guru, pegawai sekolah, atau
atau masukan dari teman atau guru. Setelah bahkan kepala sekolah. Adapun bentuk-bentuk
menyelesaikan draf kasar, siswa memerlukan tulisan yang bisa digunakan seperti buku,
waktu untuk beristirahat dan menjauhkan diri jurnal, laporan, atau tulisan lain. Penentuan
dari karangan mereka. Setelah itu, barulah bentuk tulisan ini ditetapkan berdasarkan
siswa membaca kembali draf kasar mereka kesepakatan siswa. Dalam tahap
dengan pikiran yang segar. Saat siswa mempublikasi ini, dapat juga dilakukan dengan
membaca inilah mereka membuat perubahan, konsep author chair atau kursi penulis. Siswa
seperti menambah, mengurangi, yang telah selesai melakukan kegiatan
menghilangkan atau memindah-kan bagian- menulis, maju ke depan dan duduk di kursi.
bagian tertentu dalam draf karangan. Bisa juga Selanjutnya, ia membaca hasil karyanya,
mereka menandai bagian-bagian yang akan sementara para siswa yang lain dan guru

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


874
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

memberikan perhatian berupa tepuk tangan Penggunaan teknik dan metode yang inovatif
setelah pembacaan selesai. Guru hendaknya dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentu
dapat menolong perkembangan keterampilan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang
menulis setiap siswa semaksimal mungkin. kondusif. Peserta didik dalam kaitan ini ikut
Setiap ada kesulitan yang dialami siswa, guru terlibat secara langsung dalam menyerap
harus menciptakan situasi yang solutif agar informasi dan menyatakan kembali hasil
kesulitan siswa itu dapat dipecahkan, baik rekaman informasi yang diperolehnya sesuai
dengan bantuan orang lain, teman dengan kemampuan individu peserta didik.
sekelompok, sekelas, maupun guru. Ini berarti Melalui proses pembelajaran bahasa
bahwa guru dituntut memiliki kemampuan Indonesia yang dinamis diharapkan akan
pengelolaan pembelajaran menulis dengan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara
baik. Guru bukanlah pemimpin kelas, tetapi peserta didik dengan peserta didik lainnya
merupakan kolabolator atau teman siswa yang terpola melalui keterampilan menyimak,
dalam memecahkan berbagai persoalan yang berbicara, membaca, dan menulis sehingga
muncul dan membantu siswa yang sedang suasana pembelajaran terhindar dari
menemukan kesulitan. kejenuhan.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada satu model pembelajaran 1. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
yang paling sempurna. Yang ada adalah satu
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
kekurangan model pembelajaran dapat ditutupi 2. Ary, Donald., Jacobs, Luchy Cheser., &
Razavieh, Asghar. 2004. Pengantar
oleh satu model pembelajaran yang lain. Oleh
Penelitian dalam Pendidikan. Terjemahan
karena itu, perlu adanya upaya pemaduan oleh Rurchan,
3. Djumingin, Sulastriningsih &
beberapa model pembelajaran demi
Syamsudduha. 2009. Perencanaan
terciptanya tujuan pembelajaran yang lebih Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Makassar: Badan Penerbit
baik dan optimal. Salah satu model
UNM.
pembelajaran yang inovatif adalah dengan 4. Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi
Praktis Belajar dan Pembelajaran.
pendekatan proses yang dipadukan dengan
Bandung:
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan 5. Humaniora. Hamalik, Oemar. 2010.
Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:
menyenangkan seperti yang telah dipaparkan
Sinar Baru Algesindo.
di atas. Pendekatan proses yang dipaparkan 6. Iskandarwassid & Dadang Sunendar.
2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.
juga bukanlah satu-satunya model
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
pembelajaran yang paling sempurna. Ada 7. Kunandar. 2011. Guru Profesional:
Implementasi Kurikulum Tingkat
model-model pembelajaran lain yang
SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses
kehadirannya juga sangat diperlukan untuk dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
mendukung keberhasilan pembelajaran,
8. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru
terutama dalam pembelajaran bahasa Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Indonesia di sekolah.
9. Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan
Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


875
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 10 JANUARI 2020

Sumber Belajar Teoridan Praktik. Jakarta:


Kencana. Sanjaya,
10. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran
PSBerorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
11. Syaefudin, Udin. 2009. Inovasi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PPs UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2020


876

Anda mungkin juga menyukai