Anda di halaman 1dari 32

1

PROPOSAL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS


DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF
PADA SISWA KELAS I SD

DESI KRISTIN LOUMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu penentu keberhasilan

bagi pengguna komunikasi pada lingkup pendidikan formal. Sejalan dengan hal

tersebut, penggunan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam materi

pembelajaran yang wajib dilaksanakan khususnya di jenjang Sekolah Dasar.

Materi bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, memberikan pengetahuan kebahasaan

kepada siswa agar mampu menguasai bahasa Indonesia sebaik-baiknya. Hal

tersebut sesuai pembelajaran bahasa Indonesia ada keterampilan bahasa yang

penting dipahami yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis,

(Muhammad Iqbal, 2019:48)

Mulyati dalam Muhammad Iqbal, (2019:47) keterampilan menulis

merupakan keterampilan yang paling sulit dan kompleks jika dibandingkan

dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, karena menulis tidak hanya

sekedar menyalin kalimat atau kata-kata tetapi juga menuangkan gagasan dan

mengembangkanya ke dalam struktur yang teratur, logis, dan sistematis sehingga

tulisan dapat ditangkap oleh pembacanya. Keterampilan menulis akan menjadi

dasar siswa dalam tahapan pembelajaran selanjutnya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa keterampilan menulis adalah salah satu tahapan pembelajaran dalam

bahasa Indonesia secara tertulis membentuk struktur huruf menjadi kalimat

melalui latihan maupun praktek yang berkelanjutan.

1
2

Keterampilan menulis yang dimaksud agar para pembaca lebih mudah

mengetahui dan memahami berbagai nilai dari sebuah tulisan sehingga para

pembaca ikut berfikir dan mengemukakan pendapat sesuai dengan tulisan

tersebut. Untuk itu, keterampilan menulis tidak dapat dilakukan secara instan. Hal

tersebut dilakukan secara lanjut melihat kekeliruan dari aspek kosa kata maupun

tata bahasa secara tertulis.

Trisniwati dalam Sri (2019:4), mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah

kartu abjad yang berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang meningkatkan atau

menuntun anak yang berhubungan dengan simbol-simbol tersebut. Media tersebut

dirumuskan sesuai dengan proses kegiatan belajar agar membantu siswa mencapai

tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara khusus. Pembelajaran melalui media

kartu huruf tersebut dimaksudkan agar mengatasi berbagai kelemahan sistem

pembelajaran secara tradisional.

Melalui pembelajaran kartu huruf sangat diharapkan agar meningkatnya

motivasi dan kretaivitas kemampuan siswa dalam keterampilan menulis secara

maksimal dalam proses pembelajaran. adanya peningkatan kemampuan guru

dalam mempersiapkan berbagai alat dan bahan yang diperlukan agar lebih baik.

Media kartu huruf tersebut diharapkan terwujudnya pelaksanaan pembelajaran

yang terfokus, mandiri, dan kreativitas terhadap keterampilan awal menulis.

Berdasarkan hasil pengamatan calon peneliti di kelas I SD GKST

Badangkaian, bahwa guru dalam proses pengenalan huruf khususnya menulis

hanya melalui metode ceramah. Hal ini membuat siswa merasa lebih sulit apalagi

sebelumnya pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara daring kemudian ke


3

tatap muka. Kurangnya interaksi dan sumber belajar yang belum maksimal

sewaktu belajar di rumah membuat siswa merasa jenuh. Sebab calon peneliti

meninjau bahwa, siswa hanya menggunakan satu bahan ajar saja yakni buku teks

tanpa adanya kreativitas dan hanya menggunakan metode ceramah dan tidak

menggunakan media pembelajaran.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, perlu adanya satu inovasi dan

kreativitas yang dapat digunakan dalam menulis lebih maksimal melalui media

serta metode yang relevan. Hal tersebut berupa media kartu huruf dan metode

demonstrasi yang sesuai dalam keterampilan menulis siswa. Penggunaan media

kartu huruf dalam metode demonstrasi diharapkan sebagai landasan dalam

memaksimalkan kemampuan menulis anak di kelas I. Sehingga dalam penelitian

ini akan dilakukan penelitian tindakan kelas dengan melihat seberapa maksimal

penggunaan media kartu huruf dalam metode demonstrasi guna meningkatkan

keterampilan menulis siswa kelas 1 di SD GKST Badangkaian

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian yang ada di atas, memberikan gambaran terkait

permasalahan yang ada di lapangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran

khususnya padamuatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga permasalahan

tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut :

1.2.1 Siswa belum maksimal memperoleh kesempatan yang memadai dalam hal

bernalar dan berlatih.


4

1.2.2 Kemampuan siswa dalam menulis permulaan masih kurang dalam

memahami kalimat yang dipetakan menjadi suatu kata.

1.2.3 Penggunaan metode pembelajaran yang belum digunakan secara

optimalkan.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini dapat dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut: “Apakah

kemampuan menulis bagi siswa kelas I dapat ditingkatkan melalui media kartu

huruf dalam metode demonstrasi?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah “Mengetahui

kemampuan menulis siswa kelas I SD dengan media pembelajaran kartu huruf

dalam metode demonstrasi”.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Guru

Mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran bahasa

Indonesia bagi siswa, serta guru dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan

keterampilan menulis siswa dengan pemanfaatan media kartu huruf melalui

metode demonstrasi yang digunakan terhadap para siswa kelas I SD.


5

1.5.2 Bagi Siswa

Memberikan motivasi kepada siswa untuk melatih keterampilan berbahasa

terutama pada aspek menulis. Sehingga hasil penelitian ini diharapkan akan lebih

bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa di sekolah.

1.5.3 Bagi Sekolah

Melalui penelitian ini dapat diperoleh data yang dapat dijadikan sebagai

umpan balik yang bermanfaat dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran

bahasa Indonesia. Hasil penelitian tindakan kelas ini merupakan sumbangsi

pemikiran oleh calon peneliti yang diharapkan bermanfaat bagi kepala sekolah

dan guru dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme

melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang menulis terhadap siswa kelas I.

1.5.4 Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman berharga yang merupakan latihan berfikir dan

bertindak secara ilmiah guna melatih kecerdasan berpikir siswa di SD. Selain itu

juga dijadikan sebagai bahan acuan seberapa besar pengembangan kemampuan

siswa dalam menulis permulaan melalui metode demonstrasi.


6

1.6 Batasan Istilah

Menghindari berbagai kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka

berikut ini calon peneliti memberikan batasan istilah :

1. Keterampilan menulis adalah proses siswa dalam mengenal awal berbagai

informasi pada materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk kalimat

secara tertulis pada kelas I SD.

2. Media kartu huruf adalah media pembelajaran yang dimanfaatkan dalam

proses pengenalan huruf abjad kepada siswa ssecara kreatif guna

meningkatkan minat siswa dalam hal menulis.

3. Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam

proses awal menulis terhadap siswa dengan memperkenalkan kalimat awal

yang mudah dipahami siswa dalam memahami konsep materi

pembelajaran bahasa Indonesia.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam hal ini calon peneliti mengambil beberapa peneliti sebelumnya

sebagai penelitian terdahulu yang relevan:

1. Penelitian oleh Dapiah pada tahun 2018 dalam skripsinya berjudul

“Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Dapat

Meningkatkan Hasil Belajar di kelas IV SD Negeri 11 Ujan Mas. Jenis

penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus

melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.. Hasil

yang dicapai dalam penelitian ini yaitu :1) pada siklus I pembelajaran

belum berjalan dengan baik dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar

6,4 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 55,6%. Pada sikus II

pembelajaran telah berjalan dengan baik, aktivitas siswa dan guru telah

menunjukkan peningkatan dari siklus I dan perolehan nilai rata-rata hasil

belajar 7,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 88,9%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maulana tahun 2019 dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Tegak Bersambung Melalui Metode

SAS Pada Siswa Kelas II-B Sekolah Dasar”. Penelitian ini berjenis

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun penelitian ini dilaksanakan

sebanyak 2 siklus, dimana dalam setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.


8

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SAS dapat meningkatkan

keterampilan siswa menulis tegak bersambung dilihat dari peningkatan

rata-rata kelas dari pre-test, yaitu 64,97, meningkat menjadi 72,34 pada

siklus I pertemuan pertama, dan dari siklus II pertemuan pertama, yaitu

70,71, meningkat menjadi 76,95. Prosentase kelulusan kelas mengalami

peningkatan dari pre test yaitu 18,18%, meningkat menjadi 59,09% pada

siklus I pertemuan pertama, dari siklus I pertemuan kedua, yaitu 41,67%,

meningkat menjadi 52,17% pada siklus II pertemuan pertama, dari siklus

II pertemuan pertama, yaitu 52,17%, meningkat menjadi 85% pada siklus

II pertemuan kedua.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Keterampilan Menulis

2.2.1.1 Pengertian Keterampilan

Pembelajaran bahasa Indonesia mengajarkan empat aspek yang disebut

dengan keterampilan berbahasa. Keterampilan tersebut yaitu menyimak,

berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menulis sebagai

keterampilan pengembangan dari keterampilan sebelumnya, artinya keterampilan

membaca dan menulis memerlukan perlakuan khusus melalui pendidikan formal

agar kemampuan siswa dapat lebih berkembang. Semua keterampilan tersebut

merupakan serangkaian keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa.


9

(Nunu, 2019:52), keterampilan ialah kegiatan yang menggunakan urat-

urat saraf dan otot-otot (neuromuscular) dalam kegiatan jasmaniah seperti

menulis, mengetik, olaraga, dan sebagainya. Keterampilan juga memerlukan

koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Tetapi siswa yang tidak

dapat melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah

dianggap kurang atau belum terampil. Sehingga keberhasilan dalam proses

pembelajaran disekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulisnya. Oleh

karena itu, pembelajaran menulis memiliki kedudukan yang tinggi dibanding

keterampilan berbahasa lainnya, sehingga harus dikuasai oleh anak sedini

mungkin dalam kehidupannya di sekolah.

Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

diartikan sebagai kecakapan melakukan sesuatu dengan baik, cermat, tepat dan

tepat. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh

keterampilan menulisnya. Sehingga pembelajaran menulis memiliki kedudukan

yang tinggi dibanding keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan memiliki

empat aspek yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis.

2.2.1.2 Pengertian Menulis

Jago Tarigan dalam Nunu (2019:51), menulis berarti mengekspresikan

secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana yang

dapat mewujudkan hal tersebut yakni bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan

lebih dipahami para pembaca jika dituangkan dalam bahasa yang teratur,
10

sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Sehingga tulisan dapat dijadikan

sebagai sarana komunikasi. Komunikasi melalui tulisan merupakan komunikasi

yang disampaikan kepada lawan bicara melalui tulisan-tulisan yang memuat kata-

kata tertentu (Rustan, 2018).

Berdasarkan keempat keterampilan berbahasa, aktivitas menulis

merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang paling akhir untuk dikuasai

oleh siswa. Menulis merupakan bagian dari alat komunikasi. Hal ini sependapat

dengan Effy (2019:42), melalui tulisan kita dapat menyampaikan pesan,

pemikiran gagasan-gagasan yang ingin kita sampaikan kepada orang lain sehingga

orang lain mengerti apa yang kita maksud atau inginkan. Sesuai hal tersebut

dengan adanya tulisan seseorang dapat menyampaikan suatu maksud kepada

orang lain sehingga maksud tersebut dapat dipahami.

Sehingga dari beberapa pendapat di atas, calon peneliti menyimpulkan

bahwa menulis adalah salah satu cara manusia dalam berkomunikasi selain

mendengar, membaca, dan berbicara. Pesan disampaikan dalam bentuk lambang-

lambang atau simbol-simbol yang dapat dipahami orang yang membacanya,

sehingga pesan tersebut dapat tersampaikan. Adapun pesan yang disampaikan

dalam penelitian ini melalui media kartu huruf dalam bentuk informasi.
11

2.2.1.3 Pengertian Keterampilan Menulis

Mustikowati (2017), keterampilan menulis adalah kemampuan untuk

mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui

bahasa tulis.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah

kemampuan awal dalam hal mengemukakan sesuatu baik secara lisan maupun

tulisan di dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat

Pranoto dalam Muhammad Iqbal (2019:3), bahwa keterampilan menulis

merupakan keterampilan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain secara

tertulis. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dan

kompleks jika dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya,

karena menulis tidak hanya sekedar menyalin kalimat atau kata-kata, tetapi juga

menuangkan gagasan dan mengembangkanya ke dalam struktur yang teratur,

logis, dan sistematis sehingga tulisan dapat ditangkap oleh pembacanya (Hasyim,

2017:5). Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan

suatu kemampuan dalam mengungkapkan atau menyampaikan pesan dalam

bentuk tulisan kepada para pembaca agar mudah dipahami.

Menurut Sri (2019:5), ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam

latihan menulis permulaan , antara lain berikut ini :

1. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.

Tangan kanan berfungsi untuk menulis, tangan kiri untuk menekan buku

tulis agar tidak mudah tergeser.


12

2. Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara

dengan telunjuk sendiri, atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian

dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan.

3. Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan

dengan menindas tulisan yang sudah ada. Latihan menghubung-

hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat dilakukan

pada buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini.

4. Latihan menatap bentuk tulisan latihan ini dimaksudkan untuk melatih

kordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis, sehingga

anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan

memindahkannya ke jemari tangannya.

5. Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada

papan tulis.

6. Latihan menulis halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan

menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku otak.

Sesuai dengan latihan awal dalam menulis, sebagai bentuk keterampilan

menulis di Sekolah Dasar dibedakan menjadi dua bagian yaitu keterampilan

menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjut. Keterampilan menulis

permulaan difokuskan pada kegiatan menulis dengan menjiplak, menebalkan,

mencontoh, melengkapi, menyalin, dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi.

Keterampilan menulis permulaan sangat dibutuhkan oleh setiap

individu sebagai dasar untuk memperluas ilmu pengetahuan dan mengembangkan

pribadinya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pelajaran menulis terasa
13

begitu berat dan melelahkan untuk siswa. Tidak jarang siswa menolak untuk

menulis terlalu banyak, bahkan ada juga anak yang merasa kesulitan dan malas

belajar menulis. Hal sering ditemui pada anak usia kelas rendah khususnya di

kelas I.

2.2.2 Media Kartu Huruf

2.2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Rahardjito dalam Ari Wahyu (2019:5), mengemukakan bahwa media

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan minat anak sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Made (2017:5), bahwa media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah berarti tengah, perantara, dan pengantar. Kata tengah berarti

berada diantara dua sisi, maka dapat disebut sebagai perantara antar kedua sisi.

Menurut Suryaman dalam Ari Wahyu (2019:3), bahwa media

pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar, sedangkan secara

terminologis, media pembelajaran dapat diartikan sebagai seluruh perantara

(dalam hal ini bahan atau alat) yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sesuai beberapa pendapat ahli mengenai pengertian media

pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan

perantara atau pengantar yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.


14

Hal tersebut membuat calon peneliti menyimpulkan dari pendapat

terkait media pembelajaran bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat menjadi perantara pesan dalam proses pembelajaran dari sumber informasi

kepada para penerima informasi sehingga terjadi proses belajar yang kondusif.

2.2.2.2 Media Kartu Huruf dalam Proses Pembelajaran

Kartu huruf merupakan kumpulan huruf abjad yang dituliskan pada

potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks).

Berbagai potongan huruf tersebut dapat dipindahkan sesuai keinginan pembuat

suku kata, kata maupun kalimat. Menurut Trisniwati dalam Sri (2019:5),

mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah kartu abjad yang berisi gambar, huruf,

tanda simbol, yang meningkatkan atau menuntun anak yang berhubungan dengan

simbol-simbol tersebut. Namun demikian kata huruf yang dimaksud disini adalah

kartu huruf yang dibuat sendiri dengan bentuk awan terbuat dari kertas putih dan

dilaminating.

Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat

mudah dilakukan dalam pembelajaran menulis dan membaca permulaan. Selain

itu, kartu huruf juga melatih kreatifitas siswa. Menurut Ratnawati dalam Sri

(2019:5) mengungkapkan bahwa, melalui media kartu huruf yang di

implementasikan melalui permainan, dapat merangsang untuk lebih cepat

mengenal simbol-simbol huruf, membuat minat anak semakin kuat untuk

bereksplorasi dalam menemukan kosakata baru, dengan cara merangkaikan

simbol- simbol huruf tersebut :


15

1. Menulis permulaan melalui penggunaan kartu huruf membantu anak

dalam proses pembelajaran.

2. Situasi yang menggembirakan serta dengan suasana yang akrab

menciptakan situasi yang menggambarkan perkembangan siswa di kelas

rendah khususnya kelas I

3. Media kartu huruf digunakan untuk membantu perkembangan daya ingat

anak pada tahap menulis permulaan.

Trisniwati dalam Sri (2019:5), menyatakkan bahwa beberapa manfaat

yang dapat diambil dari permainan kartu huruf yaitu:

1. Dapat membaca dengan mudah. Permainan kartu huruf dapat membantu

anak untuk mengenal huruf dengan mudah, sehingga membantu anak-anak

dalam kemampuan membacanya.

2. Mengembangkan daya ingat otak kanan. Permainan kartu huruf dapat

mengembangkan kemampuan otak kanan karena dapat melatih kecerdasan

emosi, kreatif, dan intuitif.

3. Memperbanyak perbendaharaan kata. Permainan kartu huruf terdapat

gambar dan tulisan dari makna gambar yang tertera pada kartu, sehingga

dapat memperbanyak perbendaharaan kata yang dimiliki anak-anak.

Selain itu, Kurniawan dalam Sri (2019:5), mengungkapkan fungsi

permainan kartu huruf adalah sebagai berikut:

1. Kondisi atau situasi saat permainan sangat penting bagi anak didik karena

anak-anak bersikap lebih positif terhadap permainan kartu itu.


16

2. Permainan dapat mengajarkan fakta dan konsep secara tepat guna dengan

cara pembelajaran konversional pada objek yang sama.

3. Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar

anak didik, permainan dapat juga mendorong siswa untuk saling

membantu satu sama lain.

4. Bantuan yang paling baik dari media permainan adalah domain efektif

(yang menyangkut perasaan atau budi pekerti) yaitu memberi bantuan

motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam masalah yang menyangkut

perubahan sikap.

5. Guru maupun siswa dapat menggunakan permainan kartu mana yang

mengandung nilai yang paling tinggi dan bermakna untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Media kartu huruf berpeluang dalam upaya meningkatkan pemahaman

penggunaan huruf kapital dalam menulis teks deskripsi. Media kartu huruf yang

digunakan tidak jauh dari kehidupan realitas siswa. Oleh karena itu media kartu

huruf dianggap cocok dalam peningkatan pemahaman penggunaan huruf kapital

dalam menulis teks deskripsi dan sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar

(Ari Wahyu, 2019:5). Siswa akan tertarik dan antusias dalam menulis teks

deskripsi serta memahami penggunaan huruf kapital, dimana dalam pembelajaran

siswa akan menggunakan kartu huruf. Dari kartu huruf tersebut siswa dapat

memahami penggunaan huruf kapital dalam menulis teks deskripsi. Oleh karena

itu, penelitian ini berupaya untuk meningkatkan keterampilan menulis melalui

penggunaan media kartu huruf di kelas I SD.


17

2.2.3 Metode Demonstrasi

2.2.3.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Andriani dalam Farida (2018:3), metode demonstrasi memiliki ciri-

ciri yang nantinya memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan

apa yang akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Majid dalam Farida

(2018:4), bahwa metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya

suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang

dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata

dengan tahapan yaitu persiapan, pembukaan, pelaksanaan, dan penutup. Menurut

Zain dalam Khoirul Muzayanah (2018:48), metode demonstrasi adalah cara

penyajian bahan pembelajaran dengan peragaan atau menunjukkan kepada siswa

suatu peoses,situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi

juga merupakan cara mengajar yang menunjukkan, memperlihatkan sesuatu

proses sehingga siswa dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin merasakan

proses yang dipertunjukkan. Hal yang perlu dipahami dalam metode demonstrasi

ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan

cara lebih baik. Sehingga calon peneliti memanfaatkan metode demonstrasi agar

memudahkan para siswa dalam memahami pengenalan huruf abjad melalui media

kartu huruf agar dapat meningkatkan keterampilan menulis.


18

2.2.3.2 Sintak Metode Demonstrasi

Syaiful Bahri dalam Khoirul Muzayanah (2018:50-51), menjelaskan

bahwa terdapat beberapa langkah dalam pembelajaran atau sintak metode

demonstrasi. Sehingga berikut ini sintak metode demonstrasi antara lain :

1. Tahap Persiapan, pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus

dilakukan:

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai.

b. Mempersiapkan langkah-langkah demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Langkah Pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

 Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

 Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

 Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

b. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi

 Guru menjelaskan tentang urutan huruf abjad melalui media

kartu huruf yang disediakan

 Mulai proses demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

merangsang siswa untuk berpikir.

 Ciptakan suasana yang menyenangkan.

 Meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya

demonstrasi.
19

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

apa yang telah didemonstrasikan.

3. Tahap Penutup

 Guru memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk tulisan

tentang huruf abjad yang telah di demonstrasikan

 Guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya

proses demonstrasi

Sesuai dengan sintak diatas, maka yang perlu diketahui terdapat tiga

tahapan yaitu pertama tahap persiapan, meliputi merumuskan tujuan yang akan

dicapai, tujuan ini meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan sesuai penilaian.

Calon peneliti yang dimaksud sebagai guru juga mempersiapkan langkah-langkah

demonstrasi seperti peralatan yang dibutuhkan yaitu media pembelajaran kartu

huruf dan alat pendukung lainnya. Sehingga dalam tahap pelaksanaan nantinya

sesuai dengan sintak yang ada.

Kemudian tahap yang kedua yaitu tahap pelaksanaan. Sebelum

demonstrasi dilaksanakan, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan seperti

posisi tempat duduk siswa agar dapat memperhatikan dengan jelas apa yang

didemonstrasikan, setelah hal tersebut guru menjelaskan dari huruf abjad yang

diperlihatkan saat demonstrasi berlangsung. Guru harus melakukan demonstrasi

dengan menyenangkan yang merangsang siswa untuk berpikir agar siswa tertarik

untuk memerhatikan demonstrasi, seperti dengan gerak tangan sesuai huruf yang

diperlihatkan ataupun nyanyian yang melibatkan gerak tubuh. Guru meyakinkan

bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan baik dan melihat
20

reaksi seluruh siswa kemudian berikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang apa yang telah didemonstrasikan.

Tahap yang ketiga yaitu tahap penutup, guru memberikan tugas yang

harus dilakukan siswa yaitu menuliskan huruf abjad yang diperlihatkan saat

demonstrasi berlangsung. Selain memberikan tugas guru dan siswa mengevaluasi

bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

Sehingga dari sintak tersebut, calon peneliti dapat menyimpulkan bahwa sintak

metode demonstrasi yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga tahapan

yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaam dan tahap akhir.

2.2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Daryanto dalam Khoirul Muzayanah (2018:55-56), sebagai suatu

metode pembelajaran dalam hal ini metode demonstrasi memiliki beberapa

kelebihan, antara lain:

1. Melalui metode demonstrasi dapat membuat pembelajaran menjadi

lebih jelas dan konkret sehingga verbaliasme akan dapat dihindari,

sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang

dijelaskan.

2. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar dan mencatat saja, tetapi juga melihat dan mengamati

peristiwa yang terjadi.


21

4. Melalui cara mengamati langsung peserta didik akan dirangsang untuk

mengamati dan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara

teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini

kebenaran materi pembelajaran

Selain dari beberapa kelebihan tersebut, metode demonstrasi juga

memiliki beberapa kelemahan, antara lain :

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab

tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat

menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi

untuk menghasilkan pertunjukan proses tertentu, guru harus beberapa

kali mrncobanya terlebih dahulu.

2. Demonstrasi memerlukan peraratan, bahan-bahan dan tempat yang

memadai berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan

yang mahal dibanding dengan ceramah.

2.2.4 Kerangka Penelitian

Keterampilan menulis pada siswa kelas I saat ini masih cukup rendah.

Hal ini dapat dilihat dari nilai sebagian besar siswa yang masih di bawah nilai

KKM yang ada di SD GKST Badangkaian yaitu 65. Sehingga salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat.

Penggunaan media yang tepat akan membantu mempermudah siswa dalam

menuangkan gagasan-gagasanya dalam menulis, sehingga siswa memiliki

keterampilan menulis yang baik.


22

Selama ini terdapat kecenderungan dalam kegiatan pembelajaran

khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi guru menggunakan

metode ceramah. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

tidak banyak melibatkan siswa secara aktif karena waktu tersita dengan penyajian

materi yang serius, penggunaan metode pembelajaran yang kurang menarik

menyebabkan siswa tidak termotivasi dan tidak terdapat suatu interaksi dalam

pembelajaran. Pembelajaran di kelas seharusnya mengacu pada peningkatan

aktivitas dan partisipasi belajar siswa sehingga siswa mendapat hasil belajar yang

memuaskan. Guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan,

keterampilan dan sikap akan tetapi guru harus mampu membawa siswa aktif

dalam kegiatan pembelajaran dengan berbagai bentuk belajar. Dengan begitu,

guru mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara

penuh.

Melalui media kartu huruf, siswa diharapkan mendapat gambaran

secara konkrit mengenai hal-hal yang akan ditulis, antara lain dapat mengetahui

secara mandiri kata dalam setiap kalimat yang ada. Penggunaan media kartu huruf

tersebut, diharapkan siswa lebih termotivasi untuk mengembangkan imajinasi

siswa dalam menuangkan ide, pikiran, dan gagasan sesuai dengan keadaan sekitar

ke dalam bentuk tulisan. Berikut ini gambar dari kerangka pemikiran dalam

penelitian ini :
23

Kondisi Awal

Tahap Persiapan
1. Merumuskan tujuan demonstrasi
2. Merancang langkah-langkah demonstrasi

Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi

Tahap Penutup
1. Memberi tugas dalam bentuk tulisan
2. Mengevaluasi jalannya demonstrasi

Gambar 2.1 Alur kerangka pemikiran keterampilan menulis dengan


menggunakan media kartu huruf dalam metode demonstrasi

2.2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah disampaikan di

atas, peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut. Penggunaan media

kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan menulis dengan metode

demonstrasi berdasarkan pengalaman pada siswa kelas I SD.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Desain Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Menurut Arikunto dalam Effy (2019:8), menyatakan penelitian tindakan

kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action Research merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian ini

merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan

nyata dan proses pengembangan kemampuan dengan memanfaatkan interaksi,

partisipasi, dan kolaborasi. Penelitian ini menggunakan model spiral Kemmis &

Taggart yang dilaksanakan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari

perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi seperti yang tampak pada

gambar berikut ini :

24
Keterangan :
Siklus I
1. Perencanaan (plan)
2. Tindakan dan observasi (act and
observe)
3. Refleksi (reflect)

Siklus II
4. Perencanaan ulang (revised plan)
5. Tindakan dan observasi II (act and
observe)
6. Refleksi II (reflect)

Gambar 3.1 Model Kemmis & McTaggar

25
26

3.1.2 Setting dan Subjek Penelitian

Sekolah yang dipilih menjadi tempat penelitian adalah kelas I SD GKST

Badangkaian. Lokasinya terletak di tepi jalan utama Desa Badangkaian,

Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso. Akses jalan menuju ke sekolah ini

bagus dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Lingkungan fisik sekolah baik, dilihat dari segi kebersihan sekolah ini

tergolong cukup, sarana sekolah cukup, sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1

ruang guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang kepala sekolah. Sekolah ini

memiliki halaman yang cukup luas, cukup untuk digunakan sebagai tempat

upacara bendera dan tempat bermain bagi anak-anak. Penelitian akan

dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juli 2022 sampai minggu keempat bulan

Juli 2022. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD GKST Badangkaian yang

berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 9 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.

Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis melalui media kartu

huruf dalam metode demonstrasi.

3.1.2 Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan dlam penelitian ini direncanakan minimal dua

siklus. Setiap sikluus memiliki empat tahapan yaitu; 1) perencanaan, 2) prosedur

pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi.


27

3.2 Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah kemudian

merancang tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut.

 Melihat kondisi siswa pada waktu observasi, peneliti menentukan

masalah penelitian dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Masalah yang dipilih adalah meningkatkan keterampilan menulis

melalui media kartu huruf dalam metode demonstrasi pada siswa Kelas

I. Tindakan yang dilakukan adalah menggunakan media kartu huruf

pada pembelajaran menulis dengan metode demonstrasi siswa kelas I.

 Peneliti menetapkan waktu pelaksanaan tindakan. Penelitian

dilaksanakan pada hari senin, selasa, dan kamis sesusai jadwal mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas I

 Peneliti menyiapkan isntrumen penelitian, mulai dari Rencana

Pelaksanaan Tindakan (RPP), media huruf abjad, lembar observasi, alat

dokumentasi, dan lembar penilaian hasil keterampilan menulis siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang sudah

direncanakan sebelumnya. Namun dalam pelaksanaan nanti bisa jadi tidak

sepenuhnya terlaksana sesuai dengan perencanaan. Jadi tindakan bersifat

dinamis dan fleksibel dengan segala perubahan yang mungkin terjadi di

dalam kelas.
28

3. Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan

tindakan. Observasi terhadap proses tindakan yang sedang dilakasanakan

untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang dilaksanakan

berorientasi ke masa yang akan datang dan memberikan dasar bagi

kegiatan refleksi yang lebih kritis.

4. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan siklus

berikutnya. Pada tahap ini, peneliti memperhatikan berbagai yang terjadi

di dalam kelas serta saran-saran atau masukan dari guru kelas.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi,

dokumentasi dan penilaian karangan.

1. Tes

Tes menulis bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan

siswa menulis. Menurut Kusnandi dalam Khoirul Muzayanah (2018:72), tes

adalah cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, salah

satunya adalah tes tertulis. Tes tertulis menjadi tolak ukur keberhasilan

tindakan yang dilakukan peneliti.

2. Observasi

Metode observasi dilakukan dengan cara peneliti mengamati setiap

kegiatan yang berlangsung dan mencatat dalam lembar observasi untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan tindakan.


29

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto-foto

siswa saat kegiatan tindakan.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dari hasil penilaian tes menulis karangan narasi pada

siklus I dan II menggunakan teknik analisis statistik deskriptif yaitu dengan

mencari rerata. Menurut Hadi dalam Muhammad Iqbal (2019: 7), bahwa untuk

mencari rerata dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

M=
∑X
N

M = nilai rata-rata

∑x = jumlah nilai siswa

N = jumlah siswa

3.5 Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dengan

meningkatnya kualitas proses keterampilan menulis melalui media kartu huruf,

dan meningkatnya keterampilan menulis mellaui metode demonstrasi pada siswa

kelas 1 dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65, sesuai dengan kriteria ketuntasan

minimal (KKM) Bahasa Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Ari Wahyu, L. (2019). Penggunaan Media Kartu Huruf dalam Peningkatan

Pemahaman Penggunaan Huruf Kapital dalam Menulis Teks Deskripsi.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(16–27).

Effy, M. (2019). PENERAPAN METODE SAS UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I

SEKOLAH DASAR. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1), 320–

328.

Farida. (2018). Pengaruh Penerapan Alat Peraga Puzzle dengan Menggunakan

Metode Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran

Matematika di SD/MI. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(1), 10–17.

HASYIM, A. N. (2017). PENGARUH PENERAPAN METODE STRUKTURAL

ANALITIK SINTETIK (SAS) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN SISWA KELAS I SD NEGERI 167 KASUSO KECAMATAN

BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA. Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Khoirul Muzayanah. (2018). PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MI MA’ARIF 1 PUNGGUR LAMPUNG

TENGAH. Institut Agama Islam Negeri Metro.


Made, S. (2017). PENERAPAN MEDIA GAMBAR DAN KARTU HURUF

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA

PERMULAAN. International Journal of Elementary Education, 1(1), 1–10.

Muhammad Iqbal, M. (2019). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

TEGAK BERSAMBUNG MELALUI METODE SAS PADA SISWA

KELAS II-B SEKOLAH DASAR. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan

Sekolah Dasar, 7(1), 46–51.

Mustikowati. (2017). Meningkatkan Semangat Membaca dan Menulis Siswa

Sekolah Dasar dengan Permainan Kata Bersambut. Jurnal Ilmiah

Kependidikan, 1(2), 17–24. Retrieved from

http://jurnal.unublitar.ac.id/index.php/briliant/

Nunu, R. (2019). Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui

Penerapan Metode Struktur Analitik Sintetik (SAS). Journal Teaching and

Learning Research, 1(1), 33–40.

Rustan, E. (2018). Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Hukum Pada

Putusan Perkara Ekonomi Syariah Pengadilan Agama Makassar. Journal of

Islamic Economic Law, 1(2), 166–176. Retrieved from

https://doi.org/10.24256/alw.v1i2.278

Sri, A. (2019). PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN

DITKINTAN KOMARA KELOMPOK B. Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1),

15–23.

Anda mungkin juga menyukai