Anda di halaman 1dari 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI


DASAR KELAS X AKL SMK NASIONAL MUARA JAWA PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR

Oleh :
NOVIANTI, S.Pd
SMK NASIONAL MUARA JAWA
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KELAS X
AKL SMK NASIONAL MUARA JAWA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TELAH DISAHKAN PADA TANGGAL

MENGETAHUI KEPALA SMK MA’ARIF KALIREJO

TTD

SYAHRAN, S.HI., M.SI

Kata Pengantar ;
Dicopy dari LKPD
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik dalam upaya
meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh  perubahan dan  peningkatan
kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri.
Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar.
Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal. Salah satu
lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu sekolah dimana di
dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara
guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau
memperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai
dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.
Biasanya kemampuan siswa dalam belajar seringkali dikaitkan dengan kemampuan
intelektualnya. Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata
tinggi namun tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan
kemampuannya yang diharapkan dalam belajar. Kemudian ada siswa yang
mendapatkan kesempatan yang baik dalam belajar, dengan kemampuan yang
cukup baik, namun tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam belajar.
Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dengan
kemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses belajar
siswa itu sendiri, baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah. Oleh karena
itu, guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dpat memberikan
dorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang bersemangat dalam belajar dan
meberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.

Berdasarkan hasil analisis ditentukan bahwa akar penyebab masalah


adalah guru biasa mengajar dengan metode ceramah saja yang menyebabkan
siswa mengantuk dan pasif, dan merasa bahwa dengan metode seperti itu sudah
efektif. Sehingga selanjutnya, guru mencoba metode-metode yang baru, agar
dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan
minat serta motivasi siswa untuk belajar.
Berdasarkan hasil analisis ditentukan bahwa akar penyebab masalah
adalah metode pembelajaran yang guru terapkan masih kurang maksimal
misalnya, masih banyak siswa yang memiliki kebiasaan menyamakan jawaban
tugas dengan temannya, siswa merasa bingung, dan siswa merasa bosan dalam
proses pembelajaran. Selanjutnya, guru mencoba metode-metode yang dapat
membuat siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis ditentukan bahwa akar penyebab masalah
adalah guru merasa metode yang selama ini digunakan sudah efektif dan dapat
diterima oleh siswa sehingga malas untuk melakukan mencoba model/metode
pembelajaran lain. Selanjutnya, guru diharapkan untuk mencoba menerapkan
model/metode pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa khususnya pada
siswa yang yang kurang aktif.

Berdasarkan hasil analisis ditentukan bahwa akar penyebab


masalah adalah guru merasa jika penggunaan media itu repot, merasa diri
tidak bisa, dan masih senang dengan metode ceramah.
Selanjutnya, guru diharapkan untuk dapat memanfaatkan teknologi agar dapat
menunjang proses pembelajaran lebih baik lagi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka solusi yang akan diambil antara lain:
Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran dengan
berbantuan kegiatan Ice Breaking di kelas dapat mendorong siswa untuk aktif
berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, selain itu
dengan memanfaatkan media berupa Power Point dapat menciptakan pembelajaran
yang interaktif di kelas, dan didukung dengan adanya bahan ajar berupa LKPD dapat
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan
konsep, melatih menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses, sebagai
pedoman bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan dalam proses pembelajaran
karena memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat memotivasi siswa, menjadi lebih
ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar, meningkatkan fokus pada
pengetahuan yang relevan, mendorong untuk berpikir, dll. Selain itu, dengan didukung
adanya LKPD dapat membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik, dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik. Penggunaan media dan
teknologi berupa Power Point dalam proses pembelajaran mengakibatkan potensi
indera pembelajar dapat diakomodasi sehingga hasil belajar akan meningkat.

Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran


yang bervariasi agar siswa tidak jenuh/bosan dalam belajar. Motivasi belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi secara
signifikan dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
konvensional, model pembelajaran Problem Based Learning juga dapat merangsang
kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi.
Selain itu, dengan didukung adanya LKPD dapat membantu dan mempermudah dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik
dengan pendidik, dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik.
Penggunaan media dan teknologi berupa Power Point dalam proses pembelajaran
mengakibatkan potensi indera pembelajar dapat diakomodasi sehingga hasil
belajar akan meningkat.

Upaya guru dalam meningkatkan penggunaan teknologi agar pembelajaran di kelas


tidak monotone yaitu dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan berbantuan media seperi Power Point, dan Quiziz membuat para guru atau
pendidik tidak ketinggalan jaman dalam kegiatan proses belajar mengajar. Dalam
proses pembelajaran, guru diharuskan mampu menyusun strategi pembelajaran dan
memilih media yang tepat, karena proses belajar mengajar dengan menggunakan media
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa media
pembelajaran.
Serta di dukung dengan adanya LKPD sebagai bahan ajar untuk berlatih sehingga
dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
disajikan sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi
Kalimantan Timur?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi
Kalimantan Timur?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk
Nasional Muara Jawa Provinsi Kalimantan Timur?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara
Jawa Provinsi Kalimantan Timur.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara
Jawa Provinsi Kalimantan Timur.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar
Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi Kalimantan Timur.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan dalam penerapan pembelajaran
inovatif model Problem Based Learning.
2. Manfaat Bagi Sekolah
Dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dalam memperkaya
khasanah dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar
Apa yang dimaksud dengan belajar? Pengertian belajar adalah suatu
proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala
aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah
lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah
laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru, memiliki
kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Arti belajar
adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap,
dan berbagai kemampuan lainnya.
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan
belajar, yaitu:
1. Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya
kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan
baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berpikir
seseorang menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan
berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir
akan berkembang melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dengan
kata lain, pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses
belajar. Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu
keterampilan jasmani maupun rohani.
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu
dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini
berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks, karena
bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan,
cara berpikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau
membuat suatu konsep.
3. Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal
ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat
berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan
kesadaran di dalam dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap
mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus
melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa
menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan para pakar
tersebut, secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
(permanent) sebagai hasil pengalaman.
Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan
(maturation), keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai hasil proses belajar.
Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya.
Mengacu pada definisi belajar di atas, berikut ini adalah beberapa hal
yang menggambarkan ciri-ciri belajar:
 Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan
campuran) baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung.
 Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap
atau permanen.
 Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar
dimana hasilnya adalah tingkah laku individu.
 Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam
belajar adalah karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan,
kematangan, hal gaib, mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.
 Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu
lingkungan masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat
berubah karena lingkungannya.

Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil dari


proses belajar adalah:
 Perubahan terjadi secara sadar
 Bersifat menetap atau kontinu, dan fungsional
 Bersifat positif dan aktif
 Memiliki tujuan dan terarah
 Meliputi segala aspek tingkah laku individu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya


perubahan yang terjadi secara sadar, dimana tingkah laku seseorang
menjadi lebih baik, dan sifatnya menetap sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman.
Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh manusia.
Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampuIYan
berpikir sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk
memecahkan masalah.
2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara
berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.
3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan
kemampuan gerak motorik dengan otot dan urat syaraf untuk
menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan
cara penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga,
persahabatan, organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan
masyarakat.
5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan
kebiasaan ke arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan
kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis,
teratur, dan teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam
menyelesaikan suatu masalah.
7. Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam
mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek sehingga individu
dapat menghargai berbagai objek tertentu.
8. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan
baru secara terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui
kegiatan eksperimen dan investigasi.

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning


Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis
Masalah yaitu jenis model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Keterlibatan
siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan,
melaksanakan, dan melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan
pelaksanaanya. Model Pembelajaran ini lebih menekankan pada proses
pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan
berbagai isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana
memahami dan menyelesaikan persoalan nyata, bersifat interdisipliner,
dan melibatkan siswa sebagai pelaku utama dalam merancang,
melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan
dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan
yang diajukan pada model Problem Based Learning, bukanlah
permasalahan “biasa” atau bukan sekedar “latihan”. Permasalahan dalam
PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah
bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya
mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian.

Karakteristik Model pembelajaran Problem Based Learning


Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki lima
karakteristik yang membedakannya dengan model-model pembelajaran
lain, yaitu :  
1. Learning is student centered, yaitu proses pembelajaran lebih
menitikberatkan kepada siswa sebagai pembelajar. Teori
kontruktivisme dalam model pembelajaran Problem Based
Learning menuntut siswa untuk dapat mengembangkan
pengatahuannya sendiri melalui beberapa kegiatan yang akan mereka
lakukan.
2. Autenthic problems from the organizing focus for learning,
masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah
yang autentik sehingga siswa dengan mudah mampu memahami
masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya.
3. New information is acquired through self-directed learning. Dalam proses
pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan
memahami semua pengetahuan prasayaratnya sehingga siswa
berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku
atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small group, agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar
pemikiran dalam usaha mengembangkan pengetahuan secara
kolaboratif, PBM dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang
dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan
yang jelas.
5. Teachers act as facilitators Pada pelaksanaan PBM, guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu
memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar
mencapai target yang hendak dicapai.
Karakteristik pembelajaran di atas menunjukkan bahwa proses
pembelajaran pada model Problem Based Learning memiliki tiga
untusur esensial yaitu:
1. Adanya permasalahan,
2. Pembelajaran berpusat pada siswa, dan
3. Belajar dalam kelompok kecil berkolaborasi dengan teman lainnya.

Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning


Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan,
demikian dengan model Problem Based Learning pun memiliki kelebihan
dan kelemahan. Diantara kelebihan Problem Based Learning adalah:
1. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;
2. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika
memecahkan masalah;
3. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi
yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
4. Mengembangakan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
5. Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik
menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
6. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar mandiri;
7. Melatih peserta didik terampil mengelola waktu;
8. Melatih peserta didik dalam mengendalian diri;
9. Membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
(Istiqomah (2018, 211)
 
Sedangkan kelemahan model pembelajaran Problem Based
Learning diantaranya:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau siswa berasumsi bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa
enggan untuk mencoba;
2. Keberhasilan model pembelajaran melalui Problem Based
Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan;
3. Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha memecahkan masalah
yang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang ingin
dipelajari.

C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan
persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini
yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu
proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus,
guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu
bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin
dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik
pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan
melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena
itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran  khusus dari
bahan tersebut. 

Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut:
1. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang
diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan
penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(dalam buku  Strategi belajar Mengajar 2002:120)  indikator yang banyak
dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal.  Secara
umum Hasil belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut
akan saya uraikan dibawah ini, yaitu : 
1. Faktor internal (factor dalam diri) 
2. Faktor eksternal (factor diluar diri) 
3. Faktor pendekatan belajar 

Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah
Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini
meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian.
Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari hasil belajar,
intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh
karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari
lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa
depan yang lebih cerah. Berprestasilah. 

Faktor eksternal
Selain faktor internal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu: 
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat. Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya.
Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa
menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting,
mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah
terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan
motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian
untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan
diri sebagai seorang pelajar. 
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan
dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi
bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam
kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru
mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana
pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses
pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Biasanya seseorang yang
memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki
motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu
difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak
berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah
keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir
beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik
batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para
orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang
hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa. 
2) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan,
alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik),
apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang
menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar,
dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa
saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya.
Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki
kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan
berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar. 

4. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121)
mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan
mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai
berikut:
1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam
waktu tertentu.
2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat
prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah
untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam
satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai
ukuran mutu sekolah. 
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

oleh guru/calon guru di kelas atau di sekolahan tempat mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pmbelajaran (Herawati, 2009:25).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengajar di kelas. Peneliti sebagai guru

atau pengajar sekaligus secara langsung mengadakan pengamatan dan melakukan penelitian terhadap

kemampuan siswa dalam memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Nasional Muara Jawa Kab. Kutai Kartanegara Prov. Kalimantan

Timur yang beralamatkan di Jl. (menyesuaikan)

C. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN


a. Subyek penelitian

Subyek Penelitian adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan

Subjek penelitian adalah siswa kelax X Akuntansi Keuangan dan Lembaga 2 SMK Nasional Muara

Jawa yang berjumlah 29 orang.

b. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning.

2. Ketuntasan belajar yakni ketuntasan minimal yang harus diperoleh siswa adalah 70%

sedangkan ketuntasan kelas adalah minimal 70%.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bekerjasama dengan guru yang menggunakan

data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas

merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Setiap

daur/ siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

Pengamatan/observasi dan Refleksi.

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I

SIKLUS I Pengamatan/
Refleksi I Pengumpulan data I
Permasalahan Baru Perencanaan Pelaksanaan
hasil refleksi tindakan II Tindakan II

Pengamatan/
Refleksi II Pengumpulan data II
SIKLUS II

Perencanaan
Pelaksanaan
Permasalahan tindakan III
Tindakan III

Pengamatan/
SIKLUS III Refleksi III
Pengumpulan data III

Bagan 3.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Suhardjono (2008:74)

a. Perencanaan tindakan

Sebelum dilaksanakan tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen

yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu

adalah: Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru

disamping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan

perbaikan yang telah dilaksanakan, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan di kelas, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan

hasil analisis tindakan perbaikan.

b. pelaksanaan tindakan
Jika semua tindakan persiapan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang telah

direncanakan itu dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan

ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan pada saat yang bersamaan kegiatan

pelaksanaan ini juga dibarengi dengan kegiatan observasi dan interpretasi.

c. observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan/pengambilan data untuk memotret sejauh mana efek

tindakan telah mencapai sasaran. Efek terhadap suatu tindakan terus dimonitor secara reflektif.

Pada tahap ini peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data,

dan alat koleksi data(angket, wawancara, observasi dll) juga data-data yang dapat dikumpulkan

dari catatan reflektif tentang fenomena kelas yang dibuat oleh siswa dan guru merupakan

informasi yang berharga.

d. Refeksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi: pada siswa,

suasana kelas dan guru. Pada tahap ini guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa

bagaimana dan sejauh mana tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

E. Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Penelitian tindakan kelas ini, peneliti bertindak sendiri sebagai guru mata diklat dan persiapan

yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Permohonan ijin penelitian kepada kepala sekolah tempat penelitian.

b. Diskusi dengan guru mata diklat tentang tindakan yang akan dilaksanakan.

c. Penyusunan rencana pengajaran.

d. Pembuatan instrumen penelitian untuk persiapan PTK.

e. Mempersiapkan dan membuat alat evaluasi.

f. Mempersiapkan lembar obsrervasi siswa dan penampilan guru mengajar.

g. Mempersiapkan bahan dan alat wawancara.

2. Tindakan

Kegiatan inti :

a. Guru menjelaskan maksud pembelajaran mata pelajaran Akuntansi Dasar.


b. Guru menjelaskan pengantar (kd siklus 1 dan 2)

c. Guru memandu siswa agar membaca/belajar Handout dan LKPD.

d. Guru menyuruh siswa untuk mengkomentari materi yang ada pada Handout dan LKPD.

e. Guru melakukan pembahasan tentang komentar-komentar siswa

f. Guru melakukan tes/quis untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh untuk melakukan

3. Pengamatan/Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang dilaksanakan selama pembelajaran. Hal-hal yang diamati

selama pembelajaran adalah :

a. Bagaimana pemahaman awal siswa pada materi “Jurnal Umum dan Buku Besar” melalui

jawaban pretest yang telah diberikan.

b. Observer mengamati bagaimana aktivitas guru maupun siswa selama proses pelaksanaan

penerapan pembelajaran model pembelajaran Problem Based Learning.

c. Hasil belajar siswa yang dilihat dari jawaban siswa pada posttest siklus I.

d. Keaktifan siswa yang ditandai dengan menyelesaikan kegiatan bertanya, menjawab, dan

memberikan pendapat. Data tersebut merupakan data penunjang dalam penilaian ini.

4. Refleksi

Refleksi merupakan ulasan dari hasil tindakan dan observasi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui

proses belajar mngajar yang sudah dilaksanakan. Dari refleksi diungkapkan kelebihan serta kekurangan

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning

dalam putaran 1 serta menyusun perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II.

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari pihak yang diteliti atau berasal dari sumber

asli. Data primer yang diperoleh adalah hasil tes berupa Pre Test dan Post Test.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan

mengumpulkannya. Data sekunder terdiri atas sejarah sekolah, daftar nama siswa, hasil belajar

siswa sebelum diadakan penelitian serta dokumen-dokumen yang menunjang penelitian.

G. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus
Silabus merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke

dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi

untuk penilaian hasil belajar. (Mulyasa, 2007: 190)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan penjabaran dari silabus yang lebih

operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran

(Mulyasa, 2007: 212). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru setiap kali

siklus.

c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar kerja peserta didik ini digunakan untuk membantu siswa menangkap dan

mengolah buah pikiran pokok dari buku pelajaran.

H. Instrumen Penelitian

a. Lembar RPP dengan model pembelajaran Problem Basel Learning

Lembar pengamatan ini dilakukan sebagai salah satu alat control terhadap aktivitas

guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan RPP.

b. LKPD

LKPD digunakan untuk membantu guru dalam menampilkan dan mengetahui

kemampuan kognitif serta keterampilan siswa.

I. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2008:145) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis

dan psikologis.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti langsung mengetahui tentang kondisi lapangan,

mengetahui tentang kegiatan belajar mengajar di kelas mulai dari media pembelajaran, kondisi

kelas, interaksi dalam kelas.

b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan

mengambil atau mengutip beberapa catatan, tulisan dan gambar-gambar yang ada pada obyek

penelitian. Dokumentasi ini merupakan metode untuk mengumpulkan data pelengkap dan penguat

tentang obyek penelitian.

Adapun data yang diperoleh dalam metode dokumentasi ini adalah mengenai kegiatan belajar

mengajar peralatan transaksi dan data-data lain yaitu

a. Sejarah berdirinya SMK (menyesuaikan)

b. Daftar nama siswa kelas (menyesuaikan)

c. Nilai pre test dan pos test

J.Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah:

Analisis hasil belajar

Hasil tes diproses dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 % dinyatakan mengalami kesulitan belajar

sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70% dinyatakan telah

tuntas belajar.

Untuk mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus:

Ketuntasan belajar klasikal dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas belajar atau

siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 70 % adalah lebih besar atau sama

dengan 70% dari jumlah seluruh siswa di kelas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus yang pertama disusun
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Siklus 1
Pada tahap perencanaan siklus 1, disusun RPP sebagai berikut:

Satuan Pendidikan : SMK Nasional Muara Jawa

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar

Kelas / Semester : X / Ganjil

Materi Pokok : Penjurnalan


Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI-3 (Pengetahuan) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4 (Keterampilan) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. KD dan IPK
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.8.4 Menganalisis pencatatan jurnal


3.8 Menerapkan Jurnal,
3.8.5 Menganalisis bentuk jurnal
konsep debit dan kredit,
3.8.6 Menganalisis sistematika pencatatan ke dalam
saldo normal, sistematika
jurnal
pencatatan dan bentuk
jurnal

4.8.4 Menyiapkan dokumen dan alat tulis untuk


4.8 Melakukan pencatatan
melakukan pencatatan ke dalam jurnal
buku Jurnal, konsep debit
4.8.5 Melakukan pencatatan pada jurnal
dan kredit, saldo normal,
sistematika pencatatan dan
bentuk jurnal

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem based Learning dengan metode tanya jawab, diskusi dan
penugasan, peserta didik dapat :

1. Menganalisis pencatatan jurnal dengan tepat


2. Menganalisis bentuk jurnal dengan benar
3. Menganalisis sistematika pencatatan ke dalam jurnal dengan benar
4. Menyiapkan dokumen dan alat tulis untuk melakukan pencatatan ke
dalam buku jurnal dan buku besar dengan benar
5. Melakukan pencatatan ke dalam jurnal dengan benar

D.Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Religiusitas
Kerja sama
Ketelitian
Kedisiplinan

E. Materi Pembelajaran
Fakta Konsep/Prinsip Prosedur

Transaksi, 1. Sistematika pencatatan ke dalam


Langkah-
jurnal umum, langkah
jurnal
melakukan
jurnal khusus 2. Bentuk jurnal kegiatan
penjurnalan

F. Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik-TPACK
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Tanya Jawab, diskusi, presentasi, dan penugasan

G.Media dan Alat


1. Media
a. LCD Proyektor
b. Video Power Point
2. Alat/bahan
a. Laptop
b. Handphone
c. Handout
d. LKPD
e. Jaringan internet
f. Alat tulis

H.Sumber Pembelajaran
a. PPT (yang dibuat guru)
b. Sari Dwi Astuti. 2018. Akuntansi Dasar kelas X SMK/MAK. MEDIATAMA
c. Petunjuk Pengerjaan Kartu Kerja SAPD

I. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka
2. Berdoa untuk memulai pembelajaran
(Religiusitas)
3. Memeriksa kehadiran peserta didik
4. Apersepsi, mengingatkan kembali peserta didik 10
Pendahuluan
mengenai materi sebelumnya menit

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran


6. Menjelaskan metode pembelajaran yang akan
ditempuh serta teknik penilaian
7. Memberikan soal Pretest kepada peserta didik
Inti 1. Orientasi Masalah 70
menit
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan menuliskan
kembali, diberi tayangan berupa Power Point dan
bahan bacaan berupa Handout terkait materi :
Sistematika Pencatatan ke Dalam Jurnal dan
Bentuk Jurnal

2. Mengorganisasi Kegiatan
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok (4-5 orang) untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar informasi terkait materi :
Sistematika Pencatatan ke Dalam Jurnal
dan Bentuk Jurnal

3. Membimbing Penyelidikan
 Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dan pertanyaan tersebut harus tetap
berkaitan dengan materi dan mengumpulkan
informasi melalui materi yang ada pada
Handout maupun dari internet : Sistematika
Pencatatan ke Dalam Jurnal dan Bentuk
Jurnal
 Guru memberikan soal latihan yang terdapat
pada LKPD untuk dipecahkan oleh siswa
bersama kelompoknya.

4. Menyajikan Hasil
Masing-masing kelompok tampil untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, dalam
menyelesaikan permasalahan melalui solusi yang
disimpulkan oleh kelompoknya.

5. Analisis dan Evaluasi


 Guru memberikan Ice Breaking
 Peserta didik dipersilahkan untuk memberi
komentar terhadap hasil presentasi kelompok
yang maju dan dipersilahkan mengoreksi jika
ada kesalahan.
 Guru memeriksa pekerjaan siswa.
 Guru memberikan umpan balik dan penguatan.
1. Guru dan peserta didik menyimpulkan poin-poin
penting materi pelajaran
2. Guru melaksanakan Postest

3. Guru menyampaikan persiapan materi belajar


untuk pertemuan selanjutnya.
4. Menutup pembelajaran dengan do’a dan salam

10
Penutup
menit
H. Pengetahuan dan Keterampilan

1. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis type Uraian


2. Penilaian Keterampilan : Presentasi dan unjuk kerja

I. Program Remidial dan Pengayaan:


1. Remedial
 Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
KKM (KKM=75) maupun kepada peserta didik
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dan akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
 Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk :
- Pembelajaran ulang
- Bimbingan perorangan
- Belajar kelompok
- Pemanfaatan tutor teman sebaya

2. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.

2. Tahap Tindakan Siklus 1


Pada tahap ini, peneliti selaku guru masuk ke dalam kelas pukul.
12.00 WITA. Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam,
kegiatan berdo’a diserahkan pada ketua kelas. Selanjutnya, guru
mengecek kehadiran siswa, siswa yang tidak hadir berjumlah 1 siswa
sehingga jumlah yang hadir pada saat pembelajaran adalah 28 siswa.
Kemudian, guru melakukan kegiatan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada siklus 1 adalah (dituliskan) .
guru melakukan apersepsi yaitu mengulas kembali pembelajaran yang
lalu tentang saldo normal akun. Dari apersepsi tersebut 3 siswa
merespon tentang apersepsi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya,
guru mengadakan pre test, soal pre test berjumlah 5 soal berbentuk
pilihan ganda. setelah selesai mengerjakan pre test siswa diminta
mengumpulkan jawaban kepada guru. Kemudian, masuk kegiatan inti
sintak pertama yaitu mengorientasi masalah. Pada sintak ini, diawali
dengan penayangan video pembelajaran tentang Jurnal Umum.
Kemudian, masuk ke sintak kedua yaitu mengoraganisasi kegiatan.
Pada sintak ini, guru membagi kelompok menjadi 6 kelompok, tiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa. Pada sintak ketiga yaitu kegiatan
membimbing penyelidikan, guru membagikan Handout dan LKPD.
Kemudian, guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan waktu 20
menit. Guru membimbing siswa selama melakukan diskusi dengan
cara memantau kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa. Ada 2
siswa yang merespon guru pada kegiatan ini yaitu berupa
pertanyaan….. . Tahapan selanjutnya adalah menyajikan hasil, guru
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. Terdapat 1
kelompok yang presentasi. Terjadi proses interaksi antar kelompok,
dalam proses interaksi ini direspon oleh 3 siswa melalui Tanya jawab
dan menyampaikan pendapat. Tahap akhir sintak Problem Basel
Learning yaitu analisis dan evaluasi dilakukan oleh guru dengan
memberi penghargaan kelompok yang berdiskusi dan memberikan
feedback pada hasil diskusi siswa. Masuk kegiatan penutup, guru
bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran tentang Jurnal
Umum. Sebanyak 2 siswa merespon kegiatan menyimpulkan materi
pembelajaran. Selanjutnya, guru melakukan post test yang terdiri dari
5 soal berbentuk pilihan ganda. Selanjutnya, guru menyampaikan
materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya, dan diakhiri dengan
salam.
3. Tahap Observasi Siklus 1
Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan 2 orang rekan sejawat untuk
mengambil video pembelajaran guna dipakai sebagai bahan evaluasi
belajar. Alat yang digunakan untuk mengambil video pembelajaran
berupa Handphone berjumlah 5 buah, tripod 3 buah, laptop 1 buah.
Kegiatan proses merekam kegiatan pembelajaran dilakukan mulai dari
kegiatan pendahuluan sampai dengan kegiatan penutup. Adapun
durasi pengambilan video pembelajaran selama 120 menit. Kegiatan
perekaman diawali dengan melakukan briefing dengan rekan sejawat
yang membantu proses perekaman. Kemudian, menata alat-alat
perekam, menata ruang kelas, dan menyiapkan jaringan internet.
Tampilkan foto pada saat mengajar, alat perekam
4. Tahap Refleksi Siklus 1
Pada tahapan ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan pada hasil
pengambilan video dan hasil belajar. Hasil refleksi sebagai berikut:
a. Kekurangan
b. Yang sudah dilakukan
Pada siklus 1, hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai
berikut:

Pre test Post test


x x 87.142
1 42.8571 1 9
s s 10.973
d 14.8461 d 1
2 0.0017
60
0 0.00821 1 Pre Test
2 0.0294
80
0 0.00821 2 0.03
2 0.0294
80 0.025
0 0.00821 2
2 0.0294 0.02
80
0 0.00821 2 Series2
2 0.0294 0.015
80
0 0.00821 2
2 0.0294 0.01
80
0 0.00821 2 0.005
4 0.0294
80
0 0.02638 2 0
4 0.0294 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2
4 0.0294
80
0 0.02638 2

Post Test
0.035

0.03

0.025
10 Series2
0.02
0
0.015

0.01

0.005

4 0
0 2638 0.0183 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 0.0138 10 0.0183
0 0
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183

Berdasarkan hasil Pre Test dan Post Test di atas, maka terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dari 42.8571 (Pre Test) meningkat menjadi 87.1429 (Post Test)

Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus yang kedua disusun


sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Siklus 2
Pada tahap perencanaan siklus 2, disusun RPP sebagai berikut:

Satuan Pendidikan : SMK Nasional Muara Jawa

Mata Pelajaran : Akuntansi Dasar

Kelas / Semester : X / Ganjil

Materi Pokok : Buku Besar


Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1x Pertemuan)

J.Kompetensi Inti
KI-3 (Pengetahuan) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4 (Keterampilan) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

K.KD dan IPK

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Menerapkan buku 3.9.1 Menganalisis mengenai posting ke buku besar


besar 3.9.2 Menganalisis jenis buku besar
3.9.3 Menganalisis bentuk buku besar
4.9 Melakukan pencatatan 4.9.1 Menyiapkan alat tulis dan dokumen pencatatan
buku besar buku besar
4.9.2 Melakukan posting dari jurnal umum ke buku
besar

L. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem based Learning dengan metode tanya jawab, diskusi dan
penugasan, peserta didik dapat :

1. Menganalisis mengenai posting ke buku besar dengan benar


2. Menganalisis jenis buku besar dengan benar
3. Menganalisis bentuk buku besar dengan benar
4. Menyiapkan alat tulis dan dokumen pencatatan buku besar dengan benar
5. Melakukan posting dari jurnal umum ke buku besar dengan benar

M. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)


Religiusitas
Kerja sama
Ketelitian
Kedisiplinan

N. Materi Pembelajaran
Fakta Konsep/Prinsip Prosedur

Jurnal 3. Pengertian buku besar


Langkah-
umum, buku 4. Jenis buku besar langkah
besar 5. Bentuk buku besar posting dari
6. Posting jurnal umum
ke buku besar

O.Pendekatan dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Metode : Tanya Jawab, diskusi, presentasi, dan penugasan

P. Media dan Alat


3. Media
a. LCD Proyektor
b. Video Power Point
4. Alat/bahan
g. Laptop
h. Handphone
i. Kalkulator
j. Handout
k. LKPD
l. Jaringan internet
m. Alat tulis

Q.Sumber Pembelajaran
d. PPT (yang dibuat guru)
e. Sari Dwi Astuti. 2018. Akuntansi Dasar kelas X SMK/MAK. MEDIATAMA
f. https://publikasiindonesia.id/blog/cara-memposting-jurnal-umum-ke-
buku-besar/ (internet)
g. https://youtu.be/Nlubwv6VnhA (internet)

R.Kegiatan Pembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
8. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka
9. Berdoa untuk memulai pembelajaran
(Religiusitas)
10.Memeriksa kehadiran peserta didik
11.Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
12.Apersepsi, mengingatkan kembali peserta didik 10
Pendahuluan
mengenai materi sebelumnya menit

13.Menyampaikan tujuan pembelajaran dan


manfaat mempelajari materi
14.Menjelaskan metode pembelajaran yang akan
ditempuh serta teknik penilaian
15.Memberikan soal Pretest kepada peserta didik
6. Orientasi Masalah
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan menuliskan
kembali, diberi tayangan berupa Power Point dan
bahan bacaan berupa Handout terkait materi :
Pengertian, Jenis, Bentuk, dan Posting ke
Buku Besar 70
Inti
menit

7. Mengorganisasi Kegiatan
 Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok (4-5 orang) untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar informasi terkait materi :
Pengertian, Jenis, Bentuk, dan Posting ke
Buku Besar

8. Membimbing Penyelidikan
 Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dan pertanyaan tersebut harus tetap
berkaitan dengan materi dan mengumpulkan
informasi melalui materi yang ada pada
Handout maupun dari internet : Pengertian,
Jenis, Bentuk, dan Posting ke Buku Besar
 Guru memberikan latihan soal untuk
dipecahkan oleh siswa bersama
kelompoknya.

9. Menyajikan Hasil
Masing-masing kelompok tampil untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, dalam
menyelesaikan permasalahan melalui solusi yang
disimpulkan oleh kelompoknya.

10. Analisis dan evaluasi


 Guru memberikan Ice Breaking
 Peserta didik dipersilahkan untuk memberi
komentar terhadap hasil presentasi kelompok
yang maju dan dipersilahkan mengoreksi jika
ada kesalahan.
 Guru memeriksa pekerjaan siswa.
 Guru memberikan umpan balik dan penguatan.
5. Merangkum / menyimpulkan poin-poin penting
materi pelajaran
6. Guru melaksanakan Postest

7. Guru menyampaikan persiapan materi belajar


untuk pertemuan selanjutnya.
8. Menutup pembelajaran dengan doa’ dan salam

10
Penutup
menit
H. Penilaian Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

3. Pengetahuan : Tes Tertulis type Pilihan Ganda


4. Keterampilan : Presentasi dan unjuk kerja
5. Sikap : Keaktifan, Tanggung Jawab, Kerja Sama

J. Program dan Pengayaan Remedial :


1. Remedial
 Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(KKM=75) maupun kepada peserta didik
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dan akan memberikan tugas bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
 Kegiatan pembelajaran remedial antara lain dalam bentuk :
- Pembelajaran ulang
- Bimbingan perorangan
- Belajar kelompok
- Pemanfaatan tutor teman sebaya

2. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.

2. Tahap Tindakan Siklus 2


Pada tahapan ini, peneliti terjun melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang dibuat pada materi Akuntansi Dasar kelas X
Tampilkan foto pada saat mengajar
3. Tahap Observasi Siklus 2
Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan rekan sejawat mengambil video
pembelajaran untuk digunakan sebagai bahan evaluasi belajar (diceritakan
teknik pengambilan video)
4. Tahap Refleksi Siklus 2
Pada tahapan ini, peneliti melakukan refleksi berdasarkan pada hasil
pengambilan video dan hasil belajar. hasil refleksi sebagai berikut:
(kekurangan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran
Pre test Post test
x1 39.2857 x1 87.1429
sd 18.1125 Sd 14.357
20 0.0125 60 0.00465
20 0.0125 60 0.00465
20 0.0125 60 0.00465
20 0.0125 60 0.00465
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
20 0.0125 80 0.02455
40 0.02201 80 0.02455
40 0.02201 80 0.02455
40 0.02201 100 0.01861
40 0.02201 100 0.01861
40 0.02201 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861
60 0.01145 100 0.01861

Pre Test
0.025

0.02

0.015 Series2

0.01

0.005

0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Post Test
0.03

0.025

0.02
Series2
0.015

0.01

0.005

0
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105

Pada siklus kedua, berdasarkan hasil Pre Test dan Post Test di atas, maka terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari 39.2857 (Pre Test) meningkat menjadi 87.1429 (Post
Test).

B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka pembahasan dilakukan sebagai
berikut:
1. Aktivitas guru dalam model pembelajaran Problem Based Learning pada
mata pelajaran Akuntansi Dasar
Siklus 1
a. Tahap Perencanaan (kapan memyusun rpp, dibantu dengan siapa, apakah
mendapatkan masukan dari siapa saja)
b. Tahap Tindakan (kegiatan di kelas sesuai sintak pembelajaran) copy diatat
boleh ditambah
c. Tahap Observasi (kegiatan perekaman seperti perekam, alat) copy diatat
boleh ditambah
d. Tahap Refleksi (masukan, yang sudah dilakukan dan kelemahan) copy
diatat boleh ditambah

Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi

2. Aktivitas siswa dalam model pembelajaran Problem Based Learning pada


mata pelajaran Akuntansi Dasar
Berdasarkan pada hasil penelitian, kegiatan atau aktivitas siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning mengalami
peningkatan. Hal ini dibuktikan jumlah siswa yang berpartisipasi dalam
pembelajaran model problem based learning pada siklus 1 sejumlah 10
siswa meningkat menjadi 25 siswa pada siklus 2.
3. Hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada mata pelajaran Akuntansi Dasar
Terjadi peningkatan hasil belajar yang diukur dari nilai Pre Test dan Post
test, baik dari siklus 1 sampai pada siklus 2. Ketuntasan belajar telah
tercapai, hal ini dibuktikan dengan angka siswa yang tuntas belajar adalah
sebesar 86% melebihi KKM yang ditetapkan sebesar 70%.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, makan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru model pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, aktivitas guru menalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
aktivitas guru pada tiap fase perencanaan, fase tindakan, fase observasi, dan
fase refleksi.
2. Aktivitas Siswa model pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, aktivitas guru mengalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
jumlah siswa yang berpatisipasi aktif dalam pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, maka hasil belajar mengalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2 pada nilai Post Test.
B. Saran
1. Perlu meningkatkan aktivitas pembelajaran perlu dipergunakan media
pembelajaran seperti VideoScribe, Powtoon, dll.
2. Menggunakan model pembelajaran inovasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.iainpare.ac.id/1639/1/Belajar%20Dan%20Pembelajaran.pdf

https://bdkdenpasar.kemenag.go.id/berita/model-problem-based-learning

https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-
faktor.html

https://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-dan-
penanggulangannya-3/

Anda mungkin juga menyukai