BAB I
PENDAHULUAN
optimal.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat
kontinu, positif dan aktif, permanen, bertujuan dan terarah, serta mencakup
guru maupun siswa lebih kreatif, suasana belajar di kelas pun menjadi lebih
masalah yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan di kelas. Siswa
dilibatkan pada aktivitas yang lebih kompleks dimana siswa terlibat dan
memahami apa yang mereka kerjakan. Selain itu dalam pembelajaran dapat
tersebut.
satunya adalah quiz team. Quiz team merupakan salah satu strategi yang dapat
keterampilan, dan sikap secara aktif. Silberman (2007:49), quiz team melatih
kemampuan tanggung jawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari melalui
bekerjasama bersama timnya. Dengan demikian siswa akan lebih terbuka dan
3
pembelajaran dalam metode quiz team ini mengarah pada student centered,
kelas. Penerapan metode quiz team tersebut dapat dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas.
antusias. Rasa ingin tahu siswa belum terbangun, kemandirian dalam kegiatan
beberapa siswa yang bertanya namun kebanyakan siswa lain diam dan
kebanyakan siswa kurang merespon dan jawaban yang diberikan masih belum
tepat.
masih kurang, untuk itu masalah ini perlu diatasi sejak dini yaitu pada kelas X
agar tidak muncul lagi saat siswa naik ke kelas XI dan XII. Usaha yang telah
guru coba lakukan selama ini belum berhasil untuk mengatasi masalah
pembelajaran.
masih kurang dan umumnya siswa kelas X masih kesulitan dalam memahami
masih belum memuaskan, hal tersebut dapat dilihat dari angka rata-rata
yaitu, dapat terjadi faktor guru, siswa, lingkunggan dan sarana pendukung
proses pembelajaran yang lainya. Hambatan yang bersumber dari guru dapat
kata lain metode yang digunakan guru belum dapat memfasilitasi dan
mendorong pencapaian hasil belajar dan keaktifan belajar siswa. Oleh karena
itu, maka guru perlu melakukan upaya untuk mengatasi rendahnya keaktifan
belajar siswa dan pencapaiaan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik,
dan siswa belum terjalin dengan lancar, siswa belum menunjukkan aktivitas
5
belajar yang maksimal, partisipasi siswa belum muncul dan pemahaman siswa
masih kurang. Siswa perlu lebih komunikatif dan percaya diri untuk
siswa.
Guru perlu menemukan cara agar siswa tertarik dan mau lebih terbuka
Kesenjangan antara teori dan kenyataan yang peneliti temukan tersebut dapat
siswa dapat menikmati proses pembelajaran, lebih terbuka dan percaya diri
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi
tindakan yang harus dilakukan untuk menemukan tindakan yang paling tepat
Pelajaran 2019/2020.
6
B. Perumusan Masalah
2019/2020 ?
pelajaran 2019/2020
3. Apakah metode quiz team dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil
2019/2020 ?
C. Pemecahan Masalah
memilih metode/ model pembelajaran yang menarik minat belajar siswa, yang
7
pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas X IPS 5 SMAN
E. Manfaat Penelitian
1. Guru
ditentukan.
2. Siswa
3. Sekolah
BAB II
perilaku yang tak tampak maupun tak tampak (Rifa’i, 2011:12). Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
perubahan yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif dan aktif, permanen,
aktif, positif, dan permanen dengan lingkungannya agar mencapai arah dan tujuan
tertentu. Menurut J. Bruner dalam Slameto (2010) ada 4 hal yang perlu
b. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan dan juga perlu disajikan
c. Menganalisissequence.
belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Agar tercapai
proses pembelajaran yang baik maka faktor internal dan juga faktor eksternal
tujuan belajar tercapai. Belajar dapat terjadi apabila seseorang aktif untuk
belajar dan diberi bimbingan. Siswa perlu memiliki kemauan untuk aktif
belajar, guru perlu membimbing siswa untuk aktif belajar dan sekolah perlu
memfasilitasi guru dan siswa untuk bisa melakukan pembelajaran yang aktif.
kolega dan pelanggan idealnya terdapat keaktifan belajar siswa, interaksi guru
yang tidak ringan, guru memiliki banyak peran yang harus dijalankan dalam
pembelajaran. Salah satu peran utama guru adalah sebagai narasumber yang
didik atau siswa. Definisi tersebut merujuk pada kepasifan anak didik dalam
bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar, sedangkan
tidak lagi menjadi satu-satunya pihak yang aktif, siswa juga harus aktif
berpusat pada guru ini sedikit mengurangi beban guru. Guru bisa lebih fokus
pelajaran, interaksi dan partisipasi siswa. Tahap ini penting karena merupakan
awal dari kegiatan mengajar sehingga harus menarik perhatian siswa. Pada
nyaman.
balikan, dan kesulitan yang dialami siswa. Tahap sesudah pengajaran adalah
belajar yang berlangsung sudah baik atau belum. Penilaian proses belajar
bahan pengajaran, kondisi siswa dan kegiatan belajarnya, kondisi guru dan
kegiatan mengajarnya, alat dan sumber belajar yang digunakan, serta teknik
tersebut akan membantu penilai untuk melihat bagian mana yang telah
dicapai dan bagian mana yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan
B. Hasil Belajar
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
13
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
ulangan.
yang berkenaan dengan tujuan dan bahan tujuan interaksi, baik yang bersifat
adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar, jadi belajar merupakan tindakan
dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami
pembelajaran.
Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu
yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS
harus aktif berbuat. Jadi belajar memerlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas,
proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Siswa adalah suatu
potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa
tersebut terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip
sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh
sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini
belajar mengajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Aktivitas dalam belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan siswa dalam
kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang baik meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Diperlukan upaya terus menerus agar siswa
dan bervariasi. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan
16
lebih beragam. Jika siswa aktif dalam pembelajaran maka hasil belajarnya pun
akan meningkat. Sesuai dengan pendapat Anni (2007:5) bahwa hasil belajar
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa dari proses
belajar mengajar.
dengan kolega dan pelanggan berlangsung. Dari Aktivitas belajar siswa ini
mengambil keputusan.
D. Metode Pembelajaran
digunakan cara atau metode yang memungkinkan adanya pembelajaran yang aktif
pula sehingga memilih metode pembelajaran yang tepat sangat penting bagi
pembelajaran yang kompleks maka metode yang digunakan pun bisa dimodifikasi
Dick dan Carey dalam Uno (2009:3-7) menyebutkan bahwa terdapat lima
pendahuluan, guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi
perlu diperhatikan urutan penyampaian, ruang lingkup materi, dan isi dari materi.
Peserta didik merupakan pusat dari kegiatan belajar sehingga peserta didik perlu
apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum, apakah pengetahuan, sikap
dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
Komponen yang terakhir yaitu kegiatan lanjutan, kegiatan ini dilakukan sebagai
dipertimbangkan terlebih dahulu agar sesuai dengan kondisi dan tujuan yang
daya tarik, daya guna dan hasil guna. Metode pembelajaran tidak hanya harus
menarik tetapi harus efektif dan efisien, dengan begitu siswa akan merasa tertarik,
dan sikap.
c. Ranah psikomotorik
19
diterapkan mengingat kondisi kelas yang cukup padat, siswa yang kurang percaya
diri, serta belum adanya media penunjang yang digunakan. Selain itu metode
yang digunakan harus bisa menarik perhatian siswa sehingga siswa antusias dan
Quiz team adalah salah satu tipe dari Active learning. Active learning
adalah proses pembelajaran dimana siswa dituntut untuk selalu aktif.Siswa harus
aktif baik dalam hal menyampaikan pendapat ataupun memecahkan masalah yang
berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan. Siswa dilibatkan pada aktivitas
berpikir yang lebih kompleks dimana siswa terlibat dan memahami apa yang
mereka kerjakan. Materi yang ada dapat pula dikaitkan dengan persoalan nyata
“Students must do more than just listen: They must read, write, discuss, or be
engaged in solving problems. Most important, to be actively involved, students
must engage in such higher-order thinking tasks as analysis, synthesis, and
evaluation. Within this context, it is proposed that strategies promoting active
learning be defined as instructional activities involving students in doing things
and thinking about what they are doing” dalam jurnal yang berjudul active
learning: “creating excitement in the classroom”, (Bonwell dan Eison, 1991).
Chikering (1987) dalam jurnal yang berjudul seven principles for good pratice in
undergraduate education, asas yang ketiga menyebutkan: “learning is not a
spectator sport. Student do not learn much just sitting in classes listening to
teachers, memorizing pre – packaged assignments, and spitting out answers.
They must talk about what they are learning, write about it, relate it to past
20
experiences, and apply it to their daily lives. They must make what they learn part
of themselves.
”
Quiz team meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik
terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak
menakutkan. Proses belajar mengajar dengan metode quiz team mengajak siswa
tugas untuk membahas satu bagian dari topik yang telah ditentukan.
5. Diskusi dimulai dan tim pertama akan menyiapkan kuis jawaban singkat
tentang topik yang dibahas, sementara tim lainakan menyiapkan diri dan
6. Kuis dimulai dengan tim pertama sebagai pemimpin kuis, tim pertama
memberikan pertanyaan kepada tim kedua. Jika tim tersebut tidak dapat
menjawab.
8. Ketika kuis selesai, lanjutkan ke bagian kedua kuis dan tunjuklah tim kedua
sebagai pemimpin kuis, ulangi proses kuis seperti pada kuis bagian pertama.
secara sehat. Dengan demikian siswa akan lebih menghargai dan menerima
satu sama lain sehingga siswa akan lebih percaya diri. Siswa akan tertantang
ingin menjadi tim yang terbaik. Metode quiz team ini juga memungkinkan
siswa yang pemalu sekalipun untuk ikut aktif sebab anggota timnya dapat
terbuka
aktivitas belajar secara aktif agar siswa dapat lebih memahami dan
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru harus dapat menarik perhatian
siswa untuk aktif dan komunikatif sehingga terjalin interaksi dan partisipasi yang
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa dan juga guru
terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
22
dan tidak komunikatif sehingga pemahaman masih kurang, hal ini berpengaruh
siswadan pemahaman siswa materi maksimal dan nilai yang diperoleh siswa
dalam evaluasi pun baik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk aktif bekerja sama bersama timnya dalam proses pembelajaran.Metode ini
memberikan kesempatan yang sama pada seluruh siswa untuk saling bekerja
semakin percaya diri, aktif dan komunikatif sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Apabila disajikan dalam bentuk bagan, alur pemikiran di atas adalah
sebagai berikut:
F. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:
Kemmis dan Mc. Taggart. Terdapat empat aspek pokok yang terdapat dalam
penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam (Madya, 2006:
59-63), yakni: (1) penyusunan rencana, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
tindakan.
25
3. Alasan Penelitian
kurang dan nilai rata-rata ulangan harian sebesar 45.0 atau hanya 60%
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitia tindakan kelas yaitu, siswa kelas X IPS 5 SMA Negeri 10
perempuan 22 Laki-Laki.
C. Sumber Data
belajar siswa.
1. Pengamatan
keaktifan belajar siswa, sikap siswa, dan interaksi siswa selama proses
2. Wawancara
beberapa siswa saja untuk ditanya pada saat awal dan akhir pembelajaran.
4. Catatan Lapangan
-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses kegiatan dari awal
hingga akhir. Catatan lapangan dibuat agar setiap proses dapat dicatat dan
dibuat kesimpulan.
E. Analisis Data
Analisis data pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu model deskriptif
artinya data itu dijelaskan dalam bentuk kalimat untuk menunjukan apa yang
27
dilakukan tindakan.
F. Indikator Kinerja
minmal.
G. Prosedure Penelitian
tentang pembelajaran yang telah mereka lakukan. Secara sederhana alur dan
dilaksanakan siklus II. Diharapkan, pada siklus II tersebut, guru dan siswa
perencanaan tindakan.
BAB IV
A. Deskripsi Penelitian
merupakan salah satu sekolah negeri yang berdiri sejak tahun 1998, pada
2019/2020, berjumlah 25 rombel yang terdiri dari kelas X.11 rombel, yang
terdiri dari IPA 5 kelas, IPS 6 kelas. Jumlah kelas XI 8 rombel yang terdiri
dari IPA 4 kelas, IPS 4 kelas . Jumlah kelas XII. 6 rombel, yang terdiri
guru dan 6 orang tenaga Staf TU dan pesuruh sekolah berjumlah 4 orang.
belajar siswa dan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran pendidikan
sebesar 62,78 < KKM 70,0 persen sedangkan ketuntasan belajar hanya 56,
10% dan pencapaian nilai tertinggi sebesar 65. Gambaran keaktifan belajar
siswa dan Hasil nilai belajar siswa sebelum tindakan, hal ini dapat dilihat
Tabel 1
Lembar Pengamatan Siswa Pratindak Keaktifan Belajar
Siswa Kelas X IPS 5 SMAN 10 Pandeglang
1. Kesiapan memulai V V V V
pelajaran (Emotional).
2. Kemampuan mengingat V V
materi yang telah
disampaikan (Mental).
3. Kemampuan V V V
mengemukakan keterangan
(Oral).
4. Kemampuan
mendengarkan penjelasan
guru (Listening).
5 Kemampuan membuat V V V
31
keputusan (Mental).
6 Kemampuan membaca V
modul dan catatan (Visual).
7 Kemampuan dalam V V V
mengajukan pertanyaan
(Oral).
8 Keaktifan dalam diskusi V V V
(Oral).
9 Kemampuan V V
mendengarkan hasil diskusi
(Listening).
10 Keaktifan mengemukakan V V V
pendapat dalam diskusi
(Oral).
11 Kemampuan menjawab V V
pertanyaan (Oral).
12 Kemampuan V V
mendemonstrasikan
keterampilan (Visual).
13 Siswa mengikuti prosedur V
pembelajaran (Motor).
14 Kemampuan dalam V
mengamati (Visual).
15 Kemampuan menulis V
catatan (Writing).
16 Kemampuan mengisi V
lembar kerja siswa
(Writing).
17 Kemampuan merenungkan V V V
permasalahan (Mental).
18 Kemampuan memberikan V V
saran yang membangun
(Oral).
19 Kemampuan membedakan V
waktu untuk serius dan
waktu untuk santai
(Emotional).
20 Kemampuan mengerjakan
soal (Writing).
21 Kemampuan merangkum
materi (Drawing).
22 Keberanian menanyakan V
hal yang belum dipahami
(Emotional).
23 Kemampuan bercerita V
tentang pengalaman yang
diperoleh dari
pembelajaran (Writing).
24 Kemampuan memahami V
tujuan pembelajaran
(Emotional).
25 Kemampuan bersikap
tenang dan kooperatif
(Emotional).
32
JUMLAH TOTAL 17 11 7 5 40
siswa sebelum adanya tindakan adalah 36%. Skor ini termasuk dalam
kategori sangat rendah dan hasil pre-test yang dilakukan pada akhir
berikut:
29 Nuraida P 60 TL
30 Opick Andrian L 58 TL
31 Ramdani Hidayah L 30 TL
32 Rifki Hermawan L 65 L
33 Rohiyanto L 40 TL
34 Siti Muplihah P 60 TL
35 Suhardi L 35 TL
36 Syahrul Akbar L 30 TL
37 Tharisya Eka Aulia P 70 L
38 Tinah Amelia P 68 L
39 Tini Suhartini P 70 L
40 Yulianti P 70 L
Nilai Tertingggi 70
Nilai Terendah 30
Niali Rata-Rata 49,975
kegiatan tindakan kelas, nilai tertinggi 70 dan terendah 30, dengan nilai
ketuntaasan belajar apabila peserta didik sudah mencapai nilai 65, maka
siklus 1 dan siklus II, (b), Menyiapkan silabus dan penyusunan rencana
II, dan Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
pelajaran, tiap jam pelajaran berlangsung selama 45 menit. Ada 4 tahap dalam
refleksi.
yaitu: (a) guru memberikan motivasi belajar terhadap peserta didik, guru
08.30 WIB.
akhir/penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan/awal
2. Kegiatan Inti
berikut :
3. Kegiatan Akhir/Penutup
37
Tabel 3
Lembar Pengamatan Siswa Siklus 1 Keaktifan Belajar
Siswa Kelas X IPS 5 SMAN 10 Pandeglang
belajar siswa pada siklus 1 dapat di lihat pada tabel 4 sebgai berikut :
39
Nilai Tertinggi 80 80
Nilai Terendah 40 40
Nilai Rata-Rata 60,95
Quiz nilai tertinggi 80 dan terendah 40, dengan nilai rata-rata 60,95.
berikutnya.
team, ternyata siswa dalam proses pembelajaran masih kurang optimal, ini
paparan yang di sampaikan oleh guru. Sehingga terlihat oleh peneliti, dan
mengobrol dengan teman tentang hal lain. Pada saat diskusi, masih banyak
kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus II. Dengan kata
melibatkan siswa secara aktif. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang
menyimak paparan yang dilakukan guru. Hal ini terlihat juga mereka
dari sikap siswa yang kurang semangat untuk mencari jawaban atau
penamat masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, misalnyat, kurang
pengamat, dalam hal ini guru perlu mencari solusi atau perbaikan-
pengamat, dalam hal ini guru perlu mencari solusi atau perbaikan-
proses pembelajaran.
pembelajran.
pendidikan kewarganegaraan
team dan hasil refleksi pada Siklus I, maka perlu dilanjutkan Siklus II.
slide, pemberian peluang bertanya yang cukup kepada siswa secara acak,
memberikan petunjuk atau bimbingan dalam diskusi yang lebih rinci dan
guru berusaha untuk memberikan motivasi agar siswa lebih aktif dalam
akhir/penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan/awal
2. Kegiatan Inti
berikut :
45
3. Kegiatan Akhir/Penutup
Tabel 5
Lembar Pengamatan Siswa Siklus 2 Keaktifan Belajar
Siswa Kelas X IPS 5 SMAN 10 Pandeglang
(Emotional).
23 Kemampuan bercerita tentang V
pengalaman yang diperoleh dari
pembelajaran (Writing).
24. Kemampuan memahami tujuan V
pembelajaran (Emotional).
25. Kemampuan bersikap tenang dan V
kooperatif (Emotional).
JUMLAH TOTAL 0 2 11 12
belajar siswa pada siklus 2 dapat di lihat pada tabel 6 sebgai berikut
11 L 70 Lulus
Elsa Elysiazzandra
12 P 68 Lulus
Epul Rohmani
13 L 70 Lulus
Heni Fathaeni
14 L 80 Lulus
Herna Nurlaela
15 P 75 Lulus
Indah Ayuni
16 P 65 Lulus
Indra Irawan
17 P 55 Tidak Lulus
Irgi Febriani
18 P 78 Lulus
Listadi Setiawati
19 L 40 Tidak Lulus
M.Azis Setiadi
20 L 78 Lulus
M.Fauzan Atullah
21 L 65 Lulus
M.Guntur
22 P 68 Lulus
Moh Robi
23 L 70 Lulus
Moh Tb.Fardiansyah
24 P 75 Lulus
Muhamad Rizky
25 P 85 Lulus
M.Yusuf Bahtiar
26 L 68 Lulus
M.Farhan Thoriq
27 L 78 Lulus
Nani Kusnaeni
28 Nuraeni L Lulus
70
29 Nuraida P 80 Lulus
35 Suhardi L 68 Lulus
36 Syahrul Akbar L 65 Lulus
37 Tharisya Eka Aulia P 85 Lulus
38 Tinah Amelia P 75 Lulus
39 Tini Suhartini P 85 Lulus
40 Yulianti P 80 Lulus
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 40
Nilai Rata-Rata 69,425
pembelajaran Team Quiz nilai tertinggi 85 dan terendah 40, dengan nilai
rata-rata 69,425
khususnya pada siklus ll, peneliti melihat adanya perubahan pada siswa.
tugas/PR yang diberikan oleh guru, dan siswa menjadi antusias pada saat
quiz team.
sesudah pelaksanaan siklus 1 dan siklus II, dari hasil pengamatan peneliti
keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel 9 rekapitulasi hasil
belajar siswa.
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil belajar siswa
Siswa Kelas X IPS 5 SMAN 10 Pandeglang
51
No. Nilai
Nama Responden Sebelum Sesudah Sesudah
Tindakan Tindakan Tindakan
Siklus I Siklus II
01 40 65 68
Adin Kurniawan
02 30 65 68
Agit Bahtiar
03 50 60 65
Ari Nugraha
04 35 68 70
Aripin Junaedi
05 45 40 70
Asep Supriatna
06 65 70 80
Ayu Listi Fadilah
07 65 75 65
Dede Syahroni
08 50 70 50
Dila Adesetiana
09 40 68 60
Dinda Tiwi
10 30 68 70
Elpa Wulandari
11 35 70 70
Elsa Elysiazzandra
12 40 65 68
Epul Rohmani
13 50 68 70
Heni Fathaeni
14 50 70 80
Herna Nurlaela
15 65 70 75
Indah Ayuni
16 45 65 65
Indra Irawan
17 45 45 55
Irgi Febriani
18 50 65 78
Listadi Setiawati
19 40 45 40
M.Azis Setiadi
20 M.Fauzan Atullah 65 70 78
52
21 40 40 65
M.Guntur
22 35 45 68
Moh Robi
23 40 40 70
Moh Tb.Fardiansyah
24 60 65 75
Muhamad Rizky
25 68 75 85
M.Yusuf Bahtiar
26 65 65 68
M.Farhan Thoriq
27 50 50 78
Nani Kusnaeni
28 Nuraeni 45 45 70
29 Nuraida 60 60 80
30 Opick Andrian 58 58 50
31 Ramdani Hidayah 30 40 40
32 Rifki Hermawan 65 65 75
33 Rohiyanto 40 40 70
34 Siti Muplihah 60 68 80
35 Suhardi 35 45 68
36 Syahrul Akbar 30 40 65
37 Tharisya Eka Aulia 70 80 85
38 Tinah Amelia 68 75 75
39 Tini Suhartini 75 80 85
40 Yulianti 70 80 80
Nilai Tertinggi 70 80 85
Nilai Terendah 30 40 40
Jumlah 1.999 2.438 2.777
Rata-Rata 49,975 60,95 69,42
yaitu, siklus I nilai rata-rata mencapai 60,95 dan siklus II mencapai 69,42.
pembelajaran quiz team terlihat adanya perubahan ke arah positif. Hal ini
metode quiz team yang dilanjutkan dengan refleksi dan evaluasi siswa pada akhir
2019/2020.
yang nampak pada sebagian siswa. Sedangkan oral activities, listening activities
pemecahan masalah, dan pemberian saran belum nampak. Hanya beberapa siswa
saran mulai nampak. Namun untuk aktivitas yang lebih kompleks seperti
kedua siswa sudah mulai terbiasa melakukan berbagai aktivitas dan mengikuti
keseluruhan siswa sudah beradaptasi dengan cukup baik dan dapat melakukan
berbagai aktivitas yang kompleks. Sebagian siswa mulai lebih berani dalam
Qur’an dan Hadist adalah pedoman hidupku siswa kelas X IPS 5 SMAN 10
Mayoritas siswa telah memahami materi dengan baik dan lebih siap dalam
khusus baik dari guru maupun siswa. Metode ini berbentuk kuis sehingga
quiz team antara lain, karena fokus pembelajaran cenderung pada kegiatan
referensi materi yang banyak karena tahapan metode ini berulang-ulang. Guru
kurangnya keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa dengan memenuhi
BAB V
A. Kesimpulan
belajar siswa pada kompetensi dasar tentang “ Al-Qu’an dan Hadist adalah
Terlihat dari hasil uji F yang menunjukkan terdapat pengaruh positif antara
keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa. Dari hasil evaluasi siswa
3. Dari tabel 1 di atas bahwa nilai Pendidikan Agama Islam kelas X IPS 5
mencapai 80 dan terendah 40, sedangkan pada siklus II, nilai trtinggi
B. Saran-Saran
terus menerus yang disesuaikan dengan mata pelajaran, karena metode dan
2. Perlu adanya penelitian atau tindakan lanjutan dari hasil penelitian ini,
DAFTAR PUSTAKA
Bonwell, Charles C., dan Eison J.A. 1991. Active Learning: Creating Excitement in
the Classroom.http://www.gwu.edu/eriche.htm.
Chickering , Gamson. 2004. The Seven Principles for Good Practice: a framework for
evaluating on-line teaching. Dalam jurnal the internet and higher education,
Volume 7 Hal 217-232 United Stated: Montana State University.
Sadirman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.