Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku, perlambang konsep diri dan sikap sosial
mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan pribadi dan perkembangan
pemahaman dasar manusia. Program pembelajaran bahasa perlu menekankan penciptaan iklim
yang hangat dan bersahabat yang mendorong setiap murid berpartisipasi dalam kegiatan
berbahasa lisan dan tulisan. Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu murid
berasionalisasi dan tumbuh melalui pengalaman murid. Oleh karena itu, kegiatan berbahasa
dikembangkan untuk membantu setiap murid melihat hubungan, membuat klasifikasi, menarik
membuat generalisasi.
(menyimak) dan berbicara, kemudian membaca dan menulis. Oleh karena itu, program
pembelajaran bahasa mulai dengan kegiatan komunikasi lisan. Setelah anak menguasai
keterampilan dalam aspek mendengar dan berbicara, barulah instruktur memulai kegiatan
komunikasi tertulis. Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang ditinggali anak, baik
dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek dan
geografis. Pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi
murid, serta mempertimbangkan pengaruh regional terhadap wicara, kosakata, dan penggunaan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru untuk
keberterimaan item pemakaian khusus dan konstruksi bahasa. Dalam konteks ini, bahasa
diajarkan untuk mencerminkan penggunaan dan struktur kontemporer; abjad, tulisan, kata dan
Disamping itu, Bahasa juga merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan.
Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara murid dan orang lain, yang tentunya
menekankan tujuan komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan kesensitifan terhadap reaksi
pendengar atau pembaca. Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang
mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku. kepada murid harus diajarkan pentingnya
tanggung jawab sosial dan integritas pribadi dalam penggunaan bahasa. Dalam bentuk tertulis,
bahasa merupakan catatan pikiran manusia sepanjang zaman yang dapat memperkenalkan setiap
anak kepada karya-karya sastra sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan bahasa
sebagai media komunikasi. Dengan dasar inilah program pengajaran bahasa melengkapi murid
beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam pemrosesan otomatis sejumlah bentuk
bahasa yang relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa secara berlebihan, terlalu
memikirkan bentuk-bentuk bahasa, dan secara sadar berlama-lama pada kaidah dan aturan-
panjang yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning. Beberapa kemungkinan
pembelajaran bermakna dengan menarik minat pelajar, tujuan akademik, dan tujuan karir
pelajar; apabila topik atau konsep baru diperkenalkan, upayakan untuk menanamkannya
dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar belakang pelajar sehingga topik baru itu
c. Penghargaan. Manusia secara umum terdorong untuk bertindak atau bertingkah-laku dengan
mengharapkan semacam penghargaan nyata atau tidak nyata, jangka pendek atau jangka
d. Prinsip Motivasi Intrinsik. Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang secara
e. Investasi Strategis. Penguasaan bahasa kedua yang sukses sebagian besar disebabkan oleh
investasi perorangan pelajar sendiri dari aspek waktu, upaya, dan perhatian kepada bahasa
kedua dalam bentuk deretan strategi perorangan guna memahami dan memproduksi bahasa.
kedua, kadang-kadang juga mengembangkan suatu modus baru berpikir, berperasaan dan
bertindak. Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan bahasa ibu dengan mudah dapat
menciptakan dalam diri pelajar suatu perasaan kerapuhan, kedefensivan, dan peningkatan
hambatan.
g. Kepercayaan Diri. Keberhasilan yang dicapai pelajar dalam suatu tugas sebahagiannya
itu. Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri mereka sendiri secara realistik merupakan
orang yang rentan namun mampu menyelesaikan tugas harus sudi menjadi “penjudi” dalam
permainan bahasa, mencoba menghasilkan dan menafsirkan bahasa sedikit di luar batas
sistem budaya yang rumit, tata krama, nilai, dan cara berpikir, merasa, dan bertindak.
Khusus dalam konteks pembelajaran bahasa kedua, keberhasilan yang pelajar biasakan
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2001:97) menuliskan bahwa membaca adalah
pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan
yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan. Gordon Dryden
(2000:159) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang
disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses
adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara lisan atau dalam
hati. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa membaca merupakan
proses pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan
melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuannya yang dilakukan secara
Perlu disepakati bahwa membaca harus mempunyai tujuan. Apabila membaca tidak
bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki arti sama sekali.
di antaranya: a) memahami aspek kebahasaan (kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana) dalam
teks; b) memahami pesan yang ada dalam teks; c) mencari informasi penting dari teks; d)
mendapatkan petunjuk melakukan sesuatu pekerjaan atau tugas; e) menikmati bacaan, baik
Keterampilan membaca sangat perlu dikuasai oleh setiap murid. Dalam penyelesaian
studi bagi setiap murid, keterampilan membaca sangat diperlukan dalam mempelajari setiap mata
pelajaran. Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam buku teks yang harus dicerna oleh murid.
Dalam kehidupan bermasyarakat di luar sekolah pun, keterampilan membaca tetap sangat
diperlukan. Misalnya membaca koran, majalah, buku buku ilmu pengetahuan, internet, dan
sebagainya. Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain:
1. Metode reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat
maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada murid yang dianggap telah
banyak menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Hal yang dipentingkan bagi murid dalam
2. Metode komunikatif
Desain tersebut dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diutarakan,
3. Metode integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa
aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan
4. Metode partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan murid secara penuh. Murid dianggap sebagai
penentu keberhasilan belajar. Murid diposisikan sebagai subjek belajar. Guru hanya bertindak
subjek penelitian ini, membaca yang dimaksudkan adalah mendeskripsikan laporan hasil
tempat sesuai dengan kalimat yang baik, dan kelancarannya membacakan laporan hasil
pengamatan.
Hasil pengamatan tersebut ditulis dalam bentuk paparan atau penjelasan. Selain bentuk
tersebut, ada pula bentuk format isian. Seperti halnya karangan, laporan hasil pengamatan yang
lengkap mengandung tiga bagian pokok, yaitu pembukaan, isi, dan penutup. Bagian pembukaan
berisi pendahuluan. Bagian isi berisi uraian hasil pengamatan secara runtut. Bagian penutup
berisi kesimpulan dan saran-saran. Secara sistematis, format laporan hasil pengamatan adalah
sebagai berikut :
Isi laporan berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang
dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan nama orang yang terlibat dalam
kegiatan
Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu organisasi karena dalam suatu
organisasi dimana hubungan antara atasan dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan
organisasi tersebut. Dengan adanya hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik
yang berupa hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin
baik maka akan bisa mewujudkan suatu sistem delegation of authority dan pertanggungjawaban
akan terlaksana secara effektif dan efisien dalam organisasi. Laporan adalah bentuk penyajian
fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu
berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan
merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si
pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.
Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang
baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya
bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan
hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan
kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali
penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.
komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat. Di antara syarat-
syaratnya adalah: 1). Lengkap, artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap, 2).
Jelas, artinya sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang
ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang
digunakan benar dan komunikatif 3). Benar atau akurat. artinya data dan fakta yang salah dapat
menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi
laporan sangat diperlukan. 4). Sistematis, yaitu laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa,
dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca.
Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur –
unsur bahasa. 5). Objektif. Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam
laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu. 6).
Tepat waktu. Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa
c. Jenis Laporan
1. Maksud pelaporan
a. Laporan informatif, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan
dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian
tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya
c. Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa
pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan
yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
e. Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah
secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai
d. Bentuk laporan
a. Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan
b. Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo,
c. Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam
format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
d. Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan
memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan
dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
1. Clear
Kejelasan suatu laporan diperlukan baik kejelasan dalam pemakaian bahasa, istilah,
maupun kata-kata harus yang mudah dicerna, dipahami dan dimengerti bagi si pembaca.
b. Mengenai sasaran permasalahannya
Caranya dengan jalan menghindarkan pemakaian kata-kata yang membingungkan atau tidak
muluk-muluk, demikian juga hal dalam penyusunan kata-kata maupun kalimat harus jelasm
singkat jangan sampai melantur kemana-mana dan bertele-tele yang membuat si pembaca
c. Lengkap (complete)
semua sehingga tidak menimbulkan tanda tanya, b) pembahasan urutan permasalahan harus
Tepat waktu sangat diperlukan dalam penyampaian laporan kepada pihak-pihak yang
yang bersifat mendadak membutuhkan pembuatan laporan yang bisa diusahakan secepat-
e. Tetap (consistent)
Laporan yang didukung data-data yang bersifat tetap dalam arti selalu akurat dan tidak
berubah-ubah sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan akan membuat suatu laporan lebih
minat si pembaca b. Jika si pembaca memberikan respon berarti menunjukkan adanya proses
timbal balik yang bisa memanfaatkan secara pemberi laporan maupun si pembaca laporan
f. Sistematika Laporan
Laporan yang lengkap harus dapat menjawab semua pertanyaan mengenai : apa (what),
mengapa (why), siapa (Who), dimana (where), kapan (when), bagaimana (how). Urutan isi
laporan sebaiknya diatur, sehingga penerima laporan dapat mudah memahami. Urutan isi laporan
1. Pendahuluan
Pada pendahuluan disebutkan tentang : 1) Latar belakang kegiatan. 2) Dasar hukum kegiatan.
3) Apa maksud dan tujuan kegiatan. Dan 4) Ruang lingkup isi laporan.
2. Isi Laporan
Pada bagian ini dimuat segala sesuatu yang ingin dilaporkan antara lain: 1) Jenis kegiatan. 2)
Tempat dan waktu kegiatan. 3) Petugas kegiatan. 4) Persiapan dan rencana kegiatan. 5) Peserta
kegiatan. 6) Pelaksanaan kegiatan (menurut bidangnya, urutan waktu pelaksanaan, urutan fakta /
3. Penutup
Pada kegiatan ini ditulis ucapan terima kasih kepada yang telah membantu penyelenggaraan
kegiatan itu, dan permintaan maaf bila ada kekurangan-kekurangan. Juga dengan maksud apa