Anda di halaman 1dari 28

TUGAS TUTORIAL III PTK

TUTOR : Drs. INDRIYANTO, M.Pd

PENERAPAN MEDIA WORD CARD UNTUK MENINGKATKAN


HASIL BELAJAR IPA TEMA BUMI DAN ALAM SEMESTA
PADA SISWA KELAS III SDI AL-HUSNAYAINI
PEKANBARU

USULAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun oleh :
ELVA FRINA
NIM. 856477332

SEMESTER I KELAS B
POKJAR PAYUNG SEKAKI
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan siswa dalam menerima dan mempraktekkan hasil


pembelajaran merupakan salah satu unsur untuk mencapai keberhasilan yang
maksimal dalam proses pembelajaran. Guru sebagai pelaksana langsung di
lapangan mempunyai peranan sentral untuk menentukan keberhasilan pendidikan.
Inti dari semua itu adalah terjadinya proses interaksi antara guru dengan siswa
dalam sebuah kegiatan yang dinamakan proses pembelajaran. Oleh karena itu
mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran tersebut.
Salah satu tujuan dari sekolah adalah menyiapkan siswa yang beriman,
bertakwa kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan dan juga dipersiapkan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Usaha
menyiapkan siswa dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat
pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk di dalamnya mata pelajaran
IPA.
Trianto (2007:99) menyatakan bahwa mata pelajaran IPA merupakan
pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Pencapaian hasil pembelajaran IPA yang maksimal sesuai kompetensi
perlu upaya-upaya terencana dan kongkrit berupa kegiatan pembelajaran bagi
siswa. Kegiatan ini harus dirancang sedemikian sehingga mampu

1
mengembangkan kompetensi, baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Karena itu, keahlian guru sangat diharapkan dalam memilih media pembelajaran
yang sesuai dengan standar kompetensi yang akan dicapai, media pembelajaran
yang berpusat pada siswa, dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan
sangat diperlukan.
Idealnya IPA diajarkan di tingkat sekolah dasar (SD) adalah
mengembangkan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,
memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan
“bagaimana”, serta memiliki nilai dan hasil belajar yang ideal, yaitu hasil atau
nilai yang diperoleh siswa mencapai KKM yang ditetapkan, yaitu 75.
Kenyataannya mata pelajaran IPA yang diajarkan di kelas III SDI Al-
Husnayaini Pekanbaru belum terlaksana secara maksimal, dari nilai ulangan
harian IPA tema Bumi dan Alam Semesta terlihat dari 28 orang siswa hanya 16
siswa yang mencapai ketuntasan secara individu. Artinya dari 100% hanya
57,14% siswa yang mencapai KKM, sementara sisanya 42,86% tidak mencapai
KKM yang telah ditetapkan, yaitu 75.
Sementara itu berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di kelas
III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru ketika proses pembelajaran ditemukan
permasalahan sebagai berikut: 1) adanya siswa yang suka mendominasi dalam
belajar, 2) metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru masih terbiasa
menggunakan metode itu-itu saja, 3) siswa merasa ragu untuk bertanya, ketika
diminta untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahaminya, 4) siswa kurang
berminat untuk mengikuti pembelajaran, misalnya pada pembelajaran
berlangsung, siswa banyak yang keluar masuk kelas, 5) pembelajaran lebih
didominasi oleh guru, dalam proses pembelajaran guru lebih aktif, sementara
siswa cenderung pasif, dan 6) strategi yang digunakan guru tidak efektif.
Berdasarkan permasalahan di atas, dipandang perlu dilakukan usaha
perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan alat peraga atau media yang tepat. Adapun media
yang dimaksud bertujuan agar siswa cepat mengingat dan tidak mudah lupa

2
pelajaran atau dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan
media word card.
Dananjaya (2010:169) menjelaskan bahwa media word card merupakan
kartu kata-kata yang digunakan sebagai media untuk melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran dan sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi,
terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi dengan sesama siswa dalam kegiatan
pembelajaran melalui kartu kata tersebut.
Dananjaya (2010:169) menambahkan bahwa media word card
menggunakan kartu kata-kata dalam sebuah kartu tertulis enam kata. Siswa
memilih dua dari enam kata dapat kartu tersebut untuk membuat satu kalimat
yang logis. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa media word card
melatih siswa mengembangkan ide dari sebuah kata, melatih keterampilan siswa
dalam menyusun sebuah kalimat secara logis, dan siswa berpeluang aktif dalam
proses pembelajaran, serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
a. Dari 28 orang siswa hanya 16 siswa yang mencapai ketuntasan secara
individu. Artinya dari 100% hanya 57,14% siswa yang mencapai KKM,
sementara sisanya 42,86% tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan,
yaitu 75.
b. Adanya beberapa siswa yang suka mendominasi dalam pembelajaran.
c. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru masih menggunakan
metode ceramah.
d. Siswa merasa ragu untuk bertanya, ketika diminta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahaminya.
e. Siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran, terlihat saat proses
pembelajaran berlangsung, siswa banyak yang keluar masuk kelas.
f. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran, sehingga siswa cenderung
pasif.

3
g. Strategi yang digunakan oleh guru tidak efektif
Masalah yang menjadi perhatian penulis adalah tidak tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah disajikan oleh guru pada mata pelajaran IPA, dengan
melaksanakan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Analisis Masalah
Permasalahan yang ditemui dilapangan merupakan suatu kegagalan yang
perlu dicari solusi atau jalan keluarnya. Berdasarkan hasil analisis sementara
bahwa yang menyebabkan hasil belajar siswa cenderung rendah, yaitu sebagai
berikut:
a. Cara mengajar yang dilakukan guru kurang bervariasi, guru cenderung
menggunakan metode ceramah tanpa diiringi media atau alat peraga
lainnya.
b. Penerapan metode atau model pembelajaran yang tidak relevan
c. Pembelajaran terpusat pada guru sehingga suasana kelas terasa kaku.
d. Guru belum merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan dengan
baik.
e. Guru belum memotivasi dan memberikan respons terhadap siswa dalam
proses pembelajaran.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, peneliti akan
menerapkan Media Word Card, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk
giat sehingga hasil belajar pun dapat ditingkatkan.
Dananjaya (2010:169) menjelaskan bahwa media word card merupakan
kartu kata-kata yang digunakan sebagai media untuk melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran dan sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi,
terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi dengan sesama siswa dalam kegiatan
pembelajaran melalui kartu kata tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
dipahami bahwa media word card melatih siswa mengembangkan ide dari sebuah
kata, melatih keterampilan siswa dalam menyusun sebuah kalimat secara logis,
dan siswa berpeluang aktif dalam proses pembelajaran, serta membantu

4
meningkatkan hasil belajar IPA tema Bumi dan Alam Semesta pada siswa kelas
III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Media Word Card untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tema Bumi dan Alam Semesta pada Siswa
Kelas III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut: Apakah penerapan media word card dapat
meningkatkan hasil belajar IPA tema bumi dan alam semesta pada siswa kelas III
SDI Al-Husnayaini Pekanbaru?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA tema bumi dan alam semesta pada siswa kelas III
SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara
praktis maupun teoritis. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk
mengembangkan keilmuan dalam bidang perbaikan pembelajaran melalui sebuah
penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan
bagi penelitian yang lebih mendalam sehingga dapat memperbanyak informasi
mengenai penerapan media word card untuk meningkatkan hasil belajar IPA tema
bumi dan alam semesta pada siswa kelas III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.

5
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kamanfaat
berupa:
1. Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA tema bumi dan alam semesta pada
siswa kelas III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.
b. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas III SDI Al-Husnayaini
Pekanbaru.
c. Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa
2. Bagi guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
rangka memperbaiki proses pembelajaran dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas sekolah tersebut.
b. Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.
3. Bagi Sekolah :
a. Meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan hasil
belajar siswa.
b. Meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan kualitas pembelajaran
4. Bagi Peneliti :
a. Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Sarjana Pendidikan S1 Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Terbuka.
b. Menambah wawasan peneliti tentang peningkatan hasil belajar IPA
melalui penelitian tindakan kelas.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Kunandar (2013:243), hasil belajar siswa ibarat cermin yang bisa
dijadikan alat untuk instropeksi dan refleksi atas pembelajaran yang telah
dilakukan. Apakah siswa telah memahami dan menguasai apa yang telah
disampaikan guru, atau sebaliknya siswa belum memahami dan menguasai apa
yang telah disampaikan guru. Guru harus jujur pada diri sendiri atas pembelajaran
yang telah dilakukan. Pada dasarnya tidak ada siswa yang bodoh, tetapi yang ada
adalah perbedaan karakteristik siswa.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa guru harus mampu
mengidentifikasi perbedaan karakteristik siswa dengan berbagai potensi yang ada
pada diri siswa. Salah cara yang dapat dilakukan guru dalam mengidentifikasi
karakteristik siswa adalah melalu penggunaan media pembelajarna yang tepat,
salah satunya adalah media word card.
Syah, dkk (2009:42) menyatakan bahwa hasil belajar atau prestasi belajar
adalah tahap pencapaian aktual yang ditampilkan dalam bentuk prilaku yang
meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dan dapat dilihat dalam
bentuk kebiasaan, sikap, penghargaan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Lebih lanjut Tulus (2004:75) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu yang
bersifat kognitif, afektif, psikomotor, dan biasanya ditentukan melalui pengukuran
dan penilaian. Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada aspek kognitif,
karena berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Sedangkan Djamarah & Zain (2006:107) mengatakan setiap proses belajar
mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai
di tingkat mana hasil belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal ini

7
keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf.
Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik Sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76%-99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh
siswa.
c. Baik /minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
(60%-75%) saja dikuasai oleh siswa.
d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Selanjutnya Mulyasa (2008:257) menyatakan bahwa kualitas
pembentukan kompetensi dari segi hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau
setidaknya sebagian besar (75%) sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan
pengertian hasil belajar yang telah dijelaskan, dapat dipahami bahwa hasil belajar
merupakan kemajuan siswa dalam belajar, yaitu tentang apa yang sudah dikuasai
dan belum dikuasai siswa. Kemajuan siswa tersebut diperoleh melalui penilaian,
seperti tes.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Ahmadi & Supriyono (2004: 139-146) menyatakan dari sekian banyak
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu: 1) faktor-faktor stimulus belajar, 2) faktor metode belajar, dan 3) faktor-
faktor individual. Berikut diuraikan secara garis besar mengenai ketiga macam
faktor tersebut:
a. Faktor-faktor stimulus belajar, yaitu segala hal di luar individu itu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Terdiri atas:
1) Panjangnya bahan pelajaran.
Dengan bahan yang terlalu panjang atau banyak hal ini membutuhkan
waktu yang panjang pula dalam mempelajarinya. Panjangnya waktu

8
belajar juga dapat menimbulkan beberapa “interferensi” atas bagian-
bagian materi yang dipelajari. Interferensi dapat diartikan sebagai
gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara
kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran
sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari.
2) Kesulitan bahan pelajaran.
Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan bahan
pelajaran dan mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit sesuatu
bahan pelajaran, makin lambatlah orang mempelajarinya. Sebaliknya,
semakin mudah bahan pelajaran makin cepatlah orang dalam
mempelajarinya.
3) Berartinya bahan pelajaran.
Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari belajar
waktu sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan
bahasa, pengetahuan, dan prinsip-prinsip. Modal pengalaman ini
menentukan keberartian dari bahan yang dipelajari di waktu sekarang.
4) Berat ringannya tugas.
Mengenai berat atau ringannya suatu tugas, hal ini erat hubungannya
dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang sama, kesukarannya
berbeda bagi masing-masing indivdu. Ini berarti bahwa kematangan
individu ikut menjadi indikator atas berat atau ringanya tugas bagi
individu yang bersangkutan.
5) Suasana lingkungan eksternal.
Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal antara lain: cuaca
(suhu udara, mendung, hujan, kelembaban); waktu (pagi, siang, sore,
petang, dan malam); kondisi tempat (kebersihan, letak sekolah,
pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan); penerangan (berlampu,
bersinar matahari, gelap, renang, remang-remang); dan sebagainya.
b. Faktor-faktor metode belajar. Metode mengajar yang dipakai guru sangat
mempengaruhi metode belajar yang dipakai si pelajar. Dengan perkataan

9
lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti
bagi proses belajar.
c. Faktor-faktor individual. Kecuali faktor-faktor stimulus dan metode
belajar, faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
siswa. Seperti kematangan, faktor usia kronologis, faktor perbedaan jenis
kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Tulus (2004:78) menambahkan bahwa faktor yang mendasar ikut memberi
kontribusi bagi keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik adalah: (1)
strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang kurang menonjol dalam bidang-
bidang tertentu sesuai dengan tujuh macam kecerdasan, (2) strategi guru
melibatkan siswa dalam pembelajaran secara penuh dengan suasana gembira dan
menyenangkan, (3) strategi guru membuat alat bantu dan menciptakan ruangan
yang hidup.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1)
faktor-faktor stimulus belajar, 2) faktor metode belajar, dan 3) faktor-faktor
individual. Sedangkan media word card merupakan termasuk faktor kedua berupa
metode atau media yang digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


1. Pengertian Mata Pelajaran IPA
Menurut Samatowa (2006:3) bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)”. Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut
dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA atau science itu
pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, atau ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Powler (dalam Samatowa, 2006:3) menjelaskan bahwa: “IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaaan yang sistematis yang
tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi

10
dan eskperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu
sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan
berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang
atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh
hasil yang sama atau konsisten”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa IPA merupakan ilmu
yang tentang alam dilakukan dengan cara mengamati dunia ini bersifat analisis,
lengkat, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan
fenomena lain, sehingga keleluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru
tentang objek yang diamatinya.

2. Tujuan Pembelajaran IPA


Melalui pembelajaran IPA, diharapkan peserta didik dapat membangun
pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam kelompok, belajar
berinteraksi dan berkomunikasi, serta bersikap ilmiah. Pada dasarnya tujuan
pembelajaran IPA di SD/MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2)
Menggembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3)
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat, 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam, 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargaan alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan, dan 7) Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs (Mulyasa, 2008: 111).

11
Berdasarkan penjelasan di atas, IPA perlu diberikan kepada semua peserta
didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif.

C. Media Word Card


1. Pengertian Media Pembelajaran
Benny (2011:85) menjelaskan bahwa jika dilihat dari asal katanya, media
berasal dari kata medium yang berarti perantara. Hal ini sesuai dengan peran
media dalam aktivitas pembelajaran yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk
menjembatani proses penyampaian pesan dan pengetahuan antara sumber pesan
dengan penerima pesan. Heinich dalam Benny A. Pribadi (2011:85)
mengemukakan definisi media sebagai sesuatu yang membawa pesan dan
informasi antara pengirim dan penerima. Media juga dapat dikatakan sebagai
sarana yang digunakan dalam proses komunikasi.
Menurut Majid (2013:59) bahwa media merupakan elemen fisik di
lingkungan belajar dengan apa peserta didik berinteraksi untuk belajar sesuatu.
Pemilihan media dilakukan sebagai bagian dari strategi pembelajaran. Misalnya,
dalam program jarak jauh, keputusan untuk menggunakan sistem pengajaran
berbasis web dibuat di awal.
Hamdani (2011:243) menjelaskan bahwa media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran
adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
Hal senada Hanafiah dan Suhana (2009:59) menyatakan bahwa media
pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru
untuk mendorong siswa belajar secara tepat, tepat, mudah, benar dan tidak
terjadinya verbalisme. Selain itu, media pembelajaran dirancang untuk alat bantu

12
pendengaran dan penglihatan (audio visual aid) bagi peserta didik dalam rangka
memperoleh pengalaman belajar secara signifikan.
Pengertian tentang media saat ini amat berkembang luas. Smith & Ragan
dalam Abuddin Nata berpendapat bahwa media adalah the physical means by
which instructional message is communicated such as television, print materials,
or computer. Lebih lanjut Nata (2009:296) yang mengatakan bahwa secara garis
besar media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun konsisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengeteahuan, keterampilan, atau sikap.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar secara tepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya
verbalisme. Salah satu media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah media word card.

2. Pengertian Media Word Card


Dananjaya (2010:169) menjelaskan bahwa media word card merupakan
kartu kata-kata yang digunakan sebagai media untuk melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran dan sekaligus menghayati tantangan, mendapat inspirasi,
terdorong untuk kreatif, dan berinteraksi dengan sesama siswa dalam kegiatan
pembelajaran melalui kartu kata tersebut.
Dananjaya (2010:169) menambahkan bahwa media word card
menggunakan kartu kata-kata dalam sebuah kartu tertulis enam kata. Siswa
memilih dua dari enam kata untuk membuat satu kalimat yang logis. Berikut
contoh memilih dua kata untuk menyusun kalimat yang logis:

MANUSIA
TUMBUHAN
HEWAN
HERBIVORA
KARNIVORA
TANAH

13
Dari kata-kata di atas misalnya diambil kata:

a. “MANUSIA” dan “TUMBUHAN”, bisa dibuat kalimat “Manusia


memperoleh makanan dari tumbuhan.
b. “HEWAN”, dan “HERBIVORA”, bisa dibuat kalimat “Hewan
pemakan tumbuhan disebut herbivora.
c. “HEWAN”, dan “KARNIVORA”, bisa dibuat kalimat “Hewan
pemakan tumbuhan disebut karnivora.
Lebih lanjut Arsyad (2007:120) menyatakan bahwa media word card
merupakan kartu kecil yang berisikan gambar, kata-kata, kalimat atau tanda
simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan bahan pelajaran.
Sedangkan Hanafiah (2007:120) menyatakan bahwa media word card
merupakan media yang berukuran 10 x 10 cm berisikan kata-kata yang berkaitan
dengan materi pelajaran, dan tugas siswa dituntun untuk memilih beberapa kata
untuk disusun menjadi kalimat yang benar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa media word card
melatih siswa mengembangkan ide dari sebuah kata, melatih keterampilan siswa
dalam menyusun sebuah kalimat secara logis, dan siswa berpeluang aktif dalam
proses pembelajaran, serta membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Langkah-langkah Media Word Card dalam Pembelajaran


Dananjaya (2010:169) menyatakan bahwa langkah-langkah media word
card dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Guru menyampaikan materi pelajaran
b. Guru membagikan kartu kata kepada siswa
c. Guru meminta beberapa siswa membaca kartu kata yang dimilikinya
d. Guru meminta siswa memilih dua kata dari kartunya
e. Guru meminta siswa membuat kalimat yang logis dari kata yang dipilihnya
f. Guru memanggil empat siswa, kemudian mengumumkan pada kelas,
bahwa empat orang ini akan menyampaikan kalimatnya dengan dua kata
yang dipilihnya.

14
g. Guru meminta keempat siswa untuk membalikkan badan setelah semuanya
mengungkapkan kalimatnya
h. Guru meminta kelas memilih siapa yang terbaik pertama, kedua, ketiga,
dan keempat
i. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Suprijono (2011:131) menyatakan bahwa langkah-langkah media word
card dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan kompetensi yang dicapai atau materi.
b. Menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.
c. Siswa diberikan kartu kata yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti akan
dibacakan pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang
berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca.
d. Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membaca kata-kata yang
tertulis didalamnya. Sementara pasangannya menebak kata-kata yang
terdapat di dalam kartu tersebut, kemudian membuat atau menyusun
menjadi kalimat yang logis.
e. Apabila katanya tepat dan kalimatnya tepat, maka pasangan itu boleh
duduk. Begitu seterusnya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya media
word card adalah media yang menggunakan kartu, dan di dalam kartu tersebut
terdapat beberapa kata, dan siswa ditugaskan untuk memilih dua buah kata yang
terdapat di dalam kartu tersebut dan membuatnya menjadi kalimat yang logis.

4. Keunggulan Media Word Card dalam Pembelajaran


Dananjaya (2010:170) menyatakan bahwa media word card memiliki
beberapa keunggulan, yaitu:
a. Melatih siswa mengembangkan ide-ide sebuah kata
b. Melatih keterampilan siswa dalam menyusun sebuah kalimat secara logis
c. Membuat siswa berpeluang aktif dalam proses pembelajaran, karena setiap
siswa aktif dalam menyusun kalimat.
d. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

15
Sedangkan Suhendra (2007:2) menyatakan bahwa keunggulan media word
card adalah sebagai berikut:
a. Media yang tepat untuk membantu siswa mengingat dan mempelajari
informasi melalui petunjuk kata secara benar
b. Kartu-kartu kata tersebut menjadi petunjuk atau rangsangan bagi siswa
untuk memberikan respon yang diinginkan
c. Mempergunakan kartu ini dalam proses belajar mengajar (PBM) akan
mempermudah atau mempercepat pemahaman siswa, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Kelemahan Media Word Card


Dananjaya (2010:170) menyatakan bahwa media word card juga memiliki
beberapa kelemahan, yaitu:
a. Media kartu bisa menjadi kurang efektif dan tidak menarik, apabila kartu
yang dipersiapkan biasa-biasa saja. Disarankan menggunakan kartu yang
memiliki warna berbeda agar lebih menarik.
b. Kata-kata yang ditulis dalam kartu harus sesuai dengan materi, karena jika
tidak siswa akan kesulitan dalam menyusun kata menjadi kalimat yang
logis

D. Penelitian Tindakan Kelas


Emzir (2010:233) menyatakan bahwa “PTK adalah suatu proses yang
dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, guru, dan
peserta lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang
diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan”. PTK mempunyai tujuan
utama menyediakan suatu kerangka penyelidikan kualitatif oleh para guru dan
peneliti di dalam situasi pekerjaan kelas yang kompleks.
Arikunto (2007:16) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan
mutu praktik pembelajaran”. Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

16
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
terhadap kegiatan yang dilakukan siswa.

E. Hubungan Media Word Card dengan Hasil Belajar IPA


Menurut Aunurrahman (2009:177) menjelaskan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan media
pembelajaran yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran. Bagik strategi dan media pembelajaran sangat berguna, baik
guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, media pembelajaran ini
dijadikan sebagai pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam
pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa penggunaan media pembelajaran dapat
mempermudah proses pembelajaran dan mempercepat memahami isi
pembelajaran, karena setiap media pembelajaran dirancang untuk mempermudah
proses pembelajaran. Kemudian diharapkan media pembelajaran ini dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Salah satu media pembelajaran yang penulis pilih adalah media word card,
dengan alasan bahwa media word card merupakan media pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa bagaimana dapat menyelesaikan permasalahan
IPA dengan baik, sehingga hasil belajar pun dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Dananjaya (2010:170) bahwa media word card melatih siswa
mengembangkan ide-ide sebuah kata, melatih keterampilan siswa dalam
menyusun sebuah kalimat secara logis, membuat siswa berpeluang aktif dalam
proses pembelajaran, karena setiap siswa aktif dalam menyusun kalimat, dan
membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa dengan diterapkannya media word
card pada proses pembelajaran IPA di kelas III akan dapat memudahkan guru
dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga diyakini hasil belajar
IPA tema bumi dan alam semesta pada siswa kelas III SDI Al-Husnayaini
Pekanbaru.

17
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu


Penelitian

1. Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDI Al-
Husnayaini Pekanbaru tahun pelajaran 2021-2022 dengan jumlah siswa
sebanyak 28 orang yang terbagi atas 12 orang laki-laki dan 16 orang
perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan di kelas III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru yang beralamat di
depan Hotel Grand Madina Jalan Kubang Raya Km. 2 Kelurahan Tuah
Madani, Kec Tampan Kota Pekanbaru.
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari tanggal 13 Juni
hingga 23 Juni 2022. Untuk lebih jelas waktu penelitian ini dapat tergambar
pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Perbaikan Pembelajaran
No. Tempat Hari/Tanggal Jam ke MP Kelas Ket.
Siklus 1
1. SDI Al-Husnayaini Senin, 13/06/2022 1 dan 2 IPA III
Pert. 1
Siklus 1
2. SDI Al-Husnayaini Rabu, 15/06/2022 3 dan 4 IPA III
Pert. 2
Siklus 2
3. SDI Al-Husnayaini Senin, 20/06/2022 1 dan 2 IPA III
Pert. 1
Siklus 2
4. SDI Al-Husnayaini Rabu, 22/06/2022 3 dan 4 IPA III
Pert. 2

4. Pihak yang Membantu Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dibantu oleh observer/supervisor II sebagai
teman sejawat dan pihak lain yang terkait untuk mendiskusikan dari rencana

18
hingga refleksi dalam melakukan pelaksanaan penelitian dimaksud. Adapun
pihak yang membantu pada pelaksanaan penelitian ini antara lain:
a. Tutor-tutor pengajar pada Program Studi Strata Satu Universitas Terbuka
yang telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan.
b. Bapak Drs. Indriyanto, M.Pd, selaku supervisor I (satu) dan tutor mata
kuliah IDIK 4008/Penelitian Tindakan Kelas.
c. Ibu Fitri Widia Wati S.Pd, selaku supervisor II (Dua) yang bertugas
sebagai guru kelas di SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.
d. Ibu Meldayani S.Pd, selaku penilai I (satu) yang bertugas sebagai guru
kelas di SDI Al-Husnayaini Pekanbaru.
e. Guru-guru SDI Al-Husnayaini Pekanbaru yang membantu penulis pada
penelitian ini.
f. Siswa kelas III SDI Al-Husnayaini Pekanbaru selaku subjek penelitian.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Desain dasar penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Emzir
(2010:233) menyatakan bahwa “PTK adalah suatu proses yang dirancang untuk
memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, guru, dan peserta lainnya)
dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam
pengalaman pendidikan”. PTK mempunyai tujuan utama menyediakan suatu
kerangka penyelidikan kualitatif oleh para guru dan peneliti di dalam situasi
pekerjaan kelas yang kompleks.
Dalam penelitian ini peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian dalam dua
siklus yaitu siklus I, dan siklus II, namun sebelum melaksanakan perlakuan tindakan
siklus I dan II peneliti terlebih dahulu melakukan prasiklus. Prasiklus diperlukan sebagai
panduan dan acuan peneliti dalam melaksanakan siklus I dan siklus II. Jumlah pertemuan
pada setiap siklusnya akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, namun hal ini akan
bisa berkembang atau bertambah seiring dengan kebutuhan penelitian. Perbaikan
pembelajaran ini dilaksanakan dengan empat tahapan yang dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto
(2007:16) yaitu sebagai berikut :

19
Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan
?
Gambar 3.1
Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas

Adapun penjelasan dari daur siklus PTK di atas dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan jumlah siklus penelitian.
b. Menetapkan materi pelajaran yang akan disajikan
c. Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Membuat lembaran observasi
e. Meminta guru kelas menjadi observer untuk mengamati aktivitas guru, dan
meminta kesediaan guru bidang studi menjadi observer untuk mengamati
aktivitas siswa.
f. Menyusun alat evaluasi
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Pendahuluan: (+ 10 Menit)
1) Guru membuka pelajaran dengan membaca doa secara bersama-sama
dan mengabsen siswa

20
2) Guru memberikan apersepsi dan motivasi
3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Inti: (+ 45 Menit)
1) Guru menyampaikan materi pelajaran
2) Guru membagikan kartu kata kepada siswa
3) Guru meminta beberapa siswa membaca kartu kata yang dimilikinya
4) Guru meminta siswa memilih dua kata dari kartunya
5) Guru meminta siswa membuat kalimat yang logis dari kata yang
dipilihnya
6) Guru memanggil empat siswa, kemudian mengumumkan pada kelas,
bahwa empat orang ini akan menyampaikan kalimatnya dengan dua
kata yang dipilihnya.
7) Guru meminta keempat siswa untuk membalikkan badan setelah
semuanya mengungkapkan kalimatnya
8) Guru meminta kelas memilih siapa yang terbaik pertama, kedua,
ketiga, dan keempat
c. Kegiatan Akhir: (+ 15 Menit)
1) Guru memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan
2) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran
3. Pengamatan, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
a. Pengamatan
Pengamtan dilaksanakan secara bersamaan dengan pelaksanaan
yang dilakukan oleh seorang observer/supervisor II, dengan menggunakan
pedoman observasi berupa lembaran observasi guru dan lembaran
observasi siswa selama pembelajaran berlangsung dengan memberikan
tanda ceklis sesuai dengan indikator yang muncul.
b. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
1) Teknik Tes, dilakukan untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar
siswa. Kegiatan pelaksanaan tes dilakukan setelah proses pembelajaran pada
setiap materi pokok yang telah dipelajari. Dalam penelitian ini test hasil

21
belajar dalam bentuk ulangan essay. Tes dilakukan pada akhir setiap siklus
yaitu Ulangan siklus I dan ulangan siklus II.
2) Teknik Observasi, dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan
Media Word Card.
3) Teknik Dokumentasi, dilakukan untuk menampilkan RPP, Silabus, dan
foto pelaksanaan PTK dengan menggunakan Media Word Card.
c. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan yaitu perangkat pembelajaran
dan instrument pengumpulan data.
1) Instrumen Perangkat Pembelajaran
a) Silabus
Silabus adalah perangkat pembelajaran yang memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, bahan/alat dan
sumber. Silabus salah satu perangkat pembelajaran yang menjadi
acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program
pembelajaran.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP adalah perangkat pembelajaran yang menggambarkan
pelaksanaan Media Word Card pada tiap kali pertemuan, yang
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.
c) Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang
berisikan soal-soal dari materi yang sedang dipelajari.
2) Instrumen Pengumpulan Data
a) Ulangan Harian
UH adalah soal yang diberikan setelah selesai dua materi pokok
atau setelah siklus dilaksanakan.

22
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa merupakan lembar pengamatan
yang digunakan observer untuk menilai proses pembelajaran yang
diikuti siswa.
c) Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru merupakan lembar pengamatan
yang digunakan observer untuk menilai proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru.
4. Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan tindakan, dengan
tujuan melihat apakah pelaksanaan tersebut telah sesuai dengan hasil yang
diharapkan siswa, jika tidak sesuai direncanakan tindakan perbaikan pada
siklus berikutnya.

C. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Menurut Arikunto (1998:346) bahwa
“analisis kualitatif adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau
kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”.
Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengmpulan data misalnya,
wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus atau observasi yang telah dituangkan
kedalam ceatatan lapangan, rekaman video dan gambar.
Menurut Arikunto (1998:346) bahwa “analisis kuantitatif adalah data
yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran”. Data
kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.
1. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar terdiri dari ketuntasan secara individu dan persentase
ketuntasan klasikal. Untuk menghitung hasil belajar secara individu dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

23
R
S  x 100
N
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan
R = Jumlah skor yang benar
N = Skor Maksimum (Trianto, 2008:171)
Menurut Wardani (2006:1.19) secara klasikal siswa dikatakan tuntas,
apabila 80% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM yang ditetapkan, yaitu
75. Sedangkan untuk menentukan ketuntasan secara klasikal rumus yang
digunakan yaitu:
JT
KK = x100%
JS
Keterangan:
KK = Ketuntasan Klasikal
JT = Jumlah Siswa yang Tuntas
JS = Jumlah Siswa Keseluruhan (Trianto, 2008:171)
Adapun interval dan kategori hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran IPA dapat dilihat pada tabel beriktu:
Tabel 3.2
Kategori Hasil Belajar.
No Interval (%) Kategori
1. 85 – 100 Sangat Baik
2. 71 – 84 Baik
3. 65 – 70 Cukup
4. Kurang dari 65 Kurang
(Modifikasi Yustisia, 2008: 362)

2. Aktivitas Guru dan Siswa


Aktivitas guru yang dinilai berupa kesesuaian pelaksanaan kegiatan
guru dengan RPP yang telah dirancang. Setelah data aktivitas guru
terkumpul melalui observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, data
tersebut diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai
berikut :

24
F
P  x 100%
N

Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
100% = Bilangan Tetap (Sudijono, 2004:43)
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil observasi
aktivitas guru, maka dilakukan pengelompokkan atas 4 kriteria penilaian
yaitu baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Adapun kriteria
persentase tersebut yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kategori Aktivitas Guru
NO Interval Kategori
1 76 – 100 Baik
2 56 – 75 Cukup Baik
3 40 – 55 Kurang Baik
4 < 40 Tidak Baik
Sumber: Arikunto (2011: 246)

25
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A & Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar Edisi Revisi, Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Amin, C dan Priyono, A. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas
III. Jakarta: BSE.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Benny A. Pribadi. (2011). Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses,


Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif (Bukunya para Guru), Bandung:


Nuansa.

Djamarah, S.B & Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.


Jakarta: Rajawali Pers.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar (Disusun Berdasarkan Kurikulum


Terbaru Nasional Perguruan Tinggi Agama Islam), Bandung: CV.
Pustaka Setia.

Hanafiah, N dan Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT.


Refika Aditama.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai
dengan Contoh, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

26
Nata, A. (2009). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:
Kencana.

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta:


Depdiknas.

Suhendra, Media Word Cards dalam Pembelajaran, (online), tersedia di:


http://www.referensimakalah.com/2013/04/Media-Math-Word-Cards-
dalam-Pembelajaran.html, 2013, diunduh tanggal 08 Februari 2017

Syah, D. (2009). Strategi Belajar Mengajar (SBM), Jakarta: Diadit Media.

Trianto. (2008). Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning) di Kelas, Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

_____. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta:
Tim Prestasi Pustaka.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta:
Grasindo.

Wardani. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT.

Yustisia, T.P. (2008). Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

27

Anda mungkin juga menyukai