Oleh :
NOVIANTI, S.Pd
SMK NASIONAL MUARA JAWA
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DASAR KELAS X
AKL SMK NASIONAL MUARA JAWA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TELAH DISAHKAN PADA TANGGAL
TTD
Kata Pengantar ;
Dicopy dari LKPD
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik dalam upaya
meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh perubahan dan peningkatan
kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri.
Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar.
Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal dan nonformal. Salah satu
lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu sekolah dimana di
dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara
guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau
memperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai
dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.
Biasanya kemampuan siswa dalam belajar seringkali dikaitkan dengan kemampuan
intelektualnya. Ada siswa dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata
tinggi namun tidak menunjukkan prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan
kemampuannya yang diharapkan dalam belajar. Kemudian ada siswa yang
mendapatkan kesempatan yang baik dalam belajar, dengan kemampuan yang
cukup baik, namun tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik dalam belajar.
Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar dengan
kemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses belajar
siswa itu sendiri, baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah. Oleh karena
itu, guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dpat memberikan
dorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang bersemangat dalam belajar dan
meberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka solusi yang akan diambil antara lain:
Dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran dengan
berbantuan kegiatan Ice Breaking di kelas dapat mendorong siswa untuk aktif
berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, selain itu
dengan memanfaatkan media berupa Power Point dapat menciptakan pembelajaran
yang interaktif di kelas, dan didukung dengan adanya bahan ajar berupa LKPD dapat
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, membantu mengembangkan
konsep, melatih menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses, sebagai
pedoman bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Model Problem Based Learning (PBL) efektif diterapkan dalam proses pembelajaran
karena memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat memotivasi siswa, menjadi lebih
ingat dan meningkatkan pemahaman atas materi ajar, meningkatkan fokus pada
pengetahuan yang relevan, mendorong untuk berpikir, dll. Selain itu, dengan didukung
adanya LKPD dapat membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga terbentuk interaksi efektif antara peserta didik dengan pendidik, dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar peserta didik. Penggunaan media dan
teknologi berupa Power Point dalam proses pembelajaran mengakibatkan potensi
indera pembelajar dapat diakomodasi sehingga hasil belajar akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
disajikan sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi
Kalimantan Timur?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi
Kalimantan Timur?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk
Nasional Muara Jawa Provinsi Kalimantan Timur?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas guru dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara
Jawa Provinsi Kalimantan Timur.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar Kelas X Akl Smk Nasional Muara
Jawa Provinsi Kalimantan Timur.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Pada Mata Pelajaran Akuntansi Dasar
Kelas X Akl Smk Nasional Muara Jawa Provinsi Kalimantan Timur.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan wawasan dalam penerapan pembelajaran
inovatif model Problem Based Learning.
2. Manfaat Bagi Sekolah
Dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dalam memperkaya
khasanah dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Apa yang dimaksud dengan belajar? Pengertian belajar adalah suatu
proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi
yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala
aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah
lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah
laku atau tanggapan, karena adanya pengalaman baru, memiliki
kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. Arti belajar
adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap,
dan berbagai kemampuan lainnya.
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan
belajar, yaitu:
1. Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya
kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan
baru, proses belajar juga akan membuat kemampuan berpikir
seseorang menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan
berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir
akan berkembang melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dengan
kata lain, pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses
belajar. Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu
keterampilan jasmani maupun rohani.
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu
dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati. Keterampilan ini
berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks, karena
bersifat abstrak. Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan,
cara berpikir, dan kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau
membuat suatu konsep.
3. Membentuk Sikap
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal
ini, pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat
berhubungan dengan penanaman nilai-nilai sehingga menumbuhkan
kesadaran di dalam dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap
mental, perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus
melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus bisa
menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki kecakapan dalam
memberikan motivasi dan mengarahkan berpikir.
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan para pakar
tersebut, secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
(permanent) sebagai hasil pengalaman.
Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan
(maturation), keadaan gila, mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat
dipandang sebagai hasil proses belajar.
Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya.
Mengacu pada definisi belajar di atas, berikut ini adalah beberapa hal
yang menggambarkan ciri-ciri belajar:
Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan
campuran) baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung.
Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap
atau permanen.
Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar
dimana hasilnya adalah tingkah laku individu.
Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam
belajar adalah karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan,
kematangan, hal gaib, mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.
Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu
lingkungan masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat
berubah karena lingkungannya.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses
kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan
pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu
proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan
masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan
persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini
yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu
proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran khusus,
guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu
bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin
dicapai. Fungsi penelitian ini adalah untuk memberikan umpan balik
pada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan
melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena
itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari
bahan tersebut.
Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai
berikut:
1. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran yang
diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan
penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Namun demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(dalam buku Strategi belajar Mengajar 2002:120) indikator yang banyak
dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama adalah
Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang baik,
kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan cara :
makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya banyak kasus
anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat secara fisik.
Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis ini
meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan kepribadian.
Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari hasil belajar,
intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap, minat, motivasi dan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor psikologi diri kita sendiri. Oleh
karena itu, berjuanglah untuk terus mendapat suplai motivasi dari
lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan mantapkan sikap demi masa
depan yang lebih cerah. Berprestasilah.
Faktor eksternal
Selain faktor internal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:
1) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan
masyarakat. Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana seseorang
bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan manusia disekitarnya.
Hal pertama yang menjadi penting dari lingkungan sosial adalah
pertemanan, dimana teman adalah sumber motivasi sekaligus bisa
menjadi sumber menurunnya prestasi. Posisi teman sangat penting,
mereka ada begitu dekat dengan kita, dan tingkah laku yang mereka
lakukan akan berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah
terlanjur memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan
motivasi belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian
untuk belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan
diri sebagai seorang pelajar.
Guru, adalah seorang yang sangat berhubungan
dengan Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi
bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di dalam
kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang merasa guru
mereka tidak memberi motivasi belajar, atau mungkin suasana
pembelajaran yang monoton. Hal ini berpengaruh terhadap proses
pembelajaran.
Keluarga, juga menjadi faktor yang
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Biasanya seseorang yang
memiliki keadaan keluarga yang berantakan (broken home) memiliki
motivasi terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu
difokuskan pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak
berkesudahan. Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah
keluarga kalian surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir
beberapa tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik
batin yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para
orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam kelas.
Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang yang
hidup dimasyarakat akademik mereka akan mempertahankan
gengsinya dalam hal akademik di hadapan masyarakatnya. Jadi
lingkungan masyarakat mempengaruhi pola pikir seorang untuk
berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala aktifitas
kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang, begitupun juga
berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.
2) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah, peralatan,
alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah (secara fisik),
apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari gangguan yang
menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga mempengaruhi Hasil belajar,
dari pengalaman saya, ketika anak pintar masuk sekolah biasa-biasa
saja, prestasi mereka bisa mengungguli teman-teman yang lainnya.
Tapi, bila disandingkan dengan prestasi temannya yang memiliki
kualitas yang sama saat lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan
berkualitas, prestasinya biasa saja. Artinya lingkungan sekolah
berpengaruh. cuala alam, berpengaruh terhadap hasil belajar.
4. Penilaian Hasil Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121)
mengungkapkan, bahwa untuk mengukur dan
mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat dilakukan melalui tes
prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai
berikut:
1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam
waktu tertentu.
2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat
prestasi belajar atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah
untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan belajar siswa dalam
satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai
ukuran mutu sekolah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan
oleh guru/calon guru di kelas atau di sekolahan tempat mengajar dengan penekanan pada
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengajar di kelas. Peneliti sebagai guru
atau pengajar sekaligus secara langsung mengadakan pengamatan dan melakukan penelitian terhadap
kemampuan siswa dalam memahami materi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
Penelitian ini dilakukan di SMK Nasional Muara Jawa Kab. Kutai Kartanegara Prov. Kalimantan
Subyek Penelitian adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan
Subjek penelitian adalah siswa kelax X Akuntansi Keuangan dan Lembaga 2 SMK Nasional Muara
b. Obyek penelitian
2. Ketuntasan belajar yakni ketuntasan minimal yang harus diperoleh siswa adalah 70%
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas bekerjasama dengan guru yang menggunakan
data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran. Penelitian Tindakan kelas
merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Setiap
daur/ siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
SIKLUS I Pengamatan/
Refleksi I Pengumpulan data I
Permasalahan Baru Perencanaan Pelaksanaan
hasil refleksi tindakan II Tindakan II
Pengamatan/
Refleksi II Pengumpulan data II
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Permasalahan tindakan III
Tindakan III
Pengamatan/
SIKLUS III Refleksi III
Pengumpulan data III
Bagan 3.1
a. Perencanaan tindakan
Sebelum dilaksanakan tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen
yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu
adalah: Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru
disamping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan
perbaikan yang telah dilaksanakan, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan
b. pelaksanaan tindakan
Jika semua tindakan persiapan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang telah
direncanakan itu dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan
ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan pada saat yang bersamaan kegiatan
c. observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan/pengambilan data untuk memotret sejauh mana efek
tindakan telah mencapai sasaran. Efek terhadap suatu tindakan terus dimonitor secara reflektif.
Pada tahap ini peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data,
dan alat koleksi data(angket, wawancara, observasi dll) juga data-data yang dapat dikumpulkan
dari catatan reflektif tentang fenomena kelas yang dibuat oleh siswa dan guru merupakan
d. Refeksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi: pada siswa,
suasana kelas dan guru. Pada tahap ini guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa
bagaimana dan sejauh mana tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
E. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Penelitian tindakan kelas ini, peneliti bertindak sendiri sebagai guru mata diklat dan persiapan
b. Diskusi dengan guru mata diklat tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
2. Tindakan
Kegiatan inti :
d. Guru menyuruh siswa untuk mengkomentari materi yang ada pada Handout dan LKPD.
f. Guru melakukan tes/quis untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh untuk melakukan
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang dilaksanakan selama pembelajaran. Hal-hal yang diamati
a. Bagaimana pemahaman awal siswa pada materi “Jurnal Umum dan Buku Besar” melalui
b. Observer mengamati bagaimana aktivitas guru maupun siswa selama proses pelaksanaan
c. Hasil belajar siswa yang dilihat dari jawaban siswa pada posttest siklus I.
d. Keaktifan siswa yang ditandai dengan menyelesaikan kegiatan bertanya, menjawab, dan
memberikan pendapat. Data tersebut merupakan data penunjang dalam penilaian ini.
4. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil tindakan dan observasi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui
proses belajar mngajar yang sudah dilaksanakan. Dari refleksi diungkapkan kelebihan serta kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning
dalam putaran 1 serta menyusun perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II.
Jenis data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pihak yang diteliti atau berasal dari sumber
asli. Data primer yang diperoleh adalah hasil tes berupa Pre Test dan Post Test.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan
mengumpulkannya. Data sekunder terdiri atas sejarah sekolah, daftar nama siswa, hasil belajar
G. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus
Silabus merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke
operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran
(Mulyasa, 2007: 212). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat oleh guru setiap kali
siklus.
Lembar kerja peserta didik ini digunakan untuk membantu siswa menangkap dan
H. Instrumen Penelitian
Lembar pengamatan ini dilakukan sebagai salah satu alat control terhadap aktivitas
b. LKPD
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis
dan psikologis.
Dalam kegiatan observasi ini peneliti langsung mengetahui tentang kondisi lapangan,
mengetahui tentang kegiatan belajar mengajar di kelas mulai dari media pembelajaran, kondisi
b. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan
mengambil atau mengutip beberapa catatan, tulisan dan gambar-gambar yang ada pada obyek
penelitian. Dokumentasi ini merupakan metode untuk mengumpulkan data pelengkap dan penguat
Adapun data yang diperoleh dalam metode dokumentasi ini adalah mengenai kegiatan belajar
Teknik analisa data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah:
Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 % dinyatakan mengalami kesulitan belajar
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70% dinyatakan telah
tuntas belajar.
Ketuntasan belajar klasikal dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas belajar atau
siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama dengan 70 % adalah lebih besar atau sama
A. Hasil
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus yang pertama disusun
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Siklus 1
Pada tahap perencanaan siklus 1, disusun RPP sebagai berikut:
A. Kompetensi Inti
KI-3 (Pengetahuan) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4 (Keterampilan) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. KD dan IPK
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem based Learning dengan metode tanya jawab, diskusi dan
penugasan, peserta didik dapat :
E. Materi Pembelajaran
Fakta Konsep/Prinsip Prosedur
H.Sumber Pembelajaran
a. PPT (yang dibuat guru)
b. Sari Dwi Astuti. 2018. Akuntansi Dasar kelas X SMK/MAK. MEDIATAMA
c. Petunjuk Pengerjaan Kartu Kerja SAPD
I. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
1. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka
2. Berdoa untuk memulai pembelajaran
(Religiusitas)
3. Memeriksa kehadiran peserta didik
4. Apersepsi, mengingatkan kembali peserta didik 10
Pendahuluan
mengenai materi sebelumnya menit
2. Mengorganisasi Kegiatan
Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok (4-5 orang) untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar informasi terkait materi :
Sistematika Pencatatan ke Dalam Jurnal
dan Bentuk Jurnal
3. Membimbing Penyelidikan
Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dan pertanyaan tersebut harus tetap
berkaitan dengan materi dan mengumpulkan
informasi melalui materi yang ada pada
Handout maupun dari internet : Sistematika
Pencatatan ke Dalam Jurnal dan Bentuk
Jurnal
Guru memberikan soal latihan yang terdapat
pada LKPD untuk dipecahkan oleh siswa
bersama kelompoknya.
4. Menyajikan Hasil
Masing-masing kelompok tampil untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, dalam
menyelesaikan permasalahan melalui solusi yang
disimpulkan oleh kelompoknya.
10
Penutup
menit
H. Pengetahuan dan Keterampilan
2. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Post Test
0.035
0.03
0.025
10 Series2
0.02
0
0.015
0.01
0.005
4 0
0 2638 0.0183 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 0.0138 10 0.0183
0 0
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
6 10
0 0.0138 0 0.0183
Berdasarkan hasil Pre Test dan Post Test di atas, maka terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dari 42.8571 (Pre Test) meningkat menjadi 87.1429 (Post Test)
J.Kompetensi Inti
KI-3 (Pengetahuan) Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-4 (Keterampilan) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
L. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem based Learning dengan metode tanya jawab, diskusi dan
penugasan, peserta didik dapat :
N. Materi Pembelajaran
Fakta Konsep/Prinsip Prosedur
Q.Sumber Pembelajaran
d. PPT (yang dibuat guru)
e. Sari Dwi Astuti. 2018. Akuntansi Dasar kelas X SMK/MAK. MEDIATAMA
f. https://publikasiindonesia.id/blog/cara-memposting-jurnal-umum-ke-
buku-besar/ (internet)
g. https://youtu.be/Nlubwv6VnhA (internet)
R.Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
8. Guru melakukan pembukaan dengan salam
pembuka
9. Berdoa untuk memulai pembelajaran
(Religiusitas)
10.Memeriksa kehadiran peserta didik
11.Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
12.Apersepsi, mengingatkan kembali peserta didik 10
Pendahuluan
mengenai materi sebelumnya menit
7. Mengorganisasi Kegiatan
Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok (4-5 orang) untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, dan saling
bertukar informasi terkait materi :
Pengertian, Jenis, Bentuk, dan Posting ke
Buku Besar
8. Membimbing Penyelidikan
Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi hal yang belum dipahami,
dan pertanyaan tersebut harus tetap
berkaitan dengan materi dan mengumpulkan
informasi melalui materi yang ada pada
Handout maupun dari internet : Pengertian,
Jenis, Bentuk, dan Posting ke Buku Besar
Guru memberikan latihan soal untuk
dipecahkan oleh siswa bersama
kelompoknya.
9. Menyajikan Hasil
Masing-masing kelompok tampil untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, dalam
menyelesaikan permasalahan melalui solusi yang
disimpulkan oleh kelompoknya.
10
Penutup
menit
H. Penilaian Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
2. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Pre Test
0.025
0.02
0.015 Series2
0.01
0.005
0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Post Test
0.03
0.025
0.02
Series2
0.015
0.01
0.005
0
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
Pada siklus kedua, berdasarkan hasil Pre Test dan Post Test di atas, maka terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari 39.2857 (Pre Test) meningkat menjadi 87.1429 (Post
Test).
B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka pembahasan dilakukan sebagai
berikut:
1. Aktivitas guru dalam model pembelajaran Problem Based Learning pada
mata pelajaran Akuntansi Dasar
Siklus 1
a. Tahap Perencanaan (kapan memyusun rpp, dibantu dengan siapa, apakah
mendapatkan masukan dari siapa saja)
b. Tahap Tindakan (kegiatan di kelas sesuai sintak pembelajaran) copy diatat
boleh ditambah
c. Tahap Observasi (kegiatan perekaman seperti perekam, alat) copy diatat
boleh ditambah
d. Tahap Refleksi (masukan, yang sudah dilakukan dan kelemahan) copy
diatat boleh ditambah
Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
b. Tahap Tindakan
c. Tahap Observasi
d. Tahap Refleksi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, makan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru model pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, aktivitas guru menalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
aktivitas guru pada tiap fase perencanaan, fase tindakan, fase observasi, dan
fase refleksi.
2. Aktivitas Siswa model pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, aktivitas guru mengalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
jumlah siswa yang berpatisipasi aktif dalam pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, maka hasil belajar mengalami
peningkatan dari Siklus 1 ke Siklus 2 pada nilai Post Test.
B. Saran
1. Perlu meningkatkan aktivitas pembelajaran perlu dipergunakan media
pembelajaran seperti VideoScribe, Powtoon, dll.
2. Menggunakan model pembelajaran inovasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.iainpare.ac.id/1639/1/Belajar%20Dan%20Pembelajaran.pdf
https://bdkdenpasar.kemenag.go.id/berita/model-problem-based-learning
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-
faktor.html
https://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-dan-
penanggulangannya-3/