Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia

Pembelajaran bahsa indoesia pada hakikatnya adalah


membelajarkan peserta didik tentang keterampilan berbahsa Indonesia
yang baik dan benar sesuai tujuan dan fungsinya. Mata pelajaran bahsa
Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami
bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan, menggunakan bahsa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
budi perketi, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahsa.

Bahasa merupakan kebutuhan setiap umat manusia .bahasa juga


merupakan salah satu unsure budaya dan symbol bagi manusia dalam
berkomunikasi terhadap semua kebutuhan. Melalui bahasa, manusia dapat
menyampaikan atau menerima berbagai pesan, baik untuk dirinya maupun
untuk orang lain.bahasa dalam lingkup yang sangat luas tidak hanya
tertuju pada bahsa lisan atau bahasa tertulis. Bahsa merupaka alat
komunikasi sosial yang berupa sistem symbol bunyi yang dihasilkan dari
ucapan manusia.

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai suatu sistem lambang


teroganisasi yang disepakati secara umum dan merupakan hasil belajar
yang digunakan untuk menyajikan pengalaman-pengalaman dalam suatu
komunitas. Bahasa merupakan alat utama penyaluran kepercayaan, nilai,
dan norma, termasuk seni dan religi.
1. Pembelajaran bahsa Indonesia disekolah dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia disekolah dasar merupakan suatu
usaha dalam mewujudkan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia
yang ada dalam kurikulum pendidikan. hal ini dikemukakan oleh
Resmini dkk. (2009, hlm. 28) bahwa “hakikat pembelajaran dan
sastra Indonesia di SD merupakan:
a. Bentuk penerapan kurikulum
b. Bentuk pencapain tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia
c. Supaya peningkatan kemampuan siswa SD mulai dari kelas 1
sampai kelas VI SD dalam mencapai tujuan mata pelajaran
tersebut.”
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya dipelajari dalam
lingkungan teori semata. Siswa diharapkan mampu menggunakan
kemampuannya secara fungsional, otentik dan utuh dalam
berkomunikasi. Menurut Diknas (dalam Resmini dkk,2009, hlm.
29)pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SD diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun tulis serta menumbukan apresiasi terhadap hasil karya
kesusastaraan . hal ini melibatkan pembelajaran yang dilakukan
harus bisa disesuaikan dengan situasi yang akan dihadapi siswa
saat ia berkomunikasi menggunakan kemampuan berbahasanya.
Djuanda (2014, hlm.4) mengemukakan bahwa “pada waktu belajar
bahasa berlangsung, siswa harus dihadapkan pada kondisi
pembelajaran bahasa yang mirip dengan kondisi pada waktu siswa
menggunakan bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari.”
2. Prinsip pembelajaran bahsa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia berladaskan pada beberapa
teori belajar teori ini memiliki beberapa kegunaan dalam
pembelajaran bahasa. Djuanda (2014,hlm.8) mengemukakan
bahwa kegunaan teroi,termasuk dilamnya teori belajar bahasa
berguna untuk menyempurnakan suatu praktik, memperjelas
sesuatu, membuat orang mengerti sesuatu atau member tahu
bagaimana mengerjakan sesatu , dan dapat meransang pengatahuan
baru dengan jalan memberikan bimbingnan kearah penyelidikan
selanjutnya .
Menurut Resmini dkk.(2009, hlm.4) pembelajaran bahasa
Indonesia dilaksanakan mengacu pada wawasan pembelajaran
yang dilandasi prinsip
a. Humanisme
Pada prinsip ini terdapat wawasan bahwa manusia secara fitrah
memiliki bekal yang sama dalam upaya memahai sesuatu.prilaku
manusia juga dilandasi oleh motif dan minat tertentu. implikasi
prinsip ini pada pembelajaran bahsa indonsesia disekolah dasar
yaitu guru hanya menjadi fasilitator dan model, siswa diyakni
dapat menemukan pemahamannya sendiri, pembelajaran harus
dirasa bermakna dan berguna, isi pembelajaran harus disesuaikan
dengan perkembangan siswa, serta guru juga harus melihat siswa
secara individual dengan keunikannya sehingga pembelajaran tidak
hanya dilakukan secara klasikal saja
Kaitan teori humanisme dengan penelitian ini bahwa siswa
akan menemukan pemahamanya sendiri tentang bagaimana suatu
kalimat dapat dibuat secara ringkas. Pembelajaran dikelas juga
menjadikan guru hanya sebagai fasilitator agar siswa terlibat dalam
pembelajaran dengan baik.
b. Behaviorsme

Prinsip behaviorisme dikembangkan oleh ivan Pavlov. Prinsip


ini menyatakan dimana ada stimulus pasti aka nada respon. Jika respon
yang diharapkan bermakna, makna harus disiapkan kondisi stimulus
yang bermakna pula. Namun, sebelunya harus melakukan control
terhadap lingkungan stimulus yang akan diberikan. Menurut Edward
L.Thorndike (dalam Djuanda, 2014, hlm.9) ”dalam melakukan kontrol
perlu diperhatikan tiga hal yaitu of effect atau kaidah efek, law of
excersise atau kaidah latihan, law of readdinnes atau kaidah kesiapan.”

Kaitan teori ini dengan penelitian yang dilakukan pada


keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Agar siswa tertib dalam
mengerjakan tugas, diberikan stimulus berupa sanksi dan pujian.
Ketika siswa tidak mengerjakan tugasnya maka ia akan diberikan
bintang merah sebagai perinagtan.
Dalam kaitan kebahasaanya , siswa diberikan latihan berupa
menulis huruf capital dengan benar dan melihat guru membuat
pemetaan pemikiran.
c. Kognitivisme
Teori kognitivisme dipelapori oleh Jean Piaget. Menurut teori
ini, pengalam yang sudah ada dimanfaatkan untuk memperoleh
pengetahuan baru. Teori ini memandang pembelajaran sebagimana
dikemukakan Djuanda (2014,hlm.17) belajar juga dapat disikapi
sebagai asimilasi dan akomodasi yang bermakna sehingga dapat
menghasikan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan.
Aminduddin (dalam Djuanda 2014) menyarankan bahwa dalam
pembelajaran menurut teori ini menganjurkan guru menyajikan
materi yang saling berkaitan, selain itu, pembelajaran juga harus
disesuaikan dengan pengetahuan siswa, proses pembelajaran yang
menarik, alamiah, dan memiliki nilai fungsional bagi siswa.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, siswa diharpkan dapat
mengembangkan skematanya setelah membaca buku, mengaitkan
setiap gagasan yang ia temukan dengan gagasan lain sehingga
membentuk pengetahuan isi buku yang ia baca.
d. Konstruktivisme
Toeri konstruktivisme didasari oleh pandagan Jean Piaget,
Vigotsky, dan Bruner, teori ini menekankan bahwa siswa dengan
sendirinya mengkontruksi pengetahuannya bedasarkan pengalman
dan konsep rasional. Menurut Djuanda (2014) pemahaman
kenyataaan dan pemecahan masalah menghasilakan pengetahuan
baru dalam proses yang aktif dan dinamis.
Hubungan antara teori konstrutivisme dengan penelitian ini
yaitu ketika siswa membaca sebuah buku, maka kemudian ia akan
membangun sebuah pemikiran tentang isi buku tersebut.
Pengetahuan yang telah ia dapatkan dari membaca bukun akan
dituangkan dalam sebuah pemataan pemikiran.
e. Fungsionalisme
Teori fungsionalisme merupakan landasan dari pendekatan
komunikatif. Perbedaab teori ini dengan teori lain dikemukakan
oleh Djuanda (2014) bahwa bahasa merupakan fakta sosial , bahasa
memiliki tiga tataran fungsi (ideansional,interpersonal,tekstual)
belajar bahasa harus sesaui fungsinya dalam kehidupan, memahai
bahasa berawal dari memahami pengunaanya, serta hakikat belajar
bahasa adalah belajar mengunkan bahasa sesuai dengan fungsi dan
akidah sosial.
Kaitan teori pembelajran fungsional dengan penelitian ini
adalah kegunaan dari menulis ringkasan sangat dibutuhkan oleh
siswa. Pada saat tertentu dijenjang pendidikan selanjutnya, siswa
akan menghadapi materi pembelajaran yang lebih rumit. Oleh
karna itu, kemampuan menulis ringkasan ini diajarkan agar
mempermudah siswa memperlajari pelajaran dijenjang selanjutnya.
3. Metode pembelajaran bahasa
Metode diartikan sebagai sebuah prosedur yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan. Disisi lain metode diartikan
sebagai rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan bahan,
penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan serta
kemungkinan pengulangan, dan pengembangannya. Dalam uraian
berikut pengertian metode lebih menekankan pada prosedur, cara
kerja yang sistematis untuk mencapau tujuan. Macam-macam
metode pembelajaran bahasa yaitu,
1) Metode terjemahan

Metode terjemahan sering digunkan dalam pembelajaran


bahasa asing atau bahsa kedua, penggunaan metode ini dilakukan
dengan menerjemahkan wacana dalam bahasa asing kedalam
bahasa ibu peserta didik. Urutan penyajian dari pengenalan kata
dan aturan tata bahasa dalam kalimat. Karna itu penyajian materi
lebih menekankan pada pemakian bahasa tulis .

2) Metode tatabahasa
Penggunaan metode tatabahasa didasarkan pada pendektan
informatif, yang berupa penjelassan penggunaan kata-kata dan tata
bahasa . isi pelajaran berupa dafrar kata-kata dan buir-buir
tatabahasa . penggunaan metode ini lebih menekankan pada
pembelajaran bahasa tulis yang bersifat pasif.
3) Metode langsung
Penggunaan metode langsung didasarkan pada asumsi
bahwa penguasaan bahasa dan pengembangan rasa bahasa secara
instingtif berakar dalam hubungan langsuung antara pengalaman
dan ekspresi. Karna itu tidak diperkenankan penggunaan bahasa
perantara, pengusaan bahasa lisan diutamakan, pembelajaran
dilaksanakan seperti anak belajar bahasa ibunya, waktu terbanyak
digunakan untuk latihan bahasa lisan, pola-pola dan struktur
kalimat diajarkan secara indukatif, gairah belajar harus tumbuh
dalam pelajaran itu.
4) Metode berlizt
Penggunaan metode berlizt merupakan pengembangan
metode langsung. Prinsip dasar penggunaanya sama dengan
metode langsung.
5) Metode pembatasan bahasa

Penggunaan metode pembatasan bahasa berdasar asumsi


mencari jalan paling efensi agar dalam waktu singkat dan mudah
siswa-siswa dapat menguasi sejumlah kata-kata dan pola-pola
kalimat yang terbatas, tetapi mempunyai kegunaan tinggi dalam
kehidupan.

B. Karakterristik bahasa Indonesia


Bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi bersifat abiter,
produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa diantara karakteristik bahasa
adalah abiter, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
a. Bahasa bersifat abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi
makna tertentu. Secara konkret, alasan ‘kuda’melambangkan
sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikenderai adalah tidak
dijelaskan.
Meskipun berifat arbiter, tetapi juga konvensional. Artinya setiap
penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antar lambang
dengan yang dilambangkannya.
b. Bahasa bersifat dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas
dari berbagai kemugkinan bahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada
setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul,
tetapi ada juga kosakata lama yang tenggelam dan tidak digunakan
lagi.
c. Bahasa bersifat beragam
Meskipun memiliki kaidah atau pola tertentu yang sama,
namun karena bahasa itu digunakan oleh heterogen yang
mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda,
maka bahasa itu menjadi beragam.
C. Tujuan pembelajaran bahsa Indonesia
Perturan mentri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
disekoah dasar memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesui dengan etika
yang berlaku baik secara lisan maupun tulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial.
5) Meningmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pengerti, serta
meningkatkan kemampuan bahasa
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan pembelajaran bahasa disekolah dasar dapat diharapkan
siswa mendapat bekal yang matang untuk mengembangkan dirinya
dalam pendidikan dan hidup bermasyarakat.
Dalam bidang pengetahuan siswa memiliki pemahaman
kebangsaan trutama bahasa baku serta mempunyai sikap positif
terhadap bahasa Indonesia.
D. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesetaraan manusia Indonesia.
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan mencakup komponen kemampuan
berbahasa dan kemampuan besastra yang meliputi:
a) Aspek mendengarkan
b) Aspek berbicra
c) Aspek membaca
d) Aspek menulis
e) Aspek kesastraan dan
f) Aspek kosa-kata

Aspek tersebut merupakan satu kestuan dan erat sekali


hubungannya dengan proses yang mendasari bahasa. Dalam penelitian ini
ruang lingkup bahsa Indonesia yang diambil adalah ruang lingkup
membaca karna sesuai dengan masalah yang ada yakni rendahnya
keterampilan membaca cerita siswa dalam proses pembelajaran .
keterampilan membaca merupakan modal awal siswa untuk menggali ilmu
pengetahuan yang akan dikembangkan dalam pendidikan formal

Anda mungkin juga menyukai