Anda di halaman 1dari 30

PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS MATERI MENANGGAPI CERITA TENTANG


PERISTIWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS
V SDN TONJER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Oleh
LIA ASTIKA
NIM. 837766904

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di semester satu di kelas V SDN Tonjer tahun
pelajaran 2020/2021. Penelitian ini dilatar belakangi karena kemampuan menulis siswa
kelas V SDN Tonjer yang masih jauh dari memuaskan. Dari 22 siswa hanya 12 siswa yang
mencapai KKM ≥ 64, sedangkan sisanya belum mecapai KKM tersebut. Oleh karena itu
perlu diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dengan rumusan masalah,
”Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam penerapan media gambar berseri dalam
meningkatkan kemampuan menulis materi menanggapi cerita tentang peristiwa mata
pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Tonjer Tahun Pelajaran 2020/2021?”.
Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 2 siklus dengan perolehan data berupa
karangan/tulisan siswa berdasarkan gambar seri dan lembar obsevasi kegiatan belajar
mengajar. Hasil karangan/tulisan siswa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa,
sedangkan observasi untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa dan
guru. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data proses dan
pengolahan data hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terjadi peningkatan hasil
kualitas karangan/tulisan siswa, yang terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh KKM ≥
64 dari 10 orang pada siklus I menjadi 19 orang pada siklus II yaitu dengan persentase
ketuntasan klasikal siklus I 45% menjadi 86% pada siklus II dengan nilai hasil menulis
rata-rata 62,7 pada siklus I menjadi 68,6 pada siklus II. (2) terjadi peningkatan aktivitas
siswa pada siklus I dengan kategori sangat rendah meningkat menjadi kategori tinggi
pada siklus II, dan (3) terjadi peningkatan aktivitas guru dengan kategori kurang baik
pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media gambar berseri dapat berpengaruh positif terhadap hasil
belajar (kemampuan menulis) siswa kelas V SD Negeri Tonjer Tahun Pelajaran
2020/2021, serta strategi pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Kemampuan Menulis, Media Gambar Berseri, Menanggapi Cerita

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar kelas rendah diarahkan agar
peserta didik mampu menulis dan menulis. Gradasi penguasaan menulis dan menulis
berbeda antara kelas rendah dan kelas tinggi. Di kelas I dan kelas II aspek yang
ditekankankan adalah menulis dan menulis permulaan ( MMP ). Dapat dikatakan
target yang rendah dicapai dalam MMP ialah melek huruf. Siswa diharapkan mampu
mengenal huruf-huruf dan bunyi-bunyi bahasa yang disimbolkan dengan tepat dalam
bahasa Indonesia.

1
Keterampilan berbahasa Indonesia di kelas tinggi di Sekolah Dasar (kelas 4,5,
dan 6) sudah meningkat pada kemampuan melek wacana. Peserta didik diharapkan
sudah mampu menujukkan kompetensi yang memadai dalam menyimak, menulis,
menulis, menulis, bahkan memirsa.
Menulis merupakan kegiatan berbahasa berupa penyampaian pesan secara
tertulis kepada pembaca. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian
pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis
sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan
pembaca sebagai penerima pesan.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang
kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi
tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam tulis dan konvensi penulisan
lainnya. Dibalik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi
pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Menulis dapat meningkatkan
kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian,
serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Smith (dalam Suparno, 2002:4) mengatakan bahwa pengalaman belajar
menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri.
Umumnya, guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.
Dengan demikian, para guru mata pelajaran harus mampu membimbing siswa untuk
lebih meningkatkan kemampuan menulisnya. Dalam mengembangkan keterampilan
siswa dalam menulis, guru diharapkan memiliki teknik dan metode yang tepat sesuai
karekteristik pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam hal ini, kreativitas guru sangat
diutamakan untuk membina keterampilan yang memadai.
Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran menulis adalah
penggunaan gambar berseri. Gambar berseri dapat diartikan sebagai sarana
menuturkan sesuatu hal misalnya terjadi sesuatu, perbuatan, kejadian yang
sesungguhnya maupun yang rekaan atau lakon yang diwujudkan dalam gambar.
Gambar berseri juga dapat diartikan memberikan informasi kepada orang lain dan
apabila seseorang menyampaikan cerita dengan baik, maka orang lain juga akan
menerima dengan baik pula.
Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan
memusatkan perhatian pada siswa. Materi dan media pembelajaran tidak dapat
dipisahkan karena keduanya adalah sumber bahan dalam pembelajaran. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Subyantoro bahwa ”konsep dasar materi dan alat bantu dalam

2
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak dapat dipisahkan dari konsep dasar
materi dan media pada umumnya” ( 2004:17 ). Jadi materi dan alat bantu pembelajaran
harus saling melengkapi.
Dengan demikian, penggunaan media dalam pembelajaran harus disesuaikan
dengan materi pokok yang diajarkan. Apabila guru tidak dapat menyesuaikan dengan
materi dan media dalam pembelajaran, maka proses penyelenggaraan pembelajaran di
kelas menjadi tidak menentu. Selama ini pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru
jarang sekali menggunakan media dalam memberikan materi pembelajaran di kelas,
sehingga minat belajar siswa berkurang.
Untuk mengetahui pengaruhnya upaya yang dilakukan penulis adalah
melakukan penelitian dengan judul” Penerapan Media Gambar Seri dalam
Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi Menanggapi Cerita tentang Peristiwa
Mata Pelajaran Bahasa indonesia Siswa Kelas V SDN Tonjer Tahun Pelajaran
2020/2021”.
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya minat siswa dalam menulis
b. Masih minimnya strategi yang digunakan oleh guru dan bersifat konvensional
c. Siswa malas belajar Bahasa Indonesia
d. Kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
e. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam menulis
2. Analisis Masalah
Selanjutnya analisis masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah rendahnya
kemampuan siswa dalam menulis Bahasa Indonesia Materi Menanggapi Cerita
Tentang Peristiwa kelas V SDN Tonjer sehingga diperlukan strategi yang tepat
dalam pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang di atas, maka alternatif dan prioritas pemecahan
masalah yang diambil yaitu menggunakan gambar berseri untuk meningkatkan
kemampuan menulis dalam menanggapai cerita tentang peristiwa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah, ”Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam penerapan media
gambar berseri dalam meningkatkan kemampuan menulis materi menanggapi cerita

3
tentang peristiwa mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Tonjer Tahun
Pelajaran 2020/2021?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh upaya yang dilakukan
dalam penerapan media gambar berseri dalam meningkatkan kemampuan menulis
materi menanggapi cerita tentang peristiwa mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V SDN Tonjer Tahun Pelajaran 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
bidang pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia.
2. Mengharapkan hasil penelitian ini dapat membantu guru bidang studi Bahasa
Indonesia kelas V SDN Tonjer untuk melihat dan mengevaluasi kemampuan siswa
dalam materi menanggapi cerita tentang peristiwa bahasa Indonesia.
3. Hasil penelitian ini dapat diharapkan kepada segenap Guru dan Kepala Sekolah
SDN Tonjer sebagai bahan informasi dan acuan tambahan dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti –
peneliti lainnya dalam disiplin ilmu yang sama.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Peningkatan Kemampuan
Peningkatan kemampuan adalah melaksanakan sesuatu dengan baik dan
cermat (Poerwadarminta, 1986: 1088). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kita berusaha dengan diri
sendiri (Depdikbud, 1994: 623). Jadi kemampuan adalah mampu melaksanakan
sesuatu, dalam hal ini kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam
menulis. Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, sebagai suatu
keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis
dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta
menuangkannya dalam formulasi ragam tulis dan konvensi penulis lainnya.
Gambar berseri dapat diartikan menuturkan sesuatu hal, misalnya terjadi
sesuatu, kejadian yang sesungguhnya terjadi ataupun rekaan atau lakon yang
diwujudkan dalam gambar. Interaksi antara penulis menyampaikan pesan, sedangkan

4
pembaca menerima pesan tanpa dapat berinteraksi langsung kepada penulis. Karena itu
interaksi antara penulis dan pembaca dalam kegiatan menulis disebut satu arah.
Kegiatan menulis banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam
kurikulum Sekolah Dasar banyak ditemukan pembelajaran bahasa yang berkaitan
dengan menulis cerita. Di luar sekolah pun, kegiatan menulis banyak pula dilakukan.
Peningkatan keterampilan menulis, terutama menulis fiksi harus melalui gambar
berseri secara teratur, sistematis, dan berkesinambungan. Guru harus terampil
merancang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan
menulis guru juga harus menilai kegiatan menulis siswa-siswa, saat kegiatan menulis
berlangsung. Butir penilaian menulis diarahkan kepada butir-butir ketetapan isi tulisan,
jalan cerita, penggunaan bahasa, dan penyampaian pesan. Menurut Tarigan, pada
waktu pelaksanaan kegiatan menulis cerita berlangsung, maka yang harus diperhatikan
oleh siswa adalah:
1. Ketetapan isi cerita
2. Sistematik jalan cerita
3. Penggunaan bahasa : pelafalan, intonasi, strutur kata, struktur kalimat.
4. Penyampaian pesan cerita ( 2001 : 620 ).
B. Kemampuan Menulis Siswa Sekolah Dasar
1. Pengertian
Sebagaimana diungkapkan H.G Tarigan dalam Saddhono & Slamet
(2014:154) mengungkapkan bahwa menulis pada hakekatnya ialah melukiskan
lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat memahami bahasa dan lambang-
lambang grafis tersebut. Dengan mencermati teori di atas, dapat dikemukakan
bahwa menulis adalah kegiatan mengungkapkan gagasan, ide, atau pendapat yang
akan disampaikan kepada orang lain melalui media bahasa tulis untuk dipahami
tepat seperti apa yang dimaksud oleh penulis.
2. Langkah-Langkah dalam Menulis
Langkah-langkah menulis untuk membantu mempermudah pendeskripsian
menurut Suparno (2005:56) berikut ini :
a. Menentukan apa yang akan dideskripsikan: Apakah akan mendeskripsikan
orang atau tempat.
b. Merumuskan tujuan pendeskripsian: Apakah deskripsi dilakukan sebagai alat
bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.

5
c. Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan
orang, apakah yang akan dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak, gagasannya,
atau benda-benda di sekitar tokoh? Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah
yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian
tertentu saja yang menarik?
d. Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian
yang akan dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk
membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang
dideskripsikan? Pendekatan apa yang akan digunakan penulis.
Berdasarkan langkah-langkah di atas, seseorang telah siap untuk menulis
sebuah wacana atau karangan. Sebagai salah satu jenis karangan, deskripsi ditulis
untuk mendeskripsikan atau memberikan, menggambarkan atau melukiskan suatu
objek sehigga pembaca memilih penghayatan seolah-olah menyaksikan atau
mengalaminya sendiri. Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia
dan tempat atau suasana. Berdasarkan jenis objek itu, dapat mengenal deskripsi
manusia dan tempat. Dalam membuat wacana deskripsi, kita dituntut memiliki
kesan yang kuat tentang objek yang dideskripsikan karena tugas kita adalah
mengalihkan kesan tentang objek itu ke dalam tulisan agar pembaca memiliki
penghayatan atau pengalaman sendiri tentang objek yang dideskripsikan.
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, kita harus dapat
menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya dan sehidup mungkin. Untuk
itu, penulis dituntut dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-kalimat yang
dapat menghadirkan objek deskripsi ke depan pembaca. Dengan demikian, ada
tiga alternatif pendekatan yang dapat dipilih dalam membuat karangan deskripsi,
yakni pendekatan ekspositoris, impresionistik, dan pendekatan menurut sikap
pengarang.
Dengan pendekatan ekspositoris, kita berusaha menggambarkan objek
subjektif mungkin atau objek itu apa adanya. Dengan pendekatan impresionistik,
dapat berusaha menggambarkan objek menurut kesan dan penafsiran penulis.
Dengan pendekatan sikap pengarang, penulis berusaha menggambarkan objek
dengan menunjukkan sikap tentang objek itu dalam tulisan. Mengarang merupakan
kegiatan menulis, seseorang akan mampu mengarang dengan baik apabila terampil
menulis. Berikut, langkah-langkah yang harus ditempuh siswa sebelum memulai
menulis karangan. Langkah-langkah tersebut menurut Suparno (2004:60) adalah :
1) Menyimak cerita yang pernah didengar

6
2) Mencatat pelaku cerita dan watak pelaku
3) Mencatat urutan kejadian cerita
4) Mencatat tempat dan waktu kejadian cerita
5) Menulis kembali cerita tersebut
6) Menulis cerita yang telah ditulis dan memperbaiki bagian cerita yang belum
sempurna
7) Menghafalkan cerita yang didengar atau cerita yang ditulis kembali
8) Menceritakan kembali cerita yang sudah didengar
Menurut Tarigan, pada waktu pelaksanaan bercerita berlangsung, maka yang harus
diperhatikan oleh siswa adalah:
1. Ketetapan isi cerita
2. Sistematik jalan cerita
3. Penggunaan bahaa : pelafalan, intonasi, struktur kata, struktur kalimat.
4. Kecakapan menulis cerita ( 2001 : 620 ).
C. Media Pembelajaran
1. Peranan Media Pembelajaran
Resuffendi dkk, menjelaskan bahwa, ” Media dalam pembelajaran adalah
suatu hal yang dapat menciptakan kondisi, sehingga memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru” (1982: 56). Media
dalam pembelajaran yang dimanfaatkan oleh guru adalah untuk mempermudah
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, karena merupakan suatu kebutuhan.
Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kesenjangan antara kemampuan,
keterampilan dan sikap siswa yang diharapkan guru dan keadaan siswa itu sendiri.
Penting disadari bahwa secara fungsional, guru harus menguasai berbagai
macam bentuk komponen pembelajaran, bukan hanya komponen pembelajaran
secara simbolik tetapi secara substansi mereka juga harus dapat menggunakan
bagian dari komponen pembelajaran tersebut, termasuk menggunakan media
dalam pembelajaran. Fungsi dan peran ideal guru diatas menuntut kemampuan
guru untuk menguasai seluruh komponen pembelajaran. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, guru juga harus memiliki kemampuan berperan sesuai dengan
hakikat peran seorang guru profesional. Hal tersebut sesuai dengan pendapat J.
Mandalika bahwa, ”Dalam mengajar seorang guru harus mampu mengambil
inisiatif, mengarah dan menilai kegiatan-kegiatan pembelajaran sehingga terjadi
proses transformasi ilmu secara wajar baik antara guru dan peserta didik”
(2003:23)

7
Berkaitan dengan pemilihan media dalam pembelajaran, berikut beberapa syarat
atau ketentuan dalam pemilihan media pembelajaran.
a. Fungsional
Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan adalah kefungsional media
tersebut. Media pembelajaran yang baik ialah media yang cocok dengan
materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Penggunaan media tersebut bukan sebagai pelengkap proses pembelajaran,
tetapi benar-benar merangsang siswa untuk berlatih sesuai dengan fokus
pembelajaran waktu itu.
b. Tersedia
Pertimbangan lain dalam pemilihan dan penentuan media pembelajaran adalah
ketersediaan media itu. Misalnya, ketika siswa disuruh menulis cerita tentang
raksasa, maka guru harus mengatasi kesulitan siswa, guru dapat menayangkan
potongan-potongan peristiwa melalui gambar gambar yang ada, apabila
disekolah sedang mati listrik, maka media pembelajaran lain harus disiapkan
seperti menuliskan buku teks dan siswa menyimak. Pembelajaran dengan
menggunakan teks langsung (menulis) mempunyai kelemahan seperti kualitas
suara guru yang belum tentu ideal, penerapan unsur suprasegmental pada saat
menulis belum tentu tepat, memungkinkan terjadi aspek non lingustik lain, dan
kurang dapat berkonsentrasi untuk memperhatikan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Sementara kelebihannya adalah sangat mudah dilaksanakan
kapan dan dimana saja.
c. Murah
Media pemebelajaran yang digunakan untuk melatih siswa tidak harus mahal
dan pada dasarnya sudah terdapat di sekitar siswa, lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Misalnya, sekolah berlangganan koran atau majalah,
maka media tersebut bisa digunakan dalam pembelajaran karena di dalamnya
terdapat berita dan lain-lain yang mendukung materi ajar. Di sekolah terdapat
taman dan pohon besar berbagai jenisnya, maka hal tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajara, atau dapat meminjam alat peraga
dari mata pelajaran lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga
tidak perlu mahal.
d. Menarik
Pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat
kemenarikannya, artinya media pembelajaran yang digunakan adalah alat

8
bantu yang menarik bagi siswa, sehingga akan termotivasi untuk terlibat dalam
pembelajaran. Untuk dapat memilih dan menentukan alat bantu pembelajaran
yang menarik, setidaknya ada pertimbangan sebagai berikut:
(1) kesesuaian alat bantu itu dengan kebutuhan siswa,
(2) kesesuaian alat bantu itu dengan dunia siswa,
(3) baru
(4) menantang dan
(5) variatif.
2. Fungsi Media dalam Pembelajaran Menulis
Media dalam pembelajaran adalah salah satu komponen dari sistem
pembelajaran dikatakan komponen sistem pembelajaran karena media memiliki
peran strategis. Sebagai sebuah komponen dalam penyelenggaraan pembelajaran,
fungsi media tersebut harus saling berkaitan dan mempengaruhi secara bersama-
sama dengan komponen lain untuk mencapai tujuan (tujuan pembelajaran).
Adapun fungsi media pembelajaran sebagai sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (tertulis
atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera seperti : objek yang terlalu
besar, objek yang kecil, gerak terlalu lambat atau terlalu cepat, objek yang
terlau kompleks dan konsep yang terlalu luas.
c. Mendidik siswa lebih aktif dalam pembelajaran
d. Membantu guru dalam keberhasilan pembelajaran.
Dengan sifatnya yang unik pada tiap siswa, ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pembelajaran ditentukan sama untuk sama untuk setiap siswa, maka guru akan
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila
latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Sehingga masalah
dalam hal ini dapat diatasi dengan media pembelajaran yaitu: memberikan
pasangan yang sama, meyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.
Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi,
maka sikap fasip siswa dapat diatasi, pada akhirnya akan menimbulkan kegairahan
belajar, memungkinkan interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan
yang nyata dan memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

9
kemampuan dan minatnya. Menurut Harry, beberapa fungsi media dalam
pembelajaran sebagai berikut:
a. Mengubah pembelajaran yang abstrak ke pembelajaran yang lebih kongkrit,
yang menekankan pembelajaran yang teoritas ke pembelajaran yang fungsional
praktis sesuai dengan kebutuhan kehidupan siswa.
b. Membangkitkan motivasi belajar siswa, karena motivasi merupakan dasar
penggerak proses belajar.
c. Memberikan penjelasan, karena media dalam pembelajaran siswa akan
mendapat pengalaman dan pengertian yang jelas, lengkap, dan tepat.
d. Memberikan rangsangan siswa untuk belajar karena siswa selalu ingin tahu
lebih lanjut. Bila penggunaan alat bantu dalam pembelajaran masih dirasakan
kekuranannya, maka siswa akan mencari sendiri bentuk media tersebut, untuk
dilihat secara langsung behkan dipegangnya (dalam Sihkabuden, 1984 : 11).
Derek (dalam Sihkabuden,1984:21), mengemukakan enam fungsi media dalam
pembelajaran antara lain :
a) Membangkitkan motivasi belajar
b) Mengulang apa yang telah dipelajari
c) Menyediakan stimulus belajar
d) Mengaktifkan respon siswa
e) Memberikan umpan balik dengan segera
f) Menggalakkan latihan yang serasi
Media dalam pendidikan dapat meletakkan dasar-dasar yang kongkrit
untuk berfikir dan mengurangi verbalisme, memperbesar perhatian siswa dan
memberikan pengalaman yang nyata sehingga dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli
yaitu : ” Agar lulusan Pendidikan Nasional memiliki keunggulan kompetitf dan
komfratif sesuai dengan standar mutu nasional dan internasional, penggunaan
media perlu dikembangkan. Hal itu harus dilakukan agar sistem pendidikan
nasional dapat merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan tuntutan desentralisasi ” (Depdiknas, 2004 : 2).
Dengan demikian peranan media dalam pembelajaran sangat efektif untuk
menunjang kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari pengelolaan kelas yang
baik, sehingga siswa akan terus termotivasi sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Pada dasarnya, mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa
untuk dikaitkan dengan konsep/teori yang akan dibahas juga termasuk media yang

10
paling efektif karena memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa
melalui kajian secara seksama.
Mengkaji konsep/teori yang akan dipelajari oleh siswa. Menurut Muhayat ( 2006:
45), media pembelajaran juga bermanfaat seperti :
a) Merancang pengajaran yang mengkaitkan konsep/teori dengan pengalaman
siwa dan lingkungan kehidupannya.
b) Mendorong siswa untuk mengaitkan apa dipelajari dengan pengetahuan dan
fenomena kehidupan sehari-hari, serta membuat kesimpulan sebagai indikator
pemahaman konsep/teori yang dipelajarinya.
c) Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) untuk menunjukkan
pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan cara untuk peningkatan
pengetahuannya.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Pihak yang Membantu
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V semester ganjil yang berjumlah siswa
22 orang.
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitan ini dilaksanakan di kelas V SDN Tonjer Kecamatan Pujut
Kabupaten Lombok Tengah.
3. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan mulai Bulan Oktober sampai
November 2018 pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021.
4. Pihak yang Membantu
a. Guru sebagai peneliti
b. Siswa sebagai objek
c. Teman sejawat sebagai guru yang membantu dalam penelitian
d. Tim penilai I
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain adalah rancangan tindakan berupa peningkatan prestasi belajar dengan
pemahaman pembelajaran secara berulang atau siklus. Adapun penelitian dilakukan
selama 2 siklus dengan beberapa tahap yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi yang diikuti siklus berikutnya.

11
Pada penelitian ini, peneliti menerapkan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas ini menurut Lewin, terdiri dari empat komponen
pokok yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan
refleksi (reflecting).
Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Lewin dapat
digambarkan sebagai berikut :

perencanaan tindakan pengamatan refleksi

Gambar 1. Tahap-tahap PTK menurut Lewin


Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap evaluasi dan tahap refleksi.
C. Teknik, Analisis Data
1. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif
yang terdiri dari
a) Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dan data aktivitas guru.
b) Data kuantitatif berupa hasil karangan/tulisan berdasarkan gambar.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
a) Data aktivitas belajar siswa dan guru dalam kelas dikumpulkan pada saat
pembelajaran berlangsung dengan mengunakan metode observasi dan
wawancara.
b) Data hasil evaluasi belajar siswa diambil dengan menggunakan dua bentuk
tes antara lain :
1) Soal-soal isian yang terkait materi pembelajaran yang dilakukan.
2) Tes performance atau penampilan siswa dalam menunjukkan kemampuan
menulis bahasa Indonesia materi menulis tentang peristiwa dengan
menggunakan gambar berseri.
Seluruh tim peneliti yang terlibat dalam pengumpulan data harus
mempunyai persamaan persepsi sehingga data yang dikumpulkan valid dan

12
selanjutnya berdiskusi tentang data yang diperlukan dan metode
pengumpulannya sebelum dilakukan pengumpulan data.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan
instrumen pengumpulan data yang baik. Sehubungan dengan penelitian ini,
instrumen yang digunakan adalah:
1. Lembar observasi aktivitas siswa, yang berisi beberapa indikator aktivitas
belajar siswa yang diantaranya :
a) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
b) Antusiasme siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c) Timbulnya inisiatif siswa
d) Keaktifan dan keterampilan siswa memanfaatkan media gambar berseri.
e) Kerjasama dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok.
2. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk menilai rancangan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari persiapan sampai tahap evaluasi
diantaranya.
a) Perencanaan dan persiapan mengajar
b) Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa
c) Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik minat siswa
d) Pemanfaatan media gambar berseri.
e) Memberi bimbingan saat diskusi kelompok dan Pemberian umpan
balik terhadap hasil diskusi
f) Menutup pembelajaran
Menyusun soal evaluasi setiap siklus dalam bentuk tes perpormance/
penampilan untuk mendapatkan data hasil belajar.
4. Tehnik Analisis Data
a. Teknik Pengolahan
1) Teknik Pengolahan Data Aktivitas Belajar
Teknik pengolahan data dilakukan berdasarkan setiap data dari
hasil observasi, wawancara dan tes. Data yang diperolah tersebut diolah
menjadi data-data yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
permasalahan yang dihadapi. Pengolahan data dari setiap instrumen
tersebut berbeda-beda. Data hasil observasi, baik observasi terhadap
kinerja guru maupun aktivitas siswa diolah dengan cara sebagai berikut:
a) Data Aktivitas Siswa

13
Data aktivitas siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut:
Menentukan skoraktivitas belajar siswa secara klasikal dilakukan
dengan menilai setiap deskriptor dari setiap indikatornya. Analisis
data Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan MI (Mean Ideal) dan SDI
(Standar Deviasi Ideal).
Tabel 1.Kriteria untuk Menentukan Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan Skor
Standar
Interval Interval skor Kategori
MI +1,5 SDI ≤ AS ≤MI + 3 SDI 19,5 ≤AS ≤24 Sangat tinggi
MI +0,5 SDI ≤AS < MI + 1,5 SDI 16,5 ≤ AS < 19,5 Tinggi
MI - 0,5 SDI ≤AS < MI + 0,5 SDI 13,5 ≤AS <16,5 Sedang
MI - 1,5 SDI ≤AS < MI - 0,5 SDI 10,5 ≤ AS < 13,5 Rendah
MI - 3 SDI ≤AS < MI - 1,5 SDI 6≤AS <10,5 Sangat rendah
( Nurkancana dan Sunartana , 1990 )
Keterangan :
AS = Total rata-rata skor aktivitas siswa
b) Data Aktivitas Guru
Analisis data aktivitas guru menggunakan MI (Mean ideal) dan
SDI (Standar deviasi ideal) seperti aturan pada pada penilaian aktivitas
siswa, antara lain sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Untuk Menentukan Aktivitas Guru Berdasarkan Skor Standar
Interval Interval skor Kategori
MI +1,5 SDI ≤ AG≤MI + 3 SDI 19,5 ≤AG ≤24 Sangat baik
MI +0,5 SDI ≤AG< MI + 1,5 SDI 16,5 ≤ AG< 19,5 Baik
MI - 0,5 SDI ≤AG< MI + 0,5 SDI 13,5 ≤AG<16,5 Cukup baik
MI - 1,5 SDI ≤AG< MI - 0,5 SDI 10,5 ≤ AG<13,5 Kurang baik
MI - 3 SDI ≤AG< MI - 1,5 SDI 6≤AG<10,5 Sangat kurang baik
( Nurkancana dan Sunartana , 1990 )
Keterangan :
AG = Total rata-rata skor aktivitas guru

a. Teknik Pengolahan Data Hasil


Sedangkan data hasil tes belajar diolah dengan memeriksa hasil tes
dan memberikan skor yang disesuaikan dengan kriteria penilaian. Selanjutnya
dari data ini akan diketahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa
dengan membandingkan hasil sebelum dan setelah dilakukan tindakan dalam
pembelajaran menulis bermedia gambar berseri.
Analisis hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara menganalisis :
1) Ketuntasan Individu

14
Ketuntasan belajar secara individu dikatakan tuntas apabila siswa
memperoleh nilai ≥ 64 dengan rumus :
skorperolehan
Nilai = x 100
skormaksimal
2) Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal di analisis
dengan rumus :
P
KB = x 100 %
N
Keterangan :
KB = persentase ketuntasan belajar
P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai ≥ 64, dengan
N = Banyaknya siswa yang mengikuti
b. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan
lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuanya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Aktivitas dalam analisis data yang reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena itu
diperlukan analisis data melaui reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-
hal yang yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya.
Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data
selanjutnya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
penyajian data. Hal ini dilakukan agar data terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan sehingga mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik,

15
hubungan antar kategori, namun yang paling sering digunakan adalah dengan
teks yang bersifat naratif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Miles dan
Huberman (dalam Sugiyono, 2005: 95) yang menyatakan “Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif”. Langkah ketiga dalam analisis data adalah
penarikan kesimpulan, yang mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal.
c. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah
adanya peningkatan. Aktivitas dan prestasi hasil belajar siswa dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa
minimal berkategori tinggi dan terjadi peningkatan rata-rata skor
aktivitas belajar siswa dari siklus sebelumnya.
b. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas guru minimal
berkategori baik dan terjadi peningkatan rata-rata skor aktivitas guru
dari siklus sebelumnya.
c. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan klasikal ≥ 85%
dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM≥64).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 22 siswa. Berikut tabel data subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 3. Data Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
SUBJEK JENIS KELAMIN
JUMLAH
PENELITIAN LAKI LAKI PEREMPUAN
Siswa kelas V SDN
8 14 22
Tonjer
Persentase 36 % 64 % 100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 36 % subjek penelitian adalah laki-


laki. Sedangkan 64 % subjek penelitian adalah perampuan. Bertitik tolak dari tabel di
atas, maka berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian dalam penelitian ini sebagian
besar adalah perempuan.
1. Deskripsi Data Siklus I

16
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus
dilaksanakan dua kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilaksanakan dengan empat
tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 5 November 2018
(minggu pertama bulan November) dengan kegiatan melakukan tahapan tindakan
siklus I. Sedangkan refleksi hasil penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,
7 November 2018. Berikut tahapan kegiatan siklus I .
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I
2. Menyiapkan Gambar Berseri tentang suatu peristiwa di siklus I
3. Membuat rubrik penilaian kemampuan menulis tentang peristiwa
4. Lembar observasi aktivitas siswa siklus I
5. Lembar observasi aktivitas guru siklus I
b. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan RPP yang
sudah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan siklus I pada pembelajaran
dengan skenario yang sesuai, termasuk di dalamnya menggunakan media
gambar berseri serta melaksanakan kegiatan observasi. Kegiatan pembelajaran
dengan media gambar berseri siklus pertama pada pokok bahasan menanggapi
cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar dapat digambarkan secara
singkat berikut ini:
1. Kegiatan Awal
a) Mengkondisikan siswa dengan berdo’a dan mengecek kehadirannya.
b) Apersepsi dengan tanya jawab untuk mengaitkan materi dengan tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a) Memberi penjelasan materi secara umum.
b) Menjelaskan cara menanggapi cerita.
c) Menunjukkan media gambar berseri terkait dengan pembelajaran dan
menginstruksikan kepada siswa untuk memahami tokoh dan jalan
cerita.
d) Siswa menulis cerita berdasarkan gambar berseri tentang peristiwa
yang ditunjukkan.

17
e) Secara acak bebarapa siswa tampil menceritakan peristiwa
berdasarkan gambar dan siswa lain menanggapinya.
f) Siswa mempresentasikan hasil menulis cerita berdasarkan gambar seri
sedangkan siswa lainnya menanggapi.
3. Kegiatan Akhir
1) Guru menyimpulkan isi cerita
2) Tindak lanjut berupa pemberian pesan moral kepada siswa observasi
kegiatan awal
c. Observasi
Dari bentuk skenario pembalajaran di atas, maka pada tahap observasi
yang akan diamati adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru dan
aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Semua aktivitas tersebut
akan dicatat dalam lembar observasi yang sudah disiapkan.
Berikut format lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta data
hasil observasi oleh observer terhadap peneliti dan data hasil panampilan siswa
dalam menanggapi cerita.
Tabel 4. Format Penilaian Kinerja/Aktivitas Siswa Siklus I
No Indikator Skor
1 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 2
2 Antusiasme siswa dalam kegiatan belajar mengajar 2
3 Timbulnya inisiatif siswa 1
4 Keaktifan siswa 1
5 Ketrampilan siswa 2
6 Interaksi siswa 1
Jumlah rata-rata skor aktivitas (AS) 9
Katagori Sangat rendah
Dari tabel format penilaian kinerja/aktivitas siswa di atas, siswa
memperoleh total skor (AS) = 9 berada pada kriteria 6 ≤ AS < 10,5 artinya
mendapatkan katagori nilai sangat rendah.

Sedangkan hasil observasi kinerja/aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat


dari table dibawah ini
Tabel 5. Format Penilaian Kinerja/Aktivitas Guru Siklus I
No Indikator Skor
1 Perencanaan dan persiapan mengajar 2
2 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa 1
3 Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik minat 2

18
siswa
4 Pemanfaatan media gambar berseri 2
5 Pemberian umpan balik terhadap pembelajaran 2
6 Menutup pembelajaran 2
Jumlah rata-rata skor aktivitas guru (AG) 11
Katagori Kurang Baik
Dari tabel format penilaian kinerja/aktivitas guru di atas, guru memperoleh
total skor (AG) = 11 berada pada kriteria 10,5 ≤ AG< 13,5 artinya mendapatkan
katagori nilai kurang baik.
Sedangkan data penilaian terhadap penampilan siswa dalam menulis dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6. Data Nilai Siswa Menulis tentang Peristiwa Siklus I
Aspek Penilaian Jlh KKM ≥ 64
No Nama Siswa Nilai
A B C D E Skor Ya Tdk
1 BQ Luna Herlina 3 3 2 2 3 13 65 
2 Aan Nursya 3 3 2 2 2 12 60 
3 Baim Sujana 3 2 2 2 3 12 60 
4 Mirnawati 2 2 3 3 2 12 60 
5 Dea Ariska Putri 3 2 3 2 2 12 60 
6 Nunung Septiana 3 3 2 2 2 12 60 
7 Gunarni Napsiah 3 3 2 2 3 13 65 
8 Jamiludin 2 2 2 2 3 11 55 
9 Nurma Apriani 3 2 3 3 2 13 65 
10 Rabibbah 4 2 3 3 2 14 70 
11 Zaskia 3 3 2 2 2 12 60 
12 Eliza ermayani 3 3 2 2 3 13 65 
13 Septiani 2 3 2 2 3 12 60 
14 Ranu Agustinu 3 2 3 3 2 13 65 
15 Lalu Usan 3 2 3 2 2 12 60 
16 Kadar Manik 2 2 3 3 2 12 60 
17 Abdul Ghani 3 3 2 2 3 13 65 
18 M. Fahrozi 3 3 2 2 3 13 65 
19 Lisa Mundriati 3 2 2 2 3 12 60 
20 Zuriahdi 3 2 3 3 2 13 65 
21 Zulkaidi 3 2 3 3 2 13 65 
22 Zulkarnaen 3 3 2 2 2 12 60 
Jumlah 1370 10 12
Rata-Rata 62,7 45% 55%

Aspek Penilaian Indikator Penilaian


- Ketepatan objek dalam menulis sangat tepat (4)
A. Ketepatan objek - Ketepatan objek dalam menulis tepat tetapi masih agak menyimpang(3)
yang ditulis - Ketepatan objek dalam menulis kurang tepat dan masih agak menyimpang (2)
- Ketepatan objek dalam menulis tidak tepat dan menyimpang (1)
- Diksi sangat tepat dan tidak ada yang menyimpang (4)
- Diksi tepat tetapi agak menyimpang (3)
A. Diksi
- Diksi kurang tepat dan menyimpang (2)
- Diksi tidak tepat dan sangat menyimpang (1)
B. Kalimat - semua kalimat sangat tepat,hampir tidak ada kesalahan (4)
- kadang-kadang terjadi kesalahan,tetapi tidak mengganggu kalimat yang ditulis
(3)
- banyak terjadi kesalahan kalimat (2)

19
- semua kalimat tidak tepat (1)
- Semua alur tulisan yang digunakan sangat tepat dan sesuai dengan gambar(4)
- terdapat beberapa alur tulisan yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan
C. Keruntutan alur gambar(3)
tulisan - terdapat banyak alur yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan gambar (2)
- semua alur tulisan yang digunakan tidak tepat dan tidak sesuai dengan gambar
(1)
- Ejaan dan tata tulis sangat tepat (4)
D. Ejaan dan tata - Ejaan dan tata tulis tepat (3)
tulis - Ejaan dan tata tulis Kurang tepat (2)
- Ejaan dan tata tulis sangat tidak tepat (1)
Berdasarkan tabel 10 di atas, maka jumlah nilai siswa dalam menulis yaitu
1380 dengan nilai rata-rata 62,7 artinya kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 64)
masih belum tercapai. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas 10 orang dan yang
tidak tuntas 12 orang. Jadi persentase ketuntasan klasikal yaitu 45% sehingga
masih belum mencapai target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85%.
d. Refleksi
Diskripsi hasil pembelajaran siklus I ditemukan beberapa hal diantaranya :
1. Suasana proses belajar mengajar aktif, siswa terlihat sungguh-sungguh dalam
memperhatikan penjelasan guru.
2. Terjadi interaksi antara guru dan siswa, belum ada interaksi antara siswa
dengan siswa.
3. Suasana dalam kelas agak gaduh meski tanpa media gambar.
4. Guru cenderung memperhatikan siswa yang pandai saja, sehingga kesempatan
menjawab dan bertanya dikuasai oleh siswa yang pandai saja.
5. Sementara siswa yang kurang pandai kurang mendapat perhatian.
Selain beberapa hal tersebut, dalam hal ini peneliti dan teman sejawat
(sebagai observer) mendiskusikan kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan
maupun tindakan.
Adapun beberapa kekuatan dari pelaksanaan siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Bagi guru
a) Pada kegiatan pendahuluan guru sudah menginformasikan tentang tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Guru pada pembelajaran ini terlihat sangat menguasai materi yang akan
disampaikan.
2) Bagi siswa
a) Siswa sudah berani bertanya dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.

20
b) Minat belajar siswa sudah muncul dengan adanya gambar berseri tentang
suatu peristiwa.
Selain kekuatan di atas, terdapat pula beberapa kelemahan dalam
pembelajaran pada siklus I, adalah sebagai berikut:
1) Bagi Guru
a) Tidak memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Tidak memberikan bimbingan pada saat diskusi kelompok dan,
c) Tidak memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran.
2) Bagi Siswa
a) Kurang aktif, dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c) Beberapa siswa masih kurang pandai dalam menulis.
Berdasarkan beberapa kekuatan dan kelemahan kegiatan pembelajaran
pada siklus I seperti yang tersebut di atas, maka langkah-langkah perbaikan yang
dilakukan adalah hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan teman sejawat
adalah sebagai berikut :
1) Memberikan motivasi dengan menjelaskan pada siswa tentang manfaat
kegiatan menulis dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi
dalam mengikuti kegitan belajar mengajar.
2) Gambar yang disedikan sebagai media pembelajaran sebaiknya lebih besar dan
mempunyai warna yang menarik.
3) Guru akan menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan
kegiatan pembelajaran supaya proses belajar mengajar tidak berjalan monoton.
4) Guru akan memberikan bimbingan baik secara perorangan maupun kelompok
pada saat siswa mengerjakan diskusi kelompok.
5) Pada kegiatan penutup guru akan memberikan kesimpulan mengenai materi
pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan memberikan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan pembelajaran.
2. Deskripsi Data Siklus II
Siklus II merupakan penerapan perbaikan dari hasil refleksi siklus I. Tahap
tindakan pada siklus II dilaksanakan pada minggu kedua bulan November yakni
pada hari Senin, 12 November 2018. Sedangkan tahap refleksi dilaksanakan pada
hari Rabu, 14 November 2018.

21
Pelaksanaan penelitian siklus II juga sama dengan siklus I melalui empat
tahap yakni, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Ada penambahan
tentang perbaikan perbaikan pembelajaran yang menjadi kelemahan pada siklus I.
Data berupa format lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang berisi
data hasil observasi oleh observer terhadap peneliti dan data hasil panampilan
siswa dalam menanggapi cerita dapat dilihat dari data berikut ini:
Tabel 7. Format Penilaian Kinerja/Aktivitas Siswa Siklus II
No Indikator Skor
1 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 3
2 Antusiasme siswa dalam kegiatan belajar mengajar 3
3 Timbulnya inisiatif siswa 3
4 Keaktifan siswa 3
5 Ketrampilan siswa 3
6 Interaksi siswa 3
Jumlah rata-rata skor aktivitas (AS) 18
Katagori Tinggi
Dari tabel format penilaian kinerja/aktivitas siswa di atas, siswa
memperoleh total skor (AS) = 18 berada pada kriteria 16,5 ≤ AS < 19,5 artinya
mendapatkan katagori nilai tinggi, artinya ada peningkatan aktivitas siswa pada
siklus II dibanding siklus I.
Sedangkan hasil observasi kinerja/aktivitas guru pada siklus II dapat
dilihat dari tabel di bawah ini
Tabel 8. Format Penilaian Kinerja/Aktivitas Guru Siklus II
No Indikator Skor
1 Perencanaan dan persiapan mengajar 4
2 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa 3
3 Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik minat siswa 3
4 Pemanfaatan media gambar berseri 3
5 Pemberian umpan balik terhadap pembelajaran 3
6 Menutup pembelajaran 3
Jumlah rata-rata skor aktivitas guru (AG) 19
Katagori Baik

Dari tabel format penilaian kinerja/aktivitas guru di atas, guru memperoleh


total skor (AG) = 19 berada pada kriteria 16,5 ≤ AG< 19,5 artinya mendapatkan
katagori nilai baik, artinya ada peningkatan aktivitas guru pada siklus II dibanding
siklus I.
Sedangkan data penilaian terhadap penampilan siswa dalam menulis
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 9. Data Nilai Menulis Cerita Tentang Peristiwa Siklus II
Aspek Penilaian Jlh KKM ≥ 64
No Nama Siswa Nilai
A B C D E Skor Ya Tdk

22
1 BQ Luna Herlina 3 3 3 3 3 15 75 
2 Aan Nursya 3 3 3 3 2 14 70 
3 Baim Sujana 3 3 2 2 3 13 65 
4 Mirnawati 2 2 3 3 2 12 60 
5 Dea Ariska Putri 3 2 3 2 3 13 65 
6 Nunung Septiana 3 3 2 3 2 13 65 
7 Gunarni Napsiah 3 3 3 2 3 13 70 
8 Jamiludin 3 2 2 2 3 12 60 
9 Nurma Apriani 3 3 3 3 3 13 75 
10 Rabibbah 4 3 4 3 3 17 85 
11 Zaskia 3 3 2 2 3 13 65 
12 Eliza ermayani 3 3 4 3 3 16 80 
13 Septiani 3 3 2 2 3 13 65 
14 Ranu Agustinu 3 2 3 3 2 13 65 
15 Lalu Usan 3 2 3 3 3 14 70 
16 Kadar Manik 3 2 3 3 2 13 65 
17 Abdul Ghani 3 3 3 3 3 13 75 
18 M. Fahrozi 3 3 3 2 3 14 70 
19 Lisa Mundriati 3 2 3 2 3 13 65 
20 Zuriahdi 3 3 3 3 3 15 75 
21 Zulkaidi 3 2 3 3 2 13 65 
22 Zulkarnaen 3 3 2 2 2 12 60 
Jumlah 1510 19 3
Rata-Rata 68,6 86% 14%

Kriteria Menulis Cerita tentang Peristiwa


Aspek Penilaian Indikator Penilaian
- Ketepatan objek dalam menulis sangat tepat (4)
A. Ketepatan objek - Ketepatan objek dalam menulis tepat tetapi masih agak menyimpang(3)
yang ditulis - Ketepatan objek dalam menulis kurang tepat dan masih agak menyimpang (2)
- Ketepatan objek dalam menulis tidak tepat dan menyimpang (1)
- Diksi sangat tepat dan tidak ada yang menyimpang (4)
- Diksi tepat tetapi agak menyimpang (3)
B. Diksi
- Diksi kurang tepat dan menyimpang (2)
- Diksi tidak tepat dan sangat menyimpang (1)
- semua kalimat sangat tepat,hampir tidak ada kesalahan (4)
- kadang-kadang terjadi kesalahan,tetapi tidak mengganggu kalimat yang ditulis
C. Kalimat (3)
- banyak terjadi kesalahan kalimat (2)
- semua kalimat tidak tepat (1)
- Semua alur tulisan yang digunakan sangat tepat dan sesuai dengan gambar(4)
- terdapat beberapa alur tulisan yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan
D. Keruntutan alur gambar(3)
tulisan - terdapat banyak alur yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan gambar (2)
- semua alur tulisan yang digunakan tidak tepat dan tidak sesuai dengan gambar
(1)
- Ejaan dan tata tulis sangat tepat (4)
E. Ejaan dan tata - Ejaan dan tata tulis tepat (3)
tulis - Ejaan dan tata tulis Kurang tepat (2)
- Ejaan dan tata tulis sangat tidak tepat (1)

Berdasarkan tabel 11 di atas, maka jumlah nilai siswa dalam menulis yaitu
1510 dengan nilai rata-rata 68,6 artinya kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 64)
sudah tercapai. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas 19 orang dan yang tidak

23
tuntas 3 orang. Jadi persentase ketuntasan klasikal yaitu 86% sehingga sudah
mencapai target ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85%.
Peneliti dan teman sejawat (sebagai observer) mendiskusikan kekuatan
dan kelemahan dalam perencanaan maupun tindakan. Beberapa kekuatan dari
pelaksanaan siklus I masih muncul pada pelaksanaan tindakan siklus II dan
beberapa kelemahan pada siklus I sudah diperbaiki pada siklus II. Berikut hal-hal
yang ditemukan pada siklus II :
1. Bagi guru
a. Guru sudah memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Guru sudah memberikan bimbingan pada saat diskusi kelompok baik
secara personal maupun kelompok.
c. Gambar yang disedikan sebagai media pembelajaran sudah lebih besar dan
mempunyai warna yang menarik.
d. Guru sudah menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan
kegiatan pembelajaran supaya proses belajar mengajar tidak berjalan
monoton.
e. Pada kegiatan penutup guru dan siswa sudah menarik kesimpulan
mengenai materi pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan memberikan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Siswa sudah lebih aktif, dan masih kurang kreatif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Motivasi siswa sudah muncul dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Beberapa siswa memang masih kurang pandai dalam menulis namun
kemampuan siwa secara keseluruhan sudah lebih meningkat.
Berdasarkan beberapa hal-hal tersebut maka kegiatan pembelajaran
pada siklus II sudah ada peningkatan dibanding siklus I sehingga peneliti
merasa tidak perlu melanjutkan ke siklus III karena 85 % siswa sudah
mencapai ketuntasan klasikal yaitu KKM≥64 yang ditetapkan. Oleh karena itu
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar berseri
dikatakan berhasil karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis.

B. Pembahasan

24
Pada hakekatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi.
Melalui komunikasi informasi dapat diserap oleh siswa. Namun seringkali dalam
proses komunikasi terjadi kesesatan, yaitu siswa salah dalam menafsirkan pesan guru.
Sebaliknya apabila guru kurang baik dalam menyampaikan pesan siswa akan
mengalami kesulitan dalam menerima pesan. Untuk menghindari hal tersebut, perlu
adanya suatu sarana yang dapat membantu komunikasi. Salah satu diantaranya dengan
memanfaatkan media pembelajaran.
Media yang digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya, salah satunya
adalah Media Gambar Berseri. Cara penggunaannya adalah gambar harus disesuaikan
dengan materi yang disajikan. Dengan Media Gambar guru dapat menyampaikan
materi dengan memperagakan langsung sehingga siswa akan lebih jelas dan terhindar
dari verbalisme.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa pemanfaatan gambar besrseri dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas V SDN Tonjer Tahun pelajaran
2020/2021. Peningkatan pemahaman siswa terbukti dengan hasil belajar siswa yang
diindikasikan dari nilai-nilai kemampuan menulis, dimana masing-masing siklus
menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Terbuktinya hipotesis penelitian, sejalan dengan pendapat Piaget, bahwa siswa
Sekolah Dasar yang rata-rata berusia antara 6 tahun sampai 12 tahun, beradapada tahap
operasi konkret. Ciri utama anak pada usia ini adalah telah dapat memahami ide-ide,
atau konsep yang bersifat abstrak, tetapi masih dipengaruhi oleh visual. Hal ini berarti
peran peragaan sangat penting dalam memahami konsep dalam pelajaran menulis mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar,
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan Media gambar berseri dalam proses peningkatan kemampuan menulis
akan lebih memotivasi siswa dalam belajar, tidak lekas jenuh dan bosan. Gambar
berseri bukan hanya menjadikan siswa tertarik akan materi pelajaran yang dijelaskan
guru, namun menjadi media pembelajaran yang mampu mengatasi perbedaan
pemahaman antar pribadi siswa dan menyederhanakan kompleksitas materi.
Materi dalam pembelajaran menulis yang komplek tersebut akan
tersederhanakan. Hal tersebut akan menjadikan materi yang terdapat dalam
pembelajaran menulis akan dimengerti, lebih mudah dipahami dan setiap siswa akan
memiliki konsep yang sama terhadap suatu materi yang diajarkan. Selebihnya
penggunaan gambar berseri menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna sejalan
dengan pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

25
Ditinjau dari segi keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan
menggunakan gambar berseri siswa lebih terlibat aktif, yaitu siswa menemukan
konsep-konsep, menemukan pola dan struktur baru serta berpikir konkret dalam
mempelajari menulis, sehingga pada akhirnya pemahaman siswa yang didapat relatif
bertahan lama dan akan meningkat jika dibandingkan dengan siswa yang hanya
menerima saja dari gurunya.
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas, menunjukkan bahwa
penggunaan gambar berseri dalam proses peningkatan kemampuan menulis terbukti
efektif pada siswa kelas V SDN Tonjer tahun pelajaran 2020/2021.
Namun demikian, keberhasilan penggunaan media gambar sesuai dengan
indikator kinerja yang ditetapkan memerlukan pentahapan siklus selama dua kali.
Lamanya siklus penelitian untuk dapat mencapai target yang ditetapkan sesuai Kriteria
Ketuntasan Minimum disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Guru masih terbiasa dengan pola pembelajaran lama, yang menempatkan metode
ceramah sebagai satu-satunya metode andalan yang tiap hari digunakan guru untuk
memperjelas materi.
2. Guru tidak terbiasa menggunakan media pengajaran, khususnya media gambar
berseri dalam pelajaran menulis.
3. Siswa terbiasa dengan pola pembelajaran yang teacher centered, sehingga
penggunaan media gambar berseri tidak dapat dioptimalkan dalam waktu yang
relatif cepat.
4. Materi pelajaran menulis membutuhkan pemahaman dan pemikiran yang teliti,
sehingga memerlukan latihan-latihan rutin dalam memahami suatu materi.
Ada beberapa peningkatan yang dialami dari siklus I sampai dengan siklus II.
Peningkatan tersebut yaitu peningkatan pada kemampuan proses dan peningkatan pada
hasil belajar siswa. Peningkatan-peningkatan tersebut dijabarkan sebagai berikut.
1. Kemampuan Proses
Peningkatan kemampuan proses yang dimaksud adalah peningkatan
aktivitas belajar siswa pada saat proses kegiatan belajar mengajar. Hal-hal tersebut
terlihat dari observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh teman sejawat. Peningkatan tersebut antara lain :
a. Aktivitas guru sudah meningkat dengan menguasai sebelas aspek dari dua
belas aspek pada penilaian guru.
b. Guru sudah dapat memberikan motivasi, penguatan dan bimbingan pada siswa
c. Peningkatan kemampuan dan keberanian bertanya dan menjawab pertanyaan.

26
d. Peningkatan minat, motivasi, keaktifan dan kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran.
Berikut tabel perbandingan peningkatan kemampuan proses siklus I dan
siklus II pada pengamatan guru dan siswa :
Tabel 10. Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru Pada Proses Pembelajaran
Siklus I dan Siklus II
No. Kegiatan Siklus I Siklus II Keterangan
Pembelajaran Skor Kritera Skor Kriteria
1 Aktivitas Siswa 9 Sangat 18 Tinggi Peninkatan
Rendah dari 9 ke 18
2 Aktivitas Guru 11 Kurang 19 Baik Peningkatan
Baik dari 11 ke 19
Berdasarkan isi tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
aktivitas siswa pada proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II yaitu dari skor 9
dengan katagori sangat rendah menjadi skor 18 dengan kategori tinggi. Sedangkan
aktivitas guru dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan yakni dari skor
11 dengan kategori kurang baik menjadi skor 19 dengan kategori baik.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II jauh lebih meningkat. Hal
tersebut bisa dilihat dari data di bawah ini !
Tabel 11. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No. Jumlah skor Ketuntasan
Nama Siswa
Abs Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
01 Anisa Lasmining 65 75 Ya Ya
02 Artha Aditya 60 70 Tidak Ya
03 Enya Adelia 60 65 Tidak Ya
04 Haerani 60 60 Tidak Tidak
05 Lale Ira Riska 60 65 Tidak Ya
06 Lale Aulia Nurul 60 65 Tidak Ya
07 Lale Laela Rami 65 70 Ya Ya
08 L. Abdul Subur 55 60 Tidak Tidak
09 Maulia Apriani 65 75 Ya Ya
10 Nurul Hidayah 70 85 Ya Ya
11 Nanik Wartina 60 65 Tidak Ya
12 Raman Tania 65 80 Ya Ya
13 Septiana Putri 60 65 Tidak Ya
14 Lalu Renaldi 65 65 Ya Ya
15 Bq Yeni Saputri 60 70 Tidak Ya
16 Feri Pratama 60 65 Tidak Ya
17 L. Agus Abdul 65 75 Ya Ya
18 M. Fahrozi 65 70 Ya Ya
19 M. Nahdirwan 60 65 Tidak Ya
20 Rona Adrianto 65 75 Ya Ya
21 Henri heriawan 65 65 Ya Ya
22 Hendra Kurnia 60 60 Tidak Tidak
Jumlah 1370 1510
Rata-rata 62,7 68,6

27
Untuk melihat perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II,
perhatikan grafik di bawah ini!
Tabel 12. Perbandingan Jumlah Siswa dalam Rentang Nilai
Siklus I dan Siklus II
Rentang Nilai Jumlah Siswa Siklus I Jumlah SiswaSiklus II
55-64 12 3
65-74 10 13
75-84 - 5
85-94 - 1
Berdasarkan isi tabel di atas, terjadi penurunan jumlah siswa yang
memperoleh nilai dari rentang nilai 55-64, yaitu dari 12 orang pada siklus I
menjadi 3 pada siklus II. Siswa dengan rentang nilai 65-74 mempunyai jumlah
yang sama yaitu 10 orang pada siklus I dan 13 orang pada siklus II. Sedangkan
pada siklus I tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara rentang 75-84 dan 85-
94 pada siklus II, 5 orang dan 1 orang siswa.
Berdasarkan data berupa tabel di atas maka terlihat jelas adanya peningkatan
aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran dari kategori sangat rendah
menjadi kategori tinggi untuk siswa dan dari kategori kurang baik menjadi baik untuk
aktivitas guru serta nilai hasil kemampuan menulis bahasa Indonesia materi tentang
oeristiwa dengann menggunakan gambar berseri, pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan kentuntasan klasikal yaitu 85 % siswa memperoroleh kriteria ketuntasan
minimun di atas 64 (KKM ≥ 64).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Setelah diterapkannya media gambar berseri terbukti dapat meningkatkan
kemampuan menulis siswa di kelas V SDN Kuta tahun pelajaran 2020/2021 dalam
bentuk penelitian tindakan kelas (PTK), hal tersebut terlihat dari : (1) terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, yang terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh
KKM ≥ 64 dari 10 orang pada siklus I menjadi 19 orang pada siklus II yaitu dengan
persentase ketuntasan klasikal siklus I 45% menjadi 86% pada siklus II dengan nilai
rata-rata 62,7 pada siklus I menjadi 68,6 pada siklus II. (2) terjadi peningkatan
aktivitas siswa pada siklus I dengan kategori sangat rendah meningkat menjadi
kategori tinggi pada siklus II, dan (3) terjadi peningkatan aktivitas guru dengan
kategori kurang baik pada siklus I menjadi kategori baik pada siklus II.
B. Saran

28
Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Guru harus sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi dan menarik pada
pembelajaran menulis dan dirancang secara cermat sesuai dengan materi pelajaran
yang dibahas sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan menulis
siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Dalam membuat media pembelajaran, guru sebaiknya kreatif sehingga menarik
perhatian siswa, misalnya Media gambar berseri karena bahan pembuatannya
mudah dan murah.
c. Pencapaian target penelitian tindakan kelas dalam indikator penelitian perlu
dicermati guru sebagai tolak ukur keberhasilan kegiatan pembelajaran.
d. Hasil penelitian ini sebaiknya menjadi masukan untuk meningkatkan mutu proses
belajar mengajar dan dapat memberikan alternatif solusi dari masalah
pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar pada bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013. pembelajaran keterampilan menulis melalui pendekatan pengalaman
berbahasa di sekolah dasar . Diakses dari http:staff. Uny.ac.id/ pada tanggal 2 April
2013
Anonim.2012.pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Diakses
dari:http://pbsindonesia.fkip-Uninus.org/media.php?module=detailartikel&id=15
pada tanggal 2 April 2013.
Arief S. Sadiman dkk. 2008. Media pendidikan pengertian, pengembangan
pemamfaatannya. Jakarta : PT.Raja Gafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Atmazaki. 2006. Kiat-kiat mengarang dan menyunting.Padang: Yayasan Citra Budaya
Indonesia.
Garry Provost. 1999.Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis.Semarang:Dahara Prize.
Natalia dan dewi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Tinta Emas publishing
2008.
Nurkancana dan sunartana, 1990.evaluasi pendidikan. Surabaya: usaha nasional.
Sanjaya, Ade.2011. Pengertian Media. Diakses
dari:http//www.sarjanaku.com/2011/05/pengertian-media-pemanfaatan-media.html.
pada tanggal 2 April 2013.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: pustaka
setia.
Suyatno.(2004).teknik Pembelajaran Bahasa Dan Sastra. Surabaya: SIC.
Sastrio, 2008. Keterampilan Dasar Berbahasa Antara Harapan dan Realita Diaksea dari:
http://fs.unitomo.ac.id/wp-content/upload/2008 pada tanggal 9 April 2013.
Tarigan. 2008. Menulis Sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
Tarmizi, 2009. PenerapanTeknik Cerita Berantaiuntuk MeningkatkanKemampuan
Menulis Siswa. Diakses dari: http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/08/ pada tanggal
7 April 2013.

29
Wijaya Kusuma, 2008. Model-model Pembelajaran. Diakses
dari:http://wijayalabs.wordpress.com/ pada tanggal 8 April 2013.

30

Anda mungkin juga menyukai