Anda di halaman 1dari 5

Pembangunan dibidang pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,

yang pada hakikatnya adalah mengupayakan terwujudnya Sumber Daya Manusia yang
bermutu. Untuk dapat mewujudkan tujuan ini diperlukan adanya pendidikan yang bermutu
pada semua jenjang pendidikan. Pendidikan dasar yang merupakan pendidikan yang paling
besar terhadap pendidikan pada jenjang berikutnya.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan pendidik, peserta didik, lingkungan
belajar dan sumber- sumber belajar. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan dikuasainya
materi pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan terhadap materi pembelajaran biasanya
dinyatakan dengan nilai hasil belajar.
Benyamin Bloom dalam (Nana Sudjana, 2016: 22-23) mengemukakan bahwa indikator
keberhasilan belajar, di antaranya yaitu:
Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individual maupun kelompok.
Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai
oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok.

Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 2 Wanaraja bahwa hasil yang diperoleh setelah
melakukan pembelajaran tematik pada Tema 7 Subtema 1 ternyata hasil yang diperoleh tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Identifikasi kekurangan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan, dan beberapa masalah terjadi dalam pembelajaran antara lain: siswa pasif saat
mengikuti pelajaran didalam kelas, perhatian siswa hanya pada saat awal pembelajaran,
setelah itu mengobrol dengan teman-temannya, siswa mudah bosan dalam mengikuti
pembelajaran karena kurang dilibatkan saat pelajaran berlangsung.
Disisi lain pembelajaran masih terfokus dengan tingginya peran guru dalam pembelajaran.
Pembelajaran masih diisi dengan transfer pengetahuan satu arah dari guru ke siswa meskipun
telah dilaksanakan dengan metode pembelajaran. Siswa belum diajak untuk mengalami
proses-proses pembelajaran yang dapat memberi pengalaman belajar bagi siswa. Tanya
jawab, ceramah, penugasan memang telah cukup memberi warna dalam pembelajaran,
namun demikian metode tersebut belum sepenuhnya memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengalami proses pembelajaran secara aktif dan mendalam
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka ada beberapa faktor
penyebab tidak berhasilnya siswa dalam pembelajaran antara lain: Guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah, guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi maupun bertanya saat guru menjelaskan, guru kurang menggunakan media
sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa dan penjelasan guru terlalu cepat. Hal ini
dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru berupa konvensional dan tidak
berdasarkan praktik langsung, sehingga menyulitkan siswa untuk memahami materi tersebut.

Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah berhubungan dengan proses


pembelajarannya. Proses pembelajaran yang selama ini terjadi di kelas VI SD Negeri 2
Wanaraja adalah belum optimalnya model pembelajaran yang digunakan sehingga kurang
adanya kolaborasi atau keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Motivasi anak dirasa kurang
aktif untuk menerima pembelajaran, mereka cenderung belajar lebih santai mengumpulkan
tugas tidak tepat waktu. Setiap pagi yang selalu aktif mengikuti pembelajaran dari 25 anak
hanya berkisar 10 anak. Sehingga prestasi belajar siswa cenderung menurun.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Merujuk pada Kurikulum 2013, seluruh
kegiatan pembelajaran harus menggunakan model yang merujuk pada taksonomi Bloom,
penelitian ini menggunakan model Discovery Learning sebagai solusi untuk mengatasi
permasalahan ini. Apabila ditinjau dari katanya, Discovery Learning adalah pembelajaran
yang dihadapkan kepada permasalahan. Kelebihan model Discovery Learning adalah sebagai
berikut yaitu: membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Dengan pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer ilmu, sehingga menimbulkan rasa senang pada
siswa karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. Dalam mengaplikasikan model
pembelajaran Discovery Learning, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat
membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005-
145). Kondisi seperti ini dapat merubah kegiatan belajar mengajar dari teacher oriented
menjadi student oriented. Dalam model Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam
bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan
bahan serta membuat kesimpulan.
Karakteristik gaya belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Wanaraja berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan siswa akan lebih berkonsentrasi apabila pembelajaran menggunakan
gambar-gambar serta penggunaan video pembelajaran. Salah satu alternative pemecahan
masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah menerapkan media audio-visual untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Strategi pembelajaran aktif melalui media audio-visual
ini dirancang dan digunakan guru untuk mempengaruhi tingkat kreativitas belajar siswa
dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi prestasi siswa. Dengan begitu
diharapkan strategi pembelajaran melalui media audio-visual dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran tematik Tema 7 Subtema 1.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Wanaraja Kecamatan Wanayasa
Kabupaten Banjarnegara dengan judul :
“Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Melalui Media Audio-Visual
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas VI
Tema 7 Subtema 1 SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022”

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah proses
pembelajaran , yaitu :
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran
Siswa kurang merespon penjelasan dan pertanyaan dari guru
Penggunaan media pembelajaran kurang bervariasi sehingga terjadi kebosanan dalam
kegiatan pembelajaran.
Prestasi belajar siswa masih kurang dari KKM

Pembatasan Masalah
Dari kurangnya prestasi siswa, maka proses pembelajaran tidak akan berhasil. Untuk
mengetahui secara rinci dapat diperoleh pembatasan masalah sebagai berikut :
Bahasa guru sulit dipahami siswa
Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif
Belum menggunakan media berbasis ICT dalam kegiatan pembelajaran
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
Bagaimana penerapan model Discovery Learning untuk meningkatkan prestasi
belajar pada pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema I pembelajaran 2
SD Negeri 3 Jatilawang semester I Tahun pelajaran 2021/2022 ?
Apakah model pembelajaran Discovery Learning melalui media Audio-Vsual
dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA tentang penggolongan hewan
pada siswa kelas?

Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning melalui media


Audio-Visual terhadap prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas
VI Tema 7 Subtema 1 SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022?
Apakah model pembelajaran Discovery Learning melalui media Audio-Visual
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas VI
Tema 7 Subtema 1 SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022?

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan


prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas VI Tema 7 Subtema 1 SD
Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022?

B. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan penelitian adalah
“Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Discovery Learning melalui media audio-
visual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas VI tema 7
subtema 1 SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022”.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
Peningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas VI tema 7 subtema 1
melalui model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media Audio-Visual pada siswa
kelas VI SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022.
Langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media Audio-Visual
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas VI tema 7
subtema 1 siswa kelas VI SD Negeri 2 Wanaraja Tahun Pelajaran 2021 / 2022.

A. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
tentang Penggolongan Hewan.
b. Meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Bagi Guru (Peneliti)
a. Dapat meningkatkan profesionalisme dan kreativtas gurudalam
melakukan proses pembelajaran tematik yang menarik dan
menyenagkan.
b. Menambah wawasan guru dalam mengembangkan model pembelajaran

c. Meningatkan pengalaman guru dalam merancang


pembelajaran dengan menggunakan model Discovery
Learning berbantuan media Audio-Vsual.
3. Bagi Sekolah
a. Mendorong Vsi sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Melakukan perubahan untuk perbaikan kinerja secara
professional terhadap para guru.
c. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada
pembelajaran tematik terpadu.

Anda mungkin juga menyukai