Anda di halaman 1dari 2

Dari analisis masalah yang terpilih, saya menyimpulkan 2 permasalah yang akan di kaji sesuai

dengan tupoksi dan tanggung jawab guru dikelas


Maka di pilih 2 Penyebab Masalah
1. Masalah : rendahnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran PPKn di sebabkan oleh :
Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran
Semangat siswa dalam proses pembelajaran masih kurang
Kurangnya interkasi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran terutama dalam
jalannya diskusi dan tanya jawab
2. Kualitas pembelajaran PPKn di kelas masih rendah
Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang menarik oleh guru
Metode mengajar guru yang monoton dan membosankan
Motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah
Analisis Capaian Kompetensi siswa belum tercapai secara maksimal
Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran yang disampaikan
kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah
sesuatu yang mudah, karena kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda
baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan usaha siswa itu sendiri. Kita sebagai guru
hendaknya mampu memberikan pelayanan yang sama sehingga siswa yang menjadi tanggung
jawab kita merasa mendapatkan perhatian yang sama.
Untuk memberikan pelayanan yang sama tentunya kita perlu mencari solusi dan strategi
yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan dalam setiap Rencana Pembelajaran dapat
tercapai. Keberhasilan proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu secara teknis maupun non teknis.
Dalam proses pembelajaran, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor guru,
siswa, iklim belajar, materi pelajaran yang diberikan, media, metode pembelajaran, model
pembelajaran dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik, sehingga akhirnya dapat meningkatkan motivasi siswa
dan kualitas pembelajaran. Dalam upaya pencapaian kompetensi tersebut, seorang guru
khususnya guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mampu merancang
pembelajaran serta mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Untuk itulah salah satu pendekatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
pelajaran yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran. Oleh karena itu, peranan guru tidak
dapat diabaikan dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk maksud bahan pelajaran
tersebut. Sementara menurut konstruktivisme, anak di didik bertanggungjawab atas pembelajaran
diri sendiri. Pembelajar siswa membangun pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman yang
diperoleh dengan lingkungannya. Pendekatan ini memerlukan keterlibatan yang aktif dari anak
didik, sedangkan tanggungjawab guru ialah menyediakan suasana yang kondusif untuk
pembelajaran. Guru perlu menyediakan bahan yang sesuai, efisien, memberi dukungan dan
motivasi supaya siswa dapat menerima dan memperoses pengetahuannya sendiri.
Melihat permasalahan pembelajaran tersebut, saya berinisiatif untuk menetapkan alternatif
tindakan untuk menjadi solusi melalui perbaikan pendekatan dan media pembelajaran,
harapannya adalah untuk memaksimalakan fungsi media yang sudah ada sehingga dapat
memaksimalkan pembelajaran, dan menumbuhkan motivasi siswa dan Kualitas pembelajaran
Jadi saya berencana untuk memakai Pendekatan pembelajaran SAVI dengan media audio
visual, Pendekatan pembelajaran SAVI adalah pemanfaatan media berbentuk visual dan audio
yang digunakan secara bersamaan ataupun terpisah untuk mendukung pendekatan SAVI
sehingga hasil pembelajaran dapat optimal. Metode SAVI melibatkan Somatis atau
gerakan(action), Auditori atau berbicara dan mendengar, Visual atau penampakan, dan
Intelektual atau kecerdasan, semua elemen tersebut dimaksimalkan sehingga siswa benar-benar
memahami konsep yang diajarkan, dan media audio visual akan menjadi katalisator yang dapat
mempercepat penyerapan proses pemahaman konsep.
Keunggulan dari metode ini antara lain 1) pembelajaran lebih menarik karena siswa
berinteraksi langsung dengan fenomena dunia nyata; 2) sesuai dengan tahap perkembangan anak
terutama anak SMA yang selalu ingin mencari tahu dan mencari jati diri. 3) pembelajaran
disesuaikan dengan gaya belajar siswa; 4) siswa lebih aktif karena menggunakan pikiran dan
aktivitas tubuh; 5) pembelajaran lebih bermakna karena menggunakan seluruh indera; 6) Siswa
lebih bebas berekspresi dan mengeluarkan pendapat; 7) Siswa dapat saling bekerjasama.

Anda mungkin juga menyukai