Oleh:
Ai Siti Munawaroh, S.Pd
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Atas karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Peningkatan Motivasi
Dan Prestasi Belajar Peserta didik melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning Materi Penilaian Persediaan Kelas XI Akuntansi SMKS Pancasila
Manonjaya Tahun Pelajaran 2021/2022”
2. Aneng Wasiah Nur Z., S.Pd.I selaku Kepala Perpustakaan SMK Pancasila
Manonjaya.
Penulis
ABSTRAK
Oleh :
Ai Siti Munawaroh, S.Pd
e-mail : aisitimunawaroh9@gmail.com
Motivasi belajar adalah suatu rasa atau keinginan yang mendasari peserta didik
dalam proses pembelajaran, motivasi belajar juga merupakan faktor penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal. Hal ini sangat memberikan peran
yang dominan terhadap prestasi belajar. Karena motivasi yang tinggi akan
menunjang proses pembelajaran yang efektif, sehingga menghasilkan prestasi
belajar yang diharapkan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian membuktikan kondisi
awal sebelum menggunakan model pembelajaran problem based learning pada
kondisi awal pembelajaran diperoleh peserta didik yang tuntas belajar 35,29%, pada
siklus I 64,71% peserta didik yang tuntas belajar, dan pada siklus II 88,23 % peserta
didik yang tuntas belajar.
Hasil penelitian menunjukkan : Upaya peningkatan motivasi belajarf dan prestasi
belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran problem based
learning pada materi penerapan penilaian persediaan telah berhasil dilakukan
melalui langkah- langkah sebagai berikut: (a) Orientasi peserta didik pada masalah
(b) mengorganisasikan peserta didik (c) membimbing penyelidikan (d)
mengembangkan dan menyajikan hasil (e) menganalisis dan evaluasi masalah.
B. Identifikasi Masalah
C. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, analisis masalah, dan konsultasi
dengan observer, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui model pembelajaran problem based learning pada materi
pencatatan penilaian persediaan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar peserta didik kelas XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) di
SMKS Pancasila Manonjaya pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022
?”
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Penelitian Tindakan Kelas
2. Motivasi Belajar
Menurut Suryani (2023) dalam jurnal menyatakan bahwa motivasi
belajar merupakan segala sesuatu untuk mendorong atau memberikan
semangat kepada seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar agar
lebih giat dalam belajarnya untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih
baik lagi.
3. Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru (Depdikbud, 2002: 895). Dalam proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah, prestasi belajar peserta didik dapat diketahui melalui
penilaian. Selain itu, guru juga dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilannya dalam mengajar.
Keberhasilan guru dalam mengajar dapat dipengaruhi oleh
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru tersebut. Jumadi (2010: 10)
mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada anak untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman disebut pembelajaran. Di sinilah, pendidik merancang tentang
strategi, materi, media, lingkungan belajar, tujuan serta kegiatan apa saja
yang akan dilakukan untuk belajar bagi anak. Pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan keaktifan anak serta adanya permainan di
dalamnya akan membuat proses belajar menjadi aktif dan tidak
membosankan. Lebih dari itu, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
anak akan bertahan lama dan membentuk konsep pada diri anak bahwa
belajar adalah hal yang asyik dan menyenangkan.
d. Penilaian Persediaan
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda,
tergantung dari jenis usahanya. Persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan dagang berupa persediaan barang dagangan. Persediaan
barang dagangan merupakan elemen yang sangat penting dalam
penentuan harga pokok penjualan. Persediaan dalam perusahaan
manufaktur diklasifikasikan menjadi :
1. Persediaan barang jadi;
2. Persediaan barang dalam proses
3. Persediaan bahan baku.
Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola persediaan pada
umumnya relatif besar sehingga diperlukan adanya metode pencatatan
persediaan yang tepat agar dapat ditetapkan nilai persediaan barang
yang belum terjual dan harga pokok penjualan dengan tepat pula. Pada
perusahaan dagang yang akan dibahas pada materi ini adalah
persediaan yang dimilki oleh perusahaan dagang atau disebut
persediaan barang dagangan.
Terdapat dua aliran dalam menentukan penilaian persediaan
barang dagangan yaitu :
1. Aliran Fisik Sesungguh nya
Pada aliran ini persediaan dinilai mengikuti aliran fisik
barang yg sesungguh nya terjadi, ditandai dengan adanya lebel
pada setiap barang yang tersedia. Metode yang digunakan pada
aliran ini yaitu metode Identifikasi Khusus. Kriteria metode
identifikasi khusus adalah :
a. setiap barang diberi tanda khusus (inventory tag) yang
mencatat jenis barang, tgl pembelian, harga perolehan per unit
& harga perolehan total.
b. Pada akhir periode dapat segera diketahui harga perolehan
persediaan akhir & harga pokok penjualannya.
c. Diterapkan pada perush yg menjual barang dagangan dg
jumlah & jenis yg terbatas
2. Aliran Anggapan
Berdasar anggapan tidak mengikuti aliran fisik sesungguh
nya, artinya aliran ini lebih memperhitungkan persediaan dengan
adanya perkiraan. Metode yang terdapat pada aliran ini adalah :
a. FIFO (First In First Out)
Menganggap bahwa barang yang dibeli lebih dulu maka akan
dijual lebih dulu. Persediaan akhir ditentukan dengan
mengambil harga perolehan per unit dari pembelian yg paling
akhir.
b. LIFO (Last In First Out)
Menganggap bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual/
dikeluarkan terlebih dulu. Persediaan akhir ditentukan dg
mengambil harga perolehan per unit dari dari pembelian yg
paling awal.
c. Metode Rata-Rata
Menganggap bahwa barang yang tersedia untuk dijual adalah
homogen (sejenis). Alokasi harga perolehan barang yg tersedia
untuk dijual berdasarkan harga perolehan rata-rata tertimbang
(system periodic) dan rata-rata bergerak (system perpetual)
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis
tindakan penelitian ini adalah melalui pendekatan kontekstual pada materi
peneraparan model pembejalaran problem based learning dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik kelas XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga
(AKL) SMKS Pancasila Manonjaya pada semester ganjil tahun pelajaran
2021/2022.
D. Kriteria Keberhasilan
Semester : Ganjil
Mata Pelajaran : Akuntansi Keuangan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
4. Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Prestasi Meningkat
Simpulan
Tindakan Siklus I
Berhasil 1. Perencanaan Perbaikan
2. Pelaksanaan Perbaikan
3. Observasi
4. Diskusi dengan Pengamat
Belum
5. Refleksi Siklus I
berhasil
Revisi
Tindakan Siklus II
1. Perencanaan Perbaikan
2. Pelaksanaan Perbaikan
3. Observasi Berhasil
4. Diskusi dengan Pengamat
5. Refleksi Siklus II
Simpulan
C. Pengumpulan Data
1. Data
Sumber data penelitian adalah peserta didik kelas XI Akuntansi dan
Keuangan Lembaga (AKL) di SMKS Pancasila Manonjaya kecamatan
Manonjaya KabupatenTasikmalaya. Data yang diperoleh adalah data
kualitatif dan data kuantitatif, yang terdiri dari:
a. Hasil belajar peserta didik.
NIP :-
a. Rencana Tindakan
b. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Awal
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
c. Observasi
d. Refleksi
2. Siklus II
Dilaksanakan Tanggal : 23 November 2021
Mata Pelajaran : Akuntansi Keuangan
Kelas / Semester : XI A K L / Ganjil
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit
Kompetensi Dasar : 3.9 Menerapkan metode persediaan (FIFO,
LIFO, Average dan identifikasi khusus)
4.9 Melakukan perhitungan persediaan
(FIFO, LIFO, Average dan identifikasi
khusus)
Indikator pencapaian kompetensi :
Pengetahuan
1) Membedakan aliran fisik sesungguhnya dengan aliran asumsi dalam
penilaian persediaan
2) Menelaah jenis-jenis metode pencatatan persediaan pada sistem
periodik dan perpetual
3) Menguraikan definisi metode pencatatan persediaan sistem periodik
dan perpetual
4) Menguraikan tata cara perhitungan dan pencatatan penilaian
persediaan
Keterampilan
1) Mengerjakan perhitungan nilai persediaan
2) Mencatat nilai persediaan metode rata – rata tertimbang, rata – rata
sederhana, FIFO dan LIFO
3) Membuat kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO dan
AVERAGE.
a. Rencana Tindakan
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Kegiatan Awal
d. Refleksi
A. Prestasi Belajar
1. Hasil Penelitian
a. Siklus I
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil studi awal pada pembelajaran akuntansi
keuangan pada materi penerapan penilain persediaan di kelas XI
Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) di SMKS Pancasila
Manonjaya, diperoleh 11 peserta didik mendapat nilai ≤ 75 dan 6
peserta didik mendapat ≥ 75. Hal ini dapat dilihat pada :
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Studi Awal Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan
No Nama Peserta didik Nilai Keterangan
1 Achmad Khusaeri 60 Belum Tuntas
2 Ayu Anggraeni 68 Belum Tuntas
3 Daris Sulasikin Rifai 50 Belum Tuntas
4 Dera Septi Julianti 70 Belum Tuntas
5 Hanifah 85 Tuntas
6 Hilmi Nur Hakim 60 Belum Tuntas
7 Khalida Izmi N. 50 Belum Tuntas
8 Resti Amalia 88 Tuntas
9 Resti Rahmawati 65 Belum Tuntas
10 Risma Rosita Pitari 68 Belum Tuntas
11 Rizky Nadila Putri 77 Tuntas
12 Salsa Rahmawati 83 Tuntas
13 Tazkia Aulia Madjid 55 Belum Tuntas
14 Titin Alawiah 66 Belum Tuntas
15 Wildan 70 Belum Tuntas
16 Yesi Tia Spatarina 80 Tuntas
17 Yuni Yuliani 80 Tuntas
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa banyak peserta didik yang
tuntas adalah 6 peserta didik atau 35,29% sedangkan peserta didik
yang belum tuntas adalah 11 peserta didik atau 64,71%. Berdasarkan
data tersebut peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran
dengan:
1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan skenario
tindakan yang akan dilaksanakan.
2. Menyusun tes siklus I, lembar kerja peserta didik, dan lembar
observasi.
2) Pelaksanaan
3) Observasi
Selama pembelajaran berlangsung, observer melakukan
observasi terhadap kegiatan guru maupun peserta didik dengan
lembar observasi yang telah disiapkan. Dari hasil observasi oleh
observer, ternyata masih ada kegiatan guru yang belum sesuai apa
yang diharapkan yaitu pada kegiatan membimbing peserta didik
sedangkan pada peserta didik yaitu kurangnya keaktifan dari
beberapa peserta didik, yaitu 6 peserta didik kurang aktif.
4) Refleksi
b. Siklus II
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, peneliti akan
melakukan perbaikan dengan:
a) Merevisi RPP berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
b) Menyiapkan lembar observasi dan lembar kerja peserta didik.
c) Menyusun tes siklus II.
2) Pelaksanaan
Peneliti melakukan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Dari hasil observasi pada
siklus II dapat diperoleh data pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II
No Nama Peserta didik Nilai Keterangan
1 Achmad Khusaeri 80 Tuntas
2 Ayu Anggraeni 78 Tuntas
3 Daris Sulasikin Rifai 82 Tuntas
4 Dera Septi Julianti 85 Tuntas
5 Hanifah 85 Tuntas
6 Hilmi Nur Hakim 60 Belum Tuntas
7 Khalida Izmi N. 50 Belum Tuntas
8 Resti Amalia 88 Tuntas
9 Resti Rahmawati 85 Tuntas
10 Risma Rosita Pitari 78 Tuntas
11 Rizky Nadila Putri 87 Tuntas
12 Salsa Rahmawati 83 Tuntas
13 Tazkia Aulia Madjid 85 Tuntas
14 Titin Alawiah 76 Tuntas
15 Wildan 80 Tuntas
16 Yesi Tia Spatarina 80 Tuntas
17 Yuni Yuliani 80 Tuntas
Dari Tabel 4.3 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II
dapat dinyatakan sudah berhasil karena jumlah peserta didik yang
tuntas berjumlah 15 dari 17 peserta didik (88,23%). Artinya hanya
masih terdapat 11,77% atau 2 peserta didik yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dapat dihentikan sampai siklus II.
3) Observasi
Selama pembelajaran berlangsung, observer melakukan
observasi terhadap kegiatan guru maupun peserta didik dengan
lembar observasi yang telah disiapkan. Dari hasil observasi oleh
observer, ternyata semua kegiatan guru sudah sesuai apa yang
diharapkan sedangkan pada peserta didik yaitu kurangnya keaktifan
dari beberapa peserta didik, yaitu hanya 2 peserta didik yang kurang
aktif.
4) Refleksi
2. Pembahasan
a. Siklus I
Dari data hasil kondisi awal dibandingkan tes siklus I terdapat
peningkatan ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I daripada studi
awal. Peningkatan belajar peserta didik dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Ketuntasan Belajar
15
10
0
Awal Siklus I
b. Siklus II
Dari data hasil kondisi awal dibandingkan tes siklus I terdapat
peningkatan prestasi belajar ditinjau dari ketuntasan belajar peserta didik
pada siklus I daripada kondisi awal. Jika dibandingkan antara hasil tes
siklus II dengan siklus I maka hasil tes siklus II mengalami peningkatan
dari tes siklus I. Peningkatan belajar peserta didik dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Ketuntasan Belajar
20
10
0
Awal Siklus I Siklus II
B. Motivasi Belajar
1. Hasil Penelitian
a. Siklus I
1) Perencanaan
Berdasarkan hasil studi awal pada pembelajaran akuntansi
keuangan pada materi penilaian persediaan di kelas XI Akuntansi
dan Keuangan Lembaga (AKL) di SMKS Pancasila Manonjaya,
diperoleh 6 peserta didik mendapat nilai ≥ 70 yang berati motivasi
belajarnya tinggi dan 11 peserta didik mendapat ≤70 yang berarti
motivasi belajarnya rendah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Evaluasi Studi Awal Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan
No Nama Peserta didik Nilai Keterangan
1 Achmad Khusaeri 60 Rendah
2 Ayu Anggraeni 68 Rendah
3 Daris Sulasikin Rifai 50 Rendah
4 Dera Septi Julianti 70 Rendah
5 Hanifah 85 Tinggi
6 Hilmi Nur Hakim 60 Rendah
7 Khalida Izmi N. 50 Rendah
8 Resti Amalia 88 Tinggi
9 Resti Rahmawati 65 Rendah
10 Risma Rosita Pitari 68 Rendah
11 Rizky Nadila Putri 77 Tinggi
12 Salsa Rahmawati 83 Tinggi
13 Tazkia Aulia Madjid 55 Rendah
14 Titin Alawiah 66 Rendah
15 Wildan 70 Rendah
16 Yesi Tia Spatarina 80 Tinggi
17 Yuni Yuliani 80 Tinggi
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa banyak peserta didik yang
motivasi belajarnya tinggi adalah 6 peserta didik atau 35,29%
sedangkan peserta didik yang rendah motivasi belajarnya adalah 11
peserta didik atau 64,71%.
Berdasarkan data tersebut peneliti merencanakan perbaikan
pembelajaran dengan:
1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan skenario
tindakan yang akan dilaksanakan.
2. Menyusun tes siklus I, lembar kerja peserta didik, dan lembar
observasi.
2) Pelaksanaan
4) Refleksi
Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran menunjukkan
bahwa masih ada peserta didik yang belum memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Berdasarkan data hasil observasi kegiatan guru
dan peserta didik, ternyata belum semua sesuai dengan apa yang
diharapkan. Oleh karena itu, peneliti bersama observer menentukan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus II.
b. Siklus II
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Observasi
4) Refleksi
2. Pembahasan
a. Siklus I
Motivasi Belajar
15
10
5
0
Awal Siklus I
Tinggi Rendah
Motivasi Belajar
20
15
10
5
0
Awal Siklus I Siklus II
Tinggi Rendah
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Penemuan Hasil
2. Pemakaian Hasil
Noni Masrinah, Enok et, al. 2019. Problem Based Learning (Pbl) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Seminar Nasional Pendidikan,
FKIP UNMA.
https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/download/129/126
/. Di unduh 2 November 2021.