Anda di halaman 1dari 12

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk

Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pkn


Di SMP Negeri 4 Gresik Tahun Ajaran 2014/2015

Oleh:
SRI UMI DARYATI
SMP Negeri 4 Gresik

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menerapkan metode
pebelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan berbagai tindakan guna memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IX D di SMP Negeri 4 Gresik yang nilai rata-rata kelas masih rendah
atau kurang dari 75 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya
pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Metode pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Untuk
menganalisis data dari hasil lembar observasi aktivitas dan nilai rata-rata kelas
menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan menggunakan metode kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada nilai rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan pada siklus I nilai
aktivitas siswa adalah sebesar 46,69% mempunyai tingkat aktivitas rendah. Siklus II
tingkat aktivitas belajar siswa meningkat, yaitu 70,56% mempunyai tingkat aktivitas
belajar siswa tinggi. Hal ini, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap
aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
dengan mengunakan metode kooperatif tipe Team Asisted Individualization (TAI).
Nilai rata-rata hasil belajar pada pre test siklus I 64,30 dan nilai rata-rata post test
siklus I 72,14 dan post test siklus II 78,05. Masing-masing nilai rata-rata hasil belajar
siswa pada post test dan pre test siklus I dan II mengalami kenaikan. Hal ini
membuktikan bahwa terjadi peningkatan tiap siklusnya.

Kata Kunci : penelitian tindak kelas, pembelajaran kooperatif, meningkatkan aktifitas


dan asil belajar
PENDAHULUAN prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi
belajar mengajar.
Latar Belakang Masalah Seharusnya dalam proses pembelajaran yang
Negara berkembang selalu berusaha untuk memiliki peran aktif adalah siswa. Guru hanya sebagai
mengejar ketinggalannya, yaitu dengan melakukan fasilitator yang berperan untuk menciptakan suasana
pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang dan lingkungan sekitar yang dapat menunjang belajar
pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk siswa sesuai dengan minat, bakat dan kebutuhannya.
meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai Persoalan ini tentu tidak mudah karena guru harus bisa
cara seperti merubah kurikulum, meningkatkan kualitas memilih metode dan strategi yang tepat dalam proses
guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan pembelajaran.
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Guru merupakan komponen dalam belajar
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. mengajar yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru
Sesuai dengan UU N o m o r 20 t a h u n 2003 mempunyai peranan sangat penting terhadap
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 terciptanya proses pembelajaran yang dapat
menyatakan bahwa: mengantarkan siswa ke tujuan pembelajaran yang
Pendidikan nasional berfungsi telah ditetapkan. Selama ini dalam
mengembangkan ke ma mp uan dan membentuk watak pelaksanaanpembelajaran di sekolah masih banyak guru
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka yang mendesain siswa untuk menghafal seperangkat
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi sebagai sumber utama pengetahuan.
manusia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak Umumnya metode yang digunakan adalah
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat
menjadi warga negara yang demokratis serta monoton dan kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan
bertanggung jawab. siswa kehilangan semangat atau minat dalam belajar dan
cenderung menjadi pasif karena terlibat dalam proses
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pembelajaran. Tidak hanya semangat dan minat siswa
salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri dalam proses pembelajaran dapat dilihat melalui
yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, banyaknya siswa yang tidak memperhatikan
usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, p enj elasan dari guru, siswa mengobrol dengan teman
terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD sebangku pada saat guru menerangkan materi sehingga
1945. Tujuan PKn sesuai dengan Permendiknas Nomor siswa kurang memahami materi yang diterangkan, dan
22 tahun 2006 mengenai Standar Isi yang salah satunya aktivitas negatif lainnya. Tidak adanya semangat siswa
adalah peserta didik mampu berfikir kritis, rasional dan dalam proses pembelajaran ini dapat menyebabkan
kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan. Untuk aktivitas belajar siswa juga menjadi berkurang, padahal
mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. aktivitas belajar siswa ini sangatlah penting karena pada
Menurut W i na Sanjaya ( 2006:19), p er an guru prinsipnya belajar itu adalah berbuat (learning by doing)
adalah: “Sebagai su mb er belajar, fasilitator, pengelola, seperti yang diungkapkan oleh Sardiman, A.M. (2006:
demonstrator, p e m b i m b i n g , dan evaluator”. Guru 95). Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga
harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar menyebabkan pemahaman dan penguasaan materi
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran menjadi berkurang. Jika hal ini dibiarkan
pembelajaran berhasil dengan baik. terjadi secara terus-menerus maka tidak bisa dipungkiri
Proses pembelajaran yang baik tentunya akan akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Karena
berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi kurangnya aktivitas belajar maka hasil belajar juga
yang disampaikan oleh guru. Sasaran utama dari menjadi kurang bahkan bisa menjadi rendah.
proses pembelajaran terletak pada proses belajar Dalam hal ini sebenarnya para guru dituntut
siswa. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk untuk memiliki kemampuan untuk memilih dan
menciptakan kondisi yang kondusif bagi belajar siswa. mendesain program atau metode mengajar sehingga
Dalam kegiatan belajar siswa dituntut harus bisaditerapkan menjadi sistem pembelajaran yang
aktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran
dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa yang menyediakan kesemp atan belajar sendiri atau
aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung melakukan aktivitas sendiri.
dengan baik. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam Dari hasil informasi dan wawancara yang
kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan diperoleh peneliti pada tanggal 10 Mei 2014 juga
proses pembelajaran yang menuntut siswa banyak menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu pembelajaran PKn di kelas VIII D SMP Negeri 4
dalam mempelajari suatu pelajaran dan tercermin dari Gresik juga tergolong masih rendah karena masih ada
hasil belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan siswa yang belum mencapai taraf ketuntasan belajar
penting dalam proses pembelajaran. yaitu ≥ 75 sehingga, masih diperlukan suatu
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas perbaikan, serta informasi dari wawancara oleh guru
dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran, guru PKn yang mengajar pada kelas VIII D, ada beberapa
sebagai tenaga pendidik perlu mencari atau mengganti siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya,
metode pembelajaran yang tepat untuk itu perlu juga pada waktu guru memberikan tugas ada
dipilih metode pembelajaran yang tepat dan menarik beberapa siswa yang tidak mau mengerjakan. Rata-
aktifitas siswa. Banyak metode pembelajaran yang dapat rata nilai yang diperoleh siswa setiap diberi
dipergunakan dalam pembelajaran PKn. tugas mencapai rata-rata 70, bahkan ada anak yang tidak
Metode mengajar merupakan bagian dari memperoleh nilai dikarenakan tidak mengerjakan tugas.
perangkat pembelajaran yang membantu guru untuk Ditambah lagi dimana siswa menjadi kurang aktif dalam
dapat lebih menguasai jalannya pembelajaran. Karena kegiatan belajar mengajar. Para siswa cenderung tidak
itu, strategi belajar-mengajar mer up akan suatu alat begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama
untuk mencapai tujuan belajar dalam pembelajaran di ini pelajaran PKn dianggap s e b a g a i p e l a j a r a n
sekolah. ya ng hanya me mentingkan hapalan
Salah satu metode pembelajaran yang dapat s e m a t a , sehingga menyebabkan rendahnya aktivitas
digunakan untuk menjawab permasalahan antara lain dan hasi belajar PKn siswa disekolah. Hal ini sangat
menerapkan metode pembelajaran kooperatif yang berpengaruh langsung pada rendahnya hasil belajar siswa
memasukkan unsur-unsur keterlibatan siswa secara dalam pembelajaran PKn yang ditunjukkan dengan
langsung. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu nilai siswa yang masih di bawah Kriteria Kelulusan
bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham Minimum (KKM).
konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
strategi belajar dengan sejumlah peserta didik dalam pembelajaran PKn, dalam pembelajarannya
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat h a r u s menarik, sehingga siswa termotivasi untuk
kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran belajar. Diperlukan metode pembelajaran interaktif
kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada
perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses
untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan daripada hasil. Salah satu cara yaitu dengan
keterampilannya kepada peserta didik yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam
membutuhkan dan peserta didik merasa senang pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk dapat
menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk
dalam kelompoknya. mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan
Metode pembelajaran kooperatif keterampilannya kepada peserta didik yang
t e r d i r i d a r i b e r b a g a i m a c a m , s a l a h satunya membutuhkan dan siswa merasa senang untuk
adalah tipe Team Assisted Individualization (TAI). menyumbangkan pendapatnya kepada anggota
Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI, peserta kelompoknya.
didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil Metode p e m b e l a j a r a n kooperatif
yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan t e r d i r i d a r i b e r b a g a i m a c a m , s a l a h satunya
pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik adalah tipe TAI. Metode kooperatif tipe TAI
yang memerlukannya. Metode pembelajaran ini perlu mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil (4
diteliti untuk mencari metode pembelajaran alternatif sampai 6 orang) yang dipimpin oleh seorang ketua
yang dapat mengaktifkan peserta didik dan melibatkan (seorang yang mempunyai pengetahuan lebih
guru secara langsung sebagai mitra kerja dalam proses dibanding dengan anggota kelompok lainnya). Sehingga
pembelajaran. Sehingga metode pembelajaran kooperatif kesulitan yang dialami siswa dapat dipecahkan bersama
tipe TAI diharapkan dalam proses pembelajaran PKn dengan ketua kelompok serta bimbingan guru.
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Keberhasilan d a r i t i a p i n d i v i d u d i t e n t u k a n
oleh keberhasilan kelompok, sehingga
d ip erlukan interaksi sosial yang baik antara semua diskusi, dan memberikan tanggapan terhadap pendapat
komponen. siswa lain.
Jadi aktivitas belajar yang dimaksud peneliti
Rumasan Masalah yaitu dilihat berdasarkan kriteria indikator sebagai
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat berikut:
dirumuskan masalahnya, yaitu: Bagaimana peningkatan 1. Aktif dalam memperhatikan atau mendengarkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran penjelasan guru.
PKn di SMP Negeri 2 Gresik melalui penerapan 2. Siswa mampu menjawab pertanyaan pada saat
pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted diskusi
Individualization (TAI)? 3. Mengajukan pertanyaan/ pendapat
4. Mencatat atau merangkum materi
Tujuan Penelitian pembelajaran selama proses pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian berlangsung.
ini, yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar 5. Siswa mampu melakukan diskusi dalam
siswa dalam mata pelajaran PKn di SMP Negeri 4 Gresik kelompok.
dengan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted 6. Berkeinginan u n t u k m e n g e r j a k a n
Individualization (TAI)? h a s i l dari pekerjaan r u m a h dan
lembar kerja siswa di papan tulis.
Manfaat Penelitian 7. Berani untuk mengambil keputusan yang
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran baik
hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan itu berupa keputusan benar atau salah.
mempunyai manfaat sebagai berikut: 8. Berani untuk tampil kedepan kelas
1. Teoritis untuk menyelesaikan permasalahan.
Penelitian ini akan menambah kekayaan Hasil Belajar
penelitian dibidang pengajaran PKn, memberikan Hasil belajar adalah perubahan sebagai hasil dari
sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu proses yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
pengetahuan, khususnya dunia pendidikan seperti perubahan pengetahuan, pemahaman,
Kewarganegaraan berkaitan dengan strategi ketrampilan, kecakapan, serta perubahan aspek-
pembelajaran. aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sujana,
2. Manfaat Praktis 1989: 5).
Melatih, membimbing, mendidik s i s wa Dengan kata lain hasil belajar dapat diartikan
untuk mengemukakan pendapat dan melatih siswa sebagai nilai yang dicapai seseorang dengan
untuk belajar secara aktif. kemampuan maksimal. Hasil belajar dalam
Memberikan gambaran bagi guru PKn penilitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh
dalam merancang pembelajaran dengan oleh siswa pada pembelajaran Pkn dalam bentuk nilai
menggunakan metode pembelajaran kooperatif berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah
tipe team assisted individualization (TAI) sebagai melaksanakan tugas yang diberikan padanya. Jadi yang
salah satu pilihan dalam mata pelajaran PKn dan dimaksud dengan judul penelitian diatas yaitu
menambah wawasan dalam model pembelajaran peningkatan keikutsertaan dan penguasaan
kooperatif. p e n g e t a h u a n a t a u keterampilan s i s w a d alam
pembelajaran P e n d i d i k a n K e w a r g a n e g a r a a n
Batasan Istilah d e n g a n me n g g g u n a k a n m e t o d e pembelajaran
Aktivitas Belajar kooperratif Tipe TAI.
Aktivitas belajar merupakan usaha untuk
meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam METODE PENELITIAN
proses belajar mengajar. Sehingga terjadi interaksi yang
efektif antara guru dan siswa. Aktivitas tersebut Jenis Penelitian
meliputi perhatian siswa saat guru Metode yang d i g u n a k a n pada penelitian ini
memberikanpenjelasan, respon dalam mengajukan a d a l a h dengan metode penelitian tindakan kelas
permasalahan, melakukan penyelidikan, menjawab soal (PTK), yang merupakan penelitian tindakan yang
dari guru dan siswa lain, mengemukakan pendapat saat dilaksanakan sebagai strategi pemecahan masalah dengan
memanfaatkan tindakan nyata kemudian melakukan
refkelsi terhadap hasil tindakan. Hasil tindakan dan
refleksi tersebut dijadikan sebagai langkah pemilihan
tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi.
Menurut Abdul Gafur (2006:1) penelitian tindakan
kelas merupakan (1) Suatu metode untuk mengenali
apa kegiatan yang t e r b a i k yang dapat dilakukan di
kelas sehingga dengan kegiatan tersebut dapat
meningkatkan pembelajaran siswa, ( 2) S u a t u r i s e
tyang di s e l e n g - g a r a k a n ketika p r o s e s
belajar-mengajar berlangsung untuk memecahkan
permasalahan instruksional dan atau untuk memperoleh
metode baru.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3)
menggabungkan tiga kata istilah, yaitu p e n e l i t i a n ,
tindakan, dan kelas. Dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang Mode yang dikemukakan Kemmis dan
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas Taggart (Suwarsih Madya, 1994:20) berupa untaian-
secara bersama. untaian ya n g membentuk satu rangkaian tersebut,
Kemmis dan Taggart (Suwarsih Madya, 1994: terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan,
2) penelitian tindakan adalah s u a t u b e n t u k tindakan, observasi dan refleksi. Keempat komponen
p enelit ian r e f l e k s i d i r i kolektif y a n g dalam satu untaian dipandang sebagai satu siklus atau
d i l a k u k a n o l e h peserta-pesertanya d a l a m situasi satu putaran kegiatan. Pada gambar di atas, satu
sosial untuk meningkatkan p e n a l a r a n d an rangkaian terdiri dua untaian komponen, maka satu
keadilan praktik pendidikan d a n praktik sosial rangkaian tersebut terdiri dua siklus atau putaran
mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik- kegiatan. Jumlah siklus yang digunakan sangat
praktik i t u dan terhadap situasi tempat dilakukan bergantung pada permasalahan yang dihadapi. Jumlah
praktik-praktik tersebut. Sedangkan menurut Rapoport siklus bisa lebih dari dua. Dalam penelitian tindakan
(Rochiati Wiriaatmadja, 2009: 11), mengartikan kelas ini dilakukan secara kolaboratif antara guru
penelitian tindakan kelas untuk membantu mengatasi mata pelajaran PKn dan peneliti. Guru dilibatkan
secara praktis persoalan yang dihadapi dalam sejak proses perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu hingga refleksi.
sosial dengan kerjasama dalam etika yang disepakati
bersama. Berdasarkan b e b e r a p a p e n g e r t i a n Tempat dan Waktu Penelitian
t e n t a n g p e n e l i t i a n t i n d a k a n te r s e b u t , dapat Penelitian ini dilaksanakan d i Kelas IX D
disimpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan SMP Negeri 4 Gresik pada mata pelajaran
suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Waktu penelitian pada
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat semester ganjil, yaitu semester 1 tahun ajaran 2014/2015
memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Subjek Penelitian
Dalam p e n e l i t i a n i n i d i g u n a k a n Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikunto
de s a i n t i n d a k a n m o d e l K e m m i s d a n Taggart (2002: 66) subjek dalam penelitian adalah benda,
(Suwarsih Madya, 1994: 20) yang dapat digambarkan keadaan atau orang tempat data melekat dan
sebagai berikut: dipermasalahkan. Pada penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah siswa kelas IX D SMP Negeri 4
Gresik dengan jumlah siswa 36 anak. Sesuai dengan
hasil pengamatan dan wawancara secara langsung oleh
salah satu guru mata pelajaran PKn di SMP tersebut
menunjukkan bahwa kelas tersebut aktivitas belajarnya
masih rendah, hal ini akan berakibat pada kurang
meningkatnya hasil belajar siswa. Penentuan kelas yang
digunakan sebagai subyek penelitian adalah berdasarkan
informasi dari kolaborator serta observasi yang dilakukan 2) Observasi terhadap guru dalam menyampaikan
sebelum pelaksanaan tindakan observasi dilakukan materi p embelajaran dengan penerapan metode
terhadap k e l a s I X D . Penentuan kelas y a n g pembelajaran kooperatif tipe TAI.
digunakan sebagai s u b y e k penelitian adalah 3) Observasi terhadap cara siswa menerima materi
kelas yang paling pasif dalam kegiatan pembelajaran. dan situasi kelas. d. Refleksi (reflecting)
Kelas tersebut adalah kelas IX D. Setelah dilakukan pengamatan peneliti
mengingat dan merangkum hasil pengamatan yang telah
Rancangan Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Pembelajaran melalui metode pembelajaran Berdasarkan la n g ka h pada tahap ini dapat diketahui
kooperatif tipe TAI ada empat bagian yaitu: perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa,
1. Menyusun rancangan pembelajaran m e l a l u i bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe TAI mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah
2. Merencanakan alokasi waktu untuk pembelajaran secara signifikan.
kooperatif tipe TAI
3. Melakukan tindakan berupa pembelajaran melalui B. Teknik Pengumpulan Data
metode pembelajaran kooperatif tipe TAI Teknik yang digunakan peneliti dalam
4. Melakukan pengamatan dan pengkajian pembelajaran pengumpulan data adalah sebagai berikut:
melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TAI 1. Observasi
sebagai bahan perencanaan dan pelaksanaan Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
pembelajaran pertemuan berikutnya. berlangsung berdasarkan pada lembar observasi untuk
Desain penelitian yang dikembangkan dalam mengamati dan mencatat aktivitas belajar siswa dalam
penelitian ini adalah desain penelitian y a n g proses belajar mengajar dengan pendekatan kooperatf
diadaptasikan dari Kemmis danTaggart (Suwarsih tipe Team Assisted Individualization (TAI). Observasi
Madya2007:58) yang menggambarkan penelitian dilakukan juga untuk mengetahui tindakan guru selama
tindakan kelas meliputi beberapa siklus dan masing- proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
masing terdiri dari empat tahapan. berlangsung. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan
Adapun tahap tersebut meliputi: pengamatan mencatat hal-hal yang diperlukan selama
a. Perencanaan tindakan (planing) pelaksanaan tindakan berlangsung.
Dalam tahap ini disebut sebagai tahap 2. Tes
persiapan dengan menentukan fokus penelitian Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan
dengan merefleksi, mengidentifikasi dan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
menganalisis kelemahan-kelemahan yang ada dalam keterampilan pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
praktek pembelajaran yang diikuti dengan bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi
penyususnan scenario pembelajaran. Arikunto, 2002:127). Tes yang di maksud d a l a m
b. Tindakan (acting) penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa, yaitu tes
Tahap ini dilakukan tindakan skenario yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan, setelah mempelajari sesuatu.
dengan menggunakan strategi-strategi yang sesuai
dalam hal ini adalah dengan menggunakan Instrumen Penelitian
pembelajaran kooperatif tipe TAI. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136),
c. Observasi (observing) instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas
Selama kegiatan atau proses pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
berlangsung diadakan pengamatan yang dilakukan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
oleh peneliti dan observer dengan menggunakan baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
lembar observasi. Observasi dilakukan pada saat sehingga lebih mudah diolah.
tindakan berlangsung terhadap aktivitas belajar Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini
siswa dalam proses pembelajaran, yaitu meliputi: adalah:
1) Pengamatan terhadap siswa mengenai aktivitas 1. Lembar Observasi
belajar siswa dan perhatian pada waktu proses Lembar observasi digunakan sebagai pedoman
belajar mengajar. untuk melakukan pengamatan yang ditujukan untuk
mendapatkan data yang diinginkan oleh peneliti.
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar
observasi untuk aktivitas belajar siswa. Lembar Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar PKn
observasi untuk aktivitas belajar siswa berisi aspek- Siklus I
aspek aktivitas belajar siswa yang disusun peneliti pada
Kompetensi
tahap perencanaan penelitian. Aspek-aspek untuk Indikator No.Item
Dasar
aktivitas belajar siswa yang tercantum dalam lembar a. Menjelaskan pentingnya
observasi adalah aspek afektif dalam aktivitas belajar usaha 1
pembelaan Negara
siswa. Kisi-kisi observasi dalam kegiatan
b. Menjelaskan pengertian
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas Negara 7
disajikan dalam tabel berikut: c. Mengidentifikasikan fungsi
Menjelaskan Negara 2, 4, 5,
pentingnya d. Menyebutkan unsur-unsur 11. 15
Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas
usaha Negara 3, 16,
Belajar Siswa pembelaan e. Menyebutkan bentuk-bentuk
Negara 18, 20
usaha
No Indikator No. Item 6, 13
pembelaan Negara
1. Antusias siswa dalam pelajaran 1,2,6 f. Mengidentifikasi
Pendidikan Kewarganegaraan. peraturan
8, 9, 10,12,
perundangan tentang
2. Aktivitas siswa dalam kelas saat kegiatan 3,4,7 14
pembelaan
pembelajaran melalui penerapan pembelajaran Negara
kooperatif tipe TAI
3. Kerjasama dalam kelompok TAI 5,6 Tabel 3. Kisi-kisi Intrumen Tes Hasil Belajar PKn
Siklus II
2. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan untuk Kompetensi
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, Indikator No.Item
Dasar
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu. Tes dalam a. Menjelaskan
hal ini peneliti juga menjadikannya sebagai instrumen pentingnya usaha 20
penelitian. Untuk instrumen tes digunakan pada tes pembelaan Negara
terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan, b. Menjelaskan pengertian
yang berbentuk pilihan ganda. Jumlah soal tes sebanyak 1
Negara
20 butir dengan soal pilihan ganda empat alternatif 2, 9, 10, 14,
jawaban yaitu a, b, c, dan d. c. Mengidentifikasikan
15,
Dalam penyusunan butir-butir soal, peneliti Menjelaskan fungsi Negara
16, 18
menyesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan pentingnya
d. Menyebutkan unsur-
Pendidikan (KTSP) adapun kisi-kisi butir soal disusun usaha 4, 5, 11, 12
unsur Negara
dalam tabel berikut: pembelaan
e. Menyebutkan bentuk-
Negara
bentuk usaha 8, 17
pembelaan Negara
f. Mengidentifikasi
peraturan
3, 6, 7, 13,
perundangan tentang
19
pembelaan
Negara

Uji Coba Instrumen


Validitas adalah sebuah tes yang dapat
diketahui dari hasil pemilihan dan dari hasil
pengalaman. Uji validitas isi ini digunakan untuk tes
hasil belajar. Validitas isi adalah validitas yang dilihat
dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil
belajar yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat
pengukur hasil belajar peserta didik, isinya dapat
mewakili secara representatif terhadap keseluruhan
materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan Indikator Keberhasilan
(Anas Sudijono, 2007: 194). Dari semua siklus yang telah dilakukan maka
dapat dikatakan berhasil apabila aktivitas dan hasil
Teknik Analisis Data belajar siswa meningkat. Peningkatan yang terjadi pada
1. Data Hasil Lembar Observasi aktivitas belajar siswa, dapat dikatakan berhasil
Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan apabila minimal 25 anak dari jumlah siswa yang ada
pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas mencapai skor rata-rata 61 dari hasil lembar observasi,
belajar siswa digunakan lembar observasi. Dalam teknik yang telah melakukan aktivitas dalam proses
menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar siswa pembelajaran dengan baik sesuai dengan indikator
digunakan teknik statistik deskriptif yaitu dengan pada pembelajaran melalui penerapan metode
penyajian berupa data tabel, dengan perhitungan rata-rata pembelajaran kooperatif tipe TAI, hal ini dapat dilihat
dan persentase. dari hasil pengamatan secara langsung dalam proses
Penilaian dapat dilihat dari hasil skor pada pembelajaran di kelas berdasarkan kriteria indikator
lembar observasi yang digunakan. Data observasi yang sebagai berikut :
telah diperoleh dihitung, kemudikan di sajikan secara 1. Aktif dalam memperhatikan atau mendengarkan
deskriptif. Setelah diperoleh skor pada aspeknya penjelasan guru.
kemudian peneliti menentukan kategori tanggapan siswa 2. Siswa mampu menjawab pertanyaan pada saat
terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu tercantum diskusi
dalam tabel berikut: 3. Mengajukan pertanyaan/ pendapat
4. Mencatat atau merangkum materi
Tabel 4. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa pembelajaran selama proses pembelajaran
Skor Kategori aktivitas belajar berlangsung.
5. Siswa mampu melakukan diskusi dalam kelompok.
81 - 100 Sangat baik 6. Berkeinginan untuk m e n g e r j a k a n hasil d a r i
p e k e r j a a n rumah dan lembar kerja siswa di
61 - 80 Baik
papan tulis.
41 - 60 Cukup 7. Berani untuk mengambil keputusan yang diberikan
oleh guru dalam pembelajaran baik itu berupa
21 - 40 Kurang
keputusan benar atau salah.
0- 20 Sangat kurang 8. Berani untuk tampil kedepan kelas untuk
menyelesaikan permasalahan.
2. Data Hasil Tes
Sedangkan untuk hasil prestasi belajar siswa
Data hasil tes dianalisis secara statistik
telah mencapai tingkat keberhasilan apabila nilai yang
deskriptif. Hasil tes siswa pada kondisi awal dan akhir
diperoleh meningkat (minimal 25 anak) dari jumlah
masing-masing siklus dihitung nilai rata-ratanya
siswa yang ada telah berhasil mencapai batas nilai
(mean). Perhitungan dalam analisis data tes setelah
kriteria minimum ketuntasan belajar. Hal ini disesuai
diketahui rata-ratanya kemudian diinterpresentasikan
dengan ketuntasan belajar yang diterapkan di SMP
melalui kalimat. Berikut ini, rumus mencari rata-rata
Negeri 4 Gresik yaitu 75. Kriteria Kriteria tersebut
(mean) data tunggal menurut Suharsimi Arikunto
ditentukan berdasarkan pertimbangan dari keadaan
(2002: 264), adalah:
sekolah yang memiliki keterbatasan sarana yang kurang
mendukung dalam proses pembelajaran serta
kemampuan siswa dalam berpikir masih tergolong
lemah. Sehingga dalam hal ini siklus dapat dihentikan
apabila kriteria keberhasilan tersebut telah tercapai.
Keterangan:
X : rata-rata (mean)
Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian
∑ X : jumlah dari hasil skor-skor (nilai-nilai)
yang ada Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
N : number of cases (banyaknyua skor-skor pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted
itu sendiri) Individualization (TAI) ini dilakukan di SMP Negeri 4
Gresik. Jumlah keseluruhan siswa pada tahun ajaran
2014/2015 adalah 432 siswa, secara komulatif ada 12
kelas dengan rincian kelas VII, 4 kelas, kelas VIII, 4 36 siswa, 20 siswa yang belum berhasil dalam pencapaian
kelas dan 4 kelas pada kelas IX. Sarana dan prasarana di kriteria dalam partisipasi, belum dapat dikatakan
SMP Negeri 4 Gresik sudah cukup memadai, karena melakukan aktivitas belajar, karena skor yang diperoleh
sekolah ini dalam tahap menuju Sekolah Berstandar kurang dari 61. Sedangkan siswa yang berhasil
Nasional (SBN). SMP Negeri 4 Gresik bertekad akan melakukan aktivitas hanya 16 siswa.
mengadakan perbaikan terus menerus demi memberikan
(1) Jadi pada siklus pertama ini aktivitas belajar siswa belum
kuantitas dan kualitas pendidikan. dikatakan meningkat karena belum sesuai dengan kriteria
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi keberhasilan yang dicapai, dimana kriteria tersebut
kelas IX D SMP Negeri 4 Gresik yang berjumlah 36 minimal 25 siswa yang melakukan aktivitas dengan
siswa. Kelas IX D termasuk kelas yang kurang aktif mendapatkan skor minimal 61.
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan
tergolong pasif. Dikarenakan tidak ada yang berani maju Tabel 8 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Secara
kedepan kelas untuk mengerjakan soal jika tidak disuruh Keseluruhan pada Siklus I
oleh guru. Siswa juga tidak berani untuk bertanya tentang
No Hasil Tes Data Awal
materi yang belum mereka mengerti. Selain itu, siswa
1 Nilai Tertinggi 80
sering kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang 2 Nilai Terendah 60
dilontarkan oleh guru. 3. Rata-rata Keseluruhan 72,14
Dari hasil pengamatan yang dilakukan o l e h
peneliti, h a s i l belajar pembelajaran Pendidikan Berdasarkan rata-rata siswa pada test I dapat
Kewarganegaraan siswa kelas IX D SMP Negeri 4 diketahui sebesar (72,14). Hal ini menunjukkan
Gresik dikatakan rendah karena masih banyak siswa
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
yang nya dibawah 75, selain itu masih banyak siswa
yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran setelah menggunakan metode
Pendidikan Kewarganegaraan dikelas. Hal ini disebabkan kooperatif t i p e TAI d a l a m pembelajaran Pendidikan
guru masih menggunakan metode yang konvensional
Kewarganegaraan. Namun berdasarkan r a t a -rata pada
sehingga siswa menjadi pasif dan kurang aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran siklus I di atas kriteria keberhasilan yaitu 75 belum
A. Hasil Penelitian tercapai, sehingga perlu dilanjutkan dengan siklus
Proses pembelajaran Pendidikan berikutnya yaitu siklus II
Kewarganegaran, siklus pertama dilakukan dalam dua Tabel 10 Hasil Perhitungan Data pada Siklus I dan
kali pertemuan begitu juga pada siklus kedua. Dalam hal Data Siklus II
ini peneliti bertindak sebagai guru langsung dengan No Hasil Tes Siklus I Siklus II
1 Nilai 2133,5 2405,9
No Hasil Tes Data Awal 2 Rata-rata 59,26 66,83
1 Nilai Tertinggi 90 Tabel 12 Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Secara
Keseluruhan
2 Nilai Terendah 75
Keseluruhan dalam Siklus II
3. Rata-rata Keseluruhan 78,05
menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario Tabel 13 Hasil Perhitungan Data pada Siklus I dan
pembelajaran. Data Siklus II
1. Siklus Pertama No Hasil Tes Siklus I Siklus II
1 Nilai tertinggi 80 90
Pada siklus pertama ini siswa yang hadir
2 Nilai terendah 60 75
sebanyak 36 siswa. Dari tabel 6 diatas dapat 3 Rata-rata 72,14 78,05
disimpulkan bahwa Skor partisipasi yang diperoleh Keseluruhan
masing-masing siswa siklus I menunjukkan bahwa dari Peningkatan keadaan hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari
sebelum dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran mengunakan metode kooperatif tipe TAI ini. Akan
kooperatif tipe TAI dalam proses pembelajaran dapat tetapi setelah siklus II para siswa berangsur-angsur dapat
digambarkan pada diagram batang (gambar 7 dan 8): memahami materi, permasalahan serta jalannya proses
pembelajaran dengan mengunakan metode kooperatif tipe
TAI.
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas
IX D di SMP Negeri 4 Gresik. Upaya yang dilakukan
Gambar 7 Keadaan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI. Penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI pada setiap siklus pembelajaran
diharapkan dapat membawa perubahan dalam
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan d i kelas IX
D SMP Negeri 4 Gresik.
Aktivitas Belajar
Hasil penelitian tindakan siklus I dan II dengan
pembelajaran kooperatif tipe TAI menunjukkan adanya
Gambar 7 Keadaan hasil belajar siswa pada siklus II peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa. Peningkatan
terjadi pada observasi siklus II dimana dalam observasi
Bedasarkan r a t a -rata hasil belajar antara tes ini yang diamati adalah aktivitas belajar siswa. Dari hasil
pada siklus I dan siklus II yang diketahui bahwa p a d a observasi diperoleh data aktivitas siswa sebagai berikut:
tes II (78,05) mempunyai rata-rata l e b i h t i n g g i d i
b a n d i n g k a n dengan r a t a -rata pada t e s y a n g Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan.
dilakukan di siklus I (72,14). Hal ini menunjukkan Hal ini bisa dilihat dari hasil belajar dari setiap siklus
adanya terjadi peningkatan pada hasil belajar pada yang mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini
siklus II dalam pembelajaran Pendidikan menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan
Kewarganegaraan. Berdasarkan r a t a -rata pada siklus II menggunakan penerapan metode kooperatif tipe TAI
di atas keberhasilan yaitu 75 hal ini menunjukan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
adanya pencapaian tingkat keberhasilan sesuai dengan kelas IX D SMP Negeri 2 Gresik khususnya dalam
criteria keberhasilan yang telahditetapkan pembelajaran PKn. Perolehan nilai siswa rata-rata
B. Pembahasan terdapat peningkatan yang cukup signifikan dari siklus I
1. Keterlaksanaan Metode Kooperatif Tipe TAI (72,14) dan siklus II (78,05).
Pembelajaran dengan menggunakan metode Menurut peneliti, semua indikator kinerja dalam
kooperatif tipe TAI ini sangat membantu siswa untuk penelitian ini sudah tercapai pada siklus II. Secara
belajar bekerja sama dalam sebuah kelompok. Dalam keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya
pembelajaran siklus I masih ada siswa yang kurang dapat peningkatan, baik pada aktivitas dan hasil belajar
memahami materi pelajaran, permasalahan yang diberikan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
oleh guru serta jalannya proses pembelajaran dengan dengan menggunakan metode kooperatif tipe TAI.
Ketercapain hasil Penelitian Tindakan Kelas, skor rerata dilihat adanya peningkatan, dimana pada Siklus I
pada aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap mata yang mendapat kriteria cukup dari 20 menurun
menjadi 8 siswa pada siklus II, sedangkan yang
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
mandapat kriteria baik dari siklus I sebanyak 16
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI siswa, naik menjadi 28 siswa. Dari hasil peningkatan
pada siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe TAI sudah
terjadi karena siswa mengalami pembelajaran, berlatih
dapat dikatakan meningkatkan aktivitas belajar
dan belajar bersama dengan temannya sendiri tidak hanya siswa karena sudah memehuhi kriteria yang telah
dari membaca atau mendengarkan penjelasan dari guru ditentukan, dimana yang mengikuti aktivitas belajar
minimal 25 siswa dengan memperoleh skor
sehingga hasil belajar mereka akan meningkat. Siswa
minimal. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
juga merasa senang mengikuti pelajaran yang sedang peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa pada
berlangsung karena siswa selalu aktif dalam mengikuti mata pelajaran PKn.
proses belajar mengajar sehingga siswa akan lebih 2. Metode k o o p e r a t i f t i p e T A I j u g a d a p a t
m e n i n g k a t k a n h a s i l b e l a j a r Pendidikan
paham terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan Kewarganegaraan siswa di kelas. Peningkatan hasil
demikian penelitian yang telah dilakukan dapat belajar ini dapat dilihat dari adanya perubahan nilai
membukikan hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa: rata-rata yang diperoleh siswa pada setiap akhir
siklus. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada
metode TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
siklus I sebesar 72,14dan siklus II sebesar 78,05.
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Saran
Kewarganegaraan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
maupun kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa
Tabel 14 Hasil Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I
saran sebagai berikut:
dan II 1. Guru perlu mengupayakan keaktifan siswa
Siklus didalam proses pembelajaran dengan
memanfaatkan metode ataupun strategi pembelajaran
No Kriteria F
yang ada.
I II 2. Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan masukan
1 Sangat kurang - - bagi guru untuk melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran demi keberhasilan belajar siswa SMP
2 Kurang - - Negeri 4 Gresik melalui metode pembelajaran TAI.
3 Cukup 20 8 Keterbatasan Penelitian
4 Baik 16 28 1. Penelitian dilakukan hanya 2 siklus, karena data yang
diperoleh dalam penelitian sudah terpenuhi. Selain
5 Sangat baik - - itu, jika dilakukan siklus selanjutnya dimungkinkan
Keterangan: siswa a k a n m e r a s a j e n u h . Hal i n i
F: Jumlah Siswa yang aktif pada tiap indikator Aktivitas d i s e b a b k a n o l e h beberapa faktor pembelajaran
kooperatif tipe TAI yang diberikan dalam kegiatan
belajar belajar siswa belajar mengajar masih kurang menarik perhatian
siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Keterbatasan waktu dalam pembelajaran
membuat pembelajaran terkesan terburu-buru dan di
Kesimpulan karenakan jam pelajaran Pendidikan
Dari penelitian tindakan kelas yang telah Kewarganegaraan di SMP Negeri 4 Gresik hanya 2
dilakukan dalam aktivitas belajar siswa pada mata jam mata pelajaran tiap minggunya.
pelajaran pendidikan Kewarganegaraan kelas IX D di
SMP Negeri 4 Gresik, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran PKn siswa di kelas
DAFTAR PUSTAKA SUMBER LAIN
Perundang-undangan :
Abdul Gafur. 2006. Classroom Action Research
(CAR). Makalah disampaikan dalam uji Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
coba model pembelajaran PKn. Senin, 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional
September 1986. (Sisdiknas)
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Anas Sudijono. 2007. Pengantar Evaluasi Isi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Anita Lie. 2004.Cooperative Learning. Jakarta:


Grasindo.

Mohammad A s i k i n . 2001. Model-Model


Pembelajaran Matematika.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar dan Proses


Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Oemar Hamalik, 2005. Proses Belajar Mengajar.


Jakrta: PT. Bumi Aksara.

Rochiati Wiriaatmadja, 2009. Metode Penelitian


Tinakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kinerja Guru Dan Dosen. Bandung:
Rosdakarya

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi


Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Ro bert . 2005. Penerjemahan Nurlita dari
Co o p er at i ve Learning Theory,
Research and Practice. Bandung: Nusa
Media.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian,


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Karya.

, 1997. Dasar-Dasar Evaluasi


Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

Suharsimi Arikunto, 2006. Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai