ABSTRACT
This study aims to improve students' story writing skills through the contextual approach
method in class II MI Murni Sunan Drajat Lamongan. Difficulty writing story essays is
considered to be very disturbing to learning Indonesian in writing skills. The role of the
teacher here is also more important to encourage students to write an essay
appropriately. This research can also be used as material for the teacher's consideration
to be able to determine the right approach in implementing Indonesian language learning,
especially in the writing skills of students on story writing material. Class action was
carried out in two cycles. The research subjects were students of class II MI Murni. The
data were collected through observation and story writing tests. The results of this study
indicate that the application of a contextual approach with a variety of methods and
appropriate tools can improve the ability to write story essays of class II students of MI
Murni Sunan Drajat Lamongan.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan cerita peserta
didik melalui metode pendekatan kontekstual pada kelas II MI Murni Sunan Drajat
Lamongan. Kesulitan menulis karangan cerita dirasa sangat mengganggu pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis. Peran guru disini juga lebih penting untuk
mendorong peserta didik menulis sebuah karangan cerita dengan tepat. Penelitian ini juga
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk dapat menentukan pendekatan
yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
keterampilan menulis peserta didik pada materi menulis karangan cerita. Tindakan kelas
dilakukan sebanyak dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas II MI Murni.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes menulis cerita. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dengan variasi metode dan alat
bantu yang tepat dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan cerita peserta didik
kelas II MI Murni Sunan Drajat Lamongan.
PENDAHULUAN
Manusia sebagai mahluk sosial cenderung hidup berkelompok, sehingga dalam hidup
berkelompok itu manusia satu dengan yang lain saling berkomunikasi. Alat komunikasi yang
paling efektif adalah bahasa. Mulai dari lingkup sosial yang paling kecil, yaitu keluarga sampai
organisasi kemasyarakatan yang paling besar menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
Di dalam dunia pendidikan, bahasa juga memegang peranan sangat penting. Hampir
pada setiap lembaga pendidikan di negara mana saja bahasa menjadi salah satu inti
kurikulum. Demikian halnya kurikulum pendidikan di Indonesia juga menempatkan bahasa
Indonesia sebagai mata pelajaran utama. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
meliputi empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca dan keterampilan menulis.
Keterampilan menulis sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan
tahapan akhir yang dikuasai siswa, karena siswa dapat menulis dengan baik apabila serangkaian
tahapan aspek keterampilan berbahasa telah dikuasai siswa. Sehingga diharapkan pada akhirnya
siswa dapat memenuhi standar kompetensi kemampuan berbahasa dalam aspek menulis yaitu
menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks
KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan menulis
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari kata tulis. Tulis
adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan
sebagainya). Menulis adalah membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan
sebagainya melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tu-
lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta
informasi ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie,1998:45).
Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai
medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan semua
kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan,
sikap, dan pen-dapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan
disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.
Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki seorang siswa untuk meng-hasilkan tulisan yang
baik. Syafi’ie (1988:45) mengemukakan bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (2) ke-pekaan terhadap kondisi pembaca, (3) kemampuan
menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan, dan
(6) kemam-puan memeriksa tulisan.
Menulis berarti menyampaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya adalah
bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Pikiran yang di-sampaikan
kepada orang lain harus dinyatakan dengan kata yang mendukung makna secara tepat dan sesuai dengan
apa yang ingin dinyatakan. Kata-kata itu harus disusun secara teratur dalam klausa dan kalimat agar orang
dapat menangkap apa yang ingin disampaikan itu. Makin teratur bahasa yang digunakan, makin mudah
orang menang-kap pikiran yang disalurkan melalui bahasa itu. Oleh karena itu, keterampilan menulis di
sekolah sangatlah penting.
Menurut Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan
sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan
lambang tulisan seperti ejaan dan pung-tuasi. Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa),
menulis juga dapat dide-finisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan
sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan
merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang
dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Di dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat.
Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atu isi tulisan, (3) saluran atau
medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang ditulis mudah
dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas,
bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-nuhi kaidah gramatika.
Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan,
dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan
menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b)
kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan
menggunakan bahasa indonesia, (e) kemampuan memuali menulis, dan (f) kemam-puan memeriksa
karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan
kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu
yang inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti
ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto
(1987:105) secara leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan
harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan
kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud pe-nulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang
dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang
dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan,
penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap.
Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai
pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan bahwa siswa harus
mengetahui implementasi dari pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan
bermakna bagi siswa. Pengetahuan yang dimiliki siswa harus memiliki kaitan dengan dunia nyata atau
keseharian siswa. Apabila siswa menemukan banyak keterkaitan dalam pembelajaran, maka pengetahuan
yang dimilikinya akan semakin bermakna.
Pembelajaran kontekstual menurut Nanik rubiyanto (2010: 72) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan materi yang dipelajari siswa dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut Wina sanjaya (2005: 109) pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya pada kehidupan mereka.
Menurut Johnson (2002: 67) Pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang
menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungi subjek-subjek akademik yang mereka pelajari dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka,
yakni konteks pribadi, sosial, dan budaya.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Tujuannya (1) untuk meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas 2 MI Murni sunan drajat lamongan. Dan (2)
memperoleh data kongkret apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan
menulis narasi siswa kelas 2 MI Murni Sunan drajat lamongan. Pada penelitian ini peran dan
posisi peneliti adalah sebagai guru/pengajar dan sekaligus sebagai peneliti. Mengacu pada model
penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart (1988:10), penelitian ini
terdiri atas: penjajagan awal, perencanaan, tindakan dan pengamatan/refleksi pada siklus pertama,
dilanjutkan ke siklus kedua. Kegiatan perencanaan pada siklus pertama dan seterusnya mencakup
identifikasi masalah, rumusan masalah dan merancang program tindakan. Pelaksanaan tindakan
dan pengamatan, dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan ini, dipersiapkan hal-hal yang dapat
memperlancar jalannya penelitian ini, yaitu melakukan langkah sebagai berikut:
1) Melakukan observasi awal dan sosialisasi rancangan penelitian dengan guru kelas 2 MI serta
mahasiswa S1 PGMI yang akan dilibatkan sebagai kolabulator/pengamat.
2) Menyusun perencanaan pembelajaran dan pembagian tugas antara peneliti dengan guru kelas
2 sebagai kolabolator serta mahasisiswa S1 PGMI .
3) Menyosialisasikan tugas.
4) Menyusun skenario pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dengan
metode dan media yang bervariasi.
5) Mempersiapkan alat bantu pembelajaran.
6) Merencanakan jadwal pertemuan dan jadwal pelaksanaan tindakan secara priodik bersama
guru mitra untuk melakukan refleksi.
Seluruh rencana kegiatan di atas ditetapkan bersama secara musyawarah antara peneliti
dan kolabulator, sesuai dengan prinsip penelitian tindakan kelas, yaitu tidak mengganggu tugas
pokok guru sebagai guru kelas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
menggambarkan keberhasilan penelitian. Adapun data penelitian terdiri atas(a) data kuantitatif
(data hasil), yakni data hasil tes menulis narasi dan data (b) kualitatif (data proses). Data
kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis narasi yang terdiri atas tes pra-tindakan, tes akhir siklus
dan postes. Sedangkan data kualitatif adalah data yang mendeskripsikan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh para observer. Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes tertulis, observasi, diperkuat dengan catatan lapangan hasil observasi yang
dilakukan observer. Kemmis dan McTaggart (1988:100) menyatakan bahwa teknik pengumpulan
data yang dapat digunakan dalam penelitian tindakan adalah catatan anekdot, catatan lapangan,
deskripsi perilaku ekologis, analisis dokumen, portofolio, angket, wawancara, foto, slide dan tes
kemampuan siswa. Berdasarkan pernyataan Kemmis dan McTaggart ini maka peneliti
menggunakan tes, observasi (rekaman video) dan fortofolio. Data kemudian diorganisasikan
secara sistematis dan rasional. Adapun tahapan dalam analisis data antara lain (1) penyederhanaan
melalui seleksi, pemokusan, dan pengabstraksian data mentah hingga jadi bermakna; (2)
pemaparan dalam bentuk naratif, representasi grafis dan sebagainya; dan (3) penyimpulan
HASIL
KESIMPULAN
REFERENSI
Akhadiah, Sabarti. 1998. Pembinaan kemampuan menulis bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Hayon, Yosep. (2003) Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.
Johnson, Elaine B. (2006). Contxtual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
Kemmis, and Robin, McTaggart. (1988). The Action Research Planner. Deak versity Press.
in: Uni
Kristiantari, R. (2004). Menulis Deskripsi dan Narasi (Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar). Jakarta:
Media Ilmu.
MS, Zulela. (2014). Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Di Sekolah Dasar. Jurnal
Mimbar Sekolah Dasar 1 (1),83-91
Nanik Rubiyanto. (2010). Strategi Pembelajaran Holistik di sekolah. Jakarta: Prestasi. Pustaka
Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis. Kompetensi. Jakarta: Kencana
Media