Anda di halaman 1dari 6

Sutiyono

Syarifuddin Ahmad
Syilfiya Ayu P
Teguh Wicaksono
Tomi Fitriansyah

Kelas : PJKR D

Ruang Kolaborasi

Refleksi mestinya dilakukan berangkat dari sebuah kebutuhan untuk mengkaji kinerja
yang telah dilakukan dengan maksud untuk memperbaiki kinerja, bukan karena atas dasar
keterpaksaan. Oleh karena itu, proses mengkaji di dalam kegiatan refleksi ini lebih dimaksudkan
untuk melihat berbagai tindakan yang pernah dilakukan, memahami tindakan tersebut dan
selanjutnya membuat pemaknaan dari tindakan tersebut dalam kaitannya dengan masa lalu, saat
sekarang, dan masa yang akan datang. Kegiatan refleksi erat kaitanya dengan tugas-tugas
profesional guru. Hal ini bermakna bahwa kegiatan refleksi berkontribusi terhadap perilaku
profesional maupun usaha untuk mengembangkan profesionalisme guru. Dengan kata lain, jika
proses refleksi dapat dilakukan dengan baik oleh seorang guru untuk mengidentifikasi hal-hal yang
berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan proses pembelajaran dan asesmen yang telah dilakukan,
maka upaya peningkatan pengembangan profesionalisme guru juga akan berjalan dengan baik.

Secara luas dan gamblang bahwa pembelajaran yang efektif dan asesmen yang efektif
guru harus mampu menyampaiakan dan mendesain semua materi dengan menarik dan
menyenangkan serat berpusat pada peserta didik, selaras dengan itu maka perlu dikembangkan
dalam pembelajaran paradigma baru. Pembelajaran paradigma baru merupakan pembelajaran yang
berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat
pada murid, yang mana setiap murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya. Sedangkan pembelajaran bukan hanya terjadi dalam kelas (intrakurikuler) dan
di luar kelas (ekstrakulikuler dan kokurikuler). Pembelajaran harus dirancang dan dikembangkan
sedemikian rupa agar berpusat pada peserta didik, serta dapat mengembangkan potensinya sesuai
dengan tahapan pembelajaran dan pembelejaran bersifat berkelanjutan atau berkesinambungan.

Berkaiatan dengan tersebut diatas dapat dirumuskan beberapa refleksi berkaitan dengan
pembelajaran PJOK yang telah dilaksanakan selama proses PPL 1 disekolah mitra, maka perlu
diperhatikan beberapa refleksi yang bisa dilakukkan dan didiskusikan secara luas dengan guru
pamong, dosen atau bahkan rekan sejawat demi kepentingan bersama.

1. Pendidikan Karakter
Pengertian pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik, di mana di dalamnya
terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan
nilai-nilai tersebut.

Jadi, pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana
untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter
pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
lingkungannya.
Sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan
pendidikan karakter, pertama guru harus memahami dulu tentang konsep dan pelaksanaan
pendidikan karakter, kedua guru harus mampu menyusun nilai nilai karakter yang sesuai
dengan pembelajaran yang sedang diajarkan, ketiga guru harus bisa menjadi teladan
tentang karakterbaik dan profesional yang dapat ditiru serta dicontoh murid dalam
kehidupan sehari-harinya dalam sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan ketiga hal
tersebut guru harus bisa menyusun strategi refleksi untuk pembelajaran kedepannya agar
lebih baik lagi dengan berbagai upaya serta pelitan untuk bisa menjadi teladan karakter
bagi peserta didik.
2. Proses Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses dalam mencapai suatu tujuan dan ketercapaian dari
indeks prestasi komulatif dalam suatu bidang studi tertentu yang dilaksanakan secara
berkelanjutan dan berkesinambungan antar materi yang di laksanakan. Serta pembelajaran
pada era ini harus berpusat pada peserta didik, yang artinya semua proses pembelajaran
dipusatkan atau di susun untuk kepentingan peserta didik, guru hanya sebagai penunjang
atau pembimbing untuk mengarahkan peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran
tersebut.
Guru harus bisa mengatur waktu untuk kepentingan peserta didik, menyesuaikan
model dan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan guru
harus mendesain materi yang disampaiakan benar-benar tersampaikan serta dapat
dipahami oleh peserta didik jangan hanya yang penting materi selesai saja, namun juga
harus ada timbal balik setelah materi tersebut selesai.
Sehingga seorang guru profesional harus mampu mendesain dan mengembangkan
pembelajaran paradigma baru karena ada beberapa hal yang menjadikan pembelajaran
paradigma baru menjadi sebuah hal yang sangat mungkin diwujudkan. Pada pembelajaran
paradigma baru, kerangka pengembangan pembelajaran bukan model yang linier, akan
tetapi merupakan siklus yang berkesinambungan. Pembelajaran paradigma baru mencakup
pemetaan standar kompetensi, merdeka belajar, dan asesmen kompetensi minimal
3. Media Dan Model Pembelajaran
Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah Proses, karena proses inilah yang
menentukan tujuan belajar yang akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam
proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun menyangkut nilai sikap
(afektif ).
Dalam proses belajar-mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta
media pembelajaran, pada kenyataannya apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali
terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif banyak waktu, tenaga dan
biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai bahkan terjadi
proses dalam komunikasi antara pengajar dan pelajar. Hal tersebut di atas masih sering
dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.
Dengan demikian, apabila pembelajaran memanfaatkan lingkungan sebagai alat/
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar maka peserta didik akan memiliki
pemahaman yang bagus tentang materi yang didapatkan, sehingga besar kemungkinan
dengan memperhatikan alat/ media pengajaran itu tujuan pembelajaran akan tercapai
dengan efektif dan efisien. Variasi dalam pembelajaran dengan mendikan lingkungan
sebagai media belajar menyenangkan akan mendukung pelajaran yang tidak membosankan
bahkan menjadikan belajar semakin efektif.
Model Pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan guru
dalam mengajarkan suatu pokok bahasan ( materi) tertentu dan dalam pemilihan suatu
model harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran. Tingkat perkembangan
kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuan pembelajaran
sehingga model pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
Walaupun banyak kegunaan dari model pembelajaran, namun terdapat pula
kelemahannya, yaitu dapat menjadikan seseorang kurang berinisiatif mengkreasikan
kegiatan-kegiatan.
Jika sesuatu model pembelajaran dapat menjamin adanya fleksibilitas sehingga
memungkinkan seseorang yang menggunakan model tertentu untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi atau kondisi secara lebih baik.
Apalagi dalam menangani masalah-masalah pendidikan, yang dalam banyak hal
sangat terpengaruh oleh perubahan variable-variabel lain diluar bidang pendidikan
tersebut. Oleh karena itu dalam melukiskan suatu model Pembelajaran sebaiknya,
dimungkinkan adanya perubahan-perubahan dalam mengadakan penyesuaian terhadap
kebutuhan yang ada.
4. Pengondisian Peserta Didik
Berkiatan dengan cara pendekatan dan pengondisian peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung agar menciptakan lingkungan belajar yang aan nyaman dan
menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Guru memiliki berbagai kiat atau cara dalam melaksanakan pengondisian peserta
didik dalam proses pembelajaran, sebelum itu guru harus mengetahui dulu berkaitan
dengan karakteristik kelas peserta didik dan lingkungan yang ada agar guru tidak keliru
dalam melangkah.
5. Asesmen
Asesmen untuk pembelajaran (assessment for learning) adalah proses untuk mencari dan
menginterpretasi bukti yang dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk memutuskan
posisi siswa dalam pembelajaran, kemana tujuan yang akan dicapai berikutnya dan
bagaimana jalan terbaik untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan pengertian asesmen
yaitu penilaian.
Guru harus mampu menyesuiakan dan melaksanakan keseluruhan dari proses asesmen
yang dilakukkan untuk mengetahui perkembang peserta didik baik afektif, kognitif dan
psikomotornya untuk bisa dijadikan bahan refleksi berkaitan dengan materi pembelajaran.
6. Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu diperoleh untuk menunjang proses belajar
mengajar. Mulai dari pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.
Kriteria umum sumber pembelajaran diantaranya :

a. Ekonomis dalam pengertian murah. Tidak sekedar biayanya yang murah tetapi juga
yang memiliki fungsi untuk jangka panjang.
b. Praktis dan sederhana. Tidak membutuhkan bantuan tambahan yang akan membuat
ruwet saat akan belajar.
c. Mudah diperoleh. Buku-buku penunjang tersedia dimana-mana tidak membuat
panik orangtua maupun guru ketika akan memberikan materi pada anak atau
muridnya.
d. Fleksibel. Dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan dan tidak dipengaruhi oleh
faktor luar.
e. Komponen-komponen sesuai dengan tujuan, hal ini untuk menghindari hal-hal
yang ada diluar kemampuan guru.
Demikian penjelasan tentang sumber pembelajaran yang penting untuk guru dan
orangtua agar paham denga klasifikasi macam-macam, dan ciri-ciri sumber pembelajaran.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa,
orangtua dan anak, dengan maksud untuk membantu siswa belajar secara optimal.
Membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Jadi seorang guru harus mampu melaksanakan dan mengoptimalkan sumber belajar
dalm lingkungan sekolah untuk bisa menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih baik
dan ketercapaian tujuan pembelajaran terjamin baik juga.
Dengan demikian dari keseluruhan komponen refleksi pada saat melaksanakan
pembelajaran adalah kuncinya berada pada reflksi diri sendiri yang dilakukkan oleh calon
guru atau bahkan guru agar mau berkembang serta menerima segala masukan yang ada
untuk bisa dikembangkan dan diperbaiki dipertemuan selajutnya agar nantinya proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar dan aman yang berpusat pada peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai