Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS

PENINGKATAN MUTU BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN


BERDIFERENSIASI PADA MATA PELAJARAN PJOK KELAS V SD NEGERI
021 TAGARAJA TAHUN 2023

Oleh :
Kalmizi,SPd
PPG Dlamam Jabatan
Gelombang II
PJOK

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU


PENJASKESREK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2023
A. Deskripsi Studi Kasus
Selama mengikuti perkuliahan PPG Dalam jabatan dapat membantu calon guru
professional untuk menyelesaikan masalah yang muncul di lingkungan sekolah. Dalam
proses pelaksanaan Guru Penggerak di SD Negeri 021 Tagaraja ditemukan kasus
kurangnya hasil belajar PJOK yang dialami peserta didik. Hal ini terlihat dari hasil
belajar peserta didik juga dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik sendiri
sedangkan faktor eksternal berasal dari penggunaan strategi pembelajaran yang tepat
maupun alat peraga yang relevan.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan wawancara yang telah saya lakukan
dengan rekan sejawat guru Pjok di SD Negeri 021 Tagaraja diperoleh informasi bahwa
KKM mata pelajaran Pjok adalah 75. Dari KKM 75 yang terdapat peserta didik yang
belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik masih
rendah.
Pada kasus ini topik yang saya ambil penting karena hasil belajar peserta didik
sangat penting untuk dikaji lebih lanjut. dalam pembelajaran diferensiasi sangat
menentukan hal- hal yang dijadikan penguat belajar, menambah motivasi belajar,
memperjelas tujuan belajar, dan menentukan hasil belajar peserta didik yang
meningkat.

B. Analisis Situasi
Pada situasi yang terjadi saat perancangan dan evaluasi pembelajaran dari hasil
observasi pembelajaran yang saya lakukan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa
faktor penyebab timbulnya permasalahan yaitu kurangnya inovasi atau terobosan baru
dalam belajar, penggunaan media dan alat peraga yang kurang variatif, dan metode
pembelajaran yang digunakan guru hanya ceramah menimbulkan kurang aktifnya peserta
didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Sebagai mahasiswa PPG Dalam jabatan yang telah mengikuti Guru Penggerak selama
6 bulan di SD Negeri 021 Tagaraja saya mempunyai peran menyusun dan merancang
pembelajaran dengan metode yang saya anggap akan lebih menumbuhkan hasil belajar
peserta didik, saya sebagai guru harus bisa menjadi fasilitator dengan menampung aspirasi
belajar peserta didik dengan berbagai kendala dan kebutuhan peserta didik sesuai dengan
karkter peserta didik dengan demikian saya sebagai guru dapat menyajikan materi yang
tepat dalam proses pembelajaran.
Pihak-pihak yang terlibat yaitu guru pamong, mahasiswa, dan wali kelas. Guru
pamong dan wali kelas sebagai sumber informasi mengenai kondisi-kondisi peserta didik,
dan mahasiswa sebagai perancang perangkat. Dengan koordinasi yang baik dari pihak-
pihak terkait memudahkan saya untuk dapat mencari dan merancang perangkat
pembelajaran yang lebih relevan sesuai kebutuhan peserta didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik.
Tantangan dan hambatan dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran yaitu
yang pertama pemilihan dan pembuatan perangkat pembelajaran yang harus sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Yang kedua kurangnya waktu dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran, salah
satunya sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan pembelajaran.

C. Alternatif Solusi
Permasalahan yang ditemukan selama praktik pengalaman lapangan mendorong saya
untuk menemukan beberapa solusi dalam merancang pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Langkah yang telah saya lakukan adalah
merancang rencana pembelajaran dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Diferensiasi. Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar tersebut adalah menggunakan pembelajaran diferensiasi yang
mengarah pada pembelajaran abad 21 yaitu dengan mengadaptasikan teknologi dalam
pembelajaran. Dalam Diferensiasi yang memberikan kebebasan peserta didik
berkolaboratif bersama peserta didik lain dalam bimbingan pendidik. Dengan situasi
belajar yang menyenangkan, peserta didik akan termotivasi untuk belajar lebih giat.
Dalam pembelajaran guru menempatkan peserta didik dalam kelompok–kelompok
belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda. guru menginformasikan materi, dan tujuan
pembelajaran, kelompok diberi penugasan dan berdiskusi dengan mengacu pada LKPD.
Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling
memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam
menjawab.dengan penugasan diskusi kelompok juga terdapat kegiatan bermain game
yang yang dapat menambah antusias belajar peserta didik. Selain Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dengan 2 siklus. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama dua jam
pelajaran atau 2 x 30 menit. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini
mencakup empat tahapan yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi,
dan refleksi.
Sumber daya yang saya gunakan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran
diferensiasi yang lebih variatif dan menarik bagi peserta didik. Seperti pengguanaan
model pembelajaran, penambahan game yang sesuai dengan materi pembelajaran, dan
penggunaan sumber daya teknologi dalam berlangsungnya pembelajaran. Pemanfaatan
sumber daya ini tentu memiliki dampak pada kesuksesan pelaksanaan sesuai dengan
perangkat pembelajaran yang digunakan. Penggunaan perangkat pembelajaran yang
variatif juga diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

D. Evaluasi
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan mengenai penggunaan
Pembelajaran Diferensiasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VI SD
Negeri 021 Tagaraja pada mata pelajaran PJOK dengan materi bola voli
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. Peningkatan hasil belajar peserta didik
pada siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata sebesar 56 dengan persentase ketuntasan
sebesar 42%, dan pada pertemuan ke-2 memperoleh nilai rata-rata sebesar 63 dengan
persentase ketuntasan sebesar 50%.
Sedangkan pada siklus II pertemuan ke-1 memperoleh nilai rata-rata sebesar 73 dengan
persentase sebesar 75%, dan pada pertemuan ke-2 memperoleh rata-rata nilai sebesar 80
dengan persentase ketuntasan sebesar 84%. Adanya peningkatan nilai rata-rata tes
evaluasi hasil belajar disetiap siklus, menunjukkan adanya keberhasilan dalam
pelaksanaan pembelajaran ini. Penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, membuat peserta didik lebih antusias saat mengikuti
pembelajaran, dan dapat menjadikan peserta didik aktif bermain sambil belajar melalui
permainan yang bawakan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai